A. Profil Nabi Habakuk
Nabi Habakuk |
Habakuk atau Havakuk artinya
"rangkulan", ia adalah seorang nabi dalam Alkitab
dan Tanakh.
Nama ini kemungkinan berkaitan dengan kata dalam bahasa Akkadia
untuk sejenis tanaman, atau arti katanya dalam bahasa Ibrani
berarti "rangkulan".
Habakuk adalah nabi ke-8 dari 12 nabi-nabi kecil
dan kemungkinan juga penulis Kitab Habakuk,
yang menggunakan namanya.
Ada
sebuah mausoleum
di kota Toyserkan di Iran bagian barat yang
diyakini sebagai mausoleum Nabi Habakuk. Tempat ini dilindungi oleh Organisasi
Warisan Budaya Iran.
Pedoman organisasi ini untuk Provinsi Hamedan
menyatakan bahwa Habakuk diyakini sebagai pengawal di Bait Suci Salomo,
dan bahwa ia ditawan oleh orang-orang Babel dan kemudian
dipenjarakan selama beberapa tahun.
Setelah dibebaskan oleh Koresy Agung,
ia pergi ke Ekbatana dan tinggal di
sana hingga meninggal dunia, lalu dimakamkan di suatu tempat yang tidak begitu
jauh, yakni apa yang kini dikenal sebagai Toyserkan. Dalam kalender liturgi
Gereja Ortodoks Timur, hari perayaannya jatuh
pada 2 Desember.
B. Latar Belakang Nabi Habakuk
Sangat
sedikit informasi mengenai latar belakang pribadi Habakuk, sehingga banyak yang
berspekulasi mengenai pemberitaan dan zamannya. Namun, pendapat umum dewasa ini
menempatkan masa hidup Habakuk pada akhir abad ke-7 SM. Ia hidup kira-kira
sezaman dengan nabi Zefanya, Yeremia, Nahum dan mungkin juga Yoel.
Kondisi yang ia
hadapi tentu berkaitan dengan orang-orang Kasdim (Babilonia).
Karena bangkitnya bangsa Kasdim ke tampuk kekuasaan terjadi pada sekitar tahun 612 SM, kita dapat
mengasumsikan bahwa Habakuk aktif pada masa itu, sehingga ia berasal dari masa
yang sama dengan Yeremia dan Zefanya.
Namun demikian, sumber-sumber Yahudi
tidak mengelompokkannya dengan kedua nabi itu, yang seringkali ditempatkan
bersama-sama, sehingga ada kemungkinan bahwa ia sedikit lebih awal daripada
kedua nabi yang disebutkan tadi. Ia hidup pada masa pemerintahan raja Yoyakim
yang lalim.
C. Warta Nabi Habakuk
Pokok
Pewartaan Habakuk didasari oleh keprihatiannya yang besar bagi bangsa Yehuda
dan kehidupan iman mereka. Dalam pewartaannya ia menyampaikan bahwa TUHAN akan
menggunakan bangsa asing sebagai alat untuk menyampaikan keadilannya.
Iapun
menyatakan nilai kesabaran, ketekunan dan pemahaman akan makna penderitaan,
tanpa kehilangan optimisme hidup. Habakuk mengajak semua orang untuk memahami
rencana TUHAN secara jangka panjang, sehingga seseorang tidak memaksakan
kehendaknya tetapi memahami rencana itu dalam kesabaran dan penuh pengertian.
Selain itu, Habakuk juga menyampaikan pesan yang keras dan tajam kepada
orang-orang yang masih mempertahankan kejahatan moral, politis dan ritual, demi
kepentingan dan kesenangan sendiri.
D. Pemikiran Nabi Habakuk
Habakuk
sebagai nabi, bingung melihat penghakiman Allah yang tampaknya terus tertunda,
sementara semangat umat yang tersisa dari pembaruan Yosia di Yehuda dilemahkan
oleh penyelewengan para pemimpin bangsa.
Habakuk prihatin dengan masalah moral,
yaitu orang Kasdim
yang dibangkitkan TUHAN untuk memberlakukan penghakiman atas orang Yehuda,
padahal kekejaman dan kebiadaban orang Kasdim itu menyangkal kebenaran TUHAN.
Kebingungannya ini menyebabkan Habakuk dikatakan sebagai nabi yang unik di
antara para nabi, karena dialah satu-satunya yang mempertanyakan hikmat Allah.
Namun, pada
akhirnya Habakuk melihat bagaimana TUHAN berkarya dalam sejarah demi
keselamatan umat manusia. Habakuk menekankan bahwa TUHAN adalah TUHAN yang
setia, adil dan membela umatnya, walaupun umat dalam penderitaan. Habakuk
meyakini bahwa orang benar akan hidup dan orang fasik akan musnah.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Habakuk
Baca juga:
Kisah Nabi Kecil | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar