Kamis, 01 September 2011

Taman Eden


Taman Eden
Taman Eden

Penelitian Taman Eden

Taman Eden, dari bahasa Ibrani Gan Eden, dan dari bahasa Arab: Jannatul 'and, adalah sebuah tempat yang diceritakan dalam Kejadian 2 dan 3; bagian dari agama Abrahamik

Cerita Taman Eden mengisahkan tentang bagaimana Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, memerintahkan mereka untuk tidak memakan buah dari Pohon Pengetahuan tentang Yang Baik dan Yang Jahat, dan bagaimana mereka dikeluarkan dari taman tersebut setelah melanggar perintah-Nya, karena tergoda oleh ular, dan memakan buah dari pohon Pengetahuan tersebut. Sebagai bagian dari pengusiran tersebut, kerubim, malaikat-malaikat kecil, dengan sebuah pedang berapi dipasang di depan taman tersebut, untuk mencegah manusia kembali dan memakan dari Pohon Kehidupan

Orang Kristen biasanya menghubungkan ular dengan Iblis, meskipun hal tersebut tidak dinyatakan secara eksplisit. Namun, sebuah sekte Kristen gnostik, dikenal sebagai Ofit, menyembah ular tersebut sebagai pahlawan yang mencoba untuk "impart" gnosis, dan mengatakan Tuhan adalah jahat mencoba untuk mengurung mereka di dalam penciptaan demi-urge

Dalam cerita, taman tersebut terletak di Eden, dan oleh karena itu "Eden" menandakan sebuah wilayah yang lebih besar yang merupakan tempat dari taman itu dan bukan nama taman tersebut. Dan oleh karena itu taman tersebut terletak di Eden.

Eden seperti digambarkan dalam The Garden of Earthly Delights mencakup banyak binatang Afrika yang eksotis. Kitab Kejadian tidak memuat banyak informasi tentang taman itu sendiri. 

Di taman ini terdapat Pohon Kehidupan dan Pohon Pengetahuan tentang Yang Baik dan Yang Jahat, serta berlimpah tanaman lainnya yang dapat menjadi sumber makanan bagi Adam dan Hawa

"Sebuah sungai mengalir keluar dari Eden untuk mengairi taman itu, dan di situ sungai itu bercabang menjadi empat sungai". Teks ini menegaskan bahwa di dalam Taman itu sungai itu terbagi menjadi empat cabang: Tigris, Eufrat, Pison dan Gihon

Identitas kedua sungai yang terakhir telah menjadi bahan argumen yang tidak ada habisnya, tetapi bila Taman Eden memang benar-benar dekat sumber-sumber sungai Tigris dan Eufrat, maka pencerita asli di Tanah Kanaan mestinya telah mengidentifikasikan lokasinya di sekitar Pegunungan Taurus

Dalam buku karya Isaac Asimov, Asimov's Guide to the Bible, ia membuat catatan bahwa kita harus "Memperhatikan bahwa bukan taman itu sendiri yang disebut Eden. Orang tidak dapat berbicara tentang 'Eden' seolah-olah kata itu sinonim dengan Taman tersebut, seperti halnya orang tidak dapat berbicara tentang 'California' seolah-olah kata itu sinonim dengan Taman Yosemite."

Bila lokasi dari para pencerita asli kisah ini diabaikan, maka telah ada sejumlah klaim tentang lokasi geografis sesungguhnya dari Taman Eden, meskipun tak satupun di antaranya ada hubungannya dengan Timur Tengah dekat Mesopotamia. Lokasi yang jauh hingga di Ethiopia, Jawa, Seychelles, Brabant, dan Bristol, Florida - semuanya telah diusulkan sebagai lokasi Taman ini. 

Banyak teolog Kristen percaya bahwa Taman ini tidak pernah ada di muka bumi, melainkan berada di dekat surga sehingga ia diidentikkan dengan Firdaus. Yang lainnya menunjuk bahwa dunia di masa Eden telah dihancurkan dalam banjir besar di masa Nuh dan karena itu tidak mungkin untuk melokalisir Taman itu di manapun juga dalam geografi pasca-banjir.

Ada pula usaha untuk menghubungkannya dengan tanah mistis yang tenggelam di Atlantis. Sebuah lokasi favorit adalah Sundaland yang kini menjadi Laut Tiongkok Selatan

Dalam kasus ini, sungai Tigris dan Eufrat bukanlah sungai yang dirujuk dalam kisah ini, melainkan sungai-sungai yang di kemudian hari yang diberi nama sesuai dengan sungai-sungai yang telah ada sebelumnya, sama seperti di masa modern ketika para kolonis menamai daerah baru mereka sesuai dengan ciri-ciri yang serupa di tanah asal mereka.

Gagasan ini juga memecahkan masalah yang ada bahwa Alkitab menggambarkan sungai-sungai itu mempunyai sumber yang sama, sementara sungai-sungai Tigris dan Eufrat yang sekarang tidak memilikinya. 

Sebuah klaim mutakhir oleh arkeolog David Rohl menempatkan taman ini di timur laut Iran. Menurutnya, Taman ini adalah sebuah lembah sungai di sebelah timur Gunung Sahand, dekat Tabriz. Ia mengutip sejumlah kesamaan geologis dengan deskripsi Alkitab dan berbagai paralel linguistik sebagai buktinya.

Beberapa sejarahwan yang bekerja di dalam lingkup cakrawala budaya Sumeria paling selatan, di mana terdapat sumber paling awal yang masih ada tentang legenda ini, menunjuk kepada sebuah pusat perdagangan dari Zaman Perunggu di pulau Dilmun, kini Bahrain di Teluk Persia, menggambarkannya sebagai 'tempat terbitnya matahari' dan 'Negeri Orang-orang yang Hidup'. 

Setting mitos penciptaan Sumeria, Enûma Elish, jelas mempunyai kesejajaran dengan kisah-kisan Kejadian. Setelah kemerosotannya, dimulai pada sekitar 1.500 SM, Dilmun mengembangkan reputasinya sebagai sebuah taman kesempurnaan eksotis yang telah lama lenyap, dan hal ini tampaknya telah mempengaruhi cerita Taman Eden. 

Dalam proses kebalikannya, para penafsir yang berpikiran harafiah kadang-kadang telah berusaha menciptakan sebuah taman yang mirip Eden di pusat perdagangan di Dilmun. Orang-orang Sumeria pertama hidup di dataran yang kini dikenal sebagai Irak selatan. Kata bahasa Sumeria untuk dataran adalah "edin", dan kemungkinan sekali nama "Eden" berasal dari kata ini.

Kata firdaus yang dijadikan sinonim oleh orang Kristen dengan Taman Eden adalah sebuah kata Persia, yang menjelaskan sebuah taman buah-buahan yang bertembok atau sebuah taman berburu tertutup. Kata ini muncul tiga kali dalam Perjanjian Lama, jelas tidak dalam hubungan dengan Eden: dalam Kidung Agung 4:13; Kitab Pengkhotbah 3:5; Nehemia 2:8. Dalam Islam Taman Eden disebut Surga 'Adnin atau Jannatul 'Adnin

Istilah "Eden" dalam bahasa Ibrani kemungkinan berasal dari kata bahasa Akkadia edinu yang diambil dari kata bahasa Sumeria E.DIN. Motif-motif Taman Eden yang paling sering digambarkan dalam manuskrip iluminasi dan lukisan-lukisan "Tidurnya Adam" atau "Penciptaan Hawa", "Pencobaan atas Hawa" oleh Si Ular, "Kejatuhan Manusia" yaitu ketika Adam menerima buah itu, dan "Pengusiran". 

Gambaran tentang "Hari Pemberian Nama di Eden" lebih jarang dilukiskan. Banyak dari kisah Milton Firdaus yang Hilang terjadi di Taman Eden.

Taman Eden dalam Alkitab

Cerita selengkapnya mengenai kehidupan manusia pertama di Taman Eden tertulis pada Kitab Kejadian 2 : 4– 25, ceritanya demikian:

Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, -- belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;
tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu --

ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur, dan ditempatkan-Nya di situ manusia yang sudah dibentuk-Nya itu. TUHAN Allah menumbuhkan segala macam pohon yang indah, yang menghasilkan buah-buahan yang baik. 

Di tengah-tengah taman tumbuhlah pohon yang memberi hidup, dan pohon yang memberi pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. 

Sebuah sungai mengalir dari Eden, membasahi taman itu; dan di luar Eden sungai itu terbagi menjadi empat cabang. Yang pertama bernama Pison; sungai itu mengalir mengelilingi tanah Hawila. Di situ terdapat emas murni dan juga wangi-wangian yang sulit diperoleh, serta batu-batu permata. Sungai yang kedua bernama Gihon; airnya mengalir mengelilingi tanah Kus. Sungai yang ketiga bernama Tigris dan mengalir di sebelah timur Asyur. Sungai yang keempat bernama Efrat. 

Kemudian TUHAN Allah menempatkan manusia itu di taman Eden untuk mengerjakan dan memelihara taman itu. TUHAN berkata kepada manusia itu, "Engkau boleh makan buah-buahan dari semua pohon di taman ini, kecuali dari pohon yang memberi pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Buahnya tidak boleh engkau makan; jika engkau memakannya, engkau pasti akan mati pada hari itu juga."  

Lalu TUHAN Allah berkata, "Tidak baik manusia hidup sendirian. Aku akan membuat teman yang cocok untuk membantunya." Maka Ia mengambil sedikit tanah dan membentuk segala macam binatang darat dan binatang udara. Semuanya dibawa Allah kepada manusia itu untuk melihat nama apa yang akan diberikannya kepada binatang-binatang itu. Itulah asal mulanya binatang di darat dan di udara mendapat namanya masing-masing. Demikianlah manusia itu memberi nama kepada semua binatang di darat dan di udara. 

Tetapi tidak satu pun di antaranya bisa menjadi teman yang cocok untuk membantunya. Lalu TUHAN Allah membuat manusia tidur nyenyak, dan selagi ia tidur, TUHAN Allah mengeluarkan salah satu rusuk dari tubuh manusia itu, lalu menutup bekasnya dengan daging. 

Dari rusuk itu TUHAN membentuk seorang perempuan, lalu membawanya kepada manusia itu. Maka berkatalah manusia itu, "Ini dia, orang yang sama dengan aku--tulang dari tulangku, dan daging dari dagingku. Kunamakan dia perempuan, karena ia diambil dari laki-laki." Itulah sebabnya orang laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan istrinya, lalu keduanya menjadi satu. Laki-laki dan perempuan itu telanjang, tetapi mereka tidak merasa malu.

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Eden
http://alkitab online



7 komentar:

  1. gada yg bisa mnggambarkan bahwa surga itu seperti apa ..

    BalasHapus
  2. artikel di atas mengenai "Taman Eden" bukan "surga"

    BalasHapus
  3. terima kasih sudah membaca artikel Taman Eden

    BalasHapus
  4. Terimah kasih sudah membaca artikel.Taman eden

    BalasHapus
  5. Thank you for nice information. Please visit our web:

    Click Here
    "https://uhamka.ac.id"

    BalasHapus