Senin, 05 September 2011

Kisah Kain dan Habil


Pengantar
Menurut Alkitab, Kain dan Habel adalah anak pertama dan kedua dari Adam dan Hawa, yang dilahirkan setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa.  Kitab Kejadian memberikan tekanan pada pekerjaan kedua saudara ini; Habel menggembalakan ternak, sementara Kain seorang petani.

Kain dan Habil mempersembahkan Korban Bakaran
Kain dan Habil mempersembahkan Korban Bakaran

Kitab Kejadian (4:1-17) memberikan gambaran singkat tentang kedua saudara ini. Dikatakan bahwa Kain adalah seorang petani yang mengolah tanahnya, sementara adiknya Habel adalah seorang gembala

Suatu hari mereka mempersembahkan kurban kepada Allah. Kain mempersembahkan buah-buahan dan gandum dan padi, sementara Habel mempersembahkan domba yang gemuk, anak domba, atau susu, dari hasil pertama ternaknya. 

Allah tidak mau menerima persembahan Kain, Allah menerima kurban Habel, dan karena itu Kain membunuh Habel, karena alasan rasa iri karena Allah pilih kasih. 

Cerita ini berlanjut dengan Allah yang mendekati Kain dan menanyakan di mana Habel berada. Jawaban Kain yang kemudian menjadi ucapan yang sangat terkenal ialah, "Apakah aku penjaga adikku?" Allah melihat bahwa Kain mencoba menipu, karena "Darah Habel adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah". 

Allah mengutuk Kain untuk mengembara di muka bumi. Kain ketakutan bahwa ia akan dibunuh orang lain di muka bumi dan dalam rasa takutnya itu ia memohon kepada Allah, dan karena itu Allah mmberikan kepadanya tanda pada wajah Kain sehingga ia tidak akan dibunuh, sambil berkata bahwa "barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Lalu Kain pergi, "ke negeri pengembaraan.

Kain membunuh Habil karena iri Kurban Habil diterima Allah
Kain membunuh Habil karena iri Kurban Habil diterima Allah

Dalam Kekristenan, perbandingan kadang-kadang dibuat antara kematian Habel dengan kematian Yesus. Dalam Injil Matius (23:35), Yesus berkata tentang Habel sebagai orang yang benar. Namun, Surat Ibrani menyatakan bahwa ... darah pemercikan... berbicara lebih kuat daripada darah Habel (Ibr. 12:24), artinya, darah Yesus ditafsirkan menuntut belas kasihan tetapi darah Habel menuntut pembalasan, karenanya ada kutuk dan tanda.

Di zaman klasik, maupun belakangan ini, Habel dianggap sebagai korban pertama yang tidak bersalah dari kuasa kegelapan. Telah banyak yang ditulis tentang kutuk Kain, dan tanda yang terkait. Kata yang diterjemahkan dengan tanda itu dapat berarti suatu pertanda, peringatan, atau kenangan. Dalam Alkitab, kata yang sama digunakan untuk menggambarkan bintang-bintang sebagai tanda atau peringatan, sunat sebagai lambang perjanjian Allah dengan Abraham, dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Musa di hadapan Firaun

Meskipun kebanyakan pakar percaya bahwa si penulis bagian cerita ini mempunyai rujukan yang jelas dalam benaknya sehingga para pembacanya akan mengerti, saat ini sedikit sekali consensus tentang apa persisnya arti tanda itu. 

Habel dianggap sebagai martir yang pertama dan dengan demikian, sebagai pendahulu Kristus. Namanya disebutkan dalam litani bagi orang yang hampir meninggal di lingkungan Gereja Katolik Roma, dan kurbannya disebutkan dalam Kanon Misa bersama kurban Abraham dan Melkisedek

Gereja Koptik memperingati hari pestanya pada 28 Desember. Sebagai pembunuh pertama dan korban pembunuhan pertama, Kain dan Habel telah sering menjadi dasar bagi drama tragis. Nama-nama mereka seringkali digunakan dalam karya-karya fiksi semata-mata sebagai rujukan juga.

Kisah Kain dan Habil 
Isi selengkapnya Kitab Kejadian 4:1-16 yang berisi kisah Kain dan Habil demikian:  

Kemudian Adam bersetubuh dengan Hawa, istrinya, dan hamillah wanita itu. Ia melahirkan seorang anak laki-laki dan berkata, "Dengan pertolongan TUHAN aku telah mendapat seorang anak laki-laki." Maka dinamakannya anak itu Kain. Lalu Hawa melahirkan seorang anak laki-laki lagi, namanya Habel. Habel menjadi gembala domba, tetapi Kain menjadi petani. 

Beberapa waktu kemudian Kain mengambil sebagian dari panenannya lalu mempersembahkannya kepada TUHAN. Lalu Habel mengambil anak domba yang sulung dari salah seekor dombanya, menyembelihnya, lalu mempersembahkan bagian yang paling baik kepada TUHAN. 

TUHAN senang kepada Habel dan persembahannya, tetapi menolak Kain dan persembahannya. Kain menjadi marah sekali, dan mukanya geram. Maka berkatalah TUHAN kepada Kain, "Mengapa engkau marah? Mengapa mukamu geram? Jika engkau berbuat baik, pasti engkau tersenyum; tetapi jika engkau berbuat jahat, maka dosa menunggu untuk masuk ke dalam hatimu. Dosa hendak menguasai dirimu, tetapi engkau harus mengalahkannya." 

Lalu kata Kain kepada Habel, adiknya, "Mari kita pergi ke ladang." Ketika mereka sampai di situ, Kain menyerang dan membunuh Habel adiknya. TUHAN bertanya kepada Kain, "Di mana Habel, adikmu?" Kain menjawab, "Saya tak tahu. Haruskah saya menjaga adik saya?" 

Lalu TUHAN berkata, "Mengapa engkau melakukan hal yang mengerikan itu? Darah adikmu berseru kepada-Ku dari tanah, seperti suara yang berteriak minta pembalasan. Engkau terkutuk sehingga tak bisa lagi mengusahakan tanah. Tanah itu telah menyerap darah adikmu, seolah-olah dibukanya mulutnya untuk menerima darah adikmu itu ketika engkau membunuhnya. Jika engkau bercocok tanam, tanah tidak akan menghasilkan apa-apa; engkau akan menjadi pengembara yang tidak punya tempat tinggal di bumi." 

Maka kata Kain kepada TUHAN, "Hukuman itu terlalu berat, saya tak dapat menanggungnya. Engkau mengusir saya dari tanah ini, jauh dari kehadiran-Mu. Saya akan menjadi pengembara yang tidak punya tempat tinggal di bumi, dan saya akan dibunuh oleh siapa saja yang menemukan saya." 

Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia. Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.

Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Kain_dan_Habel
http://alkitab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar