Kamis, 28 Oktober 2021

Pengembangan Diriku untuk Pelayanan Bagi Sesama

 

Bahan Alkitab:

Matius 22: 37–40

22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Ajaran Yesus Kasihilah Allah dengan segenap jiwamu dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri
Ajaran Yesus: "Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap jiwamu dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri"

Roma 12: 1

12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.


A. Pendahuluan 

Belajar dari Nick Vujicic

Gambar Nick Vujicic
Gambar Nick Vujicic

Nick Vujicic adalah seorang pria asal Australia yang mempunyai kondisi tubuh cacat. Kisahnya sering ditampilkan di televisi karena begitu menginspirasi banyak orang di dunia. Dia tidak mempunyai kedua tangan dan kaki yang utuh. Kaki sebelah kirinya pendek sekali, nyaris hanya dari mata kaki sampai telapak kaki. Perkembangan dan kehidupan Nick dari kecil bukanlah sesuatu yang mudah. Ketika ia berumur 8 tahun ia tidak dapat menerima dirinya. Ia hampir ingin bunuh diri. Tetapi pada waktu selanjutnya, Nick Vujicic sekalipun dalam keterbatasan fisiknya, ia tetap belajar untuk menemukan potensi dirinya, menerima dirinya, mengakui, dan mensyukuri kasih Tuhan atas keberadaan dan keberlangsungan hidupnya. Ia tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan dirinya. 

Sekalipun tidak memiliki kedua tangan dan kaki yang utuh, ia dapat memainkan alat musik, berenang, makan, minum, dan mengurus dirinya sendiri, menjadi motivator yang luar biasa dan menjadi berkat bagi banyak orang. Nick adalah contoh seseorang yang berusaha mengembangkan dirinya dan dapat menjadi berkat bagi orang lain bahkan dalam keadaan fisik yang tidak utuh sekalipun. Remaja Kristen masa kini dapat belajar banyak dari kehidupan Nick Vujicic dan keteladanannya untuk pelayanan bagi sesama. 

Sumber: www.facebook.com Gambar 11.1 Nick Vujicic

 

B. Masa Remaja: Masa Transisi 

Bagaimana pengalaman dan pendapatmu tentang remaja? Masa remaja adalah masa yang indah, namun juga masa yang penuh dengan gejolak.  Beberapa aspek perubahan pada diri remaja di masa transisi menurut Wayne Rice dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Masa transisi.

Dalam masa ini remaja banyak mengalami perubahan secara fisik dan mengalami berbagai gejolak yang kadang-kadang terlihat seperti tidak normal. Misalnya: seorang remaja begitu mudah berubah dalam waktu yang singkat, tiba-tiba senang dan tiba-tiba merasa sedih, tiba-tiba bersemangat dan tiba-tiba merasa tak punya semangat. Pada umumnya masa remaja dikenal dengan masa pencarian jati diri. Pada masa inilah seorang anak mencoba meninggalkan hal-hal yang kekanak-kanakan dalam usahanya untuk menemukan identitasnya. 

2. Masa bertanya.

Pada masa ini remaja mengalami perkembangan dalam ranah kognitifnya. Umumnya mereka mulai mempertanyakan banyak hal yang sudah diajarkan kepada mereka. Mereka tidak percaya pada semua hal yang pernah dikatakan/diajarkan, baik dari orang tua maupun guru. Mereka ingin mengerti bagi diri mereka sendiri. Misalnya kepercayaan tentang Allah dan Kristus di dalam Alkitab mulai diragukan. Dalam masa ini, remaja membutuhkan jawaban yang jujur dan pasti. 

3. Masa keterbukaan.

Pada masa ini remaja sangat terbuka terhadap ide-ide serta bimbingan. Bagi kebanyakan mereka, usaha untuk mencari/ mendapatkan identitas baru merupakan proses yang penuh dengan coba-coba menyebabkan karakteristik mereka sulit ditebak. Mereka akan menerima suatu hal di satu kesempatan dan dapat menolaknya sama sekali di lain kesempatan. 

4. Masa mengambil keputusan.

Remaja yang berada di usia 12–15 tahun belum siap untuk mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Tetapi bagi sebagian remaja yang lain, keputusan yang penting sangat mungkin terjadi dan mungkin saja tetap berfungsi sampai pada akhir hidup. 

Selama menjalani perkembangan, remaja diharapkan dapat mencapai hal-hal tertentu yang menjadi tantangan pada usia tersebut. Memang seringkali banyak remaja tidak mampu menerima keadaan dirinya. Tetapi semakin cepat remaja menerima keberadaan diri, maka semakin cepat pula mereka beradaptasi dan berkembang ke arah positif. 

Beberapa keadaan tertentu yang perlu dihadapi remaja antara lain: 

1. Menerima Keadaan Fisiknya.

Masa remaja setiap orang akan mengalami berbagai perubahan fisik. Kadang-kadang perubahan ini tidak sesuai dengan harapan diri remaja itu dan juga lingkungan sosialnya. Misalnya, muncul pertanyaan, ”Mengapa tubuh saya tidak setinggi Tomas?” Bila perubahan fisik yang terjadi tidak sesuai harapan, remaja cenderung untuk kecewa. Tentang hal ini remaja perlu menyadari bahwa setiap pertumbuhan fisik yang ia alami merupakan karunia Tuhan yang patut disyukuri. Tidak ada seorang manusia pun yang sempurna. Hal ini akan membantu remaja untuk dapat melihat dirinya tidak hanya sebatas pada kekurangannya, tetapi membuat remaja dapat melihat bahwa ia sendiri mempunyai kelebihan-kelebihan yang patut diterima dan dikembangkannya. 

2. Mengetahui dan Menerima Kemampuan Diri.

Masa remaja adalah masa yang produktif. Ini adalah masa yang tepat untuk belajar dan mencari tahu kemampuan diri, menerimanya, dan mengembangkannya bagi pelayanan kepada sesama. Tanyakanlah kepada orang-orang terdekat kamu seperti anggota keluarga, teman dekat, agar kamu mengetahui dan menemukan kemampuan dirimu untuk terus dikembangkan. Kamu juga dapat mencari tahu sendiri minat dan bakatmu. Misalnya olah raga, bermain musik, mengarang (novel, cerpen, puisi), melukis, memotret, berbicara di depan umum, dan lain-lain. 

3. Memantapkan Kepribadian dengan Nilai dan Norma yang Positif.

Masa remaja adalah fase terpenting dalam pembentukan nilai, termasuk nilai-nilai pelayanan sosial. Pembentukan nilai merupakan suatu proses emosional dan intelektual yang sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial. Pada masyarakat yang majemuk dan modern, terdapat banyak sistem nilai yang bertentangan satu dengan yang lain. Nilai-nilai dan arti didapat remaja dari orang-orang penting antara lain: guru, pemimpin kelompok, pembina pramuka, dan orang tua. Pada masa ini remaja sedang merenggangkan diri dari orang tua, sehingga pengaruh pemimpin kelompok teman sebaya lebih besar dibandingkan dengan pengaruh orang tua dalam hal penerimaan nilai. Bagaimana caranya kamu dapat berkembang dengan nilai-nilai positif yang juga dipengaruhi oleh lingkungan yang baik?

 

C. Orang Kristen di Tengah Gereja dan Lingkungan Sosial 

Kita berada di tengah-tengah komunitas Kristen atau gereja. Oleh karena itu penting bagimu untuk memahami hakikat gereja, meskipun dalam pembelajaran awal hal ini sudah banyak dibahas. Tetapi dalam pembelajaran ini akan kita kaitkan dengan pelayanan bagi sesama. Dalam Bab 1 sudah dijelaskan makna gereja. Gereja ada sebab Tuhan Yesus memanggil orang menjadi murid-Nya. Selain itu, gereja memiliki tugas atau yang sering dikenal dengan ”tiga tugas panggilan gereja”. Hal ini terlihat dalam peristiwa di mana Tuhan Yesus menyuruh muridnya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-Nya (Mat. 28: 19) dan perintah untuk menjadi saksi sampai ke ujungbumi (Kis. 1: 8). 

Gereja memiliki tritugas atau panggilan yaitu bersekutu (koinonia), bersaksi (marturia), dan melayani (diakonia). 

1. Bersekutu (Koinonia) 

Setiap orang yang percaya kepada Kristus dipanggil untuk bersekutu. Dengan bersekutu setiap orang dapat saling menjaga, mengasihi, dan saling membangun di dalam iman kepada Kristus. Hal bersekutu dapat dilihat dalam bentuk-bentuk doa bersama, kebaktian bersama, persekutuan keluarga, dan lain-lain. Pada gilirannya hal tersebut akan dibawa ke lingkungan sosial yang lebih luas, dan orang Kristen dipanggil untuk mengembangkan persekutuan-persekutuan yang dibutuhkan oleh lingkungannya. 

2. Bersaksi (Marturia)  

Tugas gereja adalah bersaksi tentang penyelamatan Allah kepada orang-orang yang belum mengetahuinya. Bersaksi dapat dilihat dalam bentuk-bentuk penyampaian Injil, atau dengan menjalani kehidupan yang penuh damai dan kasih dengan sesama. Bersaksi dapat dilihat dan diwujudnyatakan dalam tindakan-tindakan yang menyaksikan kebaikan Tuhan dalam hidup seseorang. 

3. Melayani (Diakonia)  

Gereja dipanggil tidak hanya untuk bersekutu dan bersaksi tetapi juga untuk melayani sesama. Hal melayani adalah bentuk nyata yang sangat diperlukan untuk mewujudkan kasih kepada sesama. Pelayanan yang sejati, telah dilakukan oleh Tuhan Yesus dan menjadi teladan utama bagi kita semua. Hal tersebut dapat dilihat di dalam kisah Tuhan Yesus melayani murid-murid-Nya dengan membasuh kaki mereka (Yoh. 13: 1–17). 

Seluruh anggota komunitas Kristen, termasuk kamu sebagai remaja Kristen memiliki peran yang harus dimainkan berkaitan dengan tritugas panggilan gereja. Setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi pelaku aktif firman Tuhan lewat kesaksian hidupnya di tengah lingkungan sosial. Hal itu dapat dilakukan sebagai pribadi maupun bersama orang Kristen orang lain dengan menampilkan tindakan dan gerakan untuk melindungi sesama manusia serta seluruh alam ciptaan. 

Setiap orang Kristen dipanggil untuk mengembangkan spiritualitas ”manusia baru” yang sudah dikuduskan oleh Tuhan di tengah-tengah masyarakat. Spiritualitas seperti ini akan membangun lingkungannya sesuai dengan tuntunan Roh Kristus. Spiritualitas tersebut akan memampukan orang Kristen menumbuhkan kasih yang sungguh-sungguh kepada Allah, pada saat yang sama secara aktif peduli kepada sesamanya sebagaimana Tuhan melihat dan mengasihi mereka. Spiritualitas seperti ini akan melahirkan kesatuan yang utuh antara kehidupan rohani dan aktivitas sosial. Terdorong oleh spiritualitas seperti itu, orang Kristen dimampukan untuk terlibat dan menunaikan tugas mereka bagi gereja dan dengan semangat Injil memberi sumbangsih bagi lingkungannya.

Ada orang Kristen yang kehidupannya terpisah atau terbelah. Pada satu pihak mereka memiliki ”kehidupan rohani” dengan tuntutan-tuntutannya, di pihak lain memiliki ”kehidupan duniawi” di dalam keluarga, sekolah, tempat pekerjaan, atau yang memiliki hubungan dengan lingkungan sosial. Hal ini tidak boleh terjadi. Kedua kehidupan itu harus dipersatukan, dengan firman dan kehendak Tuhan sebagai titik rujukan.

 

D. Keterlibatan Sosial Berlandaskan Iman Kristiani 

Hidup kita di tengah-tengah lingkungan sosial sudah seharusnya dilandasi oleh iman dan ketaatan untuk melakukan kehendak Tuhan bagi pembaharuan lingkungan. Untuk itu dibutuhkan pembaharuan dalam tingkat personal maupun sosial yang dapat merefleksikan nilai-nilai keadilan, perdamaian, ketaatan, solidaritas, ketulusan, dan keterbukaan. Pembaharuan seperti itu adalah tuntutan kristiani yang berat. Meskipun demikian, ada jaminan dari pribadi yang sudah lebih dahulu menjalani dan menghadapi situasi sulit sebagaimana yang kita hadapi saat ini. Pribadi tersebut adalah Tuhan Yesus sendiri. Ia berjanji kepada kita, ”Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28: 20). 

Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Allah telah memberikan kepada kita suatu kesempatan untuk mengatasi masalah, kejahatan, dan menggapai kebaikan dan kehendak Tuhan. Untuk itu Kristus telah menebus umat-Nya dengan memberikan diri-Nya secara utuh, dan harganya telah lunas dibayar (1 Kor. 6: 20). Pemberian diri Kristus bagi kita manusia merupakan landasan dan inti komitmen kristiani kita, untuk memberikan harapan bagi lingkungan kita. Karena penebusan Kristus, hal-hal yang lama ”telah mati” dan kita perlu mengembangkan sifat-sifat maupun kekuatan dalam pengharapan teguh akan janji-janji Tuhan sambil terus mengembangkan diri dalam pelayanan bagi sesama (bdk. Ef. 4: 16). 

Tujuan dari keterlibatan sosial kita adalah untuk menopang lingkungan agar menjadi tempat yang layak bagi keberlangsungan kehidupan manusia secara utuh (fisik, mental, sosial, spiritual). Untuk itu, kita perlu mengembangkan solidaritas. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita bahwa kita dipanggil untuk mengasihi sesama (Mat. 22: 40, Yoh. 15: 12). Kebenaran ini juga berlaku bagi lingkungan sosial. Kasih yang sejati adalah perintah sosial yang sangat penting. Kasih tersebut akan direfleksikan dengan cara memahami dan menghormati sesamanya, dan hak-hak yang dimilikinya. Di dalam relasi dengan Allah kasih menjadi nyata dan efektif dalam pelayanan bagi sesama. 

Tuhan Yesus menderita bagi semua orang.Yohanes 3: 16 ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”.

 

E.  Berperan Serta Secara Arif 

Dalam perkembangan hidup kita, tidak terlepas dari lingkungan sosial. Karena itu, remaja mau tidak mau perlu dan harus terlibat dalam kehidupan bersama sesamanya. Mungkin banyak di antara kamu yang merasa tidak perlu memikirkan dan terlibat dalam lingkup yang lebih besar. Peran ini dijalankan oleh orang tua. Tetapi ketika memasuki masa remaja, kamu akan melihat bahwa kini tiba waktunya untuk kamu pun ikut terlibat, dan turut bertanggung jawab terhadap kehidupan sesama. 

Ada beberapa tahap dalam menentukan langkah untuk memahami, menilai keadaan, mengambil keputusan, dan mendorong suatu tindakan. Ketiga tahapan tersebut adalah:

1. Melakukan refleksi terhadap realitas yang ada. Di sini kita perlu mendengarkan berbagai pendapat yang baik dan tajam.

2. Melakukan evaluasi terhadap realitas tersebut dan menganalisisnya di dalam terang rencana dan kehendak Tuhan.

3. Mengambil keputusan berdasarkan langkah-langkah terdahulu.

Tindakan yang bijaksana memungkinkan kita untuk mengambil keputusan yang baik dan konsisten dengan keyakinan iman kita. Di sinilah terlihat keterkaitan antara kearifan kristiani dan pengembangan diri remaja untuk pelayanan bagi sesama. Akan lebih baik lagi apabila gereja kamu memiliki program-program yang melibatkan remaja. Misalnya, gereja melibatkan remaja untuk membuat karya-karya dan pelayanan bermakna bagi sesama. Remaja dilibatkan untuk mengembangkan bakatnya, dengan membuat kerajinan tangan, membuat lagu, terampil mendengarkan sesama, menyampaikan firman Tuhan, dan lain-lain.

 

F. Peran Serta Remaja untuk Pelayanan bagi Sesama 

Dalam Bahasa Inggris kata ”tanggung jawab” berarti responsible dibentuk dari dua kata, yaitu response (= jawaban) dan able (= mampu). Jadi, kata responsible dapat diartikan sebagai ”mampu menjawab akibat-akibat yang ditimbulkan oleh tindakan kita”. Hal ini sama dengan arti kata tanggung jawab dalam bahasa Indonesia yang juga mengacu kepada kemampuan dan kesediaan seseorang untuk menanggung akibat-akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya. 

Kehadiran orang Kristen termasuk remaja dalam kehidupan sosial dicirikan oleh pelayanannya. Pelayanan adalah tanda dan ungkapan kasih Kristiani yang dapat dirasakan dalam kehidupan keluarga, gereja, dan kehidupan sosial di masyarakat sesuai dengan kemampuan dan talenta pemberian Tuhan. Pelayanan yang dilakukan dengan baik dan tepat dapat ikut memecahkan masalah-masalah sosial. Bahkan pelayanan sosial dapat menjadi kesaksian yang hidup dan konsisten dengan ajaran kristiani. 

Di tengah dunia yang semakin kompleks dan pluralistik, kita dipanggil untuk membuka diri melalui kesaksian mereka, bekerja sama dengan semua orang dalam memikul tanggung jawab kita sebagai warga masyarakat dan dunia. Kita dipanggil untuk turut bertanggung jawab membantu semua orang, apapun juga agama dan keyakinan mereka. Dengan demikian akan menjadi nyata peranan iman Kristen dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dan martabat manusia yang luhur. 

Adapun bentuk tanggung jawab komitmen sosial kita dapat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu:

1. Komitmen untuk membarui diri secara mental. Pembaharuan mental seharusnya memang mendahului komitmen untuk memperbaiki lingkungan.

2. Dari pembaharuan mental akan muncul kepedulian terhadap orang-orang di lingkungan kita. Kepedulian tersebut dapat membantu kita untuk memahami tanggung jawab dan komitmen untuk ”menyembuhkan” lingkungan kita, lembaga, struktur, dan kondisi yang berhubungan dengan martabat manusia, sehingga setiap manusia betul-betul dapat dihormati dan seluruh alam semesta dapat dipulihkan. 

Di atas telah dijelaskan bahwa perkembangan remaja tidak terlepas dari konteks kehidupan di tengah sesama. Kita adalah bagian dari gereja dan tinggal di tengah masyarakat. Namun banyak remaja yang enggan memenuhi tanggung jawabnya untuk melayani sesama. Mereka lebih memilih untuk menjalani masa remajanya dengan melakukan hal-hal yang negatif, yang mendukakan Tuhan, seperti mengonsumsi minuman keras, narkoba, hingga seks bebas yang dapat mengakibatkan berbagai jenis penyakit. Mereka tidak peduli dengan kemampuan diri mereka, potensi diri mereka yang seharusnya perlu digali, dikembangkan demi pelayanan untuk sesama.

 

G. Penutup 

Masa remaja adalah masa transisi yang penuh gejolak sebab secara signifikan remaja tengah mengalami perkembangan baik dari segi fisik, mental, intelektual, dan spiritual. Remaja Kristen dipanggil untuk terlibat dalam pelayanan bagi sesama yang dikasihi Tuhan. Remaja Kristen diharapkan dapat menerima keberadaan dirinya, mengetahui dan menerima kemampuan dirinya, dan dapat mengembangkan diri untuk pelayanan bagi Tuhan dan sesamanya. Anak-anak Tuhan perlu melakukan pelayanan kepada sesama dengan penuh tanggung jawab, serta dengan pertimbangan secara arif.

 

Nyanyian ”Bagaikan Bejana”

Bagaikan bejana siap dibentuk Demikian hidupku di tangan-Mu

Dengan urapan kuasa Roh-Mu ‘Ku dibaharui selalu

Jadikan ‘ku alat dalam rumah-Mu, Inilah hidupku di tangan-Mu

Bentuklah s’turut kehendak-Mu, Pakailah sesuai rencana-Mu

‘Ku mau s’perti-Mu Yesus, Disempurnakan selalu   

Dalam segenap jalanku Memuliakan nama-Mu


Referensi:

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti  Untuk SMP Kelas IX / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.

Gambar Yesus mengajar https://sangsabda.wordpress.com/2020/08/20/kasihilah-sesamamu-manusia-seperti-dirimu-sendiri/

Baca juga:

PAK Kelas 9 Semester 2

01

Meneladani Kristus Dalam Pelayanan

02

Gereja Peduli Kepada Sesama yang Sakit

03

Gereja Peduli Kepada yang Berkebutuhan Khusus

04

Pengembangan Diriku untuk Pelayanan Bagi Sesama

05

Hidup Bermakna Bagi Lingkungan Sekolah

06

Peranku Dalam Pengembangan Masyarakat

07

Remaja di Tengah Dunia yang Berubah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar