Bahan Alkitab:
Mazmur 133
133:1 Nyanyian ziarah Daud. Sungguh,
alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan
rukun! 133:2 Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang
meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. 133:3 Seperti embun gunung
Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN
memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Matius
25:31-46
25:31 "Apabila Anak Manusia
datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia
akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 25:32 Lalu semua bangsa akan
dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada
seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 25:33 dan Ia akan
menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah
kiri-Nya.
25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada
mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku,
terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 25:35
Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi
Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 25:36 ketika
Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku;
ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
25:37 Maka orang-orang benar itu akan
menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami
memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 25:38
Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau
tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 25:39 Bilamanakah
kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
25:40 Dan Raja itu akan menjawab
mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan
untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah
melakukannya untuk Aku.
25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada
mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang
terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan
malaikat-malaikatnya. 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku
makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 25:43 ketika Aku seorang
asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak
memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat
Aku.
25:44 Lalu mereka pun akan menjawab
Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau
sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami
tidak melayani Engkau?
25:45 Maka Ia akan menjawab mereka:
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk
salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk
Aku. 25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang
benar ke dalam hidup yang kekal."
Matius
22: 37-39
22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri
A. Pengantar
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
majemuk atau beragam yang terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, budaya,
agama maupun kelas sosial. Hal itu merupakan anugerah Tuhan yang patut
disyukuri. Namun, masih banyak orang yang belum memiliki kesadaran untuk
membangun pemikiran yang positif terhadap keberagaman. Pembahasan mengenai
solidaritas masyarakat majemuk memotivasi kamu untuk mewujudkan solidaritas
sebagai kebiasaan hidupmu.
B. Masyarakat Indonesia yang Majemuk
Coba kamu lihat di sekelilingmu, di lingkungan tempat tinggalmu dan di lingkungan sekolahmu, apakah semua orang berasal dari latar belakang yang sama? Tentu saja tidak bukan? Kamu akan menemukan teman ataupun orang lain yang berbeda tempat asal, suku, agama bahkan warna kulit. Ada yang berkulit kuning ada yang sawo matang, ada yang coklat dan ada yang hitam. Ada yang berambut lurus, ikal maupun keriting. Ada yang beragama Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Buddha, Khong Hu Chu. Nah, keberagaman itu yang disebut majemuk. Bagaimana kamu memandang mereka yang berbeda denganmu? Seringkali masih ada orang yang memandang orang lain yang berbeda dengannya seperti rasa curiga. Akan tetapi, dalam ajaran iman Kristen, kamu diminta untuk bersikap baik dan memandang orang lain secara positif. Masih ingat perintah Yesus untuk mengasihi sesama? Dalam pembahasan ini, kamu akan belajar bagaimana membangun solidaritas di tengah masyarakat atau orang-orang yang beragam atau majemuk.
Pelajari gambar-gambar di atas dan jelaskan apa yang kamu lihat melalui gambar-gambar tersebut, terutama dalam kaitannya dengan kemajemukan bangsa kita! Kamu boleh mengembangkan imajinasimu dalam mendalami gambar-gambar tersebut! Boleh juga mengaitkannya dengan pengalamanmu.
Melihat gambar-gambar tersebut kamu lebih memahami keadaan nyata bangsa kita yang amat beragam dan tersebar di seluruh tanah air. Gambar-gambar itu juga menyadarkanmu bahwa kamu adalah anak Kristen Indonesia yang hidup berdampingan dengan saudara-saudara sebangsa dari berbagai latar belakang yang berbeda, tetapi kita diikat oleh cita-cita bersama untuk menjadi anak Indonesia yang turut serta berjuang dan membangun solidaritas serta berkarya untuk mewujudkan rasa cinta kepada bangsa dan negara kita.
Apakah remaja SMP seperti kamu sudah
mampu melakukan sesuatu bagi bangsa dan negara? Tentu kamu dapat mewujudkan
peranmu sesuai dengan usia dan kemampuanmu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara kamu menerapkan hidup dalam disiplin, mewujudkan nilai-nilai Kristiani,
peduli dan solider terhadap teman, keluarga dan orang lain bahkan anggota
masyarakat lainnya yang berbeda agama, suku, budaya denganmu. Semua yang kamu
lakukan dan pelajari merupakan bekal untuk menuju dewasa. Pada saat itulah kamu
dapat benar-benar menyumbangkan karyamu bagi bangsa dan negara. Bertumbuh
sebagai manusia yang baik, yang bertanggung jawab dan yang menerapkan
nilai-nilai iman dalam hidupmu sudah merupakan bagian dari peran itu.
C. Solidaritas dalam Masyarakat Majemuk
Baca cerita di bawah ini
Ada kisah nyata tentang biarawati di Filipina yang disandera oleh tentara MILF yang beraliran Islam. Kesehariannya, suster ini memimpin retret. Di Filipina ada kebiasaan untuk melakukan retret setidaknya setahun sekali. Dalam retret ini biasanya sang suster membimbing peserta untuk menelusuri kepahitan-kepahitan yang tersimpan di bawah alam sadar, lalu berdamai dengannya.
Suatu hari suster ini ditangkap oleh tentara MILF. Selama dalam penyekapan, suster ini dilayani oleh seorang perempuan muslim. Beberapa hari kemudian, suster ini dilepaskan dan kembali ke susteran.
Suatu kali terjadi pertempuran antara tentara pemerintah Filipina dan tentara MILF. Banyak orang dari kalangan MILF yang tertangkap. Suster mendengar kabar bahwa perempuan muslim yang melayaninya selama disandera juga ikut tertangkap dan ditahan di markas militer. Suster memutuskan untuk mengunjungi perempuan ini. Usai perkunjungan sang Suster bertekad untuk mengeluarkan perempuan ini dari tahanan. Maka dia melakukan upaya pelepasan. Ternyata hal itu tidak mudah. Dia harus meyakinkan banyak pihak mulai dari level terendah sampai tertinggi.
Akhirnya, kerja kerasnya membuahkan hasil. Militer mengizinkan perempuan ini dikeluarkan dari tahanan, tapi dengan syarat sang suster harus menjadi pengawasnya dan penjamin tidak akan kabur. Tiap minggu, suster harus mengantar perempuan ini untuk melapor ke markas militer. Suster setuju.
Suster mengajak perempuan muslim ini ke susteran. Namun timbul masalah. Tidak ada kamar kosong di susteran. Maka mau tak mau suster harus berbagi kamar dengan perempuan muslim ini. Mereka pun tidur sekamar berdua. Keesokan pagi, suster bertanya pada perempuan muslim ini. “Apakah kamu dapat tidur nyenyak semalam?”
“Saya tidak dapat
tidur,” aku perempuan muslim. “Mengapa?” tanya suster heran.
“Karena saya merasa takut suster akan membalas dendam dan membunuh saya dengan diam-diam,” kata perempuan muslim terus terang.
“Sejujurnya, saya juga
tidak dapat tidur semalam,” kata suster. “Mengapa?” tanya perempuan muslim.
“Sama sepertimu, saya juga takut dibunuh olehmu.”
(Disadur dari Kompasiana ditulis oleh Purnawan Kristanto, diunduh 30 Januari 2013)
Kecurigaan dan kebencian terhadap agama lain yang ditanamkan sejak kecil, ternyata mengendap di alam sadar seseorang. Hal ini menjadi beban bagi orang tersebut. Pada saat-saat tertentu beban ini muncul secara tak terduga. Itulah yang terjadi pada suster dan perempuan muslim ini. Alam sadar mereka mengatakan bahwa dua orang ini sudah berteman. Namun tiba-tiba alam bawah sadar mereka muncul secara tak terduga.
Apakah
kamu juga pernah memiliki ketakutan atau ketidaksukaan terhadap orang atau
teman dari latar belakang budaya, suku, dan agama yang berbeda? Memang tidak
mudah untuk berpikir positif dan membangun solidaritas dengan sesama yang
berbeda latar belakang dengan kita. Apalagi jika sejak kecil sudah ditanamkan
rasa curiga dan kebencian terhadap mereka yang berbeda dengan kita. Namun, kamu
harus mengubah cara berpikirmu, apalagi sebagai orang Indonesia yang memang
hidup dalam masyarakat majemuk. Kita terpanggil untuk peduli dan solider pada
sesama tanpa memandang perbedaan latar belakang. Hukum kasih yang diajarkan
Yesus harusnya menjadi pedoman hidup kita untuk peduli, mengasihi dan
menunjukkan solidaritas kita pada sesama tanpa memandang berbagai perbedaan
suku, budaya, dan agama.
Nyanyikan lagu ini: "Persaudaraan yang Rukun"
Nyanyian lagu "Persaudaraan yang Rukun" pada video di atas berdasarkan Kitab Mazmur 133. Alangkah indahnya jika semua orang dari berbagai latar belakang yang berbeda dapat hidup bersama-sama dengan rukun. Pemazmur melihat bahwa kehidupan yang rukun akan membawa kebahagiaan dan ketenteraman, sebaliknya kehidupan yang kacau dan penuh pertikaian membawa kepada penderitaan. Apa yang tertulis dalam kitab Mazmur memang indah, namun dalam kenyataannya, semua tidak dapat tercipta dengan sendirinya. Apalagi di negara kita isu-isu mengenai perbedaan suku dan agama sering dijadikan alasan timbulnya konflik dan kekerasan. Ada berbagai peristiwa dimana terjadi amuk massa yang disebabkan karena salah pengertian kemudian dikaitkan dengan perbedaan suku dan agama. Akar dari semua peristiwa itu karena masyarakat tidak terlatih untuk membangun solidaritas di tengah perbedaan yang ada. Ataupun karena sebagian orang sudah terlanjur memiliki prasangka buruk terhadap orang lain yang berbeda agama dan suku, apalagi berbeda kelas sosial (antara yang kaya dengan yang miskin). Ada juga yang berpikir, mengapa harus saya yang mulai memikirkan mengenai solidaritas dan kebersamaan? Mengapa bukan pihak lain dulu baru saya menanggapinya? Atau selama ini saya membangun pemikiran dan sikap positif terhadap mereka yang berbeda dengan saya, tetapi mereka tidak pernah berubah, tetap bersikap tidak baik terhadap saya, jadi mengapa saya harus bersikap baik, toh tidak ada gunanya.
Pemikiran-pemikiran
seperti ini keliru. Ketika kamu belajar tentang nilainilai Kristiani, kamu akan
mengerti bahwa tiap orang Kristen terpanggil untuk mewujudkan nilai-nilai
kebaikan, kebenaran dan keadilan dalam hidupnya sebagaimana tercantum dalam
buah Roh (Galatia 5:22). Jadi, kebaikan yang kamu lakukan tidak boleh
berpatokan pada apa yang dilakukan oleh orang lain terhadapmu, melainkan kamu
harus proaktif atau terlebih dahulu mengambil inisiatif untuk “berbuat”. Semua
harus datang dari dalam hatimu dan merupakan keputusan hati nuranimu. Sebagai
remaja, justru inilah saat yang paling penting untuk belajar dan menumbuhkan
sikap dan tindakan solidaritas sebagai kebiasaan yang kamu lakukan dalam hidupmu.
Semua yang kamu lakukan merupakan wujud
jawaban dan tanggung jawabmu sebagai remaja Kristen yang telah dikasihi
dan diselamatkan oleh Allah di dalam Yesus Kristus. Kamu dan semua orang
beriman diminta untuk mengasihi sesama manusia tanpa kecuali.
Bentuk-bentuk solidaritas di tengah
masyarakat majemuk yang dapat kamu wujudkan sebagai remaja, antara lain:
• Menghargai teman dan orang lain meskipun mereka berbeda denganmu.
• Menghargai penganut agama lain dan
semua aturan agamanya termasuk ibadahnya.
• Berteman dengan seseorang tanpa
memandang perbedaan yang ada.
• Dapat bekerja sama dan menolong teman dan sesama tanpa memandang perbedaan agama, suku dan status sosial (kaya ataupun miskin).
Kamu dapat menambahkan bentuk-bentuk solidaritas lainnya yang kamu ketahui maupun yang sudah dipraktikkan dalam tindakan sehari-hari.
D. Penutup
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk, itu merupakan kenyataan yang harus diterima dan disyukuri oleh semua elemen bangsa. Sebagai remaja Kristen kamu dapat belajar menghargai berbagai perbedaan yang ada dan belajar untuk membangun solidaritas bagi sesama teman maupun masyarakat yang berbeda denganmu. Kamu dapat mewujudkan solidaritas dalam ketulusan dan bukan kepura-puraan, terutama dengan mengacu pada hukum kasih yang mensyaratkan tiap orang beriman mengasihi sesama tanpa kecuali. Kamu tidak dapat mengatakan bahwa kamu mengasihi Tuhan jika kamu tidak mengasihi sesamamu.
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Edisi Revisi. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Video
PS.Sola Gratia GKPI Menteng Jakarta -
Mazmur 133 - Persaudaraan Yang Rukun (Cipt. Drs. Bonar Gultom) https://www.youtube.com
Baca juga:
PAK Kelas 7 Semester 2 | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar