Pengantar
Menurut
Alkitab, Kain dan Habel adalah
anak pertama dan kedua dari Adam dan Hawa, yang
dilahirkan setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kitab Kejadian memberikan tekanan pada
pekerjaan kedua saudara ini; Habel menggembalakan ternak, sementara Kain
seorang petani.
Kain dan Habil mempersembahkan Korban Bakaran |
Kitab Kejadian (4:1-17) memberikan gambaran singkat tentang kedua saudara ini. Dikatakan bahwa Kain adalah seorang petani yang mengolah tanahnya, sementara adiknya Habel adalah seorang gembala.
Suatu hari mereka mempersembahkan kurban kepada Allah. Kain mempersembahkan buah-buahan dan
gandum dan padi, sementara Habel mempersembahkan domba yang gemuk, anak domba,
atau susu, dari hasil pertama ternaknya.
Allah tidak mau menerima persembahan Kain,
Allah menerima kurban Habel, dan karena itu Kain membunuh Habel, karena alasan
rasa iri karena Allah pilih kasih.
Cerita ini berlanjut dengan Allah yang
mendekati Kain dan menanyakan di mana Habel berada. Jawaban Kain yang kemudian
menjadi ucapan yang sangat terkenal ialah, "Apakah aku penjaga adikku?" Allah melihat bahwa Kain
mencoba menipu, karena "Darah Habel adikmu itu berteriak kepada-Ku dari
tanah".
Allah mengutuk Kain untuk mengembara di muka bumi. Kain ketakutan
bahwa ia akan dibunuh orang lain di muka bumi dan dalam rasa takutnya itu ia
memohon kepada Allah, dan karena itu Allah mmberikan kepadanya tanda pada wajah Kain
sehingga ia tidak akan dibunuh, sambil berkata bahwa "barangsiapa yang
membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Lalu Kain
pergi, "ke negeri pengembaraan.
Kain membunuh Habil karena iri Kurban Habil diterima Allah |
Dalam Kekristenan, perbandingan kadang-kadang dibuat antara kematian Habel dengan kematian Yesus. Dalam Injil Matius (23:35), Yesus berkata tentang Habel sebagai orang yang benar. Namun, Surat Ibrani menyatakan bahwa ... darah pemercikan... berbicara lebih kuat daripada darah Habel (Ibr. 12:24), artinya, darah Yesus ditafsirkan menuntut belas kasihan tetapi darah Habel menuntut pembalasan, karenanya ada kutuk dan tanda.
Di
zaman klasik, maupun belakangan ini, Habel dianggap sebagai korban pertama yang
tidak bersalah dari kuasa kegelapan. Telah banyak yang
ditulis tentang kutuk Kain, dan tanda yang terkait. Kata yang
diterjemahkan dengan tanda itu dapat berarti suatu pertanda, peringatan,
atau kenangan. Dalam Alkitab, kata yang sama digunakan untuk menggambarkan
bintang-bintang sebagai tanda atau peringatan, sunat
sebagai lambang perjanjian Allah dengan Abraham, dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Musa
di hadapan Firaun.
Meskipun kebanyakan pakar percaya bahwa
si penulis bagian cerita ini mempunyai rujukan yang jelas dalam benaknya
sehingga para pembacanya akan mengerti, saat ini sedikit sekali consensus
tentang apa persisnya arti tanda itu.
Habel dianggap sebagai martir yang pertama dan dengan demikian, sebagai pendahulu Kristus. Namanya disebutkan dalam litani bagi orang yang hampir meninggal di lingkungan Gereja Katolik Roma,
dan kurbannya disebutkan dalam Kanon
Misa bersama kurban Abraham dan Melkisedek.
Gereja
Koptik memperingati hari
pestanya pada 28 Desember. Sebagai pembunuh
pertama dan korban pembunuhan pertama, Kain dan Habel telah sering menjadi
dasar bagi drama tragis. Nama-nama mereka seringkali digunakan dalam
karya-karya fiksi semata-mata sebagai rujukan juga.
Kisah Kain dan Habil
Isi
selengkapnya Kitab Kejadian
4:1-16 yang berisi kisah Kain dan Habil demikian:
Kemudian Adam bersetubuh dengan Hawa, istrinya, dan hamillah wanita
itu. Ia melahirkan seorang anak laki-laki dan berkata, "Dengan pertolongan
TUHAN aku telah mendapat seorang anak laki-laki." Maka dinamakannya anak
itu Kain. Lalu Hawa melahirkan seorang anak laki-laki lagi, namanya Habel.
Habel menjadi gembala domba, tetapi Kain menjadi petani.
Beberapa waktu
kemudian Kain mengambil sebagian dari panenannya lalu mempersembahkannya kepada
TUHAN. Lalu Habel mengambil anak domba yang sulung dari salah seekor
dombanya, menyembelihnya, lalu mempersembahkan bagian yang paling baik kepada TUHAN.
TUHAN senang kepada Habel dan persembahannya, tetapi menolak Kain dan
persembahannya. Kain menjadi marah sekali, dan mukanya geram. Maka
berkatalah TUHAN kepada Kain, "Mengapa engkau marah? Mengapa mukamu geram? Jika engkau berbuat baik, pasti engkau tersenyum; tetapi jika engkau
berbuat jahat, maka dosa menunggu untuk masuk ke dalam hatimu. Dosa hendak
menguasai dirimu, tetapi engkau harus mengalahkannya."
Lalu kata Kain
kepada Habel, adiknya, "Mari kita pergi ke ladang." Ketika mereka
sampai di situ, Kain menyerang dan membunuh Habel adiknya. TUHAN bertanya
kepada Kain, "Di mana Habel, adikmu?" Kain menjawab, "Saya tak
tahu. Haruskah saya menjaga adik saya?"
Lalu TUHAN berkata,
"Mengapa engkau melakukan hal yang mengerikan itu? Darah adikmu berseru
kepada-Ku dari tanah, seperti suara yang berteriak minta pembalasan. Engkau terkutuk sehingga tak bisa lagi mengusahakan tanah. Tanah itu telah
menyerap darah adikmu, seolah-olah dibukanya mulutnya untuk menerima darah
adikmu itu ketika engkau membunuhnya. Jika engkau bercocok tanam, tanah
tidak akan menghasilkan apa-apa; engkau akan menjadi pengembara yang tidak
punya tempat tinggal di bumi."
Maka kata Kain kepada TUHAN,
"Hukuman itu terlalu berat, saya tak dapat menanggungnya. Engkau
mengusir saya dari tanah ini, jauh dari kehadiran-Mu. Saya akan menjadi
pengembara yang tidak punya tempat tinggal di bumi, dan saya akan dibunuh oleh
siapa saja yang menemukan saya."
Firman TUHAN
kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan
dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada
Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia. Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah
Nod, di sebelah timur Eden.
Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Kain_dan_Habel
http://alkitabBaca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar