Minggu, 04 September 2011

Melongok Kerajaan Semut

Suasana dalam Kerajaan Semut
Suasana dalam Kerajaan Semut

Kajian Semut secara Ilmiah

Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. 

Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. 

Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.

Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat seperti di Islandia, Greenland dan Hawaii, mereka tidak menguasai daerah tesebut. Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat membentuk sekitar 15 - 20% jumlah biomassa hewan-hewan besar.

Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif sangat kecil, semut adalah hewan terkuat kedua didunia. Semut jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat badannya sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya sendiri. Posisi pertama adalah Kumbang Badak dengan kemampuan menopang beban dengan berat 850 kali dari berat badannya sendiri.

Kehidupan seekor semut dimulai dari sebuah telur. Jika telur telah dibuahi, semut yang ditetaskan betina, jika tidak dibuahi menjadi jantan. Semua semut holometabolism, yaitu tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap, melewati tahap larva dan pupa, sebelum mereka menjadi dewasa. Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan, lebih jelasnya larva semut tidak memiliki kaki sama sekali, dan tidak dapat menjaga diri sendiri. 

Perbedaan antara ratu dan pekerja, dimana sama-sama betina, dan antara kasta pekerja jika ada, ditentukan pada saat pemberian makan saat masih menjadi larva. Makanan diberikan kepada larva dengan proses yang disebut trophallaxis dimana seekor semut regurgitates makanan yang sebelumnya disimpan dalam crop for communal storage. Ini juga cara yang digunakan semut dewasa memdistribusikan makanan pada semut dewasa lainnya. 

Larva dan pupa harus disimpan pada suhu yang cukup konstan untuk memastikan mereka tumbuh dengan baik, sehingga sering dipindahkan ke berbagai brood chambers dalam koloni.

Tubuh Semut yang menjadi "Lumbung Pangan" Kerajaan Semut
Tubuh Semut yang menjadi "Lumbung Pangan" Kerajaan Semut  

Seekor semut pekerja yang baru memasuki masa dewasa menghabiskan beberapa hari pertama mereka untuk merawat ratu dan semut muda. Setelah itu meningkat menjadi menggali dan pekerjaan sarang lainnya, dan kemudian mencari makan dan mempertahankan sarang. 

Perubahan tugas ini bisa terjadi dengan mendadak dan disebut dengan kasta sementara. Sebuah teory mengapa seperti itu karena mencari makan memiliki risiko kematian yang tinggi, sehingga semut hanya berpartisipasi jika mereka sudah cukup tua dan bagaimanapun juga lebih dekat pada kematian. 

Pada beberapa spesies semut terdapat kasta fisik, pekerja bisa memiliki ukuran tubuh yang berbeda-beda, disebut pekerja minor, median, dan major. Biasanya semut yang lebih besar memiliki kepala yang tidak proporsional besarnya, dan memiliki rahang yang lebih kuat. Semut seperti ini seringkali disebut semut "tentara" karena rahang mereka yang kuat membuat mereka lebih efektif ketika digunakan untuk bertarung dengan makhluk lainnya, namun mereka masih tetap seekor semut perkerja dan tugas mereka tidak banyak berbeda dengan pekerja minor atau median

Pada beberapa spesies semut tidak memiliki pekerja median, membuat pemisahan tegas dan perbedaan fisik yang jelas antara pekerja minor dan major. Semut memperlihatkan perbedaan morphological yang besar antar kasta yang berbeda. Dimana di berbagai spesies lain perbedaannya sedikit.


Kajian Semut menurut Alkitab


Dalam Alkitab, kitab suci Kristen, khususnya dalam bagian Perjanjian Lama yaitu Kitab Amsal 6:6-11, umat Kristen diajarkan untuk mencontohi teladan serangga kecil ini. Baik dalam etos kerjanya maupun dalam ketaatan kepada pemimpin, ketekunannya dalam menghadapi rintangan, kepekaan terhadap sekitarnya serta kebersamaan hidup dalam koloninya. Ini adalah hal yang baik bukan saja bagi pengentasan kemiskinan, tetapi juga dalam relasi dan budaya gotong royong yang mulai lenyap ditelan sikap individualis yang pesat merambah. 

Kutipan Amsal 6:6-11,"Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makananannya pada waktu panen. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring"- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang tak bersenjata."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar