Sabtu, 18 Februari 2012

Yerusalem

Kota Yerusalem
Kota Yerusalem

1. Deskripsi Kota Yerusalem

Yerusalem berasal dari bahasa Ibrani: Yerushalayim, bahasa Arab: Ūrsālim-Al-Quds atau hanya Al-Quds, adalah kota di Timur Tengah yang merupakan kota suci bagi agama Yahudi, Kristen dan Islam

Kota ini diklaim sebagai ibukota Israel, meskipun tidak diakui secara internasional, maupun bagian dari Palestina. Secara de facto kota ini dikuasai oleh Israel. Para elit Israel menganggap kota suci ini adalah bagian dari negaranya dan itu adalah bentuk ideologi "Zionisme". 

Dari semua negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, hanya Kosta Rika dan El Salvador saja yang menempatkan kedutaan mereka di Yerusalem. Lainnya di Tel Aviv, karena menurut PBB, Yerusalem akan dijadikan Kota Internasional. 

Oleh orang-orang Palestina, Yerusalem juga dianggap sebagai ibu kota Palestina. Kota historis Yerusalem adalah sebuah warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1981. 

Kota ini memiliki penduduk sebesar 724.000 jiwa dan luas 123 km2. Sepanjang sejarahnya, Yerusalem telah dihancurkan dua kali, dikepung 23 kali, diserang 52 kali, dan dikuasai/dikuasai ulang 44 kali.

Dalam kisah Alkitab, saat pertama kali disebutkan, Yerusalem, dikenal sebagai "Salem" dikuasai oleh Melkisedek, sekutu Abraham. Kemudian, pada masa Yosua, Yerusalem berada di teritori suku Benyamin (Yosua 18:28) namun masih dalam kuasa independen orang Yebus hingga ditaklukkan oleh Daud dan dijadikan ibukota Kerajaan Israel sekitar 1.000-an SM.

Penggalian terkini di Bangunan Batu Besar ditafsirkan oleh sebagian ahli arkeologis memberikan kepercayaan pada kisah Alkitab.

Bagi pemeluk Islam, Yerusalem merupakan tempat suci ketiga setelah Mekkah dan Madinah. Ketika Islam menguasai kota ini banyak pedagang-pedagang Arab yang membuka rute perdagangan di sini, termasuk para pedagang dari Makkah dan Madinah. Kota ini juga adalah kiblat pertama umat Islam dalam menyembah Tuhan mereka sebelum akhirnya dialihkan ke ke Bait Allah di Mekkah.

Tercatat pada masa Salahuddin Al-Ayyubi menguasai kota Yerusalem dari tangan Guy dari Lusignan pada masa perang salib ke-3, orang Islam, Kristen, dan Yahudi dapat beribadat tanpa ada gangguan.


2. Kota Yerusalem pada Zaman Modern

Tahun 1917 setelah Pertempuran Yerusalem, Tentara Britania dipimpin Jenderal Edmund Allenby mengepung kota, dan pada tahun 1922, LBB pada Konferensi Lausanne mempercayakan Britania Raya untuk mengatur Mandat bagi Palestina.

Dari tahun 1922 hingga tahun 1948 total populasi kota meningkat dari 52.000 menjadi 165.000 dengan dua pertiganya orang Yahudi dan sepertiga orang Arab. Situasi antara orang Arab dan Yahudi di Palestina tidak tenang. Di Yerusalem, kerusuhan terjadi pada tahun 1920 dan tahun 1929

Dibawah pemerintahan Britania, taman-taman baru dibuat di pinggir kota di bagian utara dan barat kota dan institusi pendidikan tinggi seperti Universitas Ibrani didirikan.

Saat masa jabatan Mandat Britania untuk Palestina berakhir, Rencana Pembagian Palestina oleh PBB tahun 1947 mengusulkan pembuatan rezim internasional khusus di Kota Yerusalem, mengesahkannya sebagai corpus separatum, daerah terpisah, di bawah administrasi PBB, juga termasuk kota Bethlehem, berlaku selama satu periode berkisar sepuluh tahun, kemudian sebuah referendum diadakan untuk memutuskan rezim masa depan kota.

Namun, rencana ini tidak dilaksanakan karena perang tahun 1948 meletus, sementara Britania menarik diri dari Palestina dan Israel menyatakan kemerdekaannya

Perang memicu pemindahan populasi Arab dan Yahudi di kota. 1.500 penduduk Perempat Yahudi di Kota Tua terusir dan beberapa ratus dipenjara saat Legiun Arab mengepung Perempat itu pada tanggal 28 Mei. Legiun Arab juga menyerang Yerusalem Barat dengan sniper.

Tanah tak berpemilik antara Yerusalem Barat dan Timur mulai diurus pada November 1948. Moshe Dayan, komandan tentara Israel di Yerusalem bertemu dengan rekan Yordanianya Abdullah el Tell di sebuah tempat tinggal gurun di lingkungan Musrara Yerusalem dan menandai posisi mereka masing-masing: posisi Israel berwarna merah dan Yordania berwarna hijau. 

Peta kasar, yang tidak berarti sebagai suatu yang resmi, menjadi garis gencatan senjata final dalam Kesepakataan Gencatan senjata 1949, yang membagi kota dan meninggalkan Gunung Scopus sebagai daerah kantong Israel. Kawat berduri dan pagar beton penghalang dipasang di pusat kota dan tembak-tembakan militer sering pecah di wilayah gencatan senjata.

Setelah proklamasi Negara Israel, Yerusalem diklaim oleh pemerintahan yang baru berdiri sebagai ibukotanya. Yordan yang menganeksasi Yerusalem Timur tahun 1950, memberlakukan peraturan hukum mereka di wilayah itu.

Yordania mengambil kendali tempat-tempat suci di Kota Tua. Bertolak-belakang dengan syarat-syarat perjanjian, orang Israel tidak diperkenankan masuk ke tempat-tempat suci. Yordania mengizinkan akses yang sangat terbatas ke tempat-tempat suci Kristen. Selama periode ini, Kubah Shakhrah dan Masjid al-Aqsa direnovasi besar-besaran.

Setelah Israel merebut Yerusalem Timur pada Perang Enam Hari pada tahun 1967, orang Yahudi dan Kristen diperbolehkan memasuki kembali tempat-tempat suci, sementara Bukit Bait masih menjadi yurisdiksi wakaf Islam. Perempat Maroko yang berbatasan dengan Tembok Barat, dikosongkan dan dihancurkan. Sejak perang, Israel telah memperluas lingkar kota dan menetapkan lingkar pemukiman Yahudi di tanah kosong timur Garis Hijau.

Namun, pengambilalihan Yerusalem Timur dikritik oleh dunia internasional. Setelah penyampaian Hukum Yerusalem Israel, yang menyatakan Yerusalem "sepenuhnya dan kesatuan" ibukota Israel, Dewan Keamanan PBB menyampaikan resolusi yang menyatakan tindakan Israel sebagai "pelanggaran hukum internasional" dan meminta semua negara-negara anggota menarik semua duta besarnya dari kota.

Status kota ini, khususnya tempat-tempat suci, masih menjadi masalah inti konflik Israel-Palestina. Pemukim Yahudi telah mengambil alih situs-situs bersejarah dan membangun pemukiman Yahudi di tanah yang ditinggalkan oleh orang-orang Arab yang dipaksa mengungsi dan meninggalkan tanahnya oleh militer Israel selama perang untuk meluaskan kehadiran orang Yahudi di Yerusalem Timur, sementara pemimpin-pemimpin Islam terkemuka mengklaim orang Yahudi tidak memiliki hubungan sejarah dengan Yerusalem, menganggap Tembok Barat yang telah berusia 2500 tahun dibangun sebagai bagian dari masjid. 

Orang Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina pada masa mendatang, dan perbatasan kota menjadi subyek pembicaraan bilateral.


3) Sejarah Kota Yerusalem Berdasarkan Alkitab

Berdasarkan 1 Taw 11:7-8:  "Lalu Daud menetap di kubu pertahanan itu, sebab itu orang menamainya Kota Daud. Ia memperkuat kota itu sekelilingnya, mulai dari Milo, bahkan sekelilingnya seluruhnya, sedang Yoab membangun kembali selebihnya dari kota itu."

Acuan pertama kepada kota ini mungkin adalah Kej 14:18, di mana Melkisedek tercatat sebagai raja Salem yaitu, Yerusalem. 

Ketika bangsa Israel siap menyeberang Sungai Yordan untuk memasuki tanah perjanjian, kota ini disebut "gunung Yebus" (Yos 15:8) atau "Yebus" (1Taw 11:4). Kota ini tidak pernah direbut ketika Kanaan ditaklukkan oleh Yosua, dan tetap dikuasai orang Kanaan sampai Daud menjadi raja. Tentara Daud menyerbu kota tersebut dan mendudukinya, dan Daud menjadikannya ibu kotanya (2 Sam 5:5-71 Taw 11:4-7).

Yerusalem menjadi pusat pemerintahan Israel sepanjang persatuan kerajaan dan kemudian dari kerajaan selatan Yehuda. Salomo, pengganti Daud, membangun Bait Suci di Yerusalem (1Raj 5:1-8:662Taw 2:1-5:14;) sehingga kota itu juga menjadi pusat keagamaan untuk menyembah Allah perjanjian.

Karena dosa Israel, pada tahun 586 SM, Nebukadnezar dari Babel mengepung kota ini dan akhirnya membinasakannya bersama Bait Sucinya (2 Raj 25:1-112 Taw 36:17-19).

Yerusalem tinggal reruntuhan hingga orang-orang Yahudi kembali tahun 536 SM dari Persia untuk membangun kembali bait suci itu dan kota Yerusalem (Ezr 3:8-13; 5:1-6:15Neh 3:1-4:23). 

Pada zaman Perjanjian Baru, Yerusalem sekali lagi kembali menjadi pusat pemerintahan dan kehidupan beragama orang Yahudi. Akan tetapi, pada tahun 70 M, setelah pemberontakan berkali-kali orang Yahudi terhadap pemerintah Roma, kota dan bait sucinya dihancurkan lagi.

Ketika Daud menjadikan Yerusalem ibu kota pemerintahannya, kota ini mulai memperoleh berbagai nama sesuai dengan sifatnya -- nama-nama seperti "Sion" (2 Sam 5:7), "kota Daud" (1 Raj 2:10) "kota yang kudus" (Neh 11:1), "kota Allah" (Mazm 46:5), "kota Raja Besar" (Mazm 48:3), "kota keadilan, kota yang setia" (Yes 1:26), "kota Tuhan" (Yes 60:14), "Tuhan Hadir Di Situ" (Yeh 48:35), dan "Kota Setia" (Za 8:3). beberapa nama ini bersifat nubuat bagi kota Yerusalem yang akan datang.


4) Makna Yerusalem Bagi Orang Yahudi

a) Ketika Allah mengulang hukum-Nya dengan bangsa Israel di perbatasan Kanaan, Ia bernubuat melalui Musa bahwa pada suatu saat di masa depan Ia akan memilih suatu tempat untuk "membuat/menegakkan nama-Nya" (Ul 12:5,11,21; 14:23- 24). 

Tempat tersebut adalah kota Yerusalem (1Raj 11:13; 14:21) di mana Bait Suci Allah yang hidup dibangun; oleh karena itu Yerusalem dinamakan "kota yang kudus", "kota Allah", dan "kota Tuhan". Tiga kali setahun semua laki- laki Israel diwajibkan menuju ke Yerusalem untuk "menghadap hadirat Tuhan, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu, dan pada hari raya Pondok Daun" (Ul 16:16; bd. Ul 16:2,6,11,15).

b) Yerusalem menjadi kota tempat Allah menyatakan firman-Nya kepada umat-Nya (Yes 2:3); yaitu, Yerusalem adalah "lembah penglihatan" (Yes 22:1). Lagi pula, Yerusalem menjadi tempat di mana Allah memerintah umat- Nya Israel (Mazm 99:1-2; bd. Mazm 48:2-4,13-14). 

Jadi, ketika bangsa Israel berdoa, mereka diperintahkan untuk berdoa "menghadap Yerusalem" (1Raj 8:44; bd. Dan 6:11). Gunung-gunung yang mengelilingi Yerusalem melambangkan Tuhan yang mengelilingi umat-Nya dalam kesetiaan kekal (Mazm 125:1-2). 

Oleh karena itu, pada hakikatnya, Yerusalem merupakan lambang dari segala sesuatu yang diharapkan Allah untuk umat-Nya. Manakala umat Allah berada di Yerusalem, mereka harus ingat akan kuasa Allah yang memerintah mereka, kekudusan-Nya, kesetiaan-Nya kepada umat-Nya, dan komitmen kekal-Nya untuk menjadi Allah mereka.

c) Ketika umat Allah memusnahkan hubungan mereka dengan-Nya melalui penyembahan berhala terus-menerus dan penolakan untuk menaati perintah-perintah-Nya, Tuhan mengizinkan orang Babel membinasakan Yerusalem, bersama dengan Bait Suci. Dengan membiarkan pemusnahan lambang yang sudah lama mengenai kehadiran-Nya yang tak henti-hentinya di antara mereka, Allah sedang menunjukkan bahwa Dia sendiri sedang mengundurkan diri dari umat-Nya.

Perhatikan bahwa janji Allah mengenai "perjanjian kekal" dengan umat-Nya senantiasa bergantung pada ketaatan mereka kepada kehendak-Nya yang dinyatakan. Jadi, Allah sedang memperingatkan umat-Nya ketika itu dan kini bahwa mereka harus tetap setia kepada-Nya apabila mereka terus ingin menerima berkat-berkat dan janji-janji-Nya.


5) Makna Yerusalem Bagi Gereja Kristen

a) Yerusalem adalah tempat permulaan kekristenan. Di Yerusalem Yesus Kristus disalibkan dan dibangkitkan dari antara orang mati. Juga di Yerusalem, Kristus yang dimuliakan mencurahkan Roh Kudus atas para murid-Nya pada hari Pentakosta (pasal Kis 2:1-47). Dari kota itu amanat Injil Yesus Kristus menyebar "hingga ke ujung-ujung bumi" (Kis 1:8; bd.Luk 24:47). 

Gereja di Yerusalem menjadi gereja induk dari semua gereja dan gereja pusat para rasul (Kis 1:12-26Kis 8:1). Ketika muncul pertentangan pendapat mengenai apakah orang bukan Yahudi yang percaya kepada Yesus harus disunat, di Yerusalemlah sidang gereja yang pertama berkumpul untuk menyelesaikan masalah ini (Kis 15:1-31Gal 2:1-10).

b) Para penulis PB menerima banyak dari makna Perjanjian Lama untuk Yerusalem, tetapi mengubah penerapannya dari kota yang duniawi menjadi kota sorgawi. Dengan kata lain, bagi mereka Yerusalem sebagai kota yang kudus tidak lagi berada di bumi ini tetapi di sorga di mana Allah tinggal dan Kristus memerintah di sebelah kanan-Nya; dari sanalah Dia menyalurkan berkat-berkat-Nya, dan dari sana Yesus akan datang kembali. 

Paulus berbicara tentang Yerusalem "sorgawi" yang adalah "ibu kita" (Gal 4:26). Penulis surat Ibrani menunjukkan bahwa dengan datang kepada Yesus Kristus untuk keselamatan, orang percaya tidak datang ke suatu gunung di dunia ini, tetapi "ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi" (Ibr 12:22). Dan sebagai ganti mempersiapkan sebuah kota bagi orang percaya di bumi ini, Allah sedang sibuk mempersiapkan Yerusalem baru, yang pada suatu hari akan "turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya" (Wahy 21:2; bd. Wahy 3:12). 

Pada hari yang besar itu, janji perjanjian Allah akan digenapi sepenuhnya, "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka" (Wahy 21:3). Allah dan Anak Domba akan memerintah untuk selama-lamanya dari takhta mereka di kota kudus ini (Wahy 22:3).

c) Apakah kota Yerusalem yang ada di dunia ini masih mempunyai peranan dalam kerajaan seribu tahun? Yesaya menunjuk kepada "langit baru dan bumi baru" (Yes 65:17) dan kemudian menyatakan dengan tekanan, "tetapi ..." (penekanan ditambahkan) Yerusalem yang sekarang akan mencapai penggenapannya; sisa Yesaya 65 (Yes 65:17-25) membahas kondisi kerajaan seribu tahun. 

Banyak orang percaya bahwa ketika Kristus datang kembali untuk mendirikan pemerintahan-Nya selama seribu tahun (Wahy 20:1-6), Ia akan mendirikan takhta-Nya di kota Yerusalem. Setelah penghakiman di takhta putih yang besar (Wahy 20:11-15), Yerusalem sorgawi akan turun ke dunia yang baru dan menjadi pusat pemerintahan kerajaan Allah yang kekal.


Sumber
Gambar dari google images
http://id.wikipedia.org/wiki/Yerusalem
http://alkitab.sabda.org/article.

Baca juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar