Senin, 15 Mei 2023

Bab 7 Kedaulatan Allah Bagi Alam dan Lingkungan

Bumi dilihat dari luar angkasa

Bahan Alkitab 

Ayub 38:1-10

38:1 Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub:38:2 "Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang tidak berpengetahuan? 38:3 Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. 38:4 Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! 38:5 Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? -- Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya? 38:6 Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya 38:7 pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai? 38:8 Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? -- 38:9 ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya; 38:10 ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu. 

Mazmur 50:10-11

50:10 sebab punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung. 50:11 Aku kenal segala burung di udara, dan apa yang bergerak di padang adalah dalam kuasa-Ku. 

Mazmur 104:1-18

104:1 Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, 104:2 yang berselimutkan terang seperti kain, yang membentangkan langit seperti tenda, 104:3 yang mendirikan kamar-kamar loteng-Mu di air, yang menjadikan awan-awan sebagai kendaraan-Mu, yang bergerak di atas sayap angin, 104:4 yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu, 104:5 yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyang untuk seterusnya dan selamanya. 104:6 Dengan samudera raya Engkau telah menyelubunginya; air telah naik melampaui gunung-gunung. 104:7 Terhadap hardik-Mu air itu melarikan diri, lari kebingungan terhadap suara guntur-Mu, 104:8 naik gunung, turun lembah ke tempat yang Kautetapkan bagi mereka. 104:9 Batas Kautentukan, takkan mereka lewati, takkan kembali mereka menyelubungi bumi. 104:10 Engkau yang melepas mata-mata air ke dalam lembah-lembah, mengalir di antara gunung-gunung, 104:11 memberi minum segala binatang di padang, memuaskan haus keledai-keledai hutan; 104:12 di dekatnya diam burung-burung di udara, bersiul dari antara daun-daunan. 104:13 Engkau yang memberi minum gunung-gunung dari kamar-kamar loteng-Mu, bumi kenyang dari buah pekerjaan-Mu. 104:14 Engkau yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah 104:15 dan anggur yang menyukakan hati manusia, yang membuat muka berseri karena minyak, dan makanan yang menyegarkan hati manusia. 104:16 Kenyang pohon-pohon TUHAN, pohon-pohon aras di Libanon yang ditanam-Nya, 104:17 di mana burung-burung bersarang, burung ranggung yang rumahnya di pohon-pohon sanobar; 104:18 gunung-gunung tinggi adalah bagi kambing-kambing hutan, bukit-bukit batu adalah tempat perlindungan bagi pelanduk.

 

A. Pendahuluan 

Kehendak bebas merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada umat manusia, namun Allah sebagai pencipta tidak membiarkan segala ciptaan-Nya berjalan begitu saja tanpa ada pengendalian dari Allah. Bagaimanakah kalian memahami kalimat tersebut? Mari berikan pendapat kalian!

 

B. Pengertian Kedaulatan Allah 

Kebenaran bahwa Allah memang berdaulat harus menjadi penghiburan dan sumber bagi kekuatan kita dalam kehidupan kita di dunia ini. Apa sebenarnya arti kedaulatan Tuhan? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “kedaulatan” berarti kekuasaan tertinggi atas pemerintahan negara, daerah, dan lainnya. Singkatnya Allah berkuasa, Dia yang memegang kendali atau kedaulatan Allah berarti Allah memiliki suatu hak untuk menguasai dan memiliki kendali penuh terhadap seluruh ciptaan-Nya. 

Mari kita melihat tiga hal yang dinyatakan Alkitab tentang kedaulatan Allah.

1. Pertama, karena Allah berdaulat maka Dia melakukan apa yang Dia inginkan dan mencapai semua tujuan-Nya. Tidak ada yang bisa menghentikan Allah melakukan kehendak-Nya. Mazmur 115:3 menyatakan dengan jelas, “Allah kita di surga, Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya”.

2. Kedua, Allah berdaulat karena Dia mengendalikan urusan dunia ini. Daniel 2:21 berkata “Dialah yang memberi hikmat kepada orang-orang bijaksana dan akal budi diberitahukan-Nya kepada orang yang memahami pengertian.”

3. Ketiga, Allah berdaulat sebab Dia memilih umat untuk diri-Nya sendiri “sebelum dunia dijadikan.” (Efesus 1:4).

 

Tuhan memelihara Bum

C. Allah penguasa Alam Semesta 

Alam merupakan ciptaan Tuhan yang sangat indah. Melalui alam, Tuhan memberikan pengajaran kepada kita mengenai siapakah Dia dan manusia. Dia adalah Sang Pencipta, sedangkan manusia adalah ciptaan yang dikasihi-Nya. Saat kita sungguh-sungguh menikmati dan memerhatikan alam, kita dapat merasakan kekaguman kepada Tuhan. 

Kekaguman tersebut membawa jiwa kita bersyukur dan mulut menaikkan pujian, sebagaimana yang dialami oleh pemazmur dalam Mazmur 104:1-18 hendak ditunjukkan bagaimana Allah menyatakan kedaulatan-Nya atas alam semesta agar umat mengetahui dan menyadari kebesaran dan keagungan-Nya. 

Allah adalah penguasa sejati alam semesta. Allah jauh lebih besar daripada alam semesta ciptaannya, sedangkan manusia jauh lebih kecil daripada alam semesta. Alam semesta yang begitu besar tidak mampu menampung keagungan Allah yang jauh lebih besar atau dengan kata lain kebesaran Tuhan terwujud dalam kemuliaan-Nya (ayat 1). 

Ketika Allah hadir di alam semesta, semua unsurnya menjadi alat untuk melayani-Nya. Langit yang luas menjadi atap istananya, lautan menjadi kamar-kamarnya, awan sebagai kendaraan Allah, angin dan api sebagai pengawal-pengawal-Nya, dan bumi sebagai tumpuan kaki-Nya (ayat 2-5). 

Dari gambaran maha dahsyat di atas, kendali Allah ditujukan sekarang ke bumi. Dalam kemahakuasaan-Nya Ia membatasi samuderaraya yang begitu menakutkan manusia, pada tempat-tempat yang sudah ditentukan-Nya di bumi (ayat 7-9). 

Ini merupakan gambaran perlindungan Allah atas makhluk ciptaan-Nya. Lebih menakjubkan lagi, kemahakuasaan Allah itu digunakan-Nya untuk memenuhi kebutuhan segenap ciptaan-Nya sehingga tidak ada satu pun makhluk yang akan punah dalam pemeliharaan- Nya (ayat 10-18). 

Allah yang Maha Besar dan Maha Kuasa adalah Allah yang peduli kepada setiap ciptaan-Nya. Di hadapan Pencipta dan Penguasa satu-satunya alam semesta dan segala isinya, manusia adalah kecil, tak berdaya, dan fana. Namun, manusia acapkali tidak tahu diri dengan menantang dan melawan-Nya. Hanya oleh anugerah-Nya sajalah kita tidak diganjar dengan kebinasaan. Dan karena kasih-Nya pulalah, Ia mengampuni kita dalam Tuhan Yesus. Biarlah kita hidup untuk menyenangkan Dia, memuliakan dan memuji nama-Nya, dan bersama dengan alam semesta menyaksikan kedahsyatan-Nya kepada setiap umat ciptaan-Nya.

 

D. Memaknai Kedaulatan Allah bagi Alam dan Lingkungan 

Kedaulatan Allah terhadap alam dan lingkungan hidup dapat ditunjukkan dalam Mazmur 50:10-11, “sebab punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung. Aku kenal segala burung di udara, dan apa yang bergerak di padang adalah dalam kuasa-Ku.” (Mazmur 50:10-11 TB). 

Seluruh alam semesta ini merupakan ciptaan Allah. Dia yang berkuasa atas langit dan bumi. Sebagai pencipta, Dia mempunyai wewenang untuk mengendalikan segala sesuatunya. Segala peristiwa yang pernah terjadi di bumi seperti: gempa bumi, tsunami, longsor, gunung meletus, banjir terjadi atas kehendak dan rencana-Nya. 

Sebagai ciptaan Allah, kita diberi tanggung jawab untuk memelihara apa yang telah Ia ciptakan di bumi ini. Namun, pada kenyataannya sampai saat ini masih ada manusia yang merusak bumi. Salah satu contoh nyata

dari kelalaian manusia terhadap lingkungan yang telah Allah berikan ialah terjadinya bencana banjir yang terjadi pada tahun 2019 yang lalu. Bencana ini melumpuhkan aktivitas masyarakat dalam waktu yang cukup lama. Dalam peristiwa banjir Allah hendak menyadarkan kita akan kebiasaan buruk yang kerap kali kita lakukan yang secara tidak sadar merusak lingkungan.

 

E. Refleksi 

Ketika kita menyaksikan karya ciptaan Allah, sungguh nyatalah kebesaran Allah, Sang Pencipta. Kebesaran  Allah tidak akan pernah hilang, walaupun waktu terus berputar. Dulu, sekarang, sampai masa yang akan datang semua ciptaan-Nya dipelihara dengan setia. Jadi tidak ada banyak alasan bagi kita untuk memelihara dan menghargai semua ciptaan-Nya. 

 

Referensi: 

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021. Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia. Gambar dari Bing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar