1. Profil Yehezkiel
Yehezkiel artinya Allah menguatkan,
dia adalah salah satu nabi Yehuda
yang bernubuat pada pembuangan
sekitar tahun 593-571 SM. Ia menegur, menasihati dan menghiburkan bangsa Israel
dalam pembuangan, di mana kata-katanya ini tertulis dalam Kitab Yehezkiel,
yang terdapat dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama
di Alkitab Kristen.
Yehezkiel adalah anak Busi,
berasal dari keluarga imam. Dibesarkan di Palestina,
mungkin di Yerusalem,
dan dibawa ke Babel pada tahun 597
SM.
Setelah lima tahun masa pembuangan, sekitar tahun 593 SM, pada usia tiga
puluh tahun ia dipanggil Allah menjadi nabi (Yehezkiel 1:1). Dalam
pembuangan tersebut, ia tinggal di Tel Abib di tepi sungai Kebar. Yehezkiel menikah
namun istrinya meninggal secara mendadak sebagai salah satu bentuk tindak kenabian Yesaya,
sebab Allah telah menyatakan sebelumnya sebagai tanda bagi Israel.
Oleh karena
penglihatan, tingkah laku dan tindak kenabiannya, Yehezkiel kerap disebut
ekstatik, pengkhayal, ataupun dianggap orang yang mengalami gangguan jiwa. Ia
melakukan beberapa tindak kenabian.
2. Latar Belakang
Masa pembuangan
Yehuda pada tahun 597-538 SM, tidak
terlalu berat bagi orang Yahudi. Babel memindahkan bangsa-bangsa itu dalam
kelompok-kelompok kecil dan membiarkan mereka memelihara jati diri bangsa
mereka. Orang-orang buangan itu membangun rumah, menanam pohon anggur, membina
keterampilan dan merasa nyaman dengan keadaan yang baru.
3. Warta Nabi
Tugas utama Yehezkiel
terdiri dari dua bagian penting, yaitu: tugas untuk menjelaskan lukisan tentang
penglihatan alam atas Yehezkiel 1:4-28 dan
rumusan sabda dan tindakan yang mencerminkan tugas dan perutusan nabi
(Yehezkiel 2:1-3:15).
4. Penulis Kitab Yehezkiel
Nabi Yehezkiel adalah
seorang nabi klasik yang bernubuat
di dalam Pembuangan di Babel dari bulan Juli 593 SM - April 571 SM. Nama
lengkap nabi ini adalah Yehezkiel bin Busi. Dia seringkali
dipanggil Allah dengan
sebutan “anak manusia”. Sebutan
atau gelar ini menitik beratkan pada kerendahan Yehezkiel sebagai seorang
manusia biasa. Menurut John Bright, waktu
Yehezkiel masih muda ia sudah mendengar keluh kesah dari nabi Yeremia di
Yerusalem.
Ia ikut dibawa dalam pembuangan
pada tahun 597, yaitu pembuangan pertama untuk Yehuda. Sebelum menjadi
nabi, ia adalah seorang imam yang melayani di Bait Allah (Yehezkiel 1:3). Ia
muncul pada masa kemudian dari nabi Yeremia yang memberitahukan hukuman atas
Yehuda sebagai penegakkan keadilan Allah kepada umat yang menekankan kembali
perjanjian antara Allah dan umat.
Para ahli Perjanjian Lama
sepakat bahwa kitab Yehezkiel merupakan
kitab yang ditulis oleh Yehezkiel sendiri. Hal ini terlihat hampir dalam setiap
pasal selalu dimulai dengan frasa Firman-Nya kepadaku: "Hai anak
manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau (Yehezkiel 2:1).
Bukti lain yang dapat
kita lihat adalah nabi Yehezkiel secara langsung bercerita dengan tegas apa
yang dia lakukan dan ia kerjakan. Seringkali ia dengan tegas menyatakan kapan
dan dimana terjadi nubuatan tersebut. Ada banyak tanggal yang dicatat,
seolah-olah nabi membuat semacam “catatan harian” (Yehezkiel 1:1; 3:16; 8:1;
20:1; 26:1; 29:1; 29:17; 30:20; 31:1; 32:1,17; 33:21; 40:1). Hal ini pun
rupanya masuk dalam susunan yang teratur.
Nabi Yehezkiel adalah
seorang nabi klasik yang bernubuat di dalam Pembuangan di Babel dari bulan Juli
593 SM - April 571 SM. Bukti lain yang dapat dilihat kitab ini ditulis oleh
seorang nabi yang bekerja pada masa pembuangan adalah bahasa yang digunakan.
Menurut para ahli, bahasa Ibrani yang digunakan Yehezkiel sangat dipengaruhi
bahasa Babel. Ciri-ciri tersebut menunjuk kepada ciri kenabian lama yaitu
kekuatan mimpi, ekstase dan penglihatan-penglihatan gaib.
Kitab ini juga beberapa kali menyinggung
peristiwa yang terjadi pada masa itu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, tidak
mungkin seseorang diluar Babel dapat menulis seperti ini. Pandangan ini lebih
mendekati karena memang benar Yehezkiel ikut dalam pembuangan dan pada saat itu.
Yeremia menyampaikan nubuatnya.
Panggilan kenabiannya terjadi di Sungai Kebar, daerah Tel Abib (Yehezkiel 1:1)
yaitu sungai yang menghubungkan Babel dan Uruk dan juga melalui
jalan Niphur.
5. Kehidupan Agama
di Pembuangan
Hal yang menarik
ialah walaupun mereka yang ada di pembuangan berintegrasi dalam kehidupan sosial
dan ekonomi secara umum, namun mereka tetap memilihara keunikan etnik dan
kebangsaan mereka. Identitas keagamaan mereka tetap dipertahankan.
Karena itu
misalnya upacara-upacara hari Sabat dan sunat masih mereka berlakukan
(Yehezkiel 44:6 bdk. Yesaya 56:4; 58:13). Bagi para nabi kemenangan babel atas
Yehuda tidak berarti kemenangan dewa Babel, bahkan para nabi mnyatakan bahwa
Allah adalah satu-satunya yang menguasai bangsa-bangsa.
Keyakinan para nabi ini
bertentangan dengan sebagian umat Yehuda yang beranggapan dengan jatuhnya
Yerusalem dan hancurnya bait Allah maka Allah telah dikalahkan. Itulah sebabmya
banyak orang buangan yang meminta pertolongan pada dewa-dewa Babel sekaligus
melakukan ibadah kepada dewa-dewa tersebut.
Inilah yang dikecam Yehezkiel. Nabi
berpendapat bahwa, masih ada pengharapan dan penebusan yang akan terjadi.
Selain itu juga pengaruh keagamaan Babel dapat kita lihat dalam berkembangnya
pemahaman tentang setan dan juga perkembangan astrologi yang turut memengaruhi
agama Israel.
6. Kehidupan Sosial
dan Ekonomi
Berdasarkan
penjelasan-penjelasan di atas kita dapat mengetahui bahwa, dalam pembuangan
memang umat diberikan sedikit kebebasan dalam kehidupannya. Dari beberapa
penjelasan dalam catatan nabi-nabi kita melihat bahwa pemimpin umat dalam
pembuangan adalah orang yang dari garis keuturunan Daud yang dibantu oleh
tua-tua. Mereka juga bebas untuk memiliki harta (Yeremia 29:5). Menurut
keterangan Ezra 1:6; 2:68, mereka yang berada di dalam pembuangan sempat
mengirim sumbangan-sumbangan dalam jumlah yang besar ke Yerusalem. Di antara
mereka ada juga yang bergabung ke dalam unit-unit militer sesuai dengan
kebiasaan Asyur dan Babel.
7. Tema Teologi Kitab Yehezkiel
Secara garis besar
kitab Yehezkiel mengandung tema, kesucian, keagungan Tuhan dan pertobatan umat.
Yehezkiel melihat bahwa, mula-mula Allah mengasihi, memilih dan merawat umat
yang menjadi istri-Nya. Tetapi umat hanya melacurkan diri saja dalam Yehezkiel
16.
Keberdosaan umat menurut Yehezkiel
telah sampai pada titik tertinggi yaitu keberdosaan dalam ibadah dll. Dia
melihat keberdosaan umat ini berlawanan dengan kekudusan Allah.
Allah adalah
Allah yang melampaui segala sesuatunya. Allah tidak terikat ataupun terkurung
oleh apapun. Maka Allah tidak hanya
hadir dalam bait suci-Nya di Yerusalem, tetapi juga hadir pada kaum buangan di
Babel. Yehezkiel melihat kemulian Allah,
ialah kemulian Allah yang menyatakan diri berkuasa, meninggalkan bait Allah
yang telah dicemarkan dan hadir di Babel (Yehezkiel 10:1-20; 11:22-25).
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Yehezkiel
http://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Yehezkiel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar