A. Profil Nabi
Nahum
Nabi Nahum |
Nahum adalah salah
satu nabi Perjanjian Lama yang berkarya sebelum bangsa Israel
(Yehuda) ditaklukkan dan penduduknya
dibuang ke Babel.
Ia hidup pada masa yang sama dengan nabi Yeremia.
Nama Nahum berarti "dihibur
oleh Tuhan." Ia menulis Kitab Nahum. Di awal kitab itu ia
memperkenalkan diri sebagai orang Elkosh, atau yang berasal dari Elkosy. Tempat ini
mungkin di wilayah Yudea, meskipun ada pula yang menduga sama dengan kota Alqush di Irak atau kota Kapernaum (asal kata: Kfar Nahun atau
"Kampung Nahum") di Galilea.
Akan tetapi latar belakang
pribadinya tidak diketahui, kecuali bahwa ia bernubuat pada masa antara
peristiwa jatuhnya kota Tebe ke tangan
pasukan Asyur di bahwa pimpinan Asyurbanipal pada tahun 663 SM (Nahum 3:8-10) dan hancurnya kota besar Niniwe pada tahun 612 SM (Nahum 1:1).
Nahum menyatakan pesan Tuhan tentang kejatuhan bangsa Asyur yang telah membuat sejumlah bangsa menderita, termasuk
bangsa Israel. Nahum hanya membahas mengenai
kejatuhan Niniwe yang adalah ibukota Asyur dan tidak pernah berbicara mengenai
dosa-dosa Israel.
B. Latar
belakang Nabi Nahum
Nahum melaksanakan tugasnya sebagai
nabi sekitar tahun 615 SM. Pada saat ia berkarya, Israel berada dalam kekuasaan
bangsa Asyur. Asyur melakukan banyak kekacauan di seluruh wilayah kekuasaannya,
termasuk di wilayah Yehuda. Raja-raja Asyur adalah raja yang suka berperang,
sehingga Nahum secara sinis memberi gelar 'raja jarib' kepada mereka. Asyur
(Niniwe) merupakan simbol segala kebobrokan mental dan moral kehidupan
beragama, dan negara itu lama sekali menjajah Yehuda dan Israel.
C. Warta Nabi
Nahum
Berbeda dengan warta nabi pada
umumnya, pewartaan Nahum menekankan pada kecongkakan, kesombongan, kekejian
dan penindasan yang dilakukan oleh bangsa Asyur. Hal tersebut merupakan dosa
berat menghina kuasa Allah terhadap alam semesta ciptaannya.
Ia mewartakan
bahwa penghukuman Yahwe akan segera datang bagi kota yang jahat itu.
Berdasarkan wartanya itu, maka membuat umat Israel (Yehuda) menjadi sadar dan
lebih yakin bahwa Yahwe ada di pihak mereka. Wartanya merupakan harapan, doa
dan pujian dari umat Israel (Yehuda) kepada Allah.
D. Pemikiran
Nabi Nahum
Beberapa pemikiran Nahum yang secara
positif memengaruhi umat Israel (Yehuda) saat itu adalah keyakinan yang amat
teguh bahwa Yahwe memiliki segala kuasa atas semesta alam; kebencian yang
mendalam atas ketidakadilan dan penindasan; kepercayaan yang dalam pada peran
Ilahi; dan kepercayaan yang penuh akan kebaikan Allah sebagai pencipta alam
semesta.
Intinya warta Nahum tentang kehancuran Niniwe, bukan untuk
menggambarkan kekejaman Allah, melainkan karena keadilannya untuk menyatakan
pembelaannya terhadap orang lain.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Nahum
Baca juga:
Kisah Nabi Kecil | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar