![]() |
Bumi dilihat dari luar angkasa |
Bahan Alkitab
Ayub 38:1-10
38:1 Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:38:2 "Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan? 38:3 Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. 38:4 Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! 38:5 Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? -- Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya? 38:6 Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya 38:7 pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai? 38:8 Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? -- 38:9 ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya; 38:10 ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu.
Mazmur
50:10-11
50:10 sebab punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung. 50:11 Aku kenal segala burung di udara, dan apa yang bergerak di padang adalah dalam kuasa-Ku.
Mazmur 104:1-18
104:1 Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku,
Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, 104:2 yang
berselimutkan terang seperti kain, yang membentangkan langit seperti tenda, 104:3
yang mendirikan kamar-kamar loteng-Mu di air, yang menjadikan awan-awan sebagai
kendaraan-Mu, yang bergerak di atas sayap angin, 104:4 yang membuat angin
sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu, 104:5
yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk
seterusnya dan selamanya. 104:6 Dengan samudera raya Engkau telah
menyelubunginya; air telah naik melampaui gunung-gunung. 104:7 Terhadap
hardik-Mu air itu melarikan diri, lari kebingungan terhadap suara guntur-Mu, 104:8
naik gunung, turun lembah ke tempat yang Kautetapkan bagi mereka. 104:9 Batas
Kautentukan, takkan mereka lewati, takkan kembali mereka menyelubungi bumi. 104:10
Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara
gunung-gunung, 104:11 memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus
keledai-keledai hutan; 104:12 di dekatnya diam burung-burung di udara, bersiul
dari antara daun-daunan. 104:13 Engkau yang memberi minum gunung-gunung dari
kamar-kamar loteng-Mu, bumi kenyang dari buah pekerjaan-Mu. 104:14 Engkau yang
menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia,
yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah 104:15 dan anggur yang menyukakan
hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang
menyegarkan hati manusia. 104:16 Kenyang pohon-pohon TUHAN, pohon-pohon aras di
Libanon yang ditanam-Nya, 104:17 di mana burung-burung bersarang, burung
ranggung yang rumahnya di pohon-pohon sanobar; 104:18 gunung-gunung tinggi
adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit-bukit batu adalah tempat perlindungan
bagi pelanduk.
A. Pendahuluan
Kehendak bebas merupakan anugerah yang diberikan
Allah kepada umat manusia, namun Allah sebagai pencipta tidak membiarkan segala
ciptaan-Nya berjalan begitu saja tanpa ada pengendalian dari Allah. Bagaimanakah kalian memahami
kalimat tersebut? Mari berikan pendapat kalian!
B. Pengertian Kedaulatan Allah
Kebenaran bahwa Allah memang berdaulat harus menjadi penghiburan dan sumber bagi kekuatan kita dalam kehidupan kita di dunia ini. Apa sebenarnya arti kedaulatan Tuhan? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “kedaulatan” berarti kekuasaan tertinggi atas pemerintahan negara, daerah, dan lainnya. Singkatnya Allah berkuasa, Dia yang memegang kendali atau kedaulatan Allah berarti Allah memiliki suatu hak untuk menguasai dan memiliki kendali penuh terhadap seluruh ciptaan-Nya.
Mari kita melihat tiga hal yang dinyatakan
Alkitab tentang kedaulatan Allah.
1. Pertama, karena Allah berdaulat maka Dia melakukan apa yang Dia
inginkan dan mencapai semua tujuan-Nya. Tidak ada yang bisa menghentikan Allah
melakukan kehendak-Nya. Mazmur 115:3 menyatakan dengan jelas, “Allah kita di
surga, Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya”.
2. Kedua, Allah berdaulat karena Dia mengendalikan urusan dunia ini.
Daniel 2:21 berkata “Dialah yang memberi hikmat kepada orang-orang bijaksana
dan akal budi diberitahukan-Nya kepada orang yang memahami pengertian.”
3. Ketiga, Allah berdaulat sebab Dia memilih umat untuk diri-Nya sendiri
“sebelum dunia dijadikan.” (Efesus 1:4).
![]() |
Tuhan memelihara Bum |
C. Allah penguasa Alam Semesta
Alam merupakan ciptaan Tuhan yang sangat indah. Melalui alam, Tuhan memberikan pengajaran kepada kita mengenai siapakah Dia dan manusia. Dia adalah Sang Pencipta, sedangkan manusia adalah ciptaan yang dikasihi-Nya. Saat kita sungguh-sungguh menikmati dan memerhatikan alam, kita dapat merasakan kekaguman kepada Tuhan.
Kekaguman tersebut membawa jiwa kita bersyukur dan mulut menaikkan pujian, sebagaimana yang dialami oleh pemazmur dalam Mazmur 104:1-18 hendak ditunjukkan bagaimana Allah menyatakan kedaulatan-Nya atas alam semesta agar umat mengetahui dan menyadari kebesaran dan keagungan-Nya.
Allah adalah penguasa sejati alam semesta. Allah jauh lebih besar daripada alam semesta ciptaannya, sedangkan manusia jauh lebih kecil daripada alam semesta. Alam semesta yang begitu besar tidak mampu menampung keagungan Allah yang jauh lebih besar atau dengan kata lain kebesaran Tuhan terwujud dalam kemuliaan-Nya (ayat 1).
Ketika Allah hadir di alam semesta, semua unsurnya menjadi alat untuk melayani-Nya. Langit yang luas menjadi atap istananya, lautan menjadi kamar-kamarnya, awan sebagai kendaraan Allah, angin dan api sebagai pengawal-pengawal-Nya, dan bumi sebagai tumpuan kaki-Nya (ayat 2-5).
Dari gambaran maha dahsyat di atas, kendali Allah ditujukan sekarang ke bumi. Dalam kemahakuasaan-Nya Ia membatasi samuderaraya yang begitu menakutkan manusia, pada tempat-tempat yang sudah ditentukan-Nya di bumi (ayat 7-9).
Ini merupakan gambaran perlindungan Allah atas makhluk ciptaan-Nya. Lebih menakjubkan lagi, kemahakuasaan Allah itu digunakan-Nya untuk memenuhi kebutuhan segenap ciptaan-Nya sehingga tidak ada satu pun makhluk yang akan punah dalam pemeliharaan- Nya (ayat 10-18).
Allah yang Maha Besar dan Maha Kuasa adalah
Allah yang peduli kepada setiap ciptaan-Nya. Di hadapan Pencipta dan Penguasa
satu-satunya alam semesta dan segala isinya, manusia adalah kecil, tak berdaya,
dan fana. Namun, manusia acapkali tidak tahu diri dengan menantang dan melawan-Nya.
Hanya oleh anugerah-Nya sajalah kita tidak diganjar dengan kebinasaan. Dan
karena kasih-Nya pulalah, Ia mengampuni kita dalam Tuhan Yesus. Biarlah kita hidup
untuk menyenangkan Dia, memuliakan dan memuji nama-Nya, dan bersama dengan alam
semesta menyaksikan kedahsyatan-Nya kepada setiap umat ciptaan-Nya.
D. Memaknai Kedaulatan Allah bagi Alam dan Lingkungan
Kedaulatan Allah terhadap alam dan lingkungan hidup dapat ditunjukkan dalam Mazmur 50:10-11, “sebab punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung. Aku kenal segala burung di udara, dan apa yang bergerak di padang adalah dalam kuasa-Ku.” (Mazmur 50:10-11 TB).
Seluruh alam semesta ini merupakan ciptaan Allah. Dia yang berkuasa atas langit dan bumi. Sebagai pencipta, Dia mempunyai wewenang untuk mengendalikan segala sesuatunya. Segala peristiwa yang pernah terjadi di bumi seperti: gempa bumi, tsunami, longsor, gunung meletus, banjir terjadi atas kehendak dan rencana-Nya.
Sebagai ciptaan Allah, kita diberi tanggung
jawab untuk memelihara apa yang telah Ia ciptakan di bumi ini. Namun, pada
kenyataannya sampai saat ini masih ada manusia yang merusak bumi. Salah satu
contoh nyata
dari kelalaian manusia terhadap lingkungan yang
telah Allah berikan ialah terjadinya bencana banjir yang terjadi pada tahun
2019 yang lalu. Bencana ini melumpuhkan aktivitas masyarakat dalam waktu yang
cukup lama. Dalam peristiwa banjir Allah hendak menyadarkan kita akan kebiasaan
buruk yang kerap kali kita lakukan yang secara tidak sadar merusak lingkungan.
E. Refleksi
Ketika kita menyaksikan karya ciptaan Allah, sungguh nyatalah kebesaran Allah, Sang Pencipta. Kebesaran Allah tidak akan pernah hilang, walaupun waktu terus berputar. Dulu, sekarang, sampai masa yang akan datang semua ciptaan-Nya dipelihara dengan setia. Jadi tidak ada banyak alasan bagi kita untuk memelihara dan menghargai semua ciptaan-Nya.
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021. Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia. Gambar dari Bing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar