Rabu, 03 November 2021

Peranku Dalam Pengembangan Masyarakat

 

Bahan Alkitab 

Yeremia 29 ayat 7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.

Matius 25: 31–46

25:31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.

25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?

25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.

25:44 Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?

25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal." 

Yeremia 29: 7

29:7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.

Matius 5: 13–16

5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

 

A.  Pendahuluan 

Setiap orang Kristen, baik tua, muda, termasuk remaja merupakan anggota masyarakat yang saling berhubungan dan saling menolong serta mendukung. Kebebasan yang kita peroleh dalam rangka menjadi dewasa tidak dapat kita pakai semaunya tanpa memperhitungkan orang lain di sekitar kita. Hidup bersama dengan orang lain membutuhkan sikap-sikap tertentu terutama kesediaan untuk berperan serta mengembangkan masyarakat. 

Dalam realitas, kita hidup dan tinggal di tengah-tengah masyarakat yang mempunyai banyak sekali persoalan sosial seperti kemiskinan, kebodohan, kriminalitas, narkoba, konflik, tawuran, pornografi , dan pencemaran lingkungan. Dalam konteks seperti itu kita harus menunjukkan kepedulian kita sebagai remaja-remaja murid Kristus. Kita semua dipanggil untuk mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan Yesus dan untuk mengembangkan pelayanan yang menyentuh semua aspek kehidupan baik pada aras personal maupun sosial.

 

B. Realitas Remaja di Tengah Masyarakat 

Biasanya remaja suka hidup berkelompok. Di dalam kelompok itu para remaja dapat belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas, yaitu masyarakat.  

Kelompok yang ada dianggap bukan saja untuk mencapai tujuan hidupnya, namun sekaligus juga merupakan tempat untuk bertumbuh dan mengembangkan kepribadian. Pada umumnya dalam pertemuan kelompok, remaja tidak hanya duduk termenung atau mendiskusikan hal serius, tetapi juga sibuk dengan berbagai kegiatan yang dapat menunjang kepribadiannya. Di dalam kelompok tersebut, akan timbul hubungan persahabatan. Remaja pun berinteraksi di dalam kelompok-kelompok mereka. Di sini terjadilah saling mempengaruhi yang signifikan di antara teman-teman sebaya. Remaja pun mengalami berbagai perubahan di dalam proses pertumbuhan mereka. Mereka juga belajar bagaimana menjalankan perannya di tengah masyarakat.

Para pakar psikologi setuju bahwa terdapat kelompok-kelompok yang biasanya terbentuk pada usia remaja. Kelompok-kelompok tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: 

1. Kelompok Sahabat Karib 

Kelompok sahabat karib biasanya terdiri dari dua sampai tiga remaja. Dalam kelompok itu pada umumnya terdiri dari remaja dengan kesamaan jenis kelamin. Jadi ada kelompok sahabat karib laki-laki dan kelompok sahabat karib perempuan. Kelompok sahabat karib merupakan kelompok remaja dengan ikatan yang kuat. Pada umumnya mereka bergabung karena memiliki minat dan kemampuan maupun kemauan yang cocok. Kelompok ini juga disebut sebagai peer group. 

2. Klik atau Kelompok Persahabatan 

Klik biasanya terdiri dari empat sampai lima remaja. Mereka bergabung karena ada penyatuan dua pasang sahabat karib. Mereka pada umumnya adalah para ”remaja awal” atau usia 11–14 tahun. Tingkat interaksi mereka biasanya sangat tinggi. 

3. Crowds atau Kelompok Banyak Remaja 

Crowds biasanya terdiri dari banyak remaja, oleh karenanya jarak emosi di antara mereka agak renggang. Kelompok ini biasanya terdiri dari remaja laki-laki maupun perempuan yang memiliki perbedaan kemampuan, kemauan maupun minat. Biasanya mereka memiliki rasa takut karena diabaikan atau tidak diterima oleh teman-teman di kelompok lain. 

4. Kelompok yang Diorganisasikan 

Kelompok ini merupakan kelompok yang sengaja dirancang dan diorganisasi oleh lembaga maupun orang dewasa. Hal ini misalnya terjadi di kelompok keagamaan maupun di sekolah seperti OSIS atau di masyarakat seperti Karang Taruna. Kelompok seperti ini biasanya terbuka bagi sesama remaja. 

5. Geng 

Merupakan kelompok yang terbentuk dengan sendirinya. Biasanya terbentuk karena adanya pelarian dari empat jenis kelompok di atas. Anggotanya dapat terdiri dari sesama jenis kelamin atau dapat juga berbeda. Seringkali mereka menghabiskan waktu untuk menganggur dan kadang-kadang mengganggu sesama remaja yang lain. Hal ini terjadi karena ketidakpuasan yang diterima dari kelompok lain. Ada geng yang agresif bertingkah laku mengganggu, namun juga ada yang bersikap tenang. 

Ada sejumlah alasan mengapa para remaja ingin bergabung di dalam kelompok. Misalnya karena ingin diterima oleh orang-orang dalam kelompok, atau ingin mendapatkan pengakuan, atau karena merasa kecakapannya belum diterima oleh orang dewasa. Di samping itu ketika berada di antara teman-temannya sendiri, remaja juga merasakan dirinya bebas. Mereka dapat merencanakan kegiatan-kegiatan bersama, entah yang sekadar iseng atau nakal, atau bermanfaat. 

Dalam kelompok tersebut remaja juga diberikan kesempatan untuk belajar tentang dirinya sendiri, membagikan, dan mengemukakan pikiran sangat dihargai. Keadaan ini jarang terjadi di luar kelompok. Meskipun demikian, seringkali mereka mempunyai masalah yang sama, misalnya masalah belajar, pacaran, dan tekanan dari orang tua. 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui kelompok-kelompok tersebut, sesungguhnya remaja mempunyai kepedulian terhadap situasi dan kondisi kelompoknya dan pada akhirnya juga peduli kepada masyarakat tempat mereka hidup. Sebagai remaja khususnya remaja Kristen, sikap peduli tersebut seharusnya diperlihatkan melalui cara berpikir, berbicara dan bertindak yang baik dan manunjukkan identitas remaja sebagai murid Kristus. Hal ini sesuai dengan Surat Efesus 2: 10 berbunyi, ”Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”. Artinya, baik secara sendiri-sendiri maupun melalui kelompok-kelompoknya, para remaja yang sudah lebih dulu menerima penyelamatan dari Kristus, pada gilirannya wajib untuk aktif menyatakan dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang baik di dalam kehidupan bermasyarakat.

 

C. Landasan Kristiani, Peran, dan Kepedulian Remaja di Tengah Masyarakat 

Apa yang menjadi dasar alkitabiah maupun teologis untuk peran dan kepedulian remaja bagi masyarakatnya? Salah satu hal terpenting yang diungkapkan oleh Alkitab adalah bahwa Allah adalah sang pencipta segala sesuatu di dunia ini, sebagaimana diungkapkan dalam Kejadian 1: 31 ”... Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik.” Ciptaan yang baik ini adalah dunia dengan segala isinya termasuk alam sekitar, maupun masyarakat dengan kebudayaannya, telah diatur oleh Tuhan yang berdaulat serta meminta tanggapan maupun tanggung jawab manusia (bdk. Kej. 2, Mat. 25: 31–46). Sayang keteraturan dan rencana Tuhan agar manusia berada dalam keadaan yang kudus telah jatuh dan dinodai oleh manusia ciptaan Allah itu sendiri. 

Manusia jatuh ke dalam dosa karena melanggar perintah Tuhan. Karena itu manusia harus dihukum (Kej. 3). Meskipun demikian, pokok utama yang diungkapkan dalam Alkitab bukanlah penghukuman dan penghakiman Allah, melainkan kasih dan penebusan-Nya. Allah Bapa, Sang Pencipta, ternyata juga Allah yang berkenan menebus ciptaan-Nya yang sudah jatuh. Penyelamatan manusia bahkan seluruh semesta telah dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, sebagai pengikut Kristus kita semua dipanggil menjadi pelayan dan terlibat dalam kehidupan masyarakat. Ini adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita untuk menjadi pelayan Allah dan sesama. 

Dalam Perjanjian Lama, para nabi memberitakan pentingnya hidup kudus dan peduli kepada masalah-masalah sosial (Ams. 5: 21–24). Demikian juga Yesaya mengutuk perayaan-perayaan keagamaan serta persembahan umat Tuhan karena mereka melakukannya dengan kemunafikan. Mereka setia beribadah, namun pada saat yang sama mereka melakukan kejahatan. Di dalam Yesaya 1: 16–17 dikatakan, ”… Berhentilah berbuat jahat; belajarlah berbuat baik, usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang yang kejam, belalah hak-hak anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda”. 

Dalam Perjanjian Baru, kepedulian kepada sesama tetap diteruskan sebagaimana yang diungkapkan dalam Perjanjian Lama. Kitab Injil mengungkapkan tekanan kepada perspektif kenabian tersebut selalu terungkap di dalam kehidupan dan pengajaran Tuhan Yesus, sebagaimana yang diungkapkan dalam Matius 25: 35: ”...ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan…”. Demikianlah setiap orang Kristen diajak untuk turut melakukan dan meneladani apa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dalam kehidupan dan pelayanan-Nya di dunia. 

Rasul Paulus mengatakan bahwa dalam usaha berperan serta bagi pengembangan masyarakat, kita harus memperlakukan orang lain sebagai subjek yang setara. Sesama kita dalam masyarakat bukanlah objek yang tidak setara dengan kita. Hal itu diungkapkan dalam Galatia 3: 28: ”Tidak ada orang Yahudi atau Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua satu di dalam Kristus Yesus”. Jelas kesadaran dan ungkapan Paulus ini merupakan usaha yang menghancurkan sekat-sekat sosial yang dapat memisahkan kita dengan sesama warga masyarakat. Siapa pun kita dan apapun peran kita di masyarakat, semuanya merupakan subjek yang sama dan sederajat. 

Bagaimana pengajaran alkitabiah dan pemahaman teologis tersebut dapat dihubungkan dengan perilaku para pelayan atau utusan Kristus dalam masyarakat pada masa kini? Jelas orang Kristen harus berada dan menjadi bagian dari masyarakat, tempat yang telah ditentukan oleh Allah bagi kita, sekaligus kehadirannya menjadi berkat bagi lingkungan.

 

D. Perubahan Sosial dan Dampaknya bagi Masyarakat 

Kita hidup dan tinggal di tengah-tengah masyarakat yang mempunyai banyak sekali persoalan sosial. Kemiskinan, kebodohan, kriminalitas, narkoba, konflik, tawuran, pornografi, pencemaran lingkungan, adalah contoh-contoh persoalan sosial yang menimpa masyarakat kita saat ini. Di sinilah kita sebagai pengikut Kristus harus menunjukkan kepedulian kita. Kita dituntut untuk mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan Yesus, yaitu dengan memperhatikan dan memberikan pertolongan dalam bentuk apa pun yang dapat kita berikan, sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab kita di tengah-tengah masyarakat. 

Perubahan masyarakat secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan di dalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat. Perubahan sosial dapat dilakukan dengan mengubah pola hidup manusia agar menjadi lebih baik dan bermartabat. Misalnya, dari kebiasaan untuk membuang sampah sembarangan, atau bahkan buang air besar di sungai, masyarakat diajak untuk memelihara lingkungan yang bersih dan sehat, dan membuang sampah serta kotoran pada tempatnya. 

Perubahan sosial dapat juga dilakukan dengan membuat orang tidak merasa puas dengan hasil karya yang dicapainya sekarang, sehingga mereka akan mencari upaya untuk meningkatkan hasil kerja mereka. Misalnya, banyak pedagang kaki lima yang bekerja dari jam lima pagi hingga jam delapan malam, namun penghasilannya hanya cukup untuk biaya makan satu hari saja. Mungkin orang-orang seperti ini perlu diberikan keterampilan untuk meningkatkan jualannya, baik dalam segi kualitas maupun jenisnya sehingga penghasilan mereka dapat bertambah, dan jam kerja mereka tidak usah begitu lama. 

Bentuk perubahan lainnya adalah perubahan orientasi kerja. Banyak warga masyarakat yang lebih suka beralih ke dunia industri daripada bertahan di pertanian karena di situ mereka lebih cepat memperoleh gaji dan penghasilan lebih terjamin. Namun bila semakin banyak orang meninggalkan dunia pertanian, siapakah yang akan menghasilkan pangan untuk masyarakat kita? 

Perubahan sosial di sini termasuk di dalamnya perubahan nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dengan demikian, perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain. 

Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang berlangsung dengan cepat. 

Perubahan sosial dan kebudayaan belakangan ini terjadi dengan sangat cepat karena pengaruh perkembangan informasi dari luar. Gaya hidup orang kota telah merasuk ke desa. Banyak orang di desa merasa ketinggalan kalau mereka tidak mengikuti gaya hidup orang kota. Padahal gaya hidup kota belum tentu lebih baik daripada gaya hidup di pedesaan. 

Di masyarakat luas, materialisme telah merambah luas dalam kehidupan sehari-hari. Uang dan materi menjadi ukuran sukses manusia. Untuk menjadi kaya, orang tidak segan-segan melakukan apa saja, bahkan juga hal-hal yang dilarang oleh hukum dan negara. Misalnya, membabat hutan untuk membuka kebun-kebun sawit terlarang. Atau menggali tambang batubara di tempat-tempat yang mestinya menjadi hutan lindung nasional. Atau membangun vila-vila di bukit-bukit sehingga menimbulkan longsor dan banjir di kota-kota sekitarnya. Semua ini disebabkan oleh pola hidup yang egoistis yang tidak peduli dengan kesejahteraan bersama. 

Perubahan sosial budaya sebagaimana diungkapkan di atas dampaknya dapat mengubah adat, kebiasaan, cara pandang, bahkan ideologi suatu masyarakat. Hal ini tentu saja mempengaruhi pola dan perilaku masyarakatnya.

 

E. Sikap Remaja di Tengah Perubahan Sosial 

Di tengah-tengah perubahan masyarakat, kita diharapkan mempunyai kepedulian terhadap lingkungan. Rasa peduli adalah ibarat batu bata untuk bangunan yang bernama kasih. Tanpa adanya kepedulian tidak mungkin terdapat rasa kasih pada seseorang. Apa yang dimaksud dengan kepedulian? Kepedulian adalah kesanggupan untuk peka terhadap kebutuhan orang lain dan kesanggupan untuk turut merasakan perasaan orang lain serta berempati (menempatkan diri dalam keadaan orang lain). Ini sangat penting ketika kita menerapkan fungsi-fungsi pelayanan kristiani yang disebutkan di atas. 

Kepekaan dan kepedulian membuat orang melihat keluar dari dirinya dan menyelami perasaan dan kebutuhan orang lain, lalu menanggapi dan melakukan perbuatan yang diperlukan untuk orang lain dan dunia di sekelilingnya. Kepekaan dan kepedulian adalah nilai yang sangat penting dimiliki setiap orang. Pada nilai ini terkait banyak nilai lainnya, antara lain: meneladani Kristus, kejujuran, kerendahan hati, cinta kasih, keramahan, kebaikan hati, kebijaksanaan, dan sebagainya. Kebahagiaan yang dialami seseorang sebagian besar adalah hasil kepekaan dan kepedulian orang tersebut terhadap perasaan, kesempatan, dan kebutuhan orang lain dan dunia di sekitarnya.

 

Orang yang perhatiannya tertuju kepada orang lain akan bersikap:

1. Lebih sadar akan kepentingan dan kebutuhan orang lain.

2. Tidak mementingkan diri sendiri.

3. Tidak mudah ikut-ikutan dengan orang lain dan mengurangi kebergantungan kepada persetujuan teman sekelompok.

4. Bertambah kesadaran akan keunikan diri sendiri dan karenanya rasa yakin dirinya berkembang.

 

Alkitab memberikan banyak contoh tentang tokoh muda yang mampu menghadirkan perubahan. Raja Salomo terkenal bijaksana dalam memimpin bangsa Israel sehingga bangsa Israel menjadi bangsa yang kuat dan disegani bangsa-bangsa lain. Daniel gigih dalam idealisme dan imannya kepada Tuhan Allah walaupun dia harus dicampakkan ke dalam gua singa. Yusuf si raja muda di Mesir, berhasil membawa bangsa Mesir mengatasi masalahnya. Bahkan dia mampu menepis masalah godaan seksual sekaligus tetap mengasihi keluarga yang pernah mengasingkan dia. 

Dalam kehidupan bangsa kita, kita menemukan Soekarno dan Sutan Sjahrir, yang dalam usia muda telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Soekarno ditangkap, diasingkan bahkan dipenjarakan tetapi tetap bersemangat dan berani menghadapi penjajah. Sjahrir menjadi pemikir yang sangat penting dalam membangun gagasan demokrasi Indonesia. Masih banyak lagi tokoh muda lainnya di negara kita yang dapat kamu teladani dalam hidup untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang berintegritas dan kuat. 

Sebagai remaja Kristen, kita dituntut untuk dapat menjadi pelayan bagi orang di sekitar kita. Kita terpanggil untuk menjadi berkat dan teladan bagi orang lain sehingga berguna dan bermanfaat bagi diri sendiri, orang tua, keluarga, tetangga, agama, masyarakat, bangsa dan Negara.

 

F. Penutup 

Sebagai orang Kristen, sikap peduli terhadap situasi dan kondisi yang menimpa masyarakat tempat kita hidup bersama merupakan tugas dan panggilan kita. Sikap peduli itu harus kita perlihatkan melalui cara berpikir, berbicara dan bertindak yang baik dan menunjukkan identitas kita sebagai murid Yesus. Kita dituntut untuk dapat menjadi pelayan yang efektif bagi masyarakat di lingkungannya. Kita terpanggil untuk menjadi berkat dan teladan bagi orang lain, orang tua, keluarga, tetangga, agama, masyarakat, bangsa, dan negara. Masa muda adalah kesempatan paling baik bagi kita untuk mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin masa depan dan sekaligus menjadi agen perubahan masyarakat.

 

Menyanyi ”T’rima Kasih Tuhan” 

T’rima kasih Tuhan untuk kasih setia-Mu

Yang ku alami dalam hidupku

T’rima kasih Yesus untuk kebaikan-Mu

Sepanjang hidupku

Ref.:     T’rima kasih Yesusku

Buat anugrah yang Kau b’ri

S’bab hari ini Tuhan adakan

Syukur bagi-Mu


Referensi:

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti  Untuk SMP Kelas IX / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.

Gambar dari https://pixabay.com/id/photos/matahari-terbenam-jalan-kota-rakyat-6878021/ 

Baca juga:

PAK Kelas 9 Semester 2

01

Meneladani Kristus Dalam Pelayanan

02

Gereja Peduli Kepada Sesama yang Sakit

03

Gereja Peduli Kepada yang Berkebutuhan Khusus

04

Pengembangan Diriku untuk Pelayanan Bagi Sesama

05

Hidup Bermakna Bagi Lingkungan Sekolah

06

Peranku Dalam Pengembangan Masyarakat

07

Remaja di Tengah Dunia yang Berubah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar