A. Tinjauan
Keledai secara Ilmiah
Keledai (Equus asinus)
adalah mamalia dari keluarga Equidae. Merupakan hewan jinak yang digunakan untuk bertransportasi dan kerja lain,
seperti menarik kereta kuda
maupun membajak ladang.
Keledai bisa
memiliki anak campuran dengan kuda. Anak kuda betina dan keledai jantan disebut bagal. Anak
keledai betina dan kuda jantan
disebut hinny. Bagal lebih umum, dan telah digunakan untuk
transportasi manusia dan
benda.
Keledai, hewan
yang juga masih keluarga kuda ini sudah menemani manusia sejak 5.000 tahun lalu.
Nenek moyang dari keledai yaitu keledai liar di Afrika atau keledai Equu
Africanus. Bahkan keledai saat itu sudah memperlihatkan kehebatan tubuhnya,
dengan menjadi hewan pekerja. Keledai menjadi alat transportasi yang
dikhususkan membawa barang, sementara orang-orang pemilik barang akan menunggangi
kuda.
B. Tinjauan
Keledai secara Alkitabiah
Keledai termasuk binatang
tradisional bangsa Semit yang setengah pengembara (Kej 12:16), untuk alat bekerja
(Ul 22:10; Yes 30:24) dan untuk di-naiki (Kej 4:20; Bil 22:22).
Terutama di daerah di pegunungan, Keledai itu sangat dihargai karena
hati-hatinya. Keledai itu bukan binatang untuk kurban (Kej 34:20). Daging Keledai
tidak dimakan. Bersama dengan lembu, Keledai pertama-tama menjadi milik
orang-orang terkemuka (Hak 10:4). Baru di kemudian
harinya orang-orang biasa juga memiliki Keledai (Kel 20:17).
Untuk melukiskan
ciri khas raja perdamaian. Mesias pergi naik Keledai, sebab Keledai terdesak
oleh kuda bagi keperluan perang (Zak 9:9; Mark 11:1-11).
Baik yang liar (Ayb. 39:5-8), maupun yang jinak
(Ul. 22:10) telah dikenal
sebelum Kristus. Yesus menaiki keledai betina (Mat. 21:2), yang oleh penginjil
dianggap sebagai penggenapan dari Zak 9:9.
Keledai piaraan adalah keturunan dari keledai
liar Nubia (Equus asinus); diduga telah diternakkan pada zaman Neolitis
di Afrika Timur laut. Keledai untuk pertama kalinya disebut dalam Perjanjian
Lama adalah ketika Abraham tinggal di Mesir (Kej 12:16), dan adalah mungkin belum diimpor dari Mesir ke Asia.
Keledai
sangat penting bagi pengembara miskin sebagai alat angkutan utama; umumnya
keledai mampu menempuh perjalanan kurang dari 30 km sehari. Suatu naskah asal
Mari, menunjukkan bahwa sejak abad 17 SM orang menganggap tidak patut bagi raja
mengendarai kuda, lebih patut mengendarai keledai (Zak 9:9; Mat 21:2).
Referensi:
https://id.wikipedia.orghttp://alkitab.sabda.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar