1. Identitas Nehemia
Nehemia artinya
"Dihiburkan oleh Yahweh",
dia adalah seorang tokoh penting dalam sejarah pasca-pembuangan orang-orang Yahudi
sebagaimana yang dicatat dalam Alkitab
Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab
Kristen.
Ia diyakini sebagai penulis utama Kitab Nehemia.
Ia adalah anak Hakhalya (Nehemia 1:1) dan
kemungkinan dari Suku Yehuda. Leluhurnya tinggal di Yerusalem,
namun Nehemia tinggal dan berdinas di Persia (Nehemia 2:3).
Ia pernah
bekerja dengan memangku jabatan yang tinggi, yaitu sebagai seorang juru minuman
raja Artahsasta dari Kekaisaran
Persia. Namun, ketika ia mendengar bahwa orang-orang yang tinggal di
Yerusalem berada dalam keadaan tercela dan dalam kesulitan besar, ia
meninggalkan pekerjaannya dan pergi ke Yerusalem.
Di sana ia diangkat sebagai bupati dan berhasil membangun tembok kota
Yerusalem.
Pembangunan Tembok Yerusalem pada Jaman Nehemia |
2. Kisah Nehemia Menbangun Tembok
Kota Yerusalem
Kisah
Nehemia membangun tembok kota Yerusalem dapat kita baca dari Nehemia 4: 1 – 23,
demikian kutipannya:
Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang
membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia
mengolok-olokkan orang Yahudi dan berkata
di hadapan saudara-saudaranya dan tentara Samaria: ''Apa gerangan yang
dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu?
Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam
sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing
yang sudah terbakar habis seperti ini?''
Lalu
berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya: ''Sekalipun mereka
membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah
tembok batu mereka.''
Ya, Allah kami,
dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala
mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan.
Jangan Kaututupi kesalahan mereka, dan
dosa mereka jangan Kauhapus dari hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu
dengan sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun.
Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah
tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan
segenap hati. Ketika Sanbalat dan Tobia
serta orang Arab dan orang Amon dan orang Asdod mendengar, bahwa pekerjaan
perbaikan tembok Yerusalem maju dan bahwa lobang-lobang tembok mulai tertutup,
maka sangat marahlah mereka.
Mereka
semua mengadakan persepakatan bersama untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan
kekacauan di sana.
Tetapi kami berdoa
kepada Allah kami, dan mengadakan penjagaan terhadap mereka siang dan malam
karena sikap mereka.
Berkatalah orang
Yehuda: ''Kekuatan para pengangkat sudah merosot dan puing masih sangat banyak.
Tak sanggup kami membangun kembali tembok ini.'' Tetapi lawan-lawan kami berpikir: ''Mereka tidak akan tahu dan
tidak akan melihat apa-apa, sampai kita ada di antara mereka, membunuh mereka
dan menghentikan pekerjaan itu.''
Ketika
orang-orang Yahudi yang tinggal dekat mereka sudah sepuluh kali datang
memperingatkan kami: ''Mereka akan menyerang kita dari segala tempat tinggal
mereka,'' maka aku tempatkan rakyat
menurut kaum keluarganya dengan pedang, tombak dan panah di bagian-bagian yang
paling rendah dari tempat itu, di belakang tembok, di tempat-tempat yang
terbuka.
Kuamati semuanya, lalu bangun
berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang
yang lain: ''Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha
besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak
lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu.''
Ketika didengar musuh kami, bahwa rencana mereka
sudah kami ketahui dan bahwa Allah telah menggagalkannya, maka dapatlah kami
semua kembali ke tembok, masing-masing ke pekerjaannya.
Sejak hari itu sebagian dari pada anak buahku
melakukan pekerjaan, dan sebagian yang lain memegang tombak, perisai dan panah
dan mengenakan baju zirah, sedang para pemimpin berdiri di belakang segenap
kaum Yehuda yang membangun di tembok.
Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu
tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata. Setiap orang yang membangun bekerja dengan
berikatkan pedang pada pinggangnya, dan di sampingku berdiri peniup sangkakala.
Berkatalah aku kepada para pemuka dan
para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: ''Pekerjaan ini besar dan luas,
dan kita terpencar pada tembok, yang satu jauh dari pada yang lain. Dan kalau kamu mendengar bunyi sangkakala di suatu
tempat, berkumpullah ke sana mendapatkan kami. Allah kita akan berperang bagi
kita!''
Demikianlah kami melakukan
pekerjaan itu, sedang sebagian dari pada orang-orang memegang tombak dari
merekahnya fajar sampai terbitnya bintang-bintang.
Pada waktu itu juga aku berikan perintah kepada
rakyat: ''Setiap orang dengan anak buahnya harus bermalam di Yerusalem, supaya
mereka mengadakan penjagaan bagi kami pada malam hari, dan melakukan
pekerjaannya pada siang hari.'' Demikianlah
aku sendiri, saudara-saudaraku, anak buahku dan para penjaga yang mengikut aku,
kami semua tidak sempat menanggalkan pakaian kami. Setiap orang memegang
senjata dengan tangan kanan.
3. Kitab Nehemia
Kitab Nehemia merupakan
kumpulan kitab sejarah yang kedua setelah kitab I-II Tawarikh. Kitab Nehemia
juga merupakan kitab terbesar dari kitab-kitab sejarah Perjanjian
Lama dan mungkin kelanjutan dari kitab Tawarikh.
Kitab ini termasuk dalam salah satu dari tiga kumpulan besar Kitab Suci Ibrani
yang mengisahkan peristiwa-peristiwa beruntun dalam sejarah Israel.
Kumpulan
pertama (Kejadian-Bilangan)
menceritakan periode pertama sejarah manusia sampai ketika bangsa Israel
bersiap memasuki tanah Kanaan.
Kumpulan kedua mengisahkan tentang bangsa Israel
dari saat mereka memasuki Tanah Perjanjian sampai pada masa pembuangan Babel.
Kumpulan ketiga (Kitab Tawarikh, Ezra
dan Nehemia) mengisahkan tentang bagian akhir dari kisah Israel pada masa
kebangkitan Raja Daud sampai usaha rekonstruksi sesudah pembuangan.
Kitab
Nehemia ini berisi tentang riwayat Nehemia
sendiri yang ditulis dalam bentuk yang menyerupai otobiografi. Menurut tradisi,
kitab ini ditulis antara tahun 431 SM – 430 SM. Kitab ini mengungkapkan
kehidupan bangsa Israel setelah bebas dari Babel menuju ke tanah Kanaan.
Di
bawah pimpinan Nehemia,
bangsa Israel berhasil membangun kembali tata agama dan politik, membangun
tembok yang mengelilingi Yerusalem dan mengadakan upacara pembaruan perjanjian
antara umat Israel dan Tuhan.
Kitab ini
terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) Kembalinya Nehemia (Nehemia 1-7);
Pembangunan Tembok Yerusalem. (2) Pembacaan Taurat oleh Ezra (Nehemia 8-10);
Perayaan Pondok Daun,
puasa dan perjanjian (3) Pemukiman kembali Yerusalem
(Nehemia 11-13); Peresmian tembok; pembaruan Nehemia dalam bidang sosial dan
agama selama masa jabatannya yang kedua sebagai kepala daerah; daftar statistik.
4. Latar Belakang Historis
Kitab
Nehemia dapat ditempatkan pada periode 200 tahun pada saat bangsa Israel
menjadi warga negara kekaisaran Persia. Kejadian-kejadian yang
dituliskan di dalam Kitab Nehemia ini terjadi pada bagian pertama periode Persia
(538 S.M - 400 S.M). Seratus tahun lebih
setelah Kerajaan Utara, Israel, ditaklukkan oleh Kerajaan
Asyur, Kerajaan Selatan, Yehuda, pun jatuh ke tangan
Kerajaan Babel.
Bait Allah yang dibangun pada masa Salomo pun
dihancurkan dan semua peralatan berharga diangkut pergi. Tujuh puluh tahun
setelah kejatuhan Yerusalem, kerajaan Babel ditundukkan oleh Kerajaan Persia.
Kekuatan dari Kerajaan Babel memang menurun dengan pesat setelah Raja
Nebukadnezar meninggal pada tahun 562 SM.
Kerajaan
Persia pada waktu itu merupakan sebuah kekuatan baru yang menonjol kekuataannya
di daerah Timur Tengah. Pendiri kerajaan itu adalah raja Koresy.
Kerajaan ini terus memperluas wilayah kerajaannya, hingga akhirnya pada tahun
539 SM, Koresy berhasil menaklukkan Kerajaan Babel dan menguasai wilayahnya.
Raja Koresy merupakan penguasa yang bijaksana. Ia mengizinkan bangsa-bangsa
yang dibuang oleh Kerajaan Babel untuk kembali ke tanah airnya. Ia juga
menghormati keagamaan dari bangsa yang berada di bawah kekuasaannya dan
memberikan otonomi kepada penguasa daerah tersebut.
Dalam sebuah dokumen yang
diperkirakan berasal dari masa itu (Silinder
Koresh), kebijaksanaan raja Persia digambarkan sebagai berikut: Saya
kembali ke kota-kota suci ini di seberang Tigris, yang tempat-tempat sucinya
sudah lama menjadi puing-puing. Patung-patung yang dulu ada di dalamnya dan
membangun bagi mereka tempat beribadat. Saya juga mengumpulkan semua penghuni
sebelumnya dan memulihkan kebiasaan mereka.
Akan tetapi,
ia juga tetap memegang kendali pemerintahannya melalui para tentara Persia dan
sistem pemerintahannya.
Bersamaan dengan izin yang diberikan oleh raja Koresy
terhadap para bangsa yang telah dibuang oleh Kerajaan Babel, bangsa Yahudi juga
kembali ke Yehuda pada tahun 535 SM. Bukan hanya itu saja, raja Koresy juga
memberikan dana untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem.
Kepulangan
kembali dan perbaikan ini dilaksanakan secara bertahap, saling terjalin dan
terarah. Bait Allah berdiri di tengah-tengah kota Yerusalem dan di sekitarnya
dikelilingi oleh tembok kota Yerusalem. Setelah buku ini, maka tamatlah kisah
daripada Perjanjian Lama.
Sumber:
Gambar dari google
images
http://alkitab.or.id/cgi-bin/alkitab.cgi
http://id.wikipedia.org/wiki/Nehemia
http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Nehemia
Baca juga:
01 | |
02 | |
03 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar