Taman Eden |
Penelitian Taman Eden
Taman Eden, dari bahasa Ibrani
Gan Eden, dan dari bahasa Arab: Jannatul 'and, adalah sebuah tempat yang
diceritakan dalam Kejadian 2 dan 3; bagian dari agama Abrahamik.
Cerita Taman Eden mengisahkan tentang bagaimana Tuhan menciptakan Adam dan Hawa,
memerintahkan mereka untuk tidak memakan buah dari Pohon Pengetahuan
tentang Yang Baik dan Yang Jahat, dan bagaimana mereka dikeluarkan
dari taman tersebut setelah melanggar perintah-Nya, karena tergoda oleh ular, dan memakan buah
dari pohon Pengetahuan tersebut. Sebagai bagian dari pengusiran tersebut, kerubim,
malaikat-malaikat kecil, dengan sebuah pedang berapi dipasang di depan taman
tersebut, untuk mencegah manusia kembali dan memakan dari Pohon Kehidupan.
Orang
Kristen biasanya menghubungkan ular dengan Iblis, meskipun hal
tersebut tidak dinyatakan secara eksplisit. Namun, sebuah sekte Kristen gnostik,
dikenal sebagai Ofit, menyembah ular tersebut sebagai pahlawan
yang mencoba untuk "impart" gnosis, dan mengatakan Tuhan adalah
jahat mencoba untuk mengurung mereka di
dalam penciptaan demi-urge.
Dalam cerita, taman tersebut
terletak di Eden, dan oleh
karena itu "Eden" menandakan sebuah wilayah yang lebih besar yang
merupakan tempat dari taman itu dan bukan nama taman tersebut. Dan oleh karena
itu taman tersebut terletak di Eden.
Eden
seperti digambarkan dalam The Garden of
Earthly Delights mencakup banyak binatang Afrika yang eksotis.
Kitab Kejadian
tidak memuat banyak informasi tentang taman itu sendiri.
Di taman ini terdapat Pohon Kehidupan dan Pohon Pengetahuan
tentang Yang Baik dan Yang Jahat, serta berlimpah tanaman lainnya
yang dapat menjadi sumber makanan bagi Adam dan Hawa.
"Sebuah
sungai mengalir keluar dari Eden untuk mengairi taman itu, dan di situ sungai
itu bercabang menjadi empat sungai". Teks ini menegaskan bahwa di
dalam Taman itu sungai itu terbagi menjadi empat cabang: Tigris, Eufrat, Pison dan Gihon.
Identitas kedua sungai yang
terakhir telah menjadi bahan argumen yang tidak ada habisnya, tetapi bila Taman
Eden memang benar-benar dekat sumber-sumber sungai Tigris dan Eufrat, maka
pencerita asli di Tanah Kanaan
mestinya telah mengidentifikasikan lokasinya di sekitar Pegunungan Taurus.
Dalam
buku karya Isaac Asimov, Asimov's Guide to
the Bible, ia membuat catatan bahwa kita harus
"Memperhatikan bahwa bukan taman itu sendiri yang disebut Eden. Orang
tidak dapat berbicara tentang 'Eden' seolah-olah kata itu sinonim dengan Taman
tersebut, seperti halnya orang tidak dapat berbicara tentang 'California'
seolah-olah kata itu sinonim dengan Taman Yosemite."
Bila lokasi dari para
pencerita asli kisah ini diabaikan, maka telah ada sejumlah klaim tentang
lokasi geografis sesungguhnya dari Taman Eden, meskipun tak satupun di
antaranya ada hubungannya dengan Timur Tengah
dekat Mesopotamia.
Lokasi yang jauh hingga di Ethiopia, Jawa,
Seychelles,
Brabant,
dan Bristol, Florida -
semuanya telah diusulkan sebagai lokasi Taman ini.
Banyak teolog Kristen
percaya bahwa Taman ini tidak pernah ada di muka bumi, melainkan berada di
dekat surga
sehingga ia diidentikkan dengan Firdaus. Yang lainnya menunjuk bahwa dunia di
masa Eden telah dihancurkan dalam banjir besar di masa Nuh dan karena itu tidak
mungkin untuk melokalisir Taman itu di manapun juga dalam geografi
pasca-banjir.
Ada pula usaha untuk menghubungkannya dengan tanah mistis yang
tenggelam di Atlantis.
Sebuah lokasi favorit adalah Sundaland yang kini menjadi Laut Tiongkok Selatan.
Dalam kasus ini, sungai Tigris dan Eufrat bukanlah
sungai yang dirujuk dalam kisah ini, melainkan sungai-sungai yang di kemudian
hari yang diberi nama sesuai dengan sungai-sungai yang telah ada sebelumnya,
sama seperti di masa modern ketika para kolonis menamai daerah baru mereka
sesuai dengan ciri-ciri yang serupa di tanah asal mereka.
Gagasan ini juga
memecahkan masalah yang ada bahwa Alkitab menggambarkan sungai-sungai itu
mempunyai sumber yang sama, sementara sungai-sungai Tigris dan Eufrat yang
sekarang tidak memilikinya.
Sebuah klaim mutakhir oleh arkeolog David Rohl menempatkan
taman ini di timur laut Iran.
Menurutnya, Taman ini adalah sebuah lembah sungai di sebelah timur Gunung Sahand, dekat Tabriz. Ia mengutip
sejumlah kesamaan geologis dengan deskripsi Alkitab dan berbagai paralel
linguistik sebagai buktinya.
Beberapa sejarahwan yang bekerja di dalam lingkup
cakrawala budaya Sumeria
paling selatan, di mana terdapat sumber paling awal yang masih ada tentang
legenda ini, menunjuk kepada sebuah pusat perdagangan dari Zaman Perunggu di
pulau Dilmun, kini Bahrain
di Teluk Persia,
menggambarkannya sebagai 'tempat terbitnya matahari' dan 'Negeri Orang-orang
yang Hidup'.
Setting mitos penciptaan Sumeria, Enûma Elish,
jelas mempunyai kesejajaran dengan kisah-kisan Kejadian. Setelah
kemerosotannya, dimulai pada sekitar 1.500 SM, Dilmun mengembangkan reputasinya
sebagai sebuah taman kesempurnaan eksotis yang telah lama lenyap, dan hal ini
tampaknya telah mempengaruhi cerita Taman Eden.
Dalam proses kebalikannya, para
penafsir yang berpikiran harafiah kadang-kadang telah berusaha menciptakan
sebuah taman yang mirip Eden di pusat perdagangan di Dilmun. Orang-orang
Sumeria pertama hidup di dataran yang kini dikenal sebagai Irak selatan. Kata bahasa Sumeria
untuk dataran adalah "edin", dan kemungkinan sekali nama
"Eden" berasal dari kata ini.
Kata firdaus
yang dijadikan sinonim oleh orang Kristen dengan Taman Eden adalah sebuah kata
Persia, yang menjelaskan sebuah taman buah-buahan yang bertembok atau sebuah
taman berburu tertutup. Kata ini muncul tiga kali dalam Perjanjian Lama,
jelas tidak dalam hubungan dengan Eden: dalam Kidung Agung
4:13; Kitab Pengkhotbah 3:5; Nehemia
2:8. Dalam Islam
Taman Eden disebut Surga 'Adnin atau Jannatul 'Adnin
Istilah
"Eden" dalam bahasa Ibrani kemungkinan berasal dari kata bahasa Akkadia
edinu yang diambil dari kata bahasa
Sumeria E.DIN. Motif-motif Taman Eden
yang paling sering digambarkan dalam manuskrip iluminasi dan
lukisan-lukisan "Tidurnya Adam" atau "Penciptaan Hawa",
"Pencobaan atas Hawa" oleh Si Ular, "Kejatuhan Manusia"
yaitu ketika Adam menerima buah itu, dan "Pengusiran".
Gambaran
tentang "Hari Pemberian Nama di Eden" lebih jarang dilukiskan. Banyak
dari kisah Milton Firdaus yang Hilang
terjadi di Taman Eden.
Taman Eden dalam Alkitab
Cerita
selengkapnya mengenai kehidupan manusia pertama di Taman Eden tertulis pada
Kitab Kejadian 2 : 4– 25, ceritanya demikian:
Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, -- belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;
tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu --
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di
sebelah timur, dan ditempatkan-Nya di situ manusia yang sudah dibentuk-Nya itu. TUHAN Allah menumbuhkan segala macam pohon yang indah, yang menghasilkan
buah-buahan yang baik.
Di tengah-tengah taman tumbuhlah pohon yang memberi
hidup, dan pohon yang memberi pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Sebuah sungai mengalir dari Eden, membasahi taman itu; dan di luar Eden
sungai itu terbagi menjadi empat cabang. Yang pertama bernama Pison;
sungai itu mengalir mengelilingi tanah Hawila. Di situ terdapat emas murni
dan juga wangi-wangian yang sulit diperoleh, serta batu-batu permata. Sungai yang kedua bernama Gihon; airnya mengalir mengelilingi tanah Kus. Sungai yang ketiga bernama Tigris dan mengalir di sebelah timur Asyur. Sungai
yang keempat bernama Efrat.
Kemudian TUHAN Allah menempatkan manusia itu
di taman Eden untuk mengerjakan dan memelihara taman itu. TUHAN berkata
kepada manusia itu, "Engkau boleh makan buah-buahan dari semua pohon di
taman ini, kecuali dari pohon yang memberi pengetahuan tentang yang baik
dan yang jahat. Buahnya tidak boleh engkau makan; jika engkau memakannya,
engkau pasti akan mati pada hari itu juga."
Lalu TUHAN Allah berkata, "Tidak
baik manusia hidup sendirian. Aku akan membuat teman yang cocok untuk
membantunya." Maka Ia mengambil sedikit tanah dan membentuk segala
macam binatang darat dan binatang udara. Semuanya dibawa Allah kepada manusia
itu untuk melihat nama apa yang akan diberikannya kepada binatang-binatang itu.
Itulah asal mulanya binatang di darat dan di udara mendapat namanya
masing-masing. Demikianlah manusia itu memberi nama kepada semua binatang di
darat dan di udara.
Tetapi tidak satu pun di antaranya bisa menjadi teman yang
cocok untuk membantunya. Lalu TUHAN Allah membuat manusia tidur nyenyak,
dan selagi ia tidur, TUHAN Allah mengeluarkan salah satu rusuk dari tubuh
manusia itu, lalu menutup bekasnya dengan daging.
Dari rusuk itu TUHAN
membentuk seorang perempuan, lalu membawanya kepada manusia itu. Maka
berkatalah manusia itu, "Ini dia, orang yang sama dengan aku--tulang dari
tulangku, dan daging dari dagingku. Kunamakan dia perempuan, karena ia diambil
dari laki-laki." Itulah sebabnya orang laki-laki meninggalkan ayah
dan ibunya, dan bersatu dengan istrinya, lalu keduanya menjadi satu. Laki-laki dan perempuan itu telanjang, tetapi mereka tidak merasa malu.
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Eden
http://alkitab online
Baca juga:
gada yg bisa mnggambarkan bahwa surga itu seperti apa ..
BalasHapusartikel di atas mengenai "Taman Eden" bukan "surga"
BalasHapusMenarik dan bermanfaat
BalasHapusterima kasih sudah membaca artikel Taman Eden
BalasHapusAminnn TYm
BalasHapusSgtt bermanfaat
Terimah kasih sudah membaca artikel.Taman eden
BalasHapusThank you for nice information. Please visit our web:
BalasHapusClick Here
"https://uhamka.ac.id"