Perjalanan Yusuf dan Maria ke Betlehem menjelang kelahiran Yesus |
Betlehem adalah sebuah kota Palestina di Tepi Barat dan merupakan sebuah pusat budaya Palestina dan industri pariwisata.
Kota ini memiliki arti penting bagi umat Kristen karena dipercayai sebagai tempat kelahiran Yesus dari Nazaret. Kuburan Rahel yang penting dalam agama Yahudi
terletak di pinggiran kota ini. Betlehem juga merupakan tempat bagi komunitas Kristen Palestina terbesar
di Timur Tengah. Kota ini terletak sekitar 10 km di sebelah selatan Yerusalem,
dengan ketinggian sekitar 765 m di atas permukaan laut. Kota raya Betlehem juga mencakup kota
kecil Beit Jala dan Beit Sahour.
Gereja Kelahiran, berdiri di tengah Betlehem, di atas gua kelahiran Yesus |
Gereja Kelahiran,
dibangun oleh Konstantin Agung (330M) berdiri di tengah
Betlehem di atas sebuah gua yang dalam bahasa Inggris disebut Holy Crypt,
dan yang menurut tradisi Kristen merupakan tempat Yesus dilahirkan. Ini
merupakan gereja Kristen tertua di dunia. Dekat dengannya terletak sebuah gua
lainnya di mana Hieronimus,
menghabiskan tiga puluh tahun hidupnya menterjemahkan Alkitab dari bahasa
Yunani ke bahasa Latin.
Bagian dalam Gereja Kelahiran di Betlehem |
Di Betlehem terdapat Universitas Betlehem,
sebuah lembaga pendidikan besar Katolik Roma
yang didirikan di bawah arahan Vatikan.
Kota Betlehem terletak di
"daerah perbukitan" dari Yehuda,
yang mulanya dinamai Efrata (Kejadian 35:16, 19; 48:7; Rut
4:11). Daerah ini juga dinamai Betlehem Efrata (Mikha 5:2), Betlehem-Yehuda
(1 Samuel 17:12), dan "kota Daud"
(Lukas 2:4).
Kota Betlehem pertama kali dicatat dalam Kitab Suci sebagai tempat di
mana Rahel
meninggal dan dikuburkan "di jalan", tepat di utara kota itu
(Kejadian 48:7). Lembah di sebelah timur adalah tempat berlangsungnya kisah Rut orang Moab. Ini adalah ladang-ladang tempat ia
memetik gandum, dan jalan yang ditempuhnya ketika ia dan Naomi kembali ke kota.
Yang paling penting,
Betlehem adalah tempat kelahiran Daud,
raja kedua Israel. Kota ini pun merupakan tempat ia diurapi menjadi raja oleh Samuel (1 Samuel 16:4-13). Dari sumur Betlehem inilah tiga dari
pahlawannya membawa air untuknya dengan mempertaruhkan nyawa mereka ketika Daud
berada di gua Adulam (2 Samuel 23:13-17).
Kota ini adalah tempat kelahiran dari Dia "yang permulaannya sudah
sejak purbakala, sejak dahulu kala" (Mikha 5:2). Di sinilah kelahiran Mesias dinantikan. Karena itu, Injil Lukas 2:4 dan Injil Matius 2:1 melaporkan bahwa Yesus, yang mereka beritakan sebagai sang Mesias, dilahirkan
di Betlehem, meskipun ia dibesarkan di Nazaret.
Matius melaporkan bahwa Herodes, setelah kelahiran Yesus, memerintahkan "menyuruh
membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur
dua tahun ke bawah" (Matius 2:16, 18; Yeremia 31:15).
Kota ini hancur pada masa pemberontakan Bar Kokhba (132-135 M) dan orang-orang
Romawi membangun sebuah tempat suci untuk Adonis di tempat kelahiran Yesus. Baru pada tahun 326 M gereja Kristen pertama
dibangun, ketika Helena, ibunda kaisar Kristen pertama, Konstantin, mengunjungi Betlehem.
Pada masa pemberontakan Samaria pada 529 M, Betlehem dirampok, dan tembok-tembok kota
serta Gereja Kelahiran dihancurkan, namun semuanya itu segera dibangun kembali
berdasarkan perintah Kaisar Yustinianus.
Pada 614 M Persia menyerbu Palestina dan merebut Betlehem. Kisah yang
diceritakan dalam sumber-sumber yang belakangan mengatakan bahwa mereka
membatalkan rencana menghancurkan Gereja Kelahiran, ketika mereka melihat gambar
orang majus yang dilukiskan mengenakan pakaian
Persia dalam salah satu mosaik di Gereja itu.
Pada 637 M tak lama setelah Yerusalem direbut tentara-tentara Muslim, Kalifah Umar ibn al-Khattab mengunjungi Betlehem dan
berjanji bahwa Gereja Kelahiran akan dilestarikan untuk dipakai orang Kristen.
Pada 1099 M Betlehem direbut oleh para Tentara Salib, yang membentenginya dan membangun
sebuah biara yang baru di sebelah utara Gereja Kelahiran. Kota itu makmur di
bawah pemerintahan mereka. Pada hari Natal tahun 1100 M Baldwin I, raja Frankia pertama dari Kerajaan Yerusalem, dinobatkan di Betlehem, dan
tahun itu, keuskupan Latin juga dibentuk di kota tersebut.
Pada 1187 M Saladin merebut Betlehem dari tangan Tentara Salib, dan para rohaniwan Latin
dipaksa pergi. Saladin menyetujui kembalinya dua imam dan dua diaken Latin pada
1192 M. Namun kota itu menderita karena hilangnya bisnis dari para peziarah.
Betlehem untuk sementara waktu kembali ke tangan Tentara Salib melalui
perjanjian antara 1229 M dan 1244 M. Pada 1250 M, dengan berkuasanya Rukn al-Din Baibars, toleransi terhadap kekristenan menurun, para pendeta
meninggalkan kota, dan pada 1263 M tembok-tembok kota dihancurkan.
Para agamawan
Latin kembali ke kota itu selama abad berikutnya, membentuk biara yang
berdampingan dengan Basilika, dan pada 1347 M Ordo Fransiskan mendapatkan hak milik atas Gua
Kelahiran serta hak untuk menyelenggarakan dan memelihara Basilika itu.
Di bawah kekuasaan Ottoman sejak 1517 M, kekuasaan atas Basilika diperebutkan
sengit antara Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks.
Dari 1831 hingga 1841 M Palestina berada di bawah pemerintahan Muhammad Ali dari Mesir. Pada masa ini, kota
ini mengalami gempa bumi, dan penghancuran wilayah Muslim oleh para pasukan,
sebagai pembalasan atas sebuah pembunuhan.
Pada 1841 M, Betlehem sekali lagi
berada di bawah kekuasaan Ottoman, hingga akhir Perang Dunia I
dan pemaksaan Mandat Inggris
atas Palestina.
Dalam resolusi Sidang Umum PBB
tahun 1947 untuk membagi Palestina, Betlehem dimasukkan dalam enklaf
internasional khusus Yerusalem untuk dikuasai oleh PBB.
Yordania
menduduki kota itu pada Perang Arab-Israel 1948. Banyak pengungsi dari
daerah-daerah yang direbut oleh pasukan-pasukan Zionis pada 1947 -
1948 datang ke Betlehem, membangun kemah-kemah di utara kota dekat jalan ke
Yerusalem dan di perbukitan di selatan antara kota itu dan Kolam Salomo.
Semua
ini kemudian menjadi kemah-kemah resmi pengungsi dari Beit Jibrin (atau
al-'Azza) dan 'A'ida (di utara) dan Deheisheh di selatan. Arus masuk pengungsi
ini mengubah demografi Betlehem secara drastis.
Yordan mempertahankan
kekuasaan atas kota itu hingga 1967, ketika Betlehem direbut oleh Israel
bersama-sama dengan sisa bagian dari Tepi Barat.
Pada 21 Desember
1995, Betlehem menjadi
salah satu wilayah di bawah kekuasaan penuh oleh Otoritas Palestina. Ia menjadi ibukota distrik
Betlehem.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Betlehem
Baca juga:
Kota Jaman Alkitab | |
01 | |
03 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar