Bahan Alkitab:
Matius
8: 23–27
8:23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya. 8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. 8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." 8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. 8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"
Markus
16: 9–18
16:9 Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan. 16:10 Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. 16:11 Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya. 16:12 Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. 16:13 Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun teman-teman itu tidak percaya. 16:14 Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. 16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 16:16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. 16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, 16:18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
Lukas
10: 38–42
10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya
dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama
Marta menerima Dia di rumahnya. 10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara
yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan
perkataan-Nya, 10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan
berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku
melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." 10:41 Tetapi Tuhan
menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan
banyak perkara, 10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih
bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Marta dan Maria mempunyai talenta yang berbeda. Tuhan Yesus menghargai talenta mereka. |
A. Pendahuluan
Pada saat ini kamu berada dalam tahap
masa remaja. Dalam dinamika pertumbuhan dan perkembangan ini sering remaja
memiliki idola tertentu, sebagai figur untuk diteladani sekaligus pemandu
menjalani masa depan. Misalnya remaja banyak memiliki idola penyanyi, pemusik,
peragawati, olahragawan/olahragawati tertentu, atau tokoh tertentu yang
dikagumi. Salah satu tokoh idola yang perlu diteladani sebagai remaja Kristen
adalah Tuhan Yesus. Mengapa? Karena cara berpikir dan karya pelayanan-Nya telah
menginspirasi begitu banyak orang sepanjang zaman. Dia juga selalu hadir di
dalam Roh-Nya, yaitu Roh Kudus yang menjadi pendorong, memberi inspirasi
sekaligus memberkati apa yang dilakukan para pengikut Kristus, termasuk para
remaja Kristen.
B. Pelayanan yang Meneladani Kristus
Sebagai seorang remaja, kamu punya idola yang dapat dicontoh dalam kehidupannya, misalnya idolanya sebagai penyanyi, model, artis, olahragawan, dan tokoh lain yang dikagumi. Namun sebagai remaja Kristen, Tuhan Yesus adalah idola dalam segala aspek kehidupannya. Sebagai contoh kehidupan yang tidak pernah lekang oleh waktu dan situasi karena memberikan prinsip-prinsip kehidupan yang mendasar. Apabila kita mempelajari kehidupan Tuhan Yesus, terutama dari Injil sinoptis (Matius, Markus, Lukas) sangatlah menarik yang mengungkapkan Dia sering melayani kelompok besar, kelompok kecil maupun pelayanan secara pribadi.
Tuhan Yesus juga memanggil dan melayani secara khusus para murid-murid-Nya yang berjumlah 12 orang, mereka dipanggil satu persatu dengan memperhatikan kondisi, sikap dan sifat masing-masing orang. Selanjutnya dalam kelompok kecil mereka dilayani, dibina, juga Tuhan Yesus sangat memerhatikan keberadaan dan pribadi masing-masing orang. Misalnya, Simon diberi gelar Petra atau Batu Karang karena Tuhan Yesus mengenal keteguhan, loyalitas dan kemampuan atau talenta Petrus.
Kemudian Yohanes yang karena kondisinya dia lebih diperhatikan dan dikasihi oleh Tuhan Yesus. Selanjutnya, Yakobus sebagai nelayan yang diperhatikan Tuhan Yesus dan dipanggil sebagai muridnya. Selama tiga tahun Tuhan Yesus memang memusatkan pelayanan, karya dan keterlibatannya pada sekelompok kecil orang. Tuhan Yesus juga tidak melakukan pekerjaannya secara dangkal dan asal-asalan, tetapi merupakan pekerjaan pelayanan yang mendalam, sifatnya kekal dan hanya memilih beberapa orang saja.
Kita dapat saja tergoda untuk
memperhatikan hanya kepada organisasi gereja yang besar atau organisasi yang
besar, komunikasi yang bersifat massal, dan teknologi tinggi dengan berbagai
bentuknya. Meskipun demikian, kita sebagai remaja perlu mengingat seharusnya
kita juga memperhatikan pelayanan yang mengikuti keteladanan Kristus Yesus,
yang memperhatikan pendekatan personal atau pribadi. Tentunya sebagai remaja
kamu punya teman-teman yang sangat akrab, sahabat, kelompok kecil, pakailah
kesempatan itu untuk menjangkau teman-teman agar dapat melayani Tuhan dan
sesama, mereka dapat lebih mengenal Kristus Yesus, dan mampu mengubah tingkah
laku serta perbuatannya agar sesuai dengan apa yang dilakukan Tuhan Yesus.
C. Contoh-Contoh Pelayanan Tuhan Yesus Kristus
1.
Tuhan Yesus Menyertai Murid-Murid-Nya
Tuhan Yesus menyertai dan hidup bersama murid-murid-Nya selama tiga tahun. Dia melibatkan diri untuk pelayanan dan kehidupan para murid-murid-Nya. Hal yang penting pada awal pelayanan Tuhan Yesus, Dia harus menjelaskan identitas-Nya kepada para murid-Nya. Hal itu tidaklah mudah. Salah satu contoh yang jelas di mana Tuhan Yesus menyertai para muridNya adalah saat mereka diterjang badai di danau Tiberias dan sesudah kebangkitannya Dia menampakkan diri kepada para murid-Nya.
Tentu saja Tuhan Yesus tidak harus berada bersama para murid, pada saat mereka ditengah gelombang dan badai. Namun justru Tuhan Yesus berada dan menyertai para murid saat mereka berjuang menghadapi bahaya maut. Dengan kuasa-Nya Tuhan Yesus Kristus menenangkan badai dan gelombang, membuat hati dan hidup para murid merasa terselamatkan (Mat.8: 23–27).
Demikian pula Tuhan Yesus sesudah kebangkitan-Nya, menampakkan diri kepada para murid-Nya untuk menunjukkan bahwa Dia tetap melayani, menyertai, menguatkan, dan akan mengutus para murid. Kedatangan-Nya membuat para murid bersukacita yang kemungkinan pada saat itu berada dalam ketakutan karena guru mereka wafat di kayu salib dan dianggap sebagai penjahat.
Tugas kita sebagai orang Kristen, termasuk remaja Kristen mirip dengan tugas Tuhan Yesus. Para remaja Kristen mempunyai kekuatan untuk menolong, membantu dan menguatkan sesamanya. Apabila kita hanya berbicara tentang sumber kuasa dari Tuhan yang kita miliki, siapa yang percaya? Akan tetapi, jika kita hidup, berjalan dan bekerja dengan orang lain, maka mereka dapat menyaksikan kuasa Allah yang bekerja di dalam diri kita. Semakin kita memperlibatkan hidup Kristen kita pada orang lain, maka semakin banyak kita memiliki kesempatan untuk bersaksi tentang hidup Kristen kepada orang lain.
Yesus makan bersama Pemungut Cukai |
2.
Makan Bersama Orang Lain
Tentu kita senang makan bersama orang lain bukan? Makan bersama keluarga, atau teman selalu menyenangkan. Tuhan Yesus sering makan dengan orang banyak atau makan secara pribadi dengan orang lain (Mrk 2: 15). Tentunya kita memahami bahwa makan bersama dengan orang lain adalah cara yang sangat baik untuk mengenal dengan lebih dekat seseorang. Kita dapat berbicara sambil makan, merasa lebih dekat, suasana santai dan tidak tergesa-gesa.
Dalam kenyataan Tuhan Yesus sering makan dengan orang lain, misalnya dengan Marta dan Maria, makan di rumah pemungut cukai, dan makan perjamuan dengan para murid-Nya. Tentu Ia melakukannya karena itulah cara terbaik untuk melayani orang lain secara pribadi.
3.
Peduli terhadap Kebutuhan Orang Lain.
Bagaimana rasanya saat orang lain
mengerti kebutuhanmu dan memberi apa yang kamu butuhkan? Tuhan Yesus dalam
hidupnya memberikan contoh, bagaimana peduli dan melayani kebutuhan orang lain.
Pernah terjadi, pada suatu hari Tuhan Yesus benar-benar meninggalkan khalayak
ramai agar secara pribadi dapat melayani Yairus dan putrinya (Mrk 5: 21–24).
Sering kali kita berasumsi bahwa makin banyak orang yang mendengarkan kita dalam kesempatan tertentu, maka makin besar dampak yang kita peroleh. Akan tetapi, dalam kejadian tersebut justru sebaliknya, Tuhan Yesus memilih yang sedikit daripada yang banyak. Meskipun demikian ternyata Tuhan Yesus tidak selalu berbuat demikian. Misalnya, Tuhan Yesus pernah meninggalkan banyak orang, agar dapat sendirian dengan para murid-Nya. Akan tetapi, ketika orang banyak mengikuti Dia, maka Tuhan Yesus pun berbalik karena kasih-Nya dan melayani mereka (Mrk 6: 30–34).
Dengan demikian dapat kita simpulkan sebetulnya tidak ada patokan atau aturan yang tegas menyatakan bahwa ”yang sedikit lebih baik dari yang banyak”. Sebab kalau demikian, maka Tuhan Yesus akan mengabaikan kebutuhan banyak orang. Meskipun Tuhan Yesus sering melayani pribadi dan kelompok-kelompok kecil, tetapi Ia tidak pernah mengabaikan atau tidak memperdulikan kebutuhan banyak orang. Memang besar kecilnya kelompok tidak menentukan siapa yang seharusnya kita layani. Akan tetapi, biasanya kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat kita penuhi dengan sebaik-baiknya secara individu atau dalam kelompok kecil daripada dalam kelompok besar.
4.
Pelayanan secara Pribadi
Apabila kita perhatikan, sebetulnya pelayanan Tuhan Yesus secara keseluruhan lebih menekankan pada pelayanan secara pribadi. Sebetulnya hal ini bukanlah suatu kebetulan. Menarik bagaimana Tuhan Yesus melayani kebutuhan perempuan asing dari Kanaan yang anaknya sedang sakit. Tuhan Yesus tidak memperdulikan para murid yang mengusir perempuan tersebut (Mat. 15: 21–28). Dia tahu siapa perempuan itu, kasihnya kepada anaknya, dan tekadnya untuk memohon penyembuhan dan mengikuti Kristus.
Bahkan sejak Tuhan Yesus memanggil kedua belas orang menjadi Rasul yang dipilih, ternyata rencana Tuhan Yesus adalah supaya mereka: ”. . . menyertai Dia” (Mrk 3: 14). Sebetulnya bukanlah perintah jarak jauh tetapi ungkapan yang sangat pribadi sifatnya. Selanjutnya, Tuhan Yesus memberikan ”amanat agung” kepada para murid. Dia memerintahkan para murid untuk: ”Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku . . . dan ajarlah mereka untuk melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat 28: 19–20).
Tentu saja para murid akan mengingat pengalaman pribadi mereka bersama Tuhan Yesus, dan tahu apa yang dikehendaki oleh Tuhan, yaitu memerintahkan para murid untuk melakukan pekerjaan pelayanan bersama orang lain. Amanat Agung yang Tuhan Yesus berikan kepada para murid adalah suatu perintah untuk membimbing pribadi-pribadi agar menjadi percaya dan dewasa di dalam Kristus dan berkarya untuk menghasilkan buah. Dengan demikian sebetulnya Tuhan Yesus juga memerintahkan kita untuk menjadikan orang lain sebagai murid Kristus. Kita dipanggil, termasuk para remaja untuk membimbing orang lain secara pribadi seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.
D.
Bertumbuh Saat Kita Melayani
Agar kamu dapat meneladani Kristus dan menjadi orang Kristen yang dewasa, meskipun kamu masih remaja, baiklah kamu memperhatikan beberapa aspek di bawah ini agar ada panduan kita meneladani Kristus. Meskipun demikian, tentu kamu dapat mengembangkan sendiri aspek-aspek yang ada berdasarkan pengalaman dan pemikiranmu. Aspek-aspek tentang bagaimana kita bisa meneladani Kristus sebetulnya dapat bertumbuh pada saat kita melayani Tuhan dan sesama.
Beberapa aspek penting yang dapat kita
kembangkan saat kita melayani sebagai berikut.
- Dalam hubungan dengan Allah, seperti: lebih mengasihi Tuhan dengan segenap hati, kesungguhan dalam meneladani Kristus, taat dan setia kepada Tuhan Yesus dalam segala aspek kehidupan, ketaatan kepada Roh Kudus, serta terus-menerus berdoa dan bersyukur.
- Dalam hubungan dengan diri sendiri, seperti: kehidupan pemikiran yang sehat, pemeliharaan tubuh (fit, rapi, dan bersih), penerimaan diri dengan jujur, kerendahan hati, sukacita, berdamai dengan diri sendiri, penguasaan diri, dan disiplin diri.
- Dalam hubungan dengan orang-orang Kristen lain, seperti: peduli kepada sesama, lebih memahami sesama dan kebutuhannya, mengampuni dengan tulus, tidak berbicara yang buruk terhadap saudara seiman, tidak suka menggerutu, apa adanya (tidak pura-pura rohani), menghormati ”saudara yang lebih lemah”, setia dalam bersekutu dengan orang-orang Kristen yang lain, dan kesediaan menanggung beban yang lain.
- Dalam hubungan dengan pelayanan, seperti: memahami karunia-karunia rohani atau talenta yang dimilikinya, melakukan segalanya demi kemuliaan Tuhan, memiliki keinginan kuat untuk melayani Tuhan dan sesamanya, serta serta ingin menjadi berkat bagi sesama.
- Dalam hubungan dengan orang-orang non-Kristen, seperti: menjadi saksi Kristus yang setia bagi sesama baik melalui hidup maupun kata, keterlibatan pribadi dalam misi, tidak curang dalam usaha, tidak berhutang apapun kecuali kasih, berbagi sukacita Kristiani, menindak lanjuti sesama yang tertarik mengenal dan menerima Kristus, membuka diri untuk sharing iman, dan menjadi berkat bagi yang belum menerima Tuhan.
- Dalam hubungan dengan keluarga, seperti: menaati orang tua, menjadi berkat bagi keluarga, menghormati dan belajar dari orang tua dan keluarga, sungguh-sungguh mengasihi keluarganya apapun kondisinya.
- Dalam hubungan dengan peristiwa-peristiwa kehidupan, seperti: menghadapi kehidupan secara realistis, mengatasi krisis kehidupan dengan perspektif spiritualitas yang dimiliki, bersukacita dalam penderitaan, dan belajar tentang kehendak Tuhan dari peristiwa yang terjadi.
- Dalam hubungan dengan masalah-masalah kemasyarakatan, seperti: bekerjasama untuk masalah-masalah kemasyarakatan, taat kepada pemerintah dan hukum negara, berdoa untuk pemimpin masyarakat, terlibat dalam pelayanan masyarakat sebagai kesaksian yang hidup, dan mengembangkan pelayanan masyarakat terutama program-program yang penting belum dilakukan.
E. Memiliki Karakter Kristen
Banyak sekali pelayanan yang dapat kamu lakukan bagi sesama, kamu juga bisa memasuki organisasi gereja maupun organisasi masyarakat yang ada di daerahmu, di kotamu atau di lingkunganmu yang peduli kepada pelayanan terhadap sesama. Baik pelayanan yang bertujuan untuk kebutuhan secara fisik, kebutuhan sosial, kebutuhan mental/psikis, maupun kebutuhan rohani. Untuk pelayanan tersebut, perlu sekali kamu memiliki karakter Kristen yang menjadi dasar pelayanan dan sekaligus perlu dikembangkan.
Karakter sebenarnya merupakan suatu kekuatan yang kita miliki yang tidak kelihatan. Tentu saja karakter tidak dapat dimiliki secara instan karena untuk memiliki suatu karakter yang kokoh dibutuhkan waktu dan proses yang panjang dan melalui berbagai ujian kehidupan. Oleh karena itu, kita sekarang memiliki pendidikan karakter.
Pada umumnya karakter terbentuk atas landasan pengalaman, disiplin diri, maupun kemauan yang sungguh-sungguh. Karakter Kristen yang terbentuk merupakan hasil suatu perjumpaan dengan kebenaran Allah yang terus menerus, merenungkan dan merefleksikan firman Allah, mencari maknanya dan menerapkannya dalam kehidupan kita. Rasul Paulus memberikan nasihat kepada Timotius agar dapat menjaga karakter Kristen yang dimiliki: ”awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu” (I Tim 4: 16).
Mungkin saja lingkungan jenis pelayanan dan kegiatan kita tidak sama, tetapi perbedaan-perbedaan tersebut secara relatif hanya apa yang tampak dari luarnya. Hal yang terpenting dari masing-masing pelayanan tersebut tetap sama, yaitu pada karakter terutama motivasi orang yang melakukan pelayanan tersebut. Seringkali bakat, kemampuan, dan pendidikan tidak menjamin kualitas pelayanan yang diberikan karena kemungkinan pelayanan tersebut tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh atau karena ada motivasi tertentu. Akan tetapi, karakter yang dimiliki lebih menjadi pertimbangan utama dalam pelayanan.
Beberapa karakter dasar yang perlu
kita miliki sebagai pelayan Tuhan dan sesama sebagai berikut.
- Memiliki karakter ”hati hamba”. Dia ingin melayani, bukan dilayani, sebagaimana yang dikehendaki dan dicontohkan Kristus dalam Matius 20: 25-28.
- Memiliki komitmen. Seharusnya setiap orang Kristen memiliki panggilan untuk melayani sesamanya. Namun suatu komitmen terhadap panggilan pelayanan ternyata tidak selalu menjadi karakter setiap orang Kristen.
- Memiliki ”hati yang mau memahami”. Merupakan sikap yang mau memahami orang lain dan kebutuhannya (Flp 2: 4).
- Memiliki ”sikap kepemimpinan yang rendah hati”. Pemimpin yang sombong dan keras, sering melukai hati orang yang dilayani. Sebaliknya pemimpin yang rendah hati, lembut, dan menghormati orang lain, sering kali menjadi inspirasi, pemberi semangat dan menjadi berkat bagi orang lain.
Dari apa yang sudah dijelaskan di atas
dapat disimpulkan, bahwa kita memang mengenal bermacam-macam jenis pelayanan.
Terdapat pelayanan dalam skala yang besar sekali bahkan dalam skala
internasional, nasional dan lokal. Akan tetapi, ada pelayanan khusus yang kita
sebut dengan pelayanan Kristen. Sebagai orang muda Kristen, kita dipanggil
untuk terlibat dalam pelayanan Kristen, pelayanan bagi Tuhan dan sesama.
Pelayanan Kristen yang sesungguhnya, adalah satu pelayanan yang melibatkan
Tuhan (Roh Tuhan) dan fi rman-Nya, terutama untuk kemuliaan nama Tuhan.
F. Penutup
Sebagai remaja Kristen kita memiliki
idola, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang tidak pernah lekang oleh waktu dan
keadaan. Dia menjadi pemandu dalam berpikir dan berkarya untuk pelayanan.
Disamping memperhatikan pelayanan dalam kelompok, ternyata Kristus juga peduli
dan melayani secara pribadi. Dia menyertai para murid dan peduli pada kebutuhan
orang lain secara pribadi. Meskipun kita dipanggil untuk melayani sesama, namun
dalam realita, saat kita melayani kita juga mengalami dan menerima banyak
manfaat bagi pengembangan diri. Sebagai seorang pelayan Tuhan, seharusnya kita
juga perlu untuk mengembangkan karakter Kristen sebagai dasar pelayanan kita.
Menyanyi “Melayani
Lebih Sungguh”
Melayani,
melayani lebih sungguh 2X
Tuhan
lebih dulu melayani kepadaku
Melayani,
melayani lebih sungguh
Mengasihi,
mengasihi lebih sungguh
Tuhan
lebih dulu mengasihi kepadaku
Mengasihi,
mengasihi lebih sungguh
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Untuk SMP Kelas IX / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
Baca juga:
PAK Kelas 9 Semester 2 | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar