Rabu, 16 Januari 2013

Nehemia, sang Pembangun Tembok Yerusalem


1. Identitas Nehemia

Nehemia artinya "Dihiburkan oleh Yahweh", dia adalah seorang tokoh penting dalam sejarah pasca-pembuangan orang-orang Yahudi sebagaimana yang dicatat dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen

Ia diyakini sebagai penulis utama Kitab Nehemia. Ia adalah anak Hakhalya (Nehemia 1:1) dan kemungkinan dari Suku Yehuda. Leluhurnya tinggal di Yerusalem, namun Nehemia tinggal dan berdinas di Persia (Nehemia 2:3). 

Ia pernah bekerja dengan memangku jabatan yang tinggi, yaitu sebagai seorang juru minuman raja Artahsasta dari Kekaisaran Persia. Namun, ketika ia mendengar bahwa orang-orang yang tinggal di Yerusalem berada dalam keadaan tercela dan dalam kesulitan besar, ia meninggalkan pekerjaannya dan pergi ke Yerusalem. Di sana ia diangkat sebagai bupati dan berhasil membangun tembok kota Yerusalem.

Pembangunan Tembok Yerusalem pada Jaman Nehemia
Pembangunan Tembok Yerusalem pada Jaman Nehemia

2. Kisah Nehemia Menbangun Tembok Kota Yerusalem

Kisah Nehemia membangun tembok kota Yerusalem dapat kita baca dari Nehemia 4: 1 – 23, demikian kutipannya:

Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia mengolok-olokkan orang Yahudi   dan berkata di hadapan saudara-saudaranya dan tentara Samaria: ''Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini?''   

Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya: ''Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka.''   

Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan.   Jangan Kaututupi kesalahan mereka, dan dosa mereka jangan Kauhapus dari hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu dengan sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun.   

Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.   Ketika Sanbalat dan Tobia serta orang Arab dan orang Amon dan orang Asdod mendengar, bahwa pekerjaan perbaikan tembok Yerusalem maju dan bahwa lobang-lobang tembok mulai tertutup, maka sangat marahlah mereka.   

Mereka semua mengadakan persepakatan bersama untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan kekacauan di sana.  

Tetapi kami berdoa kepada Allah kami, dan mengadakan penjagaan terhadap mereka siang dan malam karena sikap mereka. 

Berkatalah orang Yehuda: ''Kekuatan para pengangkat sudah merosot dan puing masih sangat banyak. Tak sanggup kami membangun kembali tembok ini.'' Tetapi lawan-lawan kami berpikir: ''Mereka tidak akan tahu dan tidak akan melihat apa-apa, sampai kita ada di antara mereka, membunuh mereka dan menghentikan pekerjaan itu.'' 

Ketika orang-orang Yahudi yang tinggal dekat mereka sudah sepuluh kali datang memperingatkan kami: ''Mereka akan menyerang kita dari segala tempat tinggal mereka,'' maka aku tempatkan rakyat menurut kaum keluarganya dengan pedang, tombak dan panah di bagian-bagian yang paling rendah dari tempat itu, di belakang tembok, di tempat-tempat yang terbuka.   

Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: ''Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu.''   

Ketika didengar musuh kami, bahwa rencana mereka sudah kami ketahui dan bahwa Allah telah menggagalkannya, maka dapatlah kami semua kembali ke tembok, masing-masing ke pekerjaannya.  

Sejak hari itu sebagian dari pada anak buahku melakukan pekerjaan, dan sebagian yang lain memegang tombak, perisai dan panah dan mengenakan baju zirah, sedang para pemimpin berdiri di belakang segenap kaum Yehuda  yang membangun di tembok. Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata. Setiap orang yang membangun bekerja dengan berikatkan pedang pada pinggangnya, dan di sampingku berdiri peniup sangkakala.   

Berkatalah aku kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: ''Pekerjaan ini besar dan luas, dan kita terpencar pada tembok, yang satu jauh dari pada yang lain. Dan kalau kamu mendengar bunyi sangkakala di suatu tempat, berkumpullah ke sana mendapatkan kami. Allah kita akan berperang bagi kita!''   

Demikianlah kami melakukan pekerjaan itu, sedang sebagian dari pada orang-orang memegang tombak dari merekahnya fajar sampai terbitnya bintang-bintang.   

Pada waktu itu juga aku berikan perintah kepada rakyat: ''Setiap orang dengan anak buahnya harus bermalam di Yerusalem, supaya mereka mengadakan penjagaan bagi kami pada malam hari, dan melakukan pekerjaannya pada siang hari.''  Demikianlah aku sendiri, saudara-saudaraku, anak buahku dan para penjaga yang mengikut aku, kami semua tidak sempat menanggalkan pakaian kami. Setiap orang memegang senjata dengan tangan kanan.

3. Kitab Nehemia

Kitab Nehemia merupakan kumpulan kitab sejarah yang kedua setelah kitab I-II Tawarikh. Kitab Nehemia juga merupakan kitab terbesar dari kitab-kitab sejarah Perjanjian Lama dan mungkin kelanjutan dari kitab Tawarikh

Kitab ini termasuk dalam salah satu dari tiga kumpulan besar Kitab Suci Ibrani yang mengisahkan peristiwa-peristiwa beruntun dalam sejarah Israel. 

Kumpulan pertama (Kejadian-Bilangan) menceritakan periode pertama sejarah manusia sampai ketika bangsa Israel bersiap memasuki tanah Kanaan. 

Kumpulan kedua mengisahkan tentang bangsa Israel dari saat mereka memasuki Tanah Perjanjian sampai pada masa pembuangan Babel. 

Kumpulan ketiga (Kitab Tawarikh, Ezra dan Nehemia) mengisahkan tentang bagian akhir dari kisah Israel pada masa kebangkitan Raja Daud sampai usaha rekonstruksi sesudah pembuangan.

Kitab Nehemia ini berisi tentang riwayat Nehemia sendiri yang ditulis dalam bentuk yang menyerupai otobiografi. Menurut tradisi, kitab ini ditulis antara tahun 431 SM – 430 SM. Kitab ini mengungkapkan kehidupan bangsa Israel setelah bebas dari Babel menuju ke tanah Kanaan

Di bawah pimpinan Nehemia, bangsa Israel berhasil membangun kembali tata agama dan politik, membangun tembok yang mengelilingi Yerusalem dan mengadakan upacara pembaruan perjanjian antara umat Israel dan Tuhan.

Kitab ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) Kembalinya Nehemia (Nehemia 1-7); Pembangunan Tembok Yerusalem. (2) Pembacaan Taurat oleh Ezra (Nehemia 8-10); Perayaan Pondok Daun, puasa dan perjanjian (3) Pemukiman kembali Yerusalem (Nehemia 11-13); Peresmian tembok; pembaruan Nehemia dalam bidang sosial dan agama selama masa jabatannya yang kedua sebagai kepala daerah; daftar statistik.

4. Latar Belakang Historis

Kitab Nehemia dapat ditempatkan pada periode 200 tahun pada saat bangsa Israel menjadi warga negara kekaisaran Persia. Kejadian-kejadian yang dituliskan di dalam Kitab Nehemia ini terjadi pada bagian pertama periode Persia (538 S.M -  400 S.M). Seratus tahun lebih setelah Kerajaan Utara, Israel, ditaklukkan oleh Kerajaan Asyur, Kerajaan Selatan, Yehuda, pun jatuh ke tangan Kerajaan Babel

Bait Allah yang dibangun pada masa Salomo pun dihancurkan dan semua peralatan berharga diangkut pergi. Tujuh puluh tahun setelah kejatuhan Yerusalem, kerajaan Babel ditundukkan oleh Kerajaan Persia. Kekuatan dari Kerajaan Babel memang menurun dengan pesat setelah Raja Nebukadnezar meninggal pada tahun 562 SM.

Kerajaan Persia pada waktu itu merupakan sebuah kekuatan baru yang menonjol kekuataannya di daerah Timur Tengah. Pendiri kerajaan itu adalah raja Koresy. Kerajaan ini terus memperluas wilayah kerajaannya, hingga akhirnya pada tahun 539 SM, Koresy berhasil menaklukkan Kerajaan Babel dan menguasai wilayahnya. 

Raja Koresy merupakan penguasa yang bijaksana. Ia mengizinkan bangsa-bangsa yang dibuang oleh Kerajaan Babel untuk kembali ke tanah airnya. Ia juga menghormati keagamaan dari bangsa yang berada di bawah kekuasaannya dan memberikan otonomi kepada penguasa daerah tersebut. 

Dalam sebuah dokumen yang diperkirakan berasal dari masa itu (Silinder Koresh), kebijaksanaan raja Persia digambarkan sebagai berikut: Saya kembali ke kota-kota suci ini di seberang Tigris, yang tempat-tempat sucinya sudah lama menjadi puing-puing. Patung-patung yang dulu ada di dalamnya dan membangun bagi mereka tempat beribadat. Saya juga mengumpulkan semua penghuni sebelumnya dan memulihkan kebiasaan mereka.

Akan tetapi, ia juga tetap memegang kendali pemerintahannya melalui para tentara Persia dan sistem pemerintahannya.

Bersamaan dengan izin yang diberikan oleh raja Koresy terhadap para bangsa yang telah dibuang oleh Kerajaan Babel, bangsa Yahudi juga kembali ke Yehuda pada tahun 535 SM. Bukan hanya itu saja, raja Koresy juga memberikan dana untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem.

Kepulangan kembali dan perbaikan ini dilaksanakan secara bertahap, saling terjalin dan terarah. Bait Allah berdiri di tengah-tengah kota Yerusalem dan di sekitarnya dikelilingi oleh tembok kota Yerusalem. Setelah buku ini, maka tamatlah kisah daripada Perjanjian Lama.


Sumber:
Gambar dari google images
http://alkitab.or.id/cgi-bin/alkitab.cgi
http://id.wikipedia.org/wiki/Nehemia
http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Nehemia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar