Senin, 08 Oktober 2012

Nabi Yesaya


A. Identitas Yesaya

Nabi Yesaya
Nabi Yesaya

Yesaya artinya Yahwe adalah keselamatan, adalah figur utama dalam Kitab Yesaya. Ia adalah nabi Yudea abad ke-8 SM. Ia dipanggil sebagai nabi pada tahun matinya raja Uzia, sekitar tahun 740 SM. 

Yesaya bernubuat sekurang-kurangnya 40 tahun pada zaman raja Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda. Ia menikah dengan seorang nabiah yang melahirkan dua orang putra, yaitu Syear Yasyub berarti orang yang tertinggal akan kembali, dan Maher-Syalal Hasy-Bas  artinya cepat rusak, cepat jadi mangsa. Nama yang diberikan kepada kedua anaknya merupakan petunjuk mengenai misinya. Ayahnya bernama Amos.

B. Panggilan Kenabian Yesaya

Kisah Panggilan Yesaya sebagai Nabi dapat kita baca dari Yesaya 6: 1-13, demikian kutipannya:

1
Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.

2
Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.

3
Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: ''Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!''

4
Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.

5
Lalu kataku: ''Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.''

6
Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.

7
Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: ''Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.''

8
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: ''Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?'' Maka sahutku: ''Ini aku, utuslah aku!''

9
Kemudian firman-Nya: ''Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan!

10
Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh.''

11
Kemudian aku bertanya: ''Sampai berapa lama, ya Tuhan?'' Lalu jawab-Nya: ''Sampai kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, dan di rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi.

12
TUHAN akan menyingkirkan manusia jauh-jauh, sehingga hampir seluruh negeri menjadi kosong.

13
Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!''   





C. Latar Belakang

Pada pertengahan abad ke-8, baik Israel pada pemerintahan Yerobeam II  yang hidup tahun 782-753 SM, maupun Yehuda pada pemerintahan Uzia, menikmati masa kemakmuran.

Keadaan ini sebagian besar adalah akibat lemahnya kerajaan Aram dan alpanya campur tangan Asyur di wilayah barat dalam jangka waktu yang cukup lama. 

Berdasarkan 2 Tawarikh 26:22  diduga Yesaya telah aktif di istana raja sekurang-kurangnya beberapa tahun sebelum wafatnya raja Uzia.  Selain itu, jika Yesaya mencatat mengenai kematian Sanherib (Yesaya 37:38), maka kegiatannya di istana dan pelayanan profetiknya mencakup masa sekitar 745-680 SM.  

Masa pelayanan Yesaya ini penuh dengan peristiwa-peristiwa terpenting lebih dari masa-masa lain dalam sejarah Israel. Dalam kemakmuran Yehuda pada masa pemerintahan Uzia tahun 745 SM, Tiglat-Pileser III menduduki takhta Asyur  dan sebelum tahun 740 SM, ia pun menguasai Siria Utara.

Selanjutnya Tiglat-Pileser III menaklukan kota Aram di Hamat dan memaksa kerajaan-kerajaan kecil lainnya untuk membayar upeti supaya terlepas dari nasib yang sama.

Kondisi ini memunculkan gerakan anti-Asyur, yaitu Pekah dari Israel dan Rezin dari Aram. Gerakan ini memaksa, raja Ahas dari Yehuda untuk bergabung. Karena Ahas tidak bersedia, ia akhirnya meminta pertolongan dari Asyur dan hal tersebut menyebabkan Yehuda menjadi negara dalam kendali Asyur.

Pada tahun 732 SM, Asyur merebut Damsyik dan mengambil wilayah utara Dataran Yizreel. Sedangkan sisa kerajaan Utara dibiarkan dalam kepemimpinan Hosea. Setelah peristiwa tersebut, ada gerakan kemerdekaan untuk menentang kekuasaan Asyur. 

Pada peristiwa ini, Yesaya hadir untuk memperingatkan Yehuda untuk tidak terlibat dalam gerakan politik yang sama, khususnya dalam hal meminta bantuan kepada bangsa Mesir.

Pada zaman Hizkia, juga timbul gerakan-gerakan sejenis yang melibatkan Yehuda dan Mesir. Setelah Sargon raja Asyur meninggal, gerakan Yehuda timbul menentang penerusnya, yaitu Sanherib yang hidup pada 705-681 SM.

D. Pewartaan Kenabian

Pada masa baktinya, Yesaya menyadarkan orang-orang fasik di antara bangsanya dalam hal peribadatan. Dengan tegas ia mengajak Yehuda untuk tidak menggabungkan diri dengan bangsa-bangsa lain, melainkan percaya kepada Tuhan. 

Pokok pemberitaannya adalah umat yang percaya kepada Tuhan mempertahankan kedudukannya sebagai bangsa yang kudus bagi Tuhan (Yesaya 7:9). Ia mendeklarasikan bahwa seisi dunia berada dalam pengendalian Tuhan, dan memperingatkan masyarakatnya bahwa negeri mereka akan dimusnahkan apabila mereka berpaling dari Tuhan.

E. Pemikiran Yesaya

Yesaya menitikberatkan kepercayaan kepada Allah dalam keadaan yang paling sukar. Ia tidak hanya bernubuat bagi para raja, tetapi ia aktif dalam bidang politik. 

Yesaya menggunakan dua kata penting untuk Allah, yaitu: Yahwe Sebaot   yang artinya “Tuhan semesta alam yang mempunyai segala kuasa di langit dan dibumi” dan Kadosy Israel artinya  Sang Kudus Israel. 

Yesaya meyakini bahwa Allah hadir secara aktif. Yesaya mengetahui bahwa Allah memakai kekuasaan dan kekuatan Asyur untuk menghukum orang Israel, tetapi iapun tahu bahwa kekuatan dan kekuasaan Asyur dibatasi pula oleh kekuasaan Allah. Selain itu, Yesaya menantikan seorang Mesias dari keturunan Daud.

F. Tindakan Kenabian Yesaya

1) Nabi dan Anak-Anaknya (Yesaya 7:3)

Tindakan Yesaya membawa anak-anaknya menuju saluran air merupakan isyarat bagi raja Ahas, bahwa rencana TUHAN tidak boleh dibandingkan dengan rencana manusia.

Persekongkolan Aram dan Israel tidak akan terjadi, sedangkan rencana TUHAN berkat janjinya kepada Daud akan terjadi. Yesaya membawa anak-anaknya menuju saluran adalah jaminan aman bila Ahas mau beriman dan menyatakan kesediaannya terhadap TUHAN secara tulus.

2)Nabi Menuliskan Nama Anaknya sebagai Isyarat (Yesaya 8:1-4)

Kisah penulisan nama dan pemberian nama yang menjadi isyarat kenabian ini jelas menunjukkan makna tindakan Yesaya sebagai peringatan akan karya TUHAN yang bertindak kepada bangsa saat ini. Dengan kisah ini, diingatkan kembali bahwa Allah yang menentukan rencananya. Manusia dapat merencanakan tetapi Tuhan yang menentukannya.

3) Nabi Membuka Kain Kabung (Yesaya 20:1-6)

Tindakan Yesaya membuka kain kabungnya itu, jelas merupakan peringatan yang tegas, jelas dan konkret akan nasib para tawanan perang pada saat ditawan lawan. Hal ini mengingatkan umat secara nyata agar tidak terlibat dengan pemberontakan yang sedang terjadi. Ia memberikan isyarat yang mudah dipahami dan dapat dilihat mata.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Yesaya
http://alkitab.or.id/alkitab/
gambar dari google images

1 komentar: