1. Profil Nabi Amos
Nabi Amos |
Amos adalah seorang
nabi di Israel pada abad ke-8 SM. Tidak ada yang dapat diketahui
mengenai nabi Amos di luar tulisannya. Nama Amos berarti "beban."
Ia
penduduk Tekoa wilayah Yehuda, yang terletak kira-kira 16 km sebelah selatan Yerusalem dan 6 km sebelah selatan Bethlehem. Desa Tekoa terletak di perbukitan
kurang lebih seribu meter di atas permukaan laut. Wilayah pertaniannya subur,
memiliki beberapa sumber air, dan menjadi tempat pengintaian yang penting dalam
pertahanan wilayah Yehuda (bandingkan Yeremia 6:1 ).
Amos dipanggil dari desa tersebut untuk
menyampaikan warta di tempat peziarahan Betel. Ia bukan nabi profesional yang terikat pada salah satu
tempat peziarahan atau ibadat, tetapi sesuai dengan pengakuannya, ia adalah
seorang peternak dan pemelihara pohon korma atau pencari buah hutan. Sehingga, kemungkinan besar ia
tidak diasuh dalam golongan para nabi dan tidak melalui pendidikan untuk
menjadi nabi di sekolah atau perkumpulan.
2. Latar Belakang
Menurut catatan Alkitab (Amos 1:1), Amos berkarya pada masa pemerintahan raja Uzia, dari Kerajaan Selatan dan dalam zaman Yerobeam II, anak Yoas, Kerajaan Utara.
Pada masa itu, Kerajaan Utara mengalami
masa-masa kejayaannya, terutama di bidang ekonomi, militer dan politik.
Akan tetapi, Amos menjumpai banyak
ketidakadilan sosial yang marak dalam masyarakat; perdagangan internasional yang luas untuk keuntungan para
penguasa; praktik-praktik bisnis yang penuh tipuan terhadap orang miskin dan
tak berdaya; dan perampasan tanah milik orang yang miskin.
Pada saat itu
upacara-upacara keagamaan terus dipelihara, tetapi hal itu dilaksanakan
beriringan dengan sifat kefasikan. Korban persembahan yang mahal diberikan,
namun merupakan uang pemberian mereka yang miskin.
3. Warta Nabi
Sebagai seorang gembala yang dipilih Allah, Amos bertugas
untuk mewartakan tanda-tanda penghakiman dan bahwa kesudahan Kerajaan Utara segera datang.
Ia mewartakan
pengadilan yang amat keras dan kuat bagi raja dan bagi umat Israel, bahwa tanah
mereka akan hilang, umat akan diusir dan para pemimpin akan hancur karena
perang.
Ia menekankan wibawa kekuasaan dan kasih Allah yang harus dinyatakan
bagi kehidupan bersama dalam kasih dan keadilan, terutama bagi mereka yang
tersisih dan tertindas.
Amos menghubungkan ketidakadilan yang terjadi di
sekelilingnya dengan kecenderungan memperkaya diri dan mengabaikan perintah
Allah untuk memerhatikan kepentingan bersama.
Amos juga menyampaikan kritik,
peringatan dan ancaman terhadap kebiasaan hidup masyarakat yang hanya mencari
keuntungan bagi dirinya sendiri dan tidak mengingat karya kasih Allah terhadap
mereka.
Dalam hal keagamaan, Amos menyampaikan kritiknya bahwa ibadat mereka
tidak akan berkenan jika tidak didasari sikap hati bertobat dan iman yang
hidup, serta tercermin dalam kehidupan manusia dengan sesamanya.
Sebab, Allah
mengerjakan keselamatan tidak hanya bagi Israel tetapi juga bagi segala bangsa.
Selain itu, salah satu yang menarik dalam pewartaan Amos ialah hilangnya
peringatan terhadap penghormatan dewa/dewi, yang menjadi ciri khas kritik
nabi-nabi sezamannya. Sehingga, Allah diakui sebagai Allah yang universal, Tuhan yang Esa.
Sikap dan paham
monoteisme yang akan berkembang dalam apa yang disebut "deutero Yesaya". Gaya bahasa Amos sederhana
namun sangat keras dan tajam, berisi kecaman dan ancaman, sebab Israel terlena
akan statusnya sebagai umat pilihan Allah.
Keseluruhan dari pewartaan Amos
dapat digambarkan dengan memperhatikan beberapa hal, yiatu: lima penglihatan
yang menjadi isyarat akan nasib kerajaan Utara; pertikaian Amos dengan imam
Amazia; dan diskusi Amos dengan para pendengar mengenai relasinya dengan Allah.
4. Pemikiran
Jika disejajarkan dengan nabi-nabi yang hidup sezaman
dengannya, Amos memberikan arah pemikiran yang baru, yaitu bahwa Yahweh tidak lagi dilihat sebagai Allah nasional Israel yang
secara khas menjadi Allah bangsa yang melindungi dan menjaga terhadap serangan
bangsa lain, tetapi sebagai Allah yang kekuasaan dan kewibawaannya melingkupi
dan untuk segala bangsa.
Allah dipandang secara esa dan universal. Amos juga
memiliki pemikiran yang khas bahwa keadilan merupakan ciri moral yang paling
penting dari sifat ilahi, sehingga jika Allah itu adil maka ketidakadilan,
ketidakjujuran, kebejatan moral tidak dapat ditolerir oleh Allah dan harus
mendapat pembalasan yang keras dari Allah.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Amos
Baca juga:
Kisah Nabi Kecil | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar