Malaikat Bala Tentara Surga |
Kata "malak" atau malaikat berasal dari bahasa Ibrani mal'ak, yang juga berarti
"utusan". Kata ini diterjemahkan menjadi: Malaikat, utusan, suruhan,
orang-orang suruhan, bentara, pesuruh, dan raja. Istilah "malaikat" dalam Alkitab, ”malakh", mendapatkan
artinya hanya ketika disebutkan bersama-sama dengan pengutusnya, yaitu Allah
sendiri, seperti misalnya dalam "malaikat TUHAN," atau "malaikat
Allah" (Zakharia 12:8). Sebutan lainnya yang juga digunakan adalah
"anak-anak Allah", (Kejadian 6:4; Ayub 1:6).
Malaikat disebut
sebagai "penjaga" (Daniel
4:13). Mereka disebut sebagai "tentara langit" (Kitab Ulangan
17:3) atau bala tentara "TUHAN" (Yosua 5:14). "Bala
tentara," Zebaot dalam gelar Yahweh Zebaot, TUHAN dari bala
tentara surgawi, mungkin dihubungkan dengan para malaikat. "Bala
tentara" ini dihubungkan pula dengan bintang-bintang, karena
bintang-bintang dianggap terkait erat dengan para malaikat. Namun, YHWH
membedakan diri-Nya dari para malaikat, dan karena itu orang-orang Ibrani
dilarang Musa menyembah "bala tentara surga".
Sebelum munculnya monoteisme
di Israel,
gagasan tentang malaikat ditemukan dalam Mal'akh Yahweh, malaikat TUHAN,
atau Mal'akh Elohim, malaikat Allah. Mal'akh Yahweh adalah
penampakan atau perwujudan Yahweh dalam bentuk manusia. Istilah Mal'akh
Yahweh digunakan secara berganti-ganti dengan Yahweh (bandingkan Keluaran
3:2, dengan 3:4; 13:21 dengan 14:19).
Mereka yang melihat Mal'akh Yahweh
mengatakan bahwa mereka telah melihat Allah (Kejadian 32:30; Hakim-hakim
13:22). Mal'akh Yahweh (atau Elohim) menampakkan diri antara
lain kepada Abraham,
Hagar, Musa, Gideon, dan memimpin
bangsa Israel dalam tiang awan (Keluaran 3:2).
Penyamaan Mal'akh
Yahweh dengan Logos,
atau Pribadi kedua dari Tritunggal,
tidak ditunjukkan melalui acuan kepada kitab suci Ibrani, tetapi gagasan
tentang pengidentifikasian Yang Ada dengan Allah, namun yang dalam pengertian
tertentu berbeda daripada-Nya, menggambarkan kecenderungan pemikiran keagamaan
Yahudi untuk membedakan pribadi-pribadi di dalam keesaan Allah.
Orang Kristen
berpendapat bahwa hal ini merupakan gambaran pendahuluan dari doktrin tentang
Tritunggal, sementara orang Yahudi Kabalis mengatakan bahwa hal ini kemudian
berkembang menjadi pemikiran teologis dan gambaran Kabbalah.
Setelah doktrin
monoteisme dinyatakan secara resmi, dalam periode segera sebelum dan pada masa
Pembuangan (Ulangan 6:4-5 dan Yesaya 43:10), kita menemukan banyak gambaran
tentang malaikat dalam Kitab Yehezkiel. Nabi Yehezkiel,
sebagai nabi di Pembuangan, mungkin dipengaruhi oleh hierarkhi makhluk
adikodrati di dalam agama Babel, dan mungkin
oleh angelologi Zoroastrianisme. Yehezkiel 9 memberikan gambaran yang terinci
mengenai kerub (suatu jenis malaikat).
Dalam salah satu penglihatannya, Yehezkiel melihat 7
malaikat melaksanakan penghakiman Allah atas Yerusalem. Seperti dalam Kejadian,
mereka digambarkan sebagai "manusia"; mal'akh, karena
"malaikat", tidak muncul dalam Kitab Yehezkiel.
Belakangan, dalam
penglihatan Zakharia, malaikat memainkan peranan penting. Mereka disebut kadang-kadang sebagai
"manusia", kadang-kadang sebagai mal'akh, dan Mal'akh
Yahweh tampaknya menduduki tempat utama di antara mereka (Zakharia 1:11).
Dalam masa pasca-Alkitab, bala tentara surgawi menjadi semakin
terorganisasi (barangkali bahkan sejak Zakharia [3:9, 4:10]; dan yang pasti
dalam Daniel). Malaikat pun menjadi beragam, sebagian malah juga mempunyai nama.
Dalam Perjanjian Baru malaikat seringkali muncul sebagai
pelayan Allah pembawa penyataan (mis. Matius 1:20 (kepada
Yusuf), 4:11. (kepada Yesus), Lukas
1:26 (kepada Maria), Kisah para Rasul 12:7 (kepada Petrus)); dan
Yesus berbicara tentang malaikat yang melakukan tugas-tugas seperti itu (mis.
Markus 8:38, 13:27), menyiratkan di dalam salah satu ucapannya bahwa mereka tidak
menikah ataupun dinikahkan (Markus 12:25).
Malaikat juga memainkan peranan penting dalam tulisan Apokaliptik.
Perjanian Baru tidak terlalu berminat terhadap hierarkhi malaikat, namun
doktrin itu mempunyai jejaknya.
Pembedaan antara malaikat yang baik dan jahat
diakui. Kita mempunyai nama-nama, Gabriel (Lukas 1:19), dan Mikail (Daniel 12:1), dan malaikat jahat Beelzebub, (Markus 3:22) dan Setan (Markus 1:13). Sementara itu kesetiaan sebagian malaikat
tidak begitu jelas seperti Abadon atau Apolion (Wahyu 9:11).
Peringkat juga
disiratkan: penghulu malaikat (Mikail, Yudas 9), malaikat-malaikat dan
pemerintah-pemerintah (Roma 8:38; Kolose 2:10), singgasana dan kerajaan (Kolose
1:16).
Malaikat muncul berkelompok empat atau tujuh orang (Wahyu 7:1). Dalam
Wahyu 1-3 kita bertemu dengan para "Malaikat" dari Ketujuh Gereja di
Asia Kecil. Mereka mungkin adalah para malaikat pelindung, yang mendampingi
gereja-gereja sama seperti para "pangeran" di dalam Daniel yang
berdiri mendampingi bangsa-bangsa. Para "malaikat" ini praktis
merupakan personifikasi dari gereja-gereja.
Malaikat Gabriel mengabari Maria akan mengandung bayi Yesus |
Gabriel, sang penghulu malaikat, menampakkan diri kepada Maria untuk memberitahukan kepadanya bahwa
anak yang akan dilahirkannya kelak adalah Mesias. Malaikat-malaikat lain hadir untuk menyambut kelahirannya.
Dalam Matius
28:2, malaikat menampakkan diri pada kubur Yesus, membuat para pengawal Romawi ketakutan, menggulingkan batu dari kubur
itu, dan kemudian memberitahukan kepada para perempuan yang datang membawa mur bahwa Yesus telah bangkit. Dalam versi yang lain, Markus 16:5 mengisahkan bahwa malaikat itu tidak kelihatan hingga para perempuan
itu masuk ke kubur yang telah terbuka.
Malaikat itu digambarkan semata-mata
sebagai "seorang muda". Dalam versi Lukas tentang kisah kebangkitan (Lukas 24:4), dua malaikat tiba-tiba menampakkan diri di dekat
para perempuan yang berada di dalam kubur itu. Mereka digambarkan mengenakan
pakaian yang "berkilau-kilauan". Gambaran ini paling mirip dengan
versi Yohanes 20:12 yang melukiskan Maria sendirian berbicara dengan "dua
orang malaikat yang berpakaian putih" di dalam kubur Yesus.
Dua malaikat menyaksikan kenaikan Yesus ke surga dan menubuatkan kedatangannya yang kedua kali. Ketika Petrus dipenjarakan, seorang
malaikat membuat para pengawal tertidur, melepaskannya dari belenggunya, dan
membawanya keluar dari penjara.
Malaikat memainkan berbagai peranan dalam Kitab
Wahyu. Di antaranya adalah berdiri di sekitar takhta Allah dan menyanyikan
" "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa."
Sebuah penafsiran tentang malaikat di dalam kitab-kitab Injil mengatakan
bahwa mereka semata-mata adalah manusia yang membawa pesan ilahi. Memang,
istilah "angelos" seringkali digunakan bukan untuk menggambarkan
makhluk yang berkuasa, melainkan semata-mata mereka yang memberitakan suatu
peristiwa penting.
Beberapa nama malaikat yang disebut dalam Alkitab:
(1) Mikael = Panglima Perang Surga,
(2) Gabriel = Pembawa Sukacita,
(3) Serafim = Peniup Sangkakala,
(4) Abadon atau Apolion = Malaikat Jurang Maut.
Malaikat Abadon atau Apolion inilah yang ditundukkan oleh Mesias dalam misi kematian Yesus Kristus di kayu salib, perjalanan Yesus sebagai manusia biasa yang "menanggung dosa
seluruh umat manusia" ke alam maut selama tiga hari untuk merebut kunci
jurang maut.
Dengan kemenangan Yesus dari upah dosa yang adalah maut merupakan misi kunci Mesias, untuk menebus umat-umat pilihan Allah, pada saat kebangkitan orang-orang mati di hari Penghakiman Yesus.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Malaikat
gambar dari google images
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar