A. Identitas Yesaya
Nabi Yesaya |
Yesaya artinya Yahwe adalah
keselamatan, adalah figur utama dalam Kitab Yesaya. Ia adalah nabi Yudea abad ke-8 SM. Ia dipanggil sebagai nabi pada tahun
matinya raja Uzia, sekitar tahun 740 SM.
Yesaya
bernubuat sekurang-kurangnya 40 tahun pada zaman raja Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda. Ia menikah dengan seorang
nabiah yang melahirkan dua orang putra, yaitu Syear Yasyub berarti orang yang tertinggal akan kembali, dan
Maher-Syalal Hasy-Bas artinya cepat rusak, cepat jadi mangsa. Nama
yang diberikan kepada kedua anaknya merupakan petunjuk mengenai misinya.
Ayahnya bernama Amos.
B. Panggilan Kenabian Yesaya
Kisah Panggilan Yesaya sebagai Nabi dapat kita baca dari Yesaya 6: 1-13, demikian kutipannya:
1
|
Dalam
tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi
dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
|
|||
2
|
Para Serafim
berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap
dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki
mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
|
|||
3
|
Dan mereka
berseru seorang kepada seorang, katanya: ''Kudus, kudus, kuduslah TUHAN
semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!''
|
|||
4
|
Maka
bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan
rumah itu pun penuhlah dengan asap.
|
|||
5
|
Lalu
kataku: ''Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir,
dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah
melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.''
|
|||
6
|
Tetapi seorang
dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang
diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
|
|||
7
|
Ia
menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: ''Lihat, ini telah menyentuh
bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.''
|
|||
8
|
Lalu aku
mendengar suara Tuhan berkata: ''Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang
mau pergi untuk Aku?'' Maka sahutku: ''Ini aku, utuslah aku!''
|
|||
9
|
Kemudian
firman-Nya: ''Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah
sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi
menanggap: jangan!
|
|||
10
|
Buatlah
hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah
matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan
mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan
menjadi sembuh.''
|
|||
11
|
Kemudian
aku bertanya: ''Sampai berapa lama, ya Tuhan?'' Lalu jawab-Nya: ''Sampai
kota-kota telah lengang sunyi sepi, tidak ada lagi yang mendiami, dan di
rumah-rumah tidak ada lagi manusia dan tanah menjadi sunyi dan sepi.
|
|||
12
|
TUHAN akan
menyingkirkan manusia jauh-jauh, sehingga hampir seluruh negeri menjadi
kosong.
|
|||
13
|
Dan jika
di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi
ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon
jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari
tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!''
|
|||
C. Latar Belakang
Pada pertengahan abad ke-8, baik Israel pada pemerintahan Yerobeam II yang hidup tahun 782-753 SM, maupun Yehuda pada pemerintahan Uzia, menikmati masa kemakmuran.
Keadaan
ini sebagian besar adalah akibat lemahnya kerajaan Aram dan alpanya campur tangan Asyur di wilayah barat dalam jangka waktu yang cukup lama.
Berdasarkan 2 Tawarikh 26:22 diduga Yesaya telah aktif di istana raja
sekurang-kurangnya beberapa tahun sebelum wafatnya raja Uzia. Selain itu, jika Yesaya mencatat mengenai
kematian Sanherib (Yesaya 37:38), maka kegiatannya di istana dan pelayanan
profetiknya mencakup masa sekitar 745-680 SM.
Masa pelayanan Yesaya ini penuh dengan
peristiwa-peristiwa terpenting lebih dari masa-masa lain dalam sejarah Israel. Dalam kemakmuran Yehuda pada masa pemerintahan
Uzia tahun 745 SM, Tiglat-Pileser III
menduduki takhta Asyur dan sebelum tahun
740 SM, ia pun menguasai Siria Utara.
Selanjutnya Tiglat-Pileser III menaklukan kota Aram di Hamat dan memaksa kerajaan-kerajaan kecil lainnya untuk
membayar upeti supaya terlepas dari nasib yang sama.
Kondisi ini memunculkan
gerakan anti-Asyur, yaitu Pekah dari Israel dan Rezin dari Aram. Gerakan ini memaksa, raja Ahas dari Yehuda
untuk bergabung. Karena Ahas tidak bersedia, ia akhirnya meminta pertolongan
dari Asyur dan hal tersebut menyebabkan Yehuda menjadi negara dalam kendali
Asyur.
Pada tahun 732 SM, Asyur merebut Damsyik dan mengambil wilayah utara Dataran Yizreel. Sedangkan sisa kerajaan Utara dibiarkan dalam
kepemimpinan Hosea. Setelah peristiwa tersebut, ada gerakan kemerdekaan untuk
menentang kekuasaan Asyur.
Pada peristiwa ini, Yesaya hadir untuk
memperingatkan Yehuda untuk tidak terlibat dalam gerakan politik yang sama,
khususnya dalam hal meminta bantuan kepada bangsa Mesir.
Pada zaman Hizkia, juga timbul gerakan-gerakan sejenis
yang melibatkan Yehuda dan Mesir. Setelah Sargon raja Asyur meninggal, gerakan Yehuda timbul menentang
penerusnya, yaitu Sanherib yang hidup pada 705-681 SM.
D. Pewartaan Kenabian
Pada masa baktinya, Yesaya menyadarkan orang-orang fasik di
antara bangsanya dalam hal peribadatan. Dengan tegas ia mengajak Yehuda untuk
tidak menggabungkan diri dengan bangsa-bangsa lain, melainkan percaya kepada
Tuhan.
Pokok pemberitaannya adalah umat yang percaya kepada Tuhan
mempertahankan kedudukannya sebagai bangsa yang kudus bagi Tuhan (Yesaya 7:9). Ia mendeklarasikan bahwa seisi dunia berada
dalam pengendalian Tuhan, dan memperingatkan masyarakatnya bahwa negeri mereka
akan dimusnahkan apabila mereka berpaling dari Tuhan.
E. Pemikiran Yesaya
Yesaya menitikberatkan kepercayaan kepada Allah dalam
keadaan yang paling sukar. Ia tidak hanya bernubuat bagi para raja, tetapi ia
aktif dalam bidang politik.
Yesaya menggunakan dua kata penting untuk Allah,
yaitu: Yahwe Sebaot yang
artinya “Tuhan semesta alam yang mempunyai segala kuasa di langit dan dibumi”
dan Kadosy Israel artinya
Sang Kudus Israel.
Yesaya meyakini bahwa Allah hadir secara aktif.
Yesaya mengetahui bahwa Allah memakai kekuasaan dan kekuatan Asyur untuk
menghukum orang Israel, tetapi iapun tahu bahwa kekuatan dan kekuasaan Asyur
dibatasi pula oleh kekuasaan Allah. Selain itu, Yesaya menantikan seorang Mesias dari keturunan Daud.
F. Tindakan Kenabian Yesaya
1) Nabi dan Anak-Anaknya (Yesaya 7:3)
Tindakan
Yesaya membawa anak-anaknya menuju saluran air merupakan isyarat bagi raja
Ahas, bahwa rencana TUHAN tidak boleh dibandingkan dengan rencana manusia.
Persekongkolan Aram dan Israel tidak akan terjadi, sedangkan rencana TUHAN
berkat janjinya kepada Daud akan terjadi. Yesaya membawa anak-anaknya menuju
saluran adalah jaminan aman bila Ahas mau beriman dan menyatakan kesediaannya
terhadap TUHAN secara tulus.
2)Nabi Menuliskan Nama Anaknya sebagai Isyarat (Yesaya 8:1-4)
Kisah
penulisan nama dan pemberian nama yang menjadi isyarat kenabian ini jelas
menunjukkan makna tindakan Yesaya sebagai peringatan akan karya TUHAN yang bertindak
kepada bangsa saat ini. Dengan kisah ini, diingatkan kembali bahwa Allah yang
menentukan rencananya. Manusia dapat merencanakan tetapi Tuhan yang
menentukannya.
3) Nabi Membuka Kain Kabung (Yesaya 20:1-6)
Tindakan
Yesaya membuka kain kabungnya itu, jelas merupakan peringatan yang tegas, jelas
dan konkret akan nasib para tawanan perang pada saat ditawan lawan. Hal ini
mengingatkan umat secara nyata agar tidak terlibat dengan pemberontakan yang
sedang terjadi. Ia memberikan isyarat yang mudah dipahami dan dapat dilihat
mata.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Yesaya
http://alkitab.or.id/alkitab/
gambar dari google images
gambar dari google images
Terima kasih
BalasHapus