Nabi Yeremia sedang berkhotbah |
A. Identitas Yeremia
Yeremia adalah salah satu nabi perjanjian lama
yang berkarya sebelum bangsa Israel (Kerajaan Yehuda)
ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke Babel dan merupakan penulis
atau narasumber Kitab Yeremia dalam Alkitab Ibrani
atau Alkitab Kristen.
Yeremia lahir di Anatot dan hidup sekitar
tahun 645 SM, tidak lama setelah pemerintahan raja Manasye
berakhir. Ia adalah anak imam Hilkia dari Anatot.
Meskipun tidak ada bukti yang secara langsung mendukungnya, Yeremia diduga
adalah keturunan Abyatar,
imam raja Daud, yang
dipecat oleh raja Salomo dari
jabatan imamnya di Yerusalem dan diasingkan ke tanah miliknya di
kota Anatot (bnd. 1 Raja-raja 2:26-27).
Menurut
keterangan Alkitab (Yeremia 1:6), Yeremia
dipanggil sebagai nabi ketika ia masih muda dan belum pandai bicara, yaitu pada
masa pemerintahan raja Yosia,
tahun 627 SM. Yeremia melakukan tugasnya sebagai nabi selama pemerintahan lima
raja Yehuda, yaitu pada masa raja Yosia,
Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan
Zedekia.
B. Latar Belakang
Pada masa Yeremia
mulai berkarya, kerajaan Asyur mengalami penurunan kekuasaan.
Keadaan ini dimanfaatkan oleh Yosia, raja Yehuda pada masa itu untuk melakukan
pemberontakan. Yosia juga menggunakan kesempatan tersebut dengan membangun
pusat-pusat religius untuk umat Israel. Setelah Yosia wafat pada tahun 609 SM,
Mesir menguasai Palestina dan menempatkan Yoyakim menjadi raja
menggantikan Yoahas.
Pada tahun 605 SM, Nebukadnezar
mengalahkan Mesir pada
perang di Karkemisy dan mengusir Mesir
dari Palestina. Ketika Babel
melemah pada tahun 599 SM, Yoyakhim raja Yehuda memberontak melawan Babel. Kerajaan
Babel kemudian menyerang Yerusalem dan menaklukkan kota itu pada tahun 598 SM.
Setelah Yoyakim wafat, Yoyakhin dinobatkan menjadi raja, namun Nebukadnezar
membuang raja muda ini ke Babel dan mengangkat Zedekia menjadi raja. Pada tahun
589 SM, Zedekia mengadakan perlawanan namun tetap kalah dan menyebabkan kota
dan Kenisah
dihancurkan oleh orang-orang Babel.
Secara garis besar, pada masa baktinya
Yeremia menentang dua kejahatan pada zamannya, yaitu penyembahan berhala dan
ketidakadilan. Ia menentang nubuat para nabi-nabi palsu. Yeremia
juga peka terhadap isu-isu kemanusiaan. Yeremia merupakan salah satu nabi yang
tidak hanya menyampaikan nubuat atas orang-orang Yehuda, tetapi ia juga
mengalami apa yang ia sampaikan. Pesan yang disampaikan melalui pengalaman
hidupnya itu dipahami sebagai bentuk dari tindak kenabian.
C. Tindakan Yeremia
1. Pada Masa
Pemerintahan Yosia
Pada masa ini,
penduduk Yehuda masih diwarnai dengan kebiasaan kekafiran sebagai dampak dari
kebiasaan penduduk Yehuda pada masa pemerintahan Manasye. Penduduk Yehuda
melakukan ibadah kepada baal, dewa kesuburan orang-orang Kanaani, serta
berhala-berhala. Selain itu, perlacuran bakti, korban anak-anak, dan
ketidakadilan sosial masih lazim di antara penduduk Yehuda.
Dalam kondisi
demikian, Yeremia bertugas mengingatkan orang-orang Yehuda itu tentang karya
kasih Tuhan terhadap mereka sepanjang sejarah dan mengritik dengan keras
tindakan mereka sebagai bentuk ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan.
Yeremia
meyakinkan mereka bahwa Tuhan pasti akan menjatuhkan hukumannya atas mereka dan
mereka akan mengalami kecelakaan yang berasal dari musuh yang disebut sebagai
musuh "dari utara". Sekaligus, ia mendorong dan mengarahkan
orang-orang Yehuda untuk bertobat. Hal ini ditunjukkan dengan tindakan raja
Yosia melakukan reformasi melalui pembangunan Bait Suci. Selain itu, muncul
adanya kepercayaan bahwa Bait Suci itu akan menjamin perlindungan melawan semua
musuh.
2. Pada Masa
Pemerintahan Yoyakim
Pada masa ini,
kondisi pemerintahaan Yoyakim berada dalam ancaman orang-orang Babel. Sehingga
Yoyakim tetap taat kepada Mesir pada kepemimpinan Firaun Nekho II. Ia juga
menentang untuk bertobat dengan membakar gulungan kitab nubuat Yeremia. Selain
itu reformasi yang diperjuangkan Yosia mengalami kegagalan. Sehingga,
orang-orang Yehuda kembali memuja dewa-dewa kesuburan, bahkan mereka melakukan
kebobrokan moral dan ketidakadilan sosial. Pada kondisi demikian, menurut
Alkitab (Yeremia 22:13-19),
Yeremia menentang raja Yoyakim dengan sangat keras dan meyakinkan orang-orang
Yehuda bahwa mereka akan takluk dibawah kekuasaan bangsa Babel.
3. Pada Masa
Pemerintahan Zedekia
Pada masa ini,
pernyataan Yeremia dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: pemberontakan melawan
Babel (594 SM), pembuangan raja Yoyakhin ke Babel (587 SM), dan pemberontakan
melawan Babel yang menyebabkan penaklukan kota Yerusalem (587 SM).
Dalam
kondisi demikian, Yeremia terus menyuarakan agar orang-orang Yehuda bertobat,
dan jika tidak, maka mereka akan takluk pada Babel. Pernyataan Yeremia yang
keras ini membuatnya harus ditangkap dan dipenjarakan, sebab ada banyak orang
yang melawannya. Di dalam penjara, ia membeli ladang untuk kebun anggur sebagai
tanda bahwa Yehuda akan dipulihkan.
4. Sesudah Takluknya
Yerusalem
Setelah peristiwa
takluknya Yerusalem dan Gedalya menjabat gubernur Mizpa, Yeremia belum
menyatakan pesan apapun. Namun, setelah Gedalya mati, semua orang meminta
nasihat dari Yeremia. Nabi Yeremia mengingatkan mereka untuk tetap tinggal di
Yerusalem dan tidak berpergian ke tanah lain. Tetapi orang-orang Yehuda tetap
pergi ke Mesir dan hal ini digambarkan oleh Yeremia sebagai bentuk penolakan
terhadap Perintah Allah.
D. Pemikiran
Pemikiran
Yeremia antara lain: (1) Pengertian Yeremia tentang Allah, (2) Yeremia dan
Penyembahan Berhala, (3) Yeremia dan percabulan, (4) Yeremia dan hukuman, (5) Yeremia
dan nabi-nabi palsu, (6) Harapan Yeremia, (7) Yeremia dengan agama Yehuda, (8) Yeremia
dengan cita-cita masa depan.
E. Tindakan Kenabian
1) Ikat
Pinggang yang Lapuk (Yeremia 13:1-11).
Hal ini mengisyaratkan kepada Yehuda sebagai bangsa yang dipilih oleh ikatan
perjanjiannya dengan Tuhan, telah murtad dan tidak hidup memuliakan Tuhan.
2) Nabi
Harus Hidup Lajang (Yeremia 16:1-9).
Melalui tindak kenabian ini Yeremia ingin menyatakan bahwa masa depan bangsa
Yehuda seperti tanpa harapan, sehingga tidak ada gunanya lagi membangun
keluarga. Bangsa Yehuda digambarkan sebagai bangsa yang tidak memiliki harapan
lagi.
3) Nabi
Menghancurkan Buli-Buli (Yeremia 19:1-15).
Dengan tindakan kenabian ini, Yeremia ingin menggambarkan kehancuran yang
menimpa bangsanya.
4) Nabi
Memikul Kuk sebagai Orang Buangan (Yeremia 27:1-22).
Ketika Yeremia memikul kuk di atas pundaknya berarti Ia ingin mengisyaratkan
bahwa bangsa Yehuda harus tunduk pada pemerintahan Babel.
5) Nabi
Yeremia dan Hananya, Nabi Palsu (Yeremia 28:1-17).
Tindakan nabi Yeremia ini jelas mengingatkan bangsa Yehuda untuk siap
menghadapi pengadilan Tuhan, persengkongkolan manusia tidak dapat mengubah
rencana Tuhan.
6) Nabi
Membeli Tanah (Yeremia 32:6-44).
Dengan membeli tanah ini, nabi ingin menyatakan betapa tidak bergunanya
menyimpan harta kekayaan dan milik, sebab tidak dapat menjamin kemerdekaan
pemiliknya.
7) Nabi
Minum Anggur dengan Kaum Rekhab (Yeremia 35:1-19).
Ini adalah bentuk kritik tegas Yeremia terhadap bangsa Israel yang tidak taat
dan tidak tahan terhadap godaan-godaan.
8) Nabi
Meletakan Batu Besar di Pintu Masuk Istana Firaun (Yeremia 48:1-13).
Batu besar ini digunakan sebagai tanda penghakiman bagi umat Israel yang tidak
mau mendengarkan perintah Tuhan.
9) Nabi
Menuliskan Daftar Malapetaka (Yeremia 51:59-64).
Dengan menuliskan daftar malapetaka ini, Yeremia ingin menyatakan bagaimana
sebenarnya perasaan dan pemikiran Allah, melihat ketidaksetiaan umatnya.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Yeremia
gambar dari google
images
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar