1) Arti Musa
Musa artinya dalam bahasa Ibrani:
Mošé; bahasa Tiberia: Mōšeh; bahasa Arab:
Mūsā; bahasa Ge'ez:
Musse, hidup sekitar 1527-1408 SM, adalah seorang nabi yang menyampaikan Hukum Taurat dan
menuliskannya dalam Pentateveh/Pentateukh (Lima Kitab Taurat).
Musa adalah anak Amram
bin Kehat
dari suku Lewi, anak Yakub bin Ishak. Ia diangkat menjadi
nabi sekitar tahun 1450 SM. Ia ditugaskan untuk membawa Bani Israil
keluar dari Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 873 kali dalam 803 ayat dalam 31
buku di Alkitab Terjemahan Baru dan 136 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki
orang 2 anak namanya Gersom dan Eliezer
yang wafat di Tanah Tih, Gunung Nebo.
Menurut Kitab Kejadian,
nama Musa berarti "diangkat dari air". Beberapa ahli kitab masih
mempercayai bahwa "air" di Alkitab seringkali merupakan metafora
yang menunjuk kepada bangsa kafir,
setan
(sebuah pemahaman yang dapat dimengerti untuk seorang pengembara di padang gurun), dan
keduniawian. Maka itu, nama Musa menyimbolkan sebuah harapan keselamatan dari
setan oleh Tuhan selama Tuhan menuntun mereka ke tanah perjanjian. Musa juga
memimpin bangsa Israel
melewati Laut Merah,
yang mana itu juga menunjukkan penyelamatan dari air.
Ratu Mesir memungut Musa dari Air |
Musa adalah seseorang
yang diutus oleh Allah untuk pergi membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, dan
menuntun mereka pada tanah perjanjian yang dijanjikan Allah kepada Abraham,
yaitu tanah Kanaan.
Musa harus melewati
berbagai macam rintangan sebelum akhirnya benar-benar menerima mandat sebagai
orang yang diutus oleh Allah untuk membebaskan bangsa Israel, seperti misalnya
hampir dibunuh ketika ia masih bayi, dikejar-kejar oleh Firaun, sampai harus
menjalani hidup sebagai pengembala di Midian selama 40 tahun. Itu semua
diijinkan Tuhan untuk membentuk karakternya, sampai akhirnya Tuhan menemuinya
sendiri dalam peristiwa semak belukar yang terbakar namun tidak dapat habis
terbakar.
Ketika Musa sudah
menerima mandat untuk membebaskan bangsa Israel, kuasa Tuhan mulai menyertai
Musa, ditandai dengan adanya mujizat-mujizat yang diadakan oleh Tuhan melalui Musa,
baik ketika masa pembebasan Israel dengan tulah-tulah, maupun ketika masa
perjalanan bangsa Israel ke Kanaan.
Pada akhirnya, Musa
tidak sampai memimpin bangsa Israel
masuk ke tanah tersebut, oleh karena kesalahan perkataan Musa di Mara yang
disebabkan oleh betapa pahit hati Musa menghadapi orang Israel . Musa hanya mengantarkan
orang Israel
sampai ke tepi sungai Yordan di mana di seberang sungai tersebut terletak
Kanaan, tanah yang dijanjikan tersebut. Musa akhirnya digantikan oleh abdinya
yang setia yaitu Yosua,
yang pada akhirnya berhasil memimpin bangsa Israel masuk tanah Kanaan.
Garis waktu kehidupan Musa adalah sebagai berikut: (1) Musa
dilahirkan setelah Yusuf meninggal, di dalam pemerintahan Firaun. (2) Musa
berasal dari suku Lewi.
Musa dipanggil Allah |
3) Latar
Belakang
Sebelum terjadinya
perbudakan Israel , bangsa Israel hidup senang di tanah Mesir, selama
bangsa Mesir berada di bawah pemerintahan Yusuf, yang adalah orang Israel .
Yusuf merupakan orang Israel
yang dijual ke tanah Mesir oleh saudara-saudaranya oleh karena iri hati. Namun
oleh karena pertolongan Tuhan, Yusuf dapat melalui itu semua dan pada akhirnya
menjadi penguasa tingkat dua mesir, setingkat langsung di bawah firaun yang
waktu itu berkuasa.
Firaun memberikan kuasa dan kepercayaan penuh kepada Yusuf
untuk melakukan apapun yang dianggap Yusuf baik bagi Mesir, dan kemudian Yusuf
memboyong keluarganya pindah ke tanah Mesir, karena di Kanaan tempat
keluarganya dahulu berdiam terjadi kelaparan hebat. Itulah penyebab awal mula bangsa
Israel
dapat tinggal di Mesir.
Musa adalah anak Amram dan Yokhebed, saudara dari ayah Amram yaitu Kehat, yang adalah kaum suku Lewi. Musa memiliki dua orang saudara, yaitu Miriam dan Harun. Musa dilahirkan di dalam pemerintahan Firaun.
Setelah
beberapa waktu, Yusuf pun meninggal. Dan berkuasalah seorang Firaun yang tidak
mengenal Yusuf. Firaun ini khawatir dan cemas akan perkembangan jumlah bangsa Israel
yang begitu besar jumlahnya, bahkan sudah melebihi jumlah dari bangsa Mesir
sendiri. Firaun khawatir bangsa Israel
suatu saat akan membelot dan bersekutu dengan tentara musuh ketika bangsa Mesir
sedang menghadapi peperangan.
Oleh karena itu, Firaun melakukan hal-hal ini
untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Israel :
(1) menempatkan pengawas-pengawas rodi untuk menindas bangsa Israel dengan
paksa. (2) menyuruh bidan-bidan yang membantu bangsa Israel
bersalin untuk membunuh setiap bayi yang dilahirkan begitu keluar dari
kandungan, apabila bayi tersebut laki-laki. (3) menyuruh pengawalnya membunuh dan
melemparkan semua bayi laki-laki yang ditemui ke sungai Nil.
Namun segala hal
tersebut ternyata tidak dapat menekan angka pertumbuhan penduduk Israel ,
bahkan semakin bertambah banyak.
Pada saat itu,
Yokhebed, ibu Musa, melahirkan Musa, dan kelahiran itu dirahasiakan. Namun
sesudah tiga bulan, Yokhebed tidak mampu merahasiakannya lagi. Oleh karena itu,
Yokhebed mengambil sebuah keranjang pandan. Musa diletakkan di dalam keranjang
tersebut, dan kemudian keranjang itu dihanyutkan di sungai Nil. Sementara itu
kakak perempuannya, Miriam, mengamati dari jauh tentang apa yang akan terjadi
dengan keranjang itu.
Kemudian datanglah
puteri Firaun, bersama dayang-dayangnya untuk mandi di sungai Nil. Ketika ia
melihat keranjang tersebut, dia menyuruh dayangnya untuk mengambilnya. Ketika
dibuka, nampaklah bayi tersebut, dan puteri Firaun tersebut merasa kasihan.
Demikianlah puteri Firaun memutuskan untuk mengadopsi bayi tersebut sebagai
anaknya, karena ia sendiri tidak memiliki anak.
4) Kelahiran
Musa, menurut Kitab
Keluaran
1:8. Kemudian
bangkitlah seorang raja baru ia memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal
Yusuf. 1:9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu
sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. 1:10 Marilah kita
bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah
banyak lagi dan jika terjadi peperangan, jangan bersekutu nanti dengan musuh
kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini.
1:11 Sebab itu
pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan
kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni
Pitom dan Raamses. 1:12 Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan
berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. 1:13 Lalu dengan kejam
orang Mesir memaksa orang Israel
bekerja, 1:14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu
mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang , ya segala
pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
1:15. Raja Mesir juga
memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang
bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: 1:16 "Apabila kamu
menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu
anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak
perempuan, bolehlah ia hidup." 1:17 Tetapi bidan-bidan itu takut akan
Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan
membiarkan bayi-bayi itu hidup.
1:18 Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu
dan bertanya kepada mereka: "Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan
hidup bayi-bayi itu?" 1:19 Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun:
"Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan
mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin." 1:20 Maka Allah
berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat
berlipat ganda.
1:21 Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia
membuat mereka berumah tangga. 1:22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh
rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang
Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah
hidup."
2:1. Seorang laki-laki
dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; 2:2 lalu mengandunglah
ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu
cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. 2:3 Tetapi ia tidak dapat
menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan,
dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan
ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; 2:4 kakaknya
perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan
terjadi dengan dia.
2:5. Maka datanglah
puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan
di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau
itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 2:6 Ketika
dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas
kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang
Ibrani."
2:7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun:
"Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan
Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?" 2:8 Sahut puteri
Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu
bayi itu. 2:9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi
ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu."
Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.
2:10 Ketika anak itu
telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi
anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya
dari air."
5) Masa
Dewasa
Setelah berumur 40
tahun, Musa melarikan diri dari Mesir karena ia membunuh seorang Mesir. Ia
sampai ke Midian dan menjadi penggembala domba selama 40 tahun lamanya. Ia
menikahi putri imam Zadok dan mempunyai dua orang anak. Kemudian Musa diutus
oleh Allah yang berbicara kepada Musa melalui semak yang menyala-nyala namun
tidak terbakar. Allah mengutus Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel
dari perbudakan. Musa pun kembali ke Mesir untuk meminta Firaun melepaskan
bangsa Israel
dengan ditemani Harun, kakaknya.
Firaun tidak bersedia
melepaskan bangsa Israel
karena hatinya dikeraskan oleh Allah untuk menunjukkan kuasa Allah kepada
manusia. Akhirnya Allah menimpakan sepuluh tulah kepada bangsa Mesir yang
puncaknya diperingati oleh bangsa Yahudi sebagai hari raya 'Pesakh' atau
pelepasan (Paskah zaman Perjanjian Lama menurut orang Kristen).
Musa memimpin bangsa Israel
dari Mesir menuju tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya, yaitu tanah
Kanaan. Ketika mulai keluar dari Mesir, sang Firaun mengubah pikirannya dan
mengejar kembali orang Israel .
Musa kemudian membelah Laut Merah sehingga rakyat Israel
yang hampir terkejar dapat menyeberang dan kemudian Musa menenggelamkan para
pengejar yang berusaha menangkap kembali orang Israel .
Selama perjalanan, bangsa Israel terus mengeluh dan mencobai Allah
sehingga Allah marah dan menghukum Israel
mengembara di padang
pasir 40 tahun.
Musa menerima Sepuluh
Perintah Allah di bukit Sinai, dan menerima peraturan-peratuan peribadatan dan
hukum-hukum sipil yang dilakukan oleh bangsa Israel hingga hari ini.
Allah
dengan perantaraan Musa melakukan banyak mujizat kepada bangsa Israel yang
tidak percaya seperti memberikan manna, air, dan burung puyuh untuk
menjadi makanan pokok orang Israel selama di gurun sehingga mereka tidak
kelaparan maupun kehausan.
Setelah 40 tahun lamanya memutari jazirah Arab,
bangsa Israel
sampai ke tanah Kanaan, namun sebelum memasukinya, Musa naik ke bukit Horeb dan
meninggal. Jasadnya diangkat oleh Allah sehingga tidak ada kuburannya.
Kepemimpinan Musa selanjutnya digantikan oleh Yosua, seorang jenderal yang
takut akan Tuhan.
Musa membelah Laut Merah untuk diseberangi |
6) Berbagai pelayanan Musa, antara lain:
a. Penulis
Musa merupakan penulis
5 kitab pertama dari Perjanjian Lama dari Alkitab.
Kitab-kitab tersebut adalah Kejadian, Keluaran, Imamat,
Bilangan,
dan Ulangan.
Kitab-kitab tersebut kemudian dikenal di kalangan orang Yahudi dengan nama Taurat, karena di
dalam kitab-kitab tersebut terkandung banyak sekali perintah-perintah yang
disampaikan oleh Tuhan kepada Musa untuk bangsa Israel .
b. Hakim
Musa mengatur kehidupan
seluruh umat Israel , dan
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di dalam bangsa Israel .
Namun semakin lama permasalahan itu semakin banyak, dan Musa harus menangani
permasalahan seluruh bangsa Israel
yang mengantri untuk diselesaikan permasalahannya dari pagi hingga malam hari.
Atas saran Yitro
mertuanya, Musa mengangkat pemimpin-pemimpin atas bangsa itu untuk menangani
perkara-perkara yang kecil-kecil, sehingga Musa hanya menangani masalah-masalah
yang cukup besar saja.
c. Pembuat Tabut
Perjanjian
Musa, atas perintah
Tuhan, membuat tabut perjanjian dan kemah suci, di mana di dalam tabut
perjanjian itu terletak dua loh batu yang berisi sepuluh perintah Allah. Dalam pembuatan itu,
Musa dibantu oleh Bezaleel bin Uri bin Hur dari kaum Yehuda, dan Aholiab
bin Ahisamakh dari suku Dan.
Mereka berdua adalah orang-orang yang diperlengkapi Tuhan dengan keahlian.
d. Peran
Di dalam Alkitab,
Musa
merupakan seseorang yang diutus oleh Tuhan untuk membebaskan
bangsa Israel
dari perbudakan Mesir
dan menuntun Israel
menuju tanah perjanjian, yaitu tanah Kanaan.
Di dalam Agama Kristen,
Musa sangat berperan dalam menuliskan perintah-perintah Tuhan secara tertulis,
seperti 5 kitab Taurat,
yaitu Kejadian,
Keluaran,
Imamat,
Bilangan,
Ulangan.
Musa juga dikenal sebagai orang yang mendapatkan 10 perintah Allah,
langsung dari Allah.
Musa juga berperan
untuk menguak sisi-sisi pribadi Allah, yang pada zaman orang Israel dianggap sebagai Pribadi
yang menakutkan dan cenderung untuk menghukum. Musa menunjukkan bahwa bahkan
pada zaman itu pun Musa dapat bergaul karib dengan Tuhan, bahkan sampai
disebutkan berbicara berhadap-hadapan muka dengan Allah seperti sepasang
sahabat.
Musa juga mengajarkan
bagaimana untuk menjadi seorang pemimpin yang penuh belas kasihan terhadap
orang-orang yang dipimpinnya. Di dalam banyak kesempatan ketika orang Israel
memberontak, Tuhan sudah "menawarkan" kepada Musa untuk mengambil
jalan pintas, yaitu dengan Tuhan memberantas seluruh orang Israel, dan akan
menjadikan dari Musa seorang, suatu keturunan, bangsa yang besar. Namun Musa
belajar untuk tidak mementingkan dirinya sendiri, dan memperjuangkan orang Israel
di hadapan Tuhan.
Namun Musa juga mampu
marah bila saatnya tepat. Musa sungguh-sungguh marah kepada orang Israel ketika
orang Israel, bahkan sampai Harun, kakaknya, berbuat dosa dengan menyembah
patung Lembu Emas, sementara Musa sedang naik ke gunung Sinai untuk mendapatkan
petunjuk dari Tuhan untuk bangsa Israel.
7) Sepuluh Perintah Tuhan
Berikut isi sepuluh perintah tersebut: 1. Akulah
Tuhan, Allahmu. Jangan ada padamu tuhan lain selain-Ku. 2. Jangan membuat
bagimu patung (sembahan) yang menyerupai apapun. 3. Jangan menyebut nama Tuhan:
Allahmu, dengan sembarangan. 4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. 5.
Hormatilah ayahmu dan ibumu. 6. Jangan membunuh. 7. Jangan berzinah. 8. Jangan
mencuri. 9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. 10. Jangan
mengingini milik sesamamu (Janganlah mengingini istri, atau hamba laki-lakinya,
atau hamba perempuannya, atau lembunya, atau keledainya, atau hartanya, atau
apapun yang dipunyai sesamamu).
Sepuluh Perintah Tuhan |
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Musa
gambar dari google images
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar