1. Permulaan Penggunaan Pohon Natal
Pohon Natal dari Cemara |
Memasang
pohon Natal sebagai dekorasi dimulai dari Jerman. Pemasangan pohon Natal yang umumnya dari pohon cemara, atau mengadaptasi bentuk pohon cemara, itu dimulai pada
abad ke-16.
Saat
penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, merekapun kerap memasang cemara
yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah.
Dari
catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon Natal
untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an.
Pohon
Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun dirumah, sebab ini hanya
merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi
yang indah bagi orang lain.
Pohon Natal dari
pohon cemara dipilih karena mempunyai
sifat "evergreen", artinya selalu hijau sepanjang
tahun, daun tidak rontok pada musim salju, "evergreen" juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada umumnya di musim salju hampir semua
pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara selalu hijau daunnya.
Pemasangan
pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik, di tengah kota atau
di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa menjelang Natal.
2. Legenda Pohon Natal
a. Santo Bonifacius
Menurut
sebuah legenda, rohaniawan Inggris bernama Santo Bonifasius yang memimpin beberapa gereja di Jerman dan Perancis dalam perjalanannya bertemu dengan sekelompok orang yang
akan mempersembahkan seorang anak kepada dewa Thor di sebuah
pohon ek.
Untuk menghentikan perbuatan jahat mereka, secara ajaib
Santo Bonifasius merobohkan pohon ek tersebut dengan pukulan tangannya. Setelah
kejadian yang menakjubkan tersebut di tempat pohon ek yang roboh tumbuhlah
sebuah pohon cemara.
b. Martin Luther
Cerita
lain mengisahkan kejadian saat Martin Luther, tokoh Reformasi Gereja, sedang berjalan-jalan di hutan pada
suatu malam.
Terkesan
dengan keindahan gemerlap jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang
pohon cemara di hutan, Martin Luther menebang sebuah pohon cemara kecil dan
membawanya pulang pada keluarganya di rumah.
Untuk menciptakan gemerlap bintang
seperti yang dilihatnya di hutan, Martin Luther memasang lilin-lilin pada tiap
cabang pohon cemara tersebut.
3. Pro dan Kontra Penggunaan Pohon Natal
a. Umat Kristen yang Kontra Penggunaan Pohon Natal
Terlepas
dari kebenaran kisah-kisah Pohon Natal versi Bonifaticus atau
Martin Luther, hingga hari ini
pemasangan Pohon
Natal masih
menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Kristen.
Bagi orang-orang yang tidak berkenan
dengan pohon Natal, mengisahkan bahwa pada zaman dahulu bangsa Romawi
menggunakan pohon cemara untuk perayaan Saturnalia, mereka menghiasinya dengan hiasan-hiasan kecil dan topeng-topeng
kecil, karena pada tgl 25 Desember ini adalah hari kelahiran dewa matahari, Mithras, yang asal mulanya dari Dewa Matahari
Iran yang kemudian dipuja di Roma.
Demikian pula hari Minggu adalah hari untuk menyembah dewa matahari sesuai dari
arti kata Zondag, Sunday atau Sonntag.
Perlu
diketahui juga bahwa dewa-dewa matahari lainnya, seperti Osiris, dewa matahari
orang Mesir, dilahirkan pada tanggal 27 Desember. Demikian pula Dewa matahari Horus
dan Apollo lahir pada tanggal 28 Desember.
Maka
dari itu ada aliran-aliran gereja tertentu yang mengharamkan tradisi pohon
Natal, sebab mereka menganggap ini sebagai pemujaan dewa matahari. Pemasangan
pohon itu dianggap sebagai bentuk penyembahan berhala.
Reaksi penolakan itu
bahkan awalnya sempat diwarnai keputusan pemerintah Jerman untuk mendenda siapa
pun yang memasang pohon cemara sebagai pohon Natal. Umat Kristen yang kontra
penggunaan pohon natal jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan yang pro
penggunaan pohon natal.
b. Umat Kristen yang Pro Penggunaan Pohon Natal
Penggunaan
Pohon Cemara mulai berubah ke arah Pro
Penggunaan Pohon Natal, diawali saat gambar Ratu Victoria dari Inggris, Pangeran Albert dari Jerman, dan anak-anaknya dengan latar pohon
cemara, diilustrasikan di London News. Karena sosok Victoria yang sangat populer, pemuatan
gambar itu di media massa pun membuat pohon cemara menjadi pilihan lazim
sebagai pohon Natal.
4. Ragam Penggunaan Pohon Natal di Seluruh Dunia
Setelah
masyarakat AS mengikuti jejak Inggris menggunakan pohon cemara pada akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20, industri pun semakin berkembang dan merambah ke
berbagai negara. Termasuk industri berbagai hiasan pohon Natal seperti
bola-bola yang digantung, pernak-pernik Santa Claus, tinsel yaitu semacam
tali berumbai yang dililitkan ke pohon, dan lainnya.
Karena
penggunaan pohon cemara merupakan tradisi Eropa, ekspresi sukacita yang
dilambangkan dengan berbagai dekorasi itu berbeda-beda di setiap negara.
Indonesia dan Filipina menjadi negara yang sangat terpengaruh tradisi Eropa itu
sampai akhirnya para umat Kristen membeli pohon buatan tapi yang penting
berbentuk cemara.
Di
Afrika
Selatan keberadaan
pohon Natal bukanlah sesuatu yang umum. Sementara masyarakat India, lebih
memilih pohon mangga dan pohon pisang.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon_Natal
gambar dari google images
Baca juga:
Seputar Kelahiran dan Masa Kanak-kanak Yesus | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar