Abraham bernama asli
Abram. Ia adalah anak Terah,
berasal dari Ur-Kasdim. Ia dan istrinya Sarai, Lot (anak dari saudara laki-laki Abram, Haran), dan semua pengikutnya,
kemudian pergi ke Kanaan. TUHAN memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang akan Kutunjukkan
kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya bangsa yang
besar.
Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke Sikhem, dan menerima janji baru
bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya. Setelah membangun sebuah mezbah untuk memperingati
perjanjian ini, ia pergi dan memasang kemah di antara Betel dan Ai, di mana ia membangun sebuah mezbah lagi dan
"memanggil nama TUHAN." (kejadian
12 : 1 – 9).
Di sini ia tinggal untuk beberapa waktu, sampai ketika ada perselisihan
antara gembala-gembalanya dan gembala-gembala Lot. Abram mengusulkan pada Lot bahwa mereka berpisah,
dan mengijinkan keponakannya untuk memilih lebih dahulu. Lot memilih tanah yang
subur di sebelah timur sungai Yordan, sementara Abram, setelah menerima
janji lagi dari TUHAN, pergi ke Mamre, dekat Hebron, dan mendirikan mezbah lagi bagi TUHAN. (Kejadian 13: 1 – 18).
Dalam cerita mengenai Lot dan pemusnahan Sodom dan Gomora, Abram muncul ketika ia
memohon pada TUHAN untuk mengasihani Sodom. Di saat itu, TUHAN mengatakan
kepada Abram bahwa Ia akan turun dan melihat, apakah benar-benar mereka telah
berkelakuan seperti keluh-kesah orang yang telah sampai kepada-Nya atau tidak. (Kejadian
19: 1 – 37).
Karena kelaparan yang hebat, Abram dan keluarganya pergi ke Mesir (Kejadian 26:11, 41:57, 42:1), di mana ia takut bahwa
kecantikan istrinya akan menawan hati orang-orang Mesir. Karena itu ia berdusta bahwa Sarai adalah saudara
perempuannya. Ini tidak menyelamatkannya dari Firaun, yang
mengambilnya untuk harem
pribadinya dan memberi Abram banyak ternak dan budak. Tapi ketika TUHAN menimpakan tulah yang hebat pada Firaun,
Abram dan Sarai meninggalkan Mesir.
Karena Sarai tidak dapat mengandung, janji Tuhan bahwa keturunan Abraham
akan mewarisi tanah perjanjian tampak seperti mustahil. Sarai, sesuai dengan
kebiasaan saat itu, memberi hamba perempuannya yang bernama Hagar kepada Abram.
Ketika
Hagar mengandung anak Abram, ia menjadi sombong dan merendahkan Sarai. Sarai
mengusirnya ke padang gurun. Hagar dijanjikan bahwa keturunannya akan menjadi
sangat banyak, "sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." Maka
Hagar kembali dan anaknya Ismael adalah keturunan Abram yang pertama. Dalam agama Islam,
Ismael adalah pewaris Abram. Hagar dan Ismael kemudian diusir dari Abram oleh
Sarai selamanya (Kejadian 21).
Dalam agama Kristen
dan Yahudi disebutkan bahwa yang disebut keturunan Abraham adalah berasal dari
Ishak (Kejadian 21:12 Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah
sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara
kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu
ialah yang berasal dari Ishak.)
Nama Abraham
diberikan pada Abram (dan Sara pada Sarai) pada waktu yang sama dengan
perjanjian sunat (Kejadian 17), yang dipraktikkan dalam agama Yahudi dan Islam
sampai hari ini. Sekarang Abraham dijanjikan bukan saja keturunan yang banyak,
melainkan juga bahwa keturunan ini akan berasal dari Sara, dan juga bahwa
negeri di mana ia tinggal akan menjadi milik keturunannya.
Perjanjian
ini dipenuhi lewat Ishak,
walaupun Tuhan berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula.
Perjanjian sunat (tidak seperti janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan
bersyarat: bila Abraham dan keturunannya memenuhi janji mereka, TUHAN akan
menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri tersebut.
Malaikat hentikan Abraham korbankan Ishak |
Beberapa waktu setelah kelahiran Ishak, Abraham diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan Ishak di gunung Moria. Sebelum Abraham sempat mematuhi hal ini, ia dicegah seorang malaikat dan ia mengorbankan seekor domba jantan.
Sebagai imbalan akan kepatuhannya ini ia
menerima janji lain bahwa ia akan membuat keturunannya "sangat banyak
seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut", dan bahwa
mereka "akan menduduki kota-kota musuhnya." (Kejadian 22: 1 – 19).
Sara wafat dalam usia
lanjut, dan dimakamkan di gua ladang Makhpela, dekat Hebron, yang telah
dibeli Abraham. Abraham juga dimakamkan di sini. Berabad-abad kemudian makam
ini menjadi tempat kunjungan agama dan umat Islam membangun Masjid Ibrahim
di tempat ini (Kejadian 23: 1 - 20).
Arti
nama Abraham: Bapak banyak orang/bangsa. Orang tua Abraham: Terah (ayah), Istri
Abraham: Sara,
Hagar,
Ketura. Anak: Ismael (dari
Hagar), Ishak
(dari Sara), dan Zimran, Yoksan, Medan, Median, Ishak, Syuah (dari Ketura), Lot (keponakan). Saudara: Nahor dan Haran (laki-laki), Sara (perempuan, tiri).
Tempat lahir Abraham: Ur Kasdim. Tempat mati: Dekat Hebron di Kanaan. Umur: 175 tahun (Kejadian
25: 1 – 11).
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham
Alkitab. Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta. 1987.Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar