Bahan Alkitab
![]() |
Allah mengirim burung puyuh kepada Bangsa Israel |
1. Keluaran 16:1-5, 13-18, 31-35
16:1 Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. 16:2 Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; 16:3 dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan." 16:4 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. 16:5 Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari."
16:13 Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. 16:14 Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi. 16:15 Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu. 16:16 Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa." 16:17 Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. 16:18 Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.
16:31 Umat Israel menyebutkan namanya: manna; warnanya putih
seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu. 16:32 Musa berkata:
"Beginilah perintah TUHAN: Ambillah segomer penuh untuk disimpan
turun-temurun, supaya keturunan mereka melihat roti yang Kuberi kamu makan di
padang gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir." 16:33
Sebab itu Musa berkata kepada Harun: "Ambillah sebuah buli-buli, taruhlah
manna di dalamnya segomer penuh, dan tempatkanlah itu di hadapan TUHAN untuk
disimpan turun-temurun." 16:34 Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada
Musa, demikianlah buli-buli itu ditempatkan Harun di hadapan tabut hukum Allah
untuk disimpan. 16:35 Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya,
sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba
di perbatasan tanah Kanaan.
![]() |
Allah mengirim Manna kepada Bangsa Israel |
Penjelasan Kitab Keluaran 16:1-5, 13-18,
31-35
Kitab ini menjelaskan bahwa Allah pemelihara Umat-Nya Israel
ketika mereka di padang gurun, Allah sanggup menyediakan kebutuhan bangsa itu,
meskipun bangsa Israel sering tidak taat dan tidak setia beribadah kepada
Tuhan, tetapi Tuhan tetap setia akan janji-Nya, janji penyertaan-Nya ketika
mereka keluar dari tanah Mesir menuju tanah Kanaan. Orang Israel empat puluh
tahun makan manna sampai mereka tiba di tanah yang dijanjikan Allah untuk
mereka diami. Ini membuktikan bahwa pemeliharaan Allah tetap berlangsung meskipun
manusia sering mengecewakan Tuhan, Allah tetap peduli dan mencukupkan apa yang
menjadi kebutuhan manusia di sepanjang perjalan hidupnya di dunia ini, hal ini
telah terbukti dan dapat kita temukan dalam kitab suci, bahwa Allah yang
memilih Umat-Nya dan Allah juga yang menyediakan kebutuhan Umat-Nya,
sebagaimana yang telah terjadi dan dialami bangsa Israel sebagai Umat pilihan Tuhan.
Hal yang sama juga menjadi bagian kita yang percaya kepada Yesus Kristus,
karena Yesus jugalah yang memilih kita menjadi pengikut-Nya di dunia ini.
![]() |
Yesus memberi makan 5000 orang |
2. Yohanes 6:5-14
6:5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" 6:6 Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. 6:7 Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." 6:8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: 6:9 "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" 6:10 Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.
6:11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. 6:12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." 6:13 Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. 6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia."
Penjelasan Kitab Yohanes 6:5-14
Kitab ini menjelaskan kepada kita bahwa ketika berbondong-bondong
banyak orang mengikuti Yesus dalam pelayanan-Nya, Yesus tidak hanya memberikan kebutuhan
Rohani, pemulihan dan kesembuhan dari berbagai penyakit, tapi Yesus juga
menyatakan kepedulian-Nya ketika orang banyak itu lapar, Yesus pun menujukkan
kepedulian-Nya dengan memberi mereka makan sampai kenyang bahkan sampai
berkelimpahan hanya berdasarkan apa yang ada pada manusia itu, yaitu lima roti
jelai dan dua ikan, mujizat pun terjadi, memberi makan lima ribu orang dan bahkan
tersisa dua belas bakul. Hal ini menegaskan kepada orang percaya bahwa dalam
situasi apapun ketika Yesus hadir dan dimuliakan, maka tidak ada yang tidak
mungkin bisa terjadi. Berharaplah sepenuhnya hanya kepada Yesus yang sanggup
melakukan segala perkara dalam kehidupan manusia.
A.
Pendahuluan
Ada Pemeliharaan Allah pada ciptaan Nya. Sebab Allah Pencipta adalah Allah pemelihara atas segala yang diciptakan-Nya, serta menyediakan apa yang menjadi kebutuhan setiap ciptaan.
Pemeliharaan Allah terhadap semua ciptaan-Nya telah berlangsung sejak Penciptaan hingga berakhirnya alam semesta ini. Kebutuhan manusia pertama serta ciptaan lainnya telah disediakan Allah. Ketika manusia menghadapi berbagai masalah dalam menjalani kehidupannya, seringkali berhadapan dengan berbagai persoalan, namun Allah tetap hadir dan memberikan kekuatan.
Pemeliharaan Allah dialami dan diterima peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun pribadi peserta didik. Kalian
sebutkan contoh pemeliharaan Allah yang dapat kalian rasakan dan terima hingga
saat ini? Allah sanggup memberikan apa yang kalian butuhkan, bukan apa yang
kalian inginkan.
B. Pemeliharaan Allah atas segala ciptaan-Nya
Dalam Kitab Kejadian dikisahkan, Allah menciptakan alam semesta
sejak hari pertama hingga hari ke enam, menjelaskan bahwa semua yang diciptakan
Allah itu adalah untuk melengkapi segala ciptaan-Nya, tidak dapat berdiri sendiri
dan saling membutuhkan. Kolaborasi antara ciptaan sangat penting bagi
kelangsungan hidup ciptaan-Nya. Hal ini membuktikan bahwa Allah sendiri yang
menjadi Arsitek Agung manusia dan segala ciptaan yang lain. Kondisi awal
semuanya adalah sungguh amat baik, sebagaimana dinyatakan dalam kitab Kejadian
1:31, demikian: “Maka Allah
melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari keenam”.
![]() |
Adam dan Hawa di Taman Eden |
C. Allah memelihara manusia sejak diciptakan
Bagaimana Allah memelihara manusia? dalam Kitab Kejadian dijelaskan bahwa sejak Penciptaan alam semesta serta segala isinya, Allah sungguh luar biasa berperan dalam semua ciptaan-Nya, secara khusus pada manusia.
Segala yang dibutuhkan ciptaan-Nya telah disediakan Allah, bahkan sebelum Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, Dia telah menyediakan apa yang dibutuhkan manusia dan ciptaan lainnya. Hal ini dinyatakan dalam kitab Kejadian 1:29-30, Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
Allah tidak hanya Pencipta, tapi juga menyediakan apa yang
menjadi kebutuhan dari setiap ciptaan-Nya. Allah menyediakan segalanya demi
kelangsungan hidup ciptaan-Nya. Kisah perjalanan Bangsa Israel dari Mesir ke
Tanah Kanaan, juga membuktikan bahwa Allah tetap pemelihara hidup mereka,
meskipun bangsa Israel sering bersungut-sungut dengan kondisi yang mereka hadapi,
Allah tetap menunjukkan kepedulianNya terhadap bangsa Israel. Hal ini
dinyatakan dalam Kitab Keluaran 16:1-35. Peristiwa
ini membuktikan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan manusia dan membiarkan
mereka dalam penderitaan. Allah hanya ingin melihat sejauh mana manusia itu
menyadari ketidak berdayaannya jikalau bukan Tuhan yang hadir memberi
pertolongan dan memelihara ciptaan-Nya.
D. Pemeliharaan Allah Terus Berlangsung
Kitab Perjanjian Baru mengisahkan pelayanan Tuhan Yesus dalam berbagai situasi, ketika berbondong-bondong orang banyak mengikuti Dia, Yesus menunjukkan kepedulian-Nya terhadap orang banyak dan menyatakan kemahakuasaan-Nya untuk mencukupkan apa yang menjadi kebutuhan manusia pada saat itu. Yesus tidak hanya menyembuhkan berbagai penyakit, tetapi juga ketika mereka membutuhkan makanan jasmani, Yesus pun menyediakannya, seperti yang di kisahkan dalam kitab Yohanes 6:1-15. Yesus memberi makan lima ribu orang.
Apa yang dilakukan Yesus dalam peristiwa ini menunjukkan bahwa
tidak ada sesuatu kebutuhan manusia yang tidak terpenuhi ketika Yesus hadir
bagi manusia, hal itu mustahil bagi manusia, tapi bagi Yesus tidak ada yang tak
mungkin. Yesus ingin melihat apakah murid-murid-Nya sudah mengenal Dia dengan
sungguh-sungguh? Berbagai mujizat yang mereka saksikan sebelumnya rupanya belum
cukup bagi mereka untuk mempercayakan hidupnya kepada Yesus, itu terbukti dari
ucapan Filipus kepada Yesus: Roti seharga
dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing
mendapat sepotong kecil saja. Yesus
pun menguatkan iman para murid-Nya dan menunjukkan kemahakuasaan-Nya atas segala sesuatu dengan bekal yang ada, lima roti dan dua ikan yang ada pada manusia itu, Yesus pun mencukupkan kebutuhan mereka bahkan hingga berkelimpahan. Peristiwa ini memberikan pesan kepada orang percaya, bahwa jika Yesus hadir dan dimuliakan dalam kehidupan manusia, maka masalah boleh ada, tapi jalan keluar pasti terjadi.
Dalam kisah yang lainnya, adalah ketika manusia membutuhkan perlindungan atau penuntun jalan dalam kehidupannya, Yesus berkata: “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku (Yohanes 10:14)”. Hal ini merupakan jaminan bagi semua orang percaya bahwa ada satu pribadi yang begitu peduli dalam hidupnya serta menguasai seluruh kehidupan manusia, itulah Yesus Kristus, Allah Yang Maha Hadir, Yang Maha Tahu, Yang Maha Kuasa, dan yang penuh belas kasih kepada semua orang yang percaya kepada-Nya.
Manusia dalam mengarungi kehidupan yang diberikan Tuhan, sering diperhadapkan dengan berbagai masalah, baik yang berhubungan dengan kehidupan rohani maupun kehidupan secara jasmani. Dalam hal ini pun, Yesus menyatakan kepastian pemeliharaan-Nya. Akibat dari banyaknya kesulitan yang dihadapi manusia dalam pemenuhan kebutuhannya, maka kekhawatiran sering menghantui pikiran manusia. Untuk hal ini Yesus pun hadir dan memberikan solusi bahwa kekhawatiran sekecil apa pun tidak akan mendapatkan apa-apa, itu artinya orang yang khawatir dalam hidupnya, maka dia tidak akan mendapat sesuatu yang dibutuhkan. Hal ini disampaikan dan dapat kita temukan dalam kitab Matius 6:25-30.
Mari kita baca Matius 6:25-30, demikian: 6:25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? 6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? 6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? 6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, 6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. 6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
Yesus mau menyadarkan manusia, bahwa yang paling penting dalam kehidupan manusia yang harus diperhatikan bukanlah hanya kebutuhan jasmani, melainkan kebutuhan yang berhubungan dengan kekekalan atau yang abadi selamanya. Manusia yang hidup seturut kehendak Allah, tidak perlu khawatir akan kebutuhan di dunia yang sementara ini, karena Yesus Sang Pemberi Kehidupan ini pasti mencukupkannya, bukan apa yang kita inginkan yang diberikan Tuhan, melainkan apa yang kita butuhkan pasti diberikan tepat pada waktunya. Pertolongan dari Tuhan tidak pernah terlambat, selalu datang tepat waktunya.
Dalam hubungan dengan Allah, manusia diberikan penguatan ketika apa yang diinginkannya atau apa yang sudah lama didoakannya belum juga mendapat titik terang atau mendapat jawaban dari doa yang sudah mungkin telah berlangsung cukup lama didoakan dan diharapkan dikabulkan Allah. Yesus pun hadir dan memberikan jawabannya, seperti dalam kitab Matius 7:7-11.
Mari kita baca Matius 7:7-11, demikian: 7:7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 7:8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 7:9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, 7:10 atau memberi ular, jika ia meminta ikan? 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Ketika Yesus memberikan pewahyuhan kepada Yohanes, untuk
menegaskan bahwa Yesuslah yang mengawali segalanya di dunia ini, Dia juga yang
memberikan pengalaman pribadi kepada manusia ciptaan-Nya dalam perjumpaan
pribadi dengan Allah, Yesus juga yang mengakhiri segalanya sehingga tidak ada
satu kejadian dan kebutuhan manusia yang hidup seturut kehendak Allah yang
tidak diketahui oleh Allah, dan juga yang tidak dipenuhi kebutuhannya oleh Allah,
karena Dia jugalah yang akan datang dan yang Maha Kuasa. Pada Kitab Wahyu 1:8,
tertulis: “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan
Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Maha Kuasa”.
Untuk itu jangan pernah meragukan pemeliharaan Allah dalam
seluruh aspek kehidupan orang percaya, umat pilihan Tuhan, pengikut Kristus
untuk selamanya. Ketika kita masih berjuang terus mempertahankan hidup di dunia
ini, Yesus hadir dan memberi solusi, kekuatan, penyertaan-Nya. Ketika kelak
kita meninggalkan dunia ini, Yesus pun memberi jaminan kebangkitan kita, untuk
hidup dalam kehidupan yang kekal di surga bersama-Nya. Isilah hidup yang
berkenan kepada Allah!
E. Allah Memelihara Tiap Rumah Tangga
![]() |
Keluarga Kristen bahagia diberkati Tuhan |
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala rumah tangga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Effendy 2005). Keluarga pada dasarnya terbentuk karena hadirnya perkawinan pria dan wanita (Sigmud Freud).
Fungsi keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan iman yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak yang telah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta meneladani hidup dan ajaran-ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian dan fungsi keluarga Kristen adalah untuk menjalin suatu keluarga yang harmonis dan bahagia dalam iman Kristen menjalankan perintah Allah.
Dalam keluarga Kristen kasih kepada Allah adalah perintah yang utama, maka untuk hal ini dalam Kitab Perjanjian Lama telah menjelaskan bahwa Keluarga memegang peranan sangat penting dalam mengajarkan hidup mengikuti perintah Allah. Hal ini jelas dalam kitab Ulangan 6:1-25, bagaimana firman Allah itu dibelajarkan dalam rumah tangga yang disampaikan kepada bangsa Israel pada saat itu.
Secara khusus dalam kitab Ulangan 6:4-9, tertulis demikian: 6:4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! 6:5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. 6:6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 6:7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. 6:8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, 6:9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Pengajaran Firman Tuhan dalam keluarga perlu dilakukan secara terus-menerus, berulang-ulang dan berkesinambungan, dari turunan ke turunan berikutnya, dan dalam segala keadaan, tujuannya agar keluarga Kristen itu senantiasa hidup sesuai firman Tuhan.
Tokoh dalam Perjanjian Lama yang mewariskan ketaatannya untuk tetap beribadah kepada Tuhan adalah Yosua, yang juga dapat menjadi teladan bagi keluarga Kristen dalam hal kesetiaan dan ketaatannya hingga pada masa tuanya untuk tetap beribadah hanya kepada Allah saja. Hal ini dapat kita ketahui dalam kitab Yosua 24:15, demikian: “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
Semua orang percaya dapat melakukan hal yang sama untuk membuat
komitmen pribadi dan keluarga agar tetap taat dan setia beribadah hanya kepada
Allah saja, yaitu Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat manusia.
F. Petunjuk Alkitab tentang Pemeliharan Allah
![]() |
Yesus mengubah air menjadi anggur |
1. Pertolongan Yesus dalam Pernikahan
Kehadiran Yesus dalam keluarga, khususnya dalam pernikahan
dikisahkan pada peristiwa Yesus mengadakan mujizat yang pertama, yaitu membuat
air menjadi anggur, dalam perkawinan di Kana. Hal ini juga merupakan bukti pemeliharaan
dan kepedulian Allah dalam keluarga sejak awal keluarga dibentuk seperti peristiwa
Perkawinan di Kana.
Mari kita baca Yohanes 2:7-10, demikian: 2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. 2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya. 2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki, 2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
Kuasa yang sama juga bisa terjadi dalam rumah tangga Kristen. Ketika kehidupan keluarga itu memuliakan Tuhan, apa yang menjadi kebutuhan kita pasti dicukupkan dan janji Allah pasti digenapi. Orang yang hidupnya berkenan kepada Allah tidak akan dipermalukan dan tidak akan dikecewakan, sebagaimana peristiwa Perkawinan di Kana, Yesus tidak membiarkan keluarga itu dipermalukan karena kehabisan anggur, yang merupakan minuman utama dalam budaya Yahudi pada saat itu.
Yesus datang tepat waktu. Pertolongan-Nya tidak pernah terlambat.
Kehadiran Yesus dalam keluarga Kristen juga pasti memberikan solusi atas setiap
masalah yang dihadapi. Yang utama, apakah keluarga Kristen itu mengundang Yesus
dan tinggal serta berdaulat penuh dalam keluarga itu? Apakah persekutuan
keluarga itu sungguh-sungguh berkenan di hadapan Tuhan? Pastikan semua anggota keluarga adalah menjadi
pelaku Firman Allah sebagaimana yang Yesus katakan, tidak cukup hanya pendengar
tetapi hendaklah menjadi pelaku firman dalam hidup sehari-hari.
![]() |
Pertolongan Yesus terhadap Perempuan Siro-Fenisia |
2. Pertolongan Yesus terhadap Perempuan Siro-Fenisia yang percaya
Meskipun kehadiran Yesus tidak ingin diketahui orang lain, akan tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan, karena sesungguhnya kapan dan dimana saja kehadiran Yesus selalu membawa mukjizat dan pemulihan, baik secara pribadi maupun dalam keluarga. Begitulah juga yang terjadi dalam keluarga Perempuan Siro-Fenesia yang percaya dalam kitab Markus 7:24-30.
Bacaan Kitab Markus 7:24-30, demikian: 7:24 Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. 7:25 Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. 7:26 Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. 7:27 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." 7:28 Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." 7:29 Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." 7:30 Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.
Peristiwa ini membuktikan bahwa pemeliharaan dan kepedulian Yesus
untuk semua orang yang membutuhkannya tanpa adanya perbedaan suku, bahasa,
bangsa, etnis, status sosial, orang Yahudi atau Yunani. Bagi Yesus yang paling
penting adalah bagaimana iman seseorang kepada kuasa-Nya, yang tanpa terbatas berlaku
untuk semua yang percaya kepada-Nya, yang datang sujud pada-Nya, dan yang
memohon belas kasih-Nya.
Bagaimana dengan keluarga kita, sudahkah kita datang sujud dengan
segenap hati dan memohon belas kasih Kristus ketika kita menghadapi berbagai masalah
yang sulit untuk kita dapatkan solusinya? Belajar dari Perempuan Siro–Fenesia
ini, meskipun ucapan Yesus begitu menyakitkan hatinya, dan seolah-olah Yesus
tidak peduli padanya, namun ketika perempuan ini tetap memohon belas kasih
Tuhan serta dengan iman yang teguh, akhirnya pemulihanpun terjadi dan anaknya
didapatinya telah bebas dari roh jahat. Kuasa dan kepedulian serta pemeliharaan
Yesus berlaku untuk semua orang dalam segala hal dan di segala tempat.
2. Kisah Yesus membangkitkan Lazarus
Berikutnya adalah kehadiran Yesus dalam keluarga Maria dan Marta, dimana saudaranya Lazarus sudah empat hari berbaring di dalam kubur. Yesus pun berbelas kasih dalam keluarga ini. Bagi Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah empat hari di dalam kubur itu sama halnya dengan membangunkan orang yang sedang tidur.
Mari kita baca kitab Yohanes 11:41-45, demikian: 11:41 Maka mereka mengang- kat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. 11:42 Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." 11:43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!" 11:44 Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." 11:45 Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.
Dalam kitab Yohanes 11:41-45, dinyatakan bahwa Yesus membangkitakan Lazarus dari kuburnya. Kuasa Yesus yang membangkitkan Lazarus membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah.
Kepercayaan yang sungguh-sungguh dalam kuasa Kristus, sanggup
memulihkan tiap keluarga Kristen, baik pemulihan secara rohani maupun jasmani.
Kuasa Kristus yang dinyatakan dalam Keluarga sudah pasti berbeda-beda. Bagi Keluarga
Kristen, Yesus perlu diundang hadir dan dipermuliakan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu, Tuhan hanya menuntut, sejauh mana tiap keluarga tetap percaya akan kuasa
Allah yang mampu melakukan yang tidak mungkin bagi manusia, tetapi bagi Allah
tidak ada yang tidak mungkin. Hal seperti inilah yang sering terjadi dan
dialami oleh tiap rumah tangga Kristen
C. Refleksi
Pemeliharaan Allah terhadap semua ciptaan-Nya telah berlangsung sejak penciptaan hingga berakhirnya alam semesta ini. Kebutuhan manusia pertama serta ciptaan lainnya telah disediakan Allah. Ketika manusia menghadapi berbagai masalah dalam menjalani kehidupannya, seringkali berhadapan dengan berbagai persoalan, namun Allah tetap turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah sesuai dalam Roma 8:28 demikian: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Pernikahan dalam keluarga Kristen juga dalam rencana Allah sesuai
dengan firman Allah, oleh karena itu sudah seyogianyalah tiap rumah tangga Kristen
hidup dan menghidupi perintah Allah dalam hidup sehari-hari, yaitu dengan setia
serta mempercayakan seluruh kehidupannya kepada Yesus Kristus, Allah yang
sangat peduli dan yang mengerti setiap kondisi yang terjadi dalam rumah tangga
Kristen.
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021. Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia. Gambar dari Bing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar