![]() |
Ayub |
Bahan Alkitab
1. Ayub 42:1-17
42:1 Maka jawab Ayub kepada TUHAN: 42:2 "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. 42:3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. 42:4 Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. 42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. 42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."
42:7 Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Téman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub. 42:8 Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub." 42:9 Maka pergilah Elifas, orang Téman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan TUHAN menerima permintaan Ayub.
42:10 Lalu TUHAN
memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan
TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. 42:11
Kemudian datanglah kepadanya semua saudaranya laki-laki dan perempuan dan semua
kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama dengan dia di rumahnya. Mereka
menyatakan turut berdukacita dan menghibur dia oleh karena segala malapetaka
yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya, dan mereka masing-masing memberi dia
uang satu kesita dan sebuah cincin emas.
42:12 TUHAN memberkati
Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu;
ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu
pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina. 42:13 Ia juga mendapat tujuh
orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan; 42:14 dan anak perempuan
yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga
Kerenhapukh. 42:15 Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik
anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah
saudara-saudaranya laki-laki. 42:16 Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat
puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan
yang keempat. 42:17 Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.
Penjelasan
Ayub 42:1-17
Kitab ini menjelaskan bahwa ketika Ayub mengalami peristiwa yang sangat memilukan dalam hidupnya, akhirnya Ayub mengakui semua kedaulatan Allah atas seluruh apapun yang dimilikinya dan bahwa Tuhan yang mengijinkan segala sesuatu terjadi dalam kehidupannya. Semua yang menimpanya adalah atas seijin Tuhan. Untuk tujuan yang sangat luar biasa, iman Ayub semakin tangguh dan dia mengenal Allah secara pribadi, bukan lagi mendengar dari apa kata orang lain tentang Allah yang disembahnya. Mata rohani Ayub dibukakan tentang siapa dan bagaimana Allah yang disembahnya. Pengalaman pribadi dengan Allah, melewati pergumulan hidup yang sangat memprihatinkan, menjadikan iman Ayub semakin kokoh hingga Allah pun memulihkan keadaan Ayub. Hal ini menegaskan kepada setiap orang percaya bahwa persoalan hidup yang kita hadapi semuanya ada dalam pengontrolan Allah. Jika kita tetap taat dan setia percaya dan beriman hanya kepada-Nya, maka Allah sedang mempersiapkan yang terbaik bagi kita. Jangan pernah meragukan pemeliharaan Allah dalam hidup ini, tetaplah bersyukur apapun yang terjadi dan Tuhan ijinkan semua itu terjadi agar iman kita semakin kokoh dan kita semakin tangguh dalam menghadapi kesulitan yang kita hadapi di dunia yang sementara ini. Milikilah karakter yang tangguh, maka Allah akan memulihkan keadaan yang kita hadapi menjadi lebih baik.
2. Kitab 1Tesalonika 5:18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Penjelasan
Kitab 1Tesalonika 5:18
Allah sendiri menghendaki umat-Nya bersyukur dalam segala hal,
karena diatas ucapan syukur itulah kuasa Allah dinyatakan bagi orang percaya.
Bersyukur dalam segala hal, itulah kehendak Allah bagi orang percaya.
3. Yohanes 14:1-3
14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. 14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. 14:3 Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.
Penjelasan
Yohanes 14:1-3
Firman Tuhan ini menjelaskan bahwa tempat kita bukan di dunia yang sementara ini tapi tempat kita telah tersedia di surga dan telah disiapkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Jadi senyaman apapun yang disodorkan dunia pada kita itu hanya sementara, dan sesulit apa pun hidup kita di dunia ini, itu juga hanya sementara. Tujuan hidup kita adalah surga yang abadi selamanya, sehingga kita tidak perlu berkeluh kesah atau putus asa ketika diperhadapkan dengan situasi dunia yang serba tidak menentu ini. Tetaplah bersyukur apapun yang terjadi, hingga kita menantikan yang abadi selamanya bersama Kristus di dalam kerajaan surga.
4. Kitab 2 Korintus
4:15-18
4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah. 4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. 4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Penjelasan
Kitab 2 Korintus 4: 15-18
Firman Tuhan ini menjelaskan bahwa orang percaya apa pun kondisinya tetaplah bersyukur. Ketika mengalami penderitaanpun, itu hanya sifatnya sementara, jangan terfokus pada hal yang sementara yang dihadapi di dunia ini. Tapi tetaplah berpegang teguh pada iman yang kokoh, karena penderitaan itu adalah ujian iman kita, hingga kita mendapatkan yang kekal yang tidak dapat dibandingkan dengan penderitaan di dunia yang fana ini. Bersyukurlah, apapun ujian iman yang kita hadapi, karena di balik penderitaan itu ada kekekalan yang pasti kita dapatkan di dalam Yesus Kristus.
5. Roma 5:3-4
5:3 Dan bukan hanya itu saja.
Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa
kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji
dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Penjelasan
Roma 5:3-4
Dalam kitab ini Rasul Paulus menegaskan bahwa orang percaya
bermegah dalam kesengsaraan, suatu hal yang sangat kontradiksi dengan yang
diinginkan orang di luar Kristus. Tapi bagi orang percaya kesengsaraan adalah
sarana untuk semakin kokoh imannya kepada Allah. Semakin menghadapi banyak
masalah, semakin sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan. Semakin mengalami tantangan
dalam hidup ini, semakin tekun memohon kepada Tuhan. Sehingga semakin sering
diperhadapkan dengan persoalan hidup, maka semakin tangguh pribadi dan
karakternya, hingga menimbulkan iman yang tahan uji, dan pada akhirnya apa yang
diharapkan akan diperoleh dan tidak mengewakan. Itulah perjuangan iman
kristiani, semakin diuji semakin tangguh dan kokoh. Bersyukurlah jika hidupmu
mengalami banyak ujian atau persoalan hidup, karena dengan ujian itu maka
imanmu semakin tangguh dan kelak akan menjadi pemenang di dalam Kristus.
A. Pendahuluan
Bersyukur seharusnya dilakukan secara terus-menerus oleh orang
yang percaya kepada Yesus Kristus, apa pun yang sedang terjadi dalam hidupnya. Karena
semua itu pasti atas kehendak Tuhan dan pasti diketahui oleh-Nya. Apa yang
kalian miliki saat ini yang harus kalian syukuri? Dalam hal apa saja kalian
bersyukur kepada Tuhan? Bagaimana cara kalian menyatakan rasa syukur itu kepada
Tuhan? Allah sendiri menghendaki Umat-Nya bersyukur dalam segala hal, hingga
kita membiasakan hidup yang bersyukur atas apa pun yang kita hadapi, sebagai
anak-anak Tuhan yang hidup menurut kehendak Allah.
![]() |
Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur |
B. Mengapa Kita Harus Bersyukur?
Arti bersyukur dalam Alkitab adalah percaya kepada Allah sepenuhnya. Dengan bersyukur, dalam pujian serta ucapan syukur yang kita panjatkan, kita juga percaya akan penyertaan Tuhan di segala perjalanan hidup kita di dunia. Makna bersyukur di Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berterimakasih; mengucapkan syukur.
Allah sendiri dalam firman-Nya menghendaki manusia ciptaan-Nya bersyukur dengan apa pun yang dihadapi, seperti yang terdapat dalam kitab 1 Tesalonika 5:18, ”Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kalian”.
Untuk itu tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur kepada Allah. Semua yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah seijin Tuhan dan tak satu pun yang tidak diketahui-Nya, apakah itu kejadian baik atau pun buruk menurut pemandangan manusia, seperti halnya pengalaman Ayub, dalam kitab Ayub 42:1-17.
Tidak ada seorang manusia yang tahu akan rencana Allah dan tak seorang juga yang dapat memahami bahwa di balik penderitaan akan ada kebahagiaan. Pengalaman keluarga Ayub sungguh sangat menyadarkan kita, bahwa sesungguhnya dalam setiap peristiwa adalah atas kehendak Allah, untuk suatu tujuan demi kebaikan manusia itu sendiri.
Pengalaman Ayub yang kehilangan apa yang secara dunia dimilikinya cukup berharga, namun ketika Tuhan yang bertindak, tidak ada sesuatu yang sanggup dipertahankan atau dibanggakan, hingga Ayub pun mengakui di hadapan Tuhan dan berkata, “TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN”.
Tindakan Allah menyadarkan Ayub, bahwa yang paling utama adalah tetap percaya, bahwa semua yang dimilikinya adalah dari Allah dan Allah sendiri jugalah yang berkuasa atas apa pun yang dimilikinya. Melalui pengalamannya, akhirnya Ayub mengenal Allah secara pribadi, terjadi pemulihan hubungan dengan Allah yang semakin kokoh dan tangguh.
Hal yang sama bisa juga terjadi dalam kehidupan orang percaya melalui peristiwa yang mungkin sangat menyakitkan, mungkin masalah ekonomi, kesehatan, atau kebutuhan hidup lainnya. Semua itu Tuhan ijinkan agar kita semakin mengenal Dia dengan segala kedaulatan-Nya dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Tetaplah bersyukur apa pun yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup ini!
C. Bersyukur dalam Karya
Bagi orang percaya, hidup di dunia ini adalah suatu kesempatan untuk berkarya, jadi berkat bagi sesama dan melayani Tuhan sesuai dengan kompetensi yang dikaruniakan Tuhan kepada kita. Hidup sebagai pengikut Kristus, adalah hidup yang penuh dengan tantangan dan perjuangan, tidak sekedar menerima apa yang terjadi, akan tetapi bagaimana memanfaatkan setiap kesempatan, atau setiap peristiwa yang dihadapi, menjadi pembelajaran untuk semakin dapat memaknai hidup yang dianugerahkan Tuhan pada kita.
Bersyukur membutuhkan tindakan, artinya apa pun yang kita hadapi, masalah susah atau senang, gagal atau berhasil, semuanya itu adalah cara Tuhan untuk menguji iman kita. Apakah kita begitu gagal langsung menyerah dan tidak melakukan sesuatu?
Bila kita menghadapi kegagalan, kita perlu aktif mencari dan menemukan apa yang menjadi penyebab suatu kegagalan. Kita perlu memahami, kegagalan itu Tuhan ijinkan agar kita mengevaluasi diri atau mengevaluasi yang kita lakukan. Pengalaman mengalami kegagalan menjadi pembentukan karakter yang tangguh, pantang menyerah, optimis dan terus berjuang hingga mencapai keberhasilan.
Berbagai masalah Tuhan ijinkan terjadi dan kita alami, sebagai cara Tuhan untuk menguji iman kita, apakah kita termasuk orang yang pasrah ketika gagal, atau maju terus untuk menemukan solusi dari kegagalan yang terjadi. “Kesuksesan dan kebahagiaan terletak pada diri sendiri. Tetaplah berbahagia, dan kebahagiaanmu akan membentuk sebuah karakter kuat melawan kesulitan” (Helen Keller). Selanjutnya Aristoteles berpendapat bahwa, ”Kebahagiaan dirasakan oleh orang-orang yang bisa merasa puas pada dirinya.“
Kedua pendapat ini menekankan kepada kita, bahwa kesulitan
merupakan cara untuk pembentukan karakter yang kuat dan orang yang berbahagia
adalah orang yang bisa merasa puas pada dirinya. Itu artinya kita bersyukur
dengan apa yang kita peroleh. Kita bersyukur serta berbahagia juga ketika
mengalami kesulitan hidup, karena lewat hal itu, karakter yang kuat dan tangguh
akan menjadi karakter kita. Lebih lanjut Steve Maraboi berpendapat bahwa “Orang yang tahu cara bersyukur adalah orang
yang bisa menikmati keindahan dunia dan arti kebahagiaan hidup”.
Lebih lanjut Rasul Paulus menyatakan dalam kitab 2 Korintus 4:15-18, “Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal”.
Hal ini menjelaskan bahwa kehidupan umat Allah di dunia yang sementara ini tidak dapat dibandingkan dengan kehidupan yang telah disiapkan Kristus di surga nanti. Untuk itu orang percaya tidak perlu khawatir tentang kehidupan yang sementara di dunia ini. Karena yang kita akan raih adalah kehidupan yang kekal. Apa pun yang ditawarkan dunia ini, itu hanya sesaat atau sementara. Hidup dalam kemewahan, memilki jabatan yang tinggi, hidup dalam pesta pora, dan sebagainya, semuanya itu sifatnya sementara.
Untuk itu hidup sebagai anak-anak Allah, adalah hidup yang penuh
dengan pengharapan, meskipun harus hidup mengalami berbagai kesulitan hidup, mengalami
kesehatan yang terganggu, hingga tubuh kita semakin lemah dan kesehatan kita
semakin merosot, dalam hal ini iman kita semakin kokoh dan kita semakin
memiliki hubungan yang akrab bersama Tuhan, tujuan hidup kita adalah hidup yang
kekal di surga.
D. Bersyukur dalam Segala Situasi
Manusia tidak pernah mampu memprediksi bagaimana ia akan menjalani hidup ini dan apa yang akan terjadi. Setiap orang memiliki pengalaman hidup pribadi bersama Tuhan. Setiap orang memiliki pergumulan hidup yang datang silih berganti, suka dan duka, sakit dan sehat, gagal dan berhasil. Semua kondisi ini pasti pernah kita hadapi. Saat kita berhasil, ucapan syukur langsung kita wujudkan, baik lewat pujian kita kepada Tuhan maupun lewat tindakan. Namun ketika kita berduka atau mengalami kegagalan, masihkah kita dapat bersyukur?
Bersyukur dalam segala kondisi merupakan tindakan iman kepada Tuhan yang memberikan kesempatan bagi kita untuk melewati semua keadaan tersebut. Rasul Paulus, dalam suratnya ke jemaat di Roma, menuliskan dalam kitab Roma 5:3- 4 : ³“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, ⁴“dan ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan.”
Rasul Paulus menekankan bahwa kesengsaraan yang kita hadapi yang
bersifat sementara itu berdampak pada pengharapan yang tidak mengecewakan di
masa yang akan datang. Hal ini merupakan proses pembentukan karakter kita yang
Tuhan ijinkan dan kita tahu bahwa Allah hadir dalam segala apa pun yang kita
hadapi. Maka kita harus bersyukur bahwa Allah senantiasa melindungi umat-Nya.
Apakah manfaat bersyukur dalam segala situasi?
Allah sendiri menghendaki umat-Nya bersyukur dalam segala hal,
karena dengan ucapan syukur itulah kuasa Allah dinyatakan bagi orang percaya.
Bersyukur dalam segala hal, itulah kehendak Allah bagi orang percaya. Bersyukur
sangat besar manfaatnya baik bagi diri sendiri maupun orang lain, yaitu:
1. Dengan
bersyukur, kita dapat menikmati hidup yang penuh percaya diri dan lebih nyaman,
karena ada ketenangan dan kepuasan dalam diri. Apapun yang dialami atau yang
diterimanya, semuanya adalah anugerah Tuhan, bukan karena kekuatannya sendiri.
2. Dengan
bersyukur, kita menjadi manusia yang memilki sikap rendah hati, menyadari bahwa
kita memiliki keterbatasan sebagai ciptaan Allah, sedangkan Allah itu tidak
terbatas. Bersyukur membuat kita menyadari bahwa kalau bukan karena Tuhan kita
tidak mampu berbuat sesuatu.
3. Dengan
bersyukur, kita menjadi manusia yang memilki keyakinan, bahwa Allah mengijinkan
kita mengalami berbagai situasi, suka dan duka, pahit dan manis, serta
kegagalan dan keberhasilan.
4. Dengan
bersyukur, kita yang masih hidup di dunia, akan mengalami berbagai situasi, merupakan
cara Allah untuk membentuk karakter kita menjadi pribadi yang tangguh, optimis,
kokoh dalam pendirian, dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan
hidup.
E. Apa Manfaat Berjuang Menghadapi Kesulitan?
Kesalahan yang sering dilakukan orang yang percaya kepada Tuhan adalah keyakinan bahwa apabila kita hidup sungguh-sungguh berkenan di hadapan Tuhan, hidup dalam bimbingan Tuhan, taat dan setia beribadah kepada Tuhan, maka apa pun yang kita inginkan pasti diperoleh dengan mudah. Benarkah keyakinan seperti ini? Ikuti penjelasan berikut ini.
Apa yang terjadi, bila segala yang kamu inginkan dapat diperoleh dengan mudah? Jika hal ini yang terjadi, maka kamu tidak akan pernah memiliki pengalaman hidup yang disebut perjuangan, ketangguhan, ketekunan, dan optimis. Apa pun yang didapatkan serba instan, maka tidak akan bertahan lama. Misalnya: Apabila kamu menginginkan HP buatan yang terbaru, orang tuamu langsung mengabulkannya dalam waktu singkat, karena orang tuamu tidak mau melihat kamu kecewa. Begitu kalian memperoleh HP tersebut, pasti kamu kurang menghargai, dan juga kurang menjaganya dengan baik dalam pemakaian, sebab kalau rusak, dengan gampang kamu minta sama orang tua, cepat dapat ganti. Akhirnya kamu tidak memiliki karakter menghargai sesuatu pemberian. Kamu juga tidak memiliki daya juang yang tinggi karena mendapatkan sesuatu dengan cepat dan mudah. Jadi, bila segala yang kita inginkan dapat diperoleh dengan mudah, maka kita tidak memiliki daya juang yang tinggi, yang berguna untuk mengatasi masalah yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Namun apabila kita mendapatkan sesuatu penuh dengan perjuangan yang
membutuhkan ketangguhan dan ketekunan, maka hal itu akan sangat berkesan dan
mampu bertahan dalam waktu lama. Bila nanti di usia kerja, kamu punya
pengalaman dalam perjuangan hidup, atau ketekunan untuk memperoleh sesuatu,
maka saat memasuki dunia kerja yang penuh dengan tantangan dan persaingan, kamu
akan mampu bersaing dan berjuang dalam bekerja. Itulah yang kelak dibutuhkan dalam
dunia kerja.
F. Apa manfaat setia dan taat kepada Tuhan sampai akhir hayat?
Kerajaan Sorga disediakan bagi kita yang selalu setia dan taat, sebagaimana telah dinyatakan, bahwa Tuhan Yesus telah menyediakan tempat di Surga bagi pengikut-Nya yang setia, taat dan sungguh-sungguh hidup melakukan perintah-Nya. Dalam kitab Yohanes 14:2 tertulis: “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu”. Surga itu ada, Rumah Bapa di surga itu ada, disiapkan bagi kita umat pilihan-Nya.
Bagi orang percaya, hidup di dunia ini adalah sementara dan fana.
Di Rumah Bapa di surgalah ada kehidupan kekal, untuk kita hidup selama-lamanya
bersama Kristus. Inilah manfaat setia dan taat kepda Tuhan sampai akhir hayat,
yaitu memiliki Kerajaan Sorga yang disediakan bagi kita yang selalu setia dan
taat.
G. Apa saja yang perlu kita syukuri dalam hidup?
1.
Pemilihan
Tuhan
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah
yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan
buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam
nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang
akan yang lain" (Yohanes 15:16-17).
2.
Kepastian
Keselamatan dan Hidup Kekal
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah
kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat
tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi
ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan
telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke
tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada (Yohanes
14:1-3).
3.
Jaminan
Penyertaan Tuhan Yesus
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa
pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam
doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Filipi 4:6). Tuhan Yesus berjanji: “Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:20).
4.
Keberadaan
Kita dalam Keluarga
Bersyukurlah atas orangtua yang diberikan
Tuhan.
5.
Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Bersyukur untuk Indonesia, negara yang Tuhan
anugerahkan bagi kita untuk tinggal dan melayani Tuhan.
G. Refleksi
Allah sendiri menghendaki umat-Nya bersyukur
dalam segala hal, karena dengan ucapan syukur itulah kuasa Allah dinyatakan
bagi orang percaya. Bersyukur dalam segala hal, itulah kehendak Allah bagi
orang percaya. Bersyukur sangat besar manfaatnya baik bagi diri sendiri maupun
orang lain.
Dengan bersyukur kita dapat menikmati hidup
yang penuh percaya diri dan lebih nyaman karena ada ketenangan dan kepuasan
dalam diri apa pun yang dialami atau yang diterimanya, semuanya adalah anugerah
Tuhan bukan karena kekuatannya sendiri.
Bersyukur membuat kita menyadari bahwa kalau
bukan karena Tuhan kita tidak mampu berbuat sesuatu. Kita menjadi rendah hati,
menyadari keterbatasan kita sebagai manusia ciptaan Allah, karena Sang
Penciptalah yang berkuasa penuh atas hidup ciptaan-Nya.
Bersyukur kapada Tuhan itu membutuhkan
tindakan aktif, tidak sekedar hanya dalam ucapan, tapi ada tindakan yang
dilakukan. Kita menyadari bahwa ketika kita mengalami kegagalan, kita juga
harus aktif mencari solusi, mengapa saya gagal dan apa yang harus saya lakukan.
Juga perlu introspeksi, apa rencana Tuhan atas kegagalan yang saya alami?
Bersyukur tidak tergantung pada situasi dan
kondisi. Dalam keadaan susah dan penuh dengan masalah pun kita harus tetap
bersyukur. Pengalaman Ayub menjadi pembelajaran bagi kita, meskipun kehilangan
segalanya, dia tetap taat dan setia kepada Allah, hingga Allah memulihkan
keadan Ayub, bahkan lebih baik dari apa yang diperoleh sebelumnya.
Masalah merupakan ujian iman bagi orang percaya. Maka jangan pernah mengeluh atau menyalahkan Tuhan ketika anda dilanda masalah. Bersiaplah, bahwa setelah badai berlalu pasti ada pelangi yang menjadikan hidup kita semakin indah di hadapan Tuhan. Tetaplah bersyukur, karena bagi orang percaya tidak ada satu masalah dalam hidup kita yang di luar pengetahuan Allah. Semua ada dalam kendalinya Allah. Serahkanlah hidupmu kepada Allah, sebab Dialah penguasa penuh dalam hidupmu.
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021. Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia. Gambar dari Bing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar