Selasa, 05 Februari 2013

Yehezkiel, Nabi yang hidup di Pembuangan


1. Profil Yehezkiel

Nabi Yehezkiel

Yehezkiel artinya Allah menguatkan, dia adalah salah satu nabi Yehuda yang bernubuat pada pembuangan sekitar tahun 593-571 SM. Ia menegur, menasihati dan menghiburkan bangsa Israel dalam pembuangan, di mana kata-katanya ini tertulis dalam Kitab Yehezkiel, yang terdapat dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen

Yehezkiel adalah anak Busi, berasal dari keluarga imam. Dibesarkan di Palestina, mungkin di Yerusalem, dan dibawa ke Babel pada tahun 597 SM. 

Setelah lima tahun masa pembuangan, sekitar tahun 593 SM, pada usia tiga puluh tahun ia dipanggil Allah menjadi nabi (Yehezkiel 1:1). Dalam pembuangan tersebut, ia tinggal di Tel Abib di tepi sungai Kebar. Yehezkiel menikah namun istrinya meninggal secara mendadak sebagai salah satu bentuk tindak kenabian Yesaya, sebab Allah telah menyatakan sebelumnya sebagai tanda bagi Israel

Oleh karena penglihatan, tingkah laku dan tindak kenabiannya, Yehezkiel kerap disebut ekstatik, pengkhayal, ataupun dianggap orang yang mengalami gangguan jiwa. Ia melakukan beberapa tindak kenabian.

2. Latar Belakang

Masa pembuangan Yehuda pada tahun  597-538 SM, tidak terlalu berat bagi orang Yahudi. Babel memindahkan bangsa-bangsa itu dalam kelompok-kelompok kecil dan membiarkan mereka memelihara jati diri bangsa mereka. Orang-orang buangan itu membangun rumah, menanam pohon anggur, membina keterampilan dan merasa nyaman dengan keadaan yang baru.

3. Warta Nabi

Tugas utama Yehezkiel terdiri dari dua bagian penting, yaitu: tugas untuk menjelaskan lukisan tentang penglihatan alam atas Yehezkiel 1:4-28 dan rumusan sabda dan tindakan yang mencerminkan tugas dan perutusan nabi (Yehezkiel 2:1-3:15).

4. Penulis Kitab Yehezkiel

Nabi Yehezkiel adalah seorang nabi klasik yang bernubuat di dalam Pembuangan di Babel dari bulan Juli 593 SM - April 571 SM. Nama lengkap nabi ini adalah Yehezkiel bin Busi. Dia seringkali dipanggil Allah dengan sebutan “anak manusia”. Sebutan atau gelar ini menitik beratkan pada kerendahan Yehezkiel sebagai seorang manusia biasa.  Menurut John Bright, waktu Yehezkiel masih muda ia sudah mendengar keluh kesah dari nabi Yeremia di Yerusalem.

Ia ikut dibawa dalam pembuangan pada tahun 597, yaitu pembuangan pertama  untuk Yehuda. Sebelum menjadi nabi, ia adalah seorang imam yang melayani di Bait Allah (Yehezkiel 1:3). Ia muncul pada masa kemudian dari nabi Yeremia yang memberitahukan hukuman atas Yehuda sebagai penegakkan keadilan Allah kepada umat yang menekankan kembali perjanjian antara Allah dan umat.

Para ahli Perjanjian Lama  sepakat bahwa kitab Yehezkiel merupakan kitab yang ditulis oleh Yehezkiel sendiri. Hal ini terlihat hampir dalam setiap pasal selalu dimulai dengan frasa Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau (Yehezkiel 2:1).

Bukti lain yang dapat kita lihat adalah nabi Yehezkiel secara langsung bercerita dengan tegas apa yang dia lakukan dan ia kerjakan. Seringkali ia dengan tegas menyatakan kapan dan dimana terjadi nubuatan tersebut. Ada banyak tanggal yang dicatat, seolah-olah nabi membuat semacam “catatan harian” (Yehezkiel 1:1; 3:16; 8:1; 20:1; 26:1; 29:1; 29:17; 30:20; 31:1; 32:1,17; 33:21; 40:1). Hal ini pun rupanya masuk dalam susunan yang teratur.

Nabi Yehezkiel adalah seorang nabi klasik yang bernubuat di dalam Pembuangan di Babel dari bulan Juli 593 SM - April 571 SM. Bukti lain yang dapat dilihat kitab ini ditulis oleh seorang nabi yang bekerja pada masa pembuangan adalah bahasa yang digunakan. Menurut para ahli, bahasa Ibrani yang digunakan Yehezkiel sangat dipengaruhi bahasa Babel. Ciri-ciri tersebut menunjuk kepada ciri kenabian lama yaitu kekuatan mimpi, ekstase dan penglihatan-penglihatan gaib.

Kitab ini juga beberapa kali menyinggung peristiwa yang terjadi pada masa itu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, tidak mungkin seseorang diluar Babel dapat menulis seperti ini. Pandangan ini lebih mendekati karena memang benar Yehezkiel ikut dalam pembuangan dan pada saat itu. Yeremia menyampaikan nubuatnya. 

Panggilan kenabiannya terjadi di Sungai Kebar, daerah Tel Abib (Yehezkiel 1:1) yaitu sungai yang menghubungkan Babel dan Uruk dan juga melalui jalan Niphur.

5. Kehidupan Agama di Pembuangan

Hal yang menarik ialah walaupun mereka yang ada di pembuangan berintegrasi dalam kehidupan sosial dan ekonomi secara umum, namun mereka tetap memilihara keunikan etnik dan kebangsaan mereka. Identitas keagamaan mereka tetap dipertahankan. 

Karena itu misalnya upacara-upacara hari Sabat dan sunat masih mereka berlakukan (Yehezkiel 44:6 bdk. Yesaya 56:4; 58:13). Bagi para nabi kemenangan babel atas Yehuda tidak berarti kemenangan dewa Babel, bahkan para nabi mnyatakan bahwa Allah adalah satu-satunya yang menguasai bangsa-bangsa. 

Keyakinan para nabi ini bertentangan dengan sebagian umat Yehuda yang beranggapan dengan jatuhnya Yerusalem dan hancurnya bait Allah maka Allah telah dikalahkan. Itulah sebabmya banyak orang buangan yang meminta pertolongan pada dewa-dewa Babel sekaligus melakukan ibadah kepada dewa-dewa tersebut. 

Inilah yang dikecam Yehezkiel. Nabi berpendapat bahwa, masih ada pengharapan dan penebusan yang akan terjadi. Selain itu juga pengaruh keagamaan Babel dapat kita lihat dalam berkembangnya pemahaman tentang setan dan juga perkembangan astrologi yang turut memengaruhi agama Israel.

6. Kehidupan Sosial dan Ekonomi

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas kita dapat mengetahui bahwa, dalam pembuangan memang umat diberikan sedikit kebebasan dalam kehidupannya. Dari beberapa penjelasan dalam catatan nabi-nabi kita melihat bahwa pemimpin umat dalam pembuangan adalah orang yang dari garis keuturunan Daud yang dibantu oleh tua-tua. Mereka juga bebas untuk memiliki harta (Yeremia 29:5). Menurut keterangan Ezra 1:6; 2:68, mereka yang berada di dalam pembuangan sempat mengirim sumbangan-sumbangan dalam jumlah yang besar ke Yerusalem. Di antara mereka ada juga yang bergabung ke dalam unit-unit militer sesuai dengan kebiasaan Asyur dan Babel.

7. Tema Teologi Kitab Yehezkiel

Secara garis besar kitab Yehezkiel mengandung tema, kesucian, keagungan Tuhan dan pertobatan umat. Yehezkiel melihat bahwa, mula-mula Allah mengasihi, memilih dan merawat umat yang menjadi istri-Nya. Tetapi umat hanya melacurkan diri saja dalam Yehezkiel 16.  

Keberdosaan umat menurut Yehezkiel telah sampai pada titik tertinggi yaitu keberdosaan dalam ibadah dll. Dia melihat keberdosaan umat ini berlawanan dengan kekudusan Allah.

Allah adalah Allah yang melampaui segala sesuatunya. Allah tidak terikat ataupun terkurung oleh apapun.  Maka Allah tidak hanya hadir dalam bait suci-Nya di Yerusalem, tetapi juga hadir pada kaum buangan di Babel.  Yehezkiel melihat kemulian Allah, ialah kemulian Allah yang menyatakan diri berkuasa, meninggalkan bait Allah yang telah dicemarkan dan hadir di Babel (Yehezkiel 10:1-20; 11:22-25).

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Yehezkiel
http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Yehezkiel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar