Sabtu, 10 Maret 2012

Imam Eli


Eli artinya "Naik"; adalah imam besar Israel di kota Silo. Menurut Kitab 1 Samuel 1 : 9 – 28, Eli adalah orang Lewi dari garis keturunan Itamar bin Harun

Ia melihat Hana, yang kemudian melahirkan Samuel, berdoa minta anak dari Allah dan mengira perempuan itu mabuk. Namun, setelah mendengar keluhannya, Eli memberkatinya.

Hana bersumpah, jika diberi anak, akan memberikan anak itu kepada Allah. Setelah Samuel lahir dan disapih, berhenti menyusui, Hana membawanya untuk hidup melayani Allah di Silo, di bawah asuhan imam Eli. 

Imam Eli meninggal saat mendengar kabar kedua anaknya mati dalam pertempuran
Imam Eli meninggal saat mendengar kabar kedua anaknya mati dalam pertempuran

Kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, ternyata tidak menghormati Allah, dan menyalahgunakan jabatan imam mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan jahat termasuk di dalam kemah suci Allah. 

Waktu itu Eli sudah tua dan tidak dapat mengontrol perbuatan anak-anaknya (1Samuel 2 : 12 – 25). Akibatnya, Allah mengirimkan abdi-Nya untuk memberitahukan hukuman terhadap keluarganya; "Dengarlah, akan datang masanya Aku membunuh semua pemuda dalam keluarga dan margamu, sehingga tak seorang pria pun dalam keluargamu akan mencapai usia lanjut. Maka engkau akan memandang dengan mata bermusuhan kepada segala kebaikan yang akan Kulakukan kepada Israel dan dalam keluargamu takkan ada seorang kakek untuk selamanya. 

Tetapi seorang dari padamu yang tidak Kulenyapkan dari lingkungan mezbah-Ku akan membuat matamu rusak dan jiwamu merana; segala tambahan keluargamu akan mati oleh pedang lawan. Inilah yang akan menjadi tanda bagimu, yakni apa yang akan terjadi kepada kedua anakmu itu, Hofni dan Pinehas: pada hari yang sama keduanya akan mati." (1 Samuel 2 : 27 – 36).

Nubuat ini diulangi lagi melalui Samuel. Kali ini Allah sendiri yang memanggil nama Samuel. Dua kali Samuel mengira imam Eli yang memanggilnya. Eli akhirnya mengerti bahwa Allah yang berbicara langsung kepada Samuel. Eli menyuruh Samuel kembali ke tempat tidurnya, yaitu di samping Tabut Perjanjian Allah, dan bila dipanggil lagi untuk menjawab: "Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar."

Allah berbicara langsung dengan Samuel dan mengulangi peringatan dan hukuman atas keluarga Eli. Imam Eli memaksa Samuel menceritakan semua perkataan itu, tetapi tidak mengambil tindakan apa-apa. 

Eli terus mengasuh Samuel, meskipun semua orang Israel mulai mengetahui bahwa TUHAN menyertai Samuel dan kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN  (1 Samuel 3 : 1 – 21)

Beberapa tahun kemudian, bangsa Israel berperang dengan orang-orang Filistin di dekat kota Eben-Haezer. Mereka mengalami kekalahan besar. Supaya menang, bangsa Israel membawa Tabut Perjanjian Allah dari Silo ke medan perang, bersama Hosni dan Pinehas. 

Namun, orang Filistin mengalahkan mereka, membunuh Hosni dan Pinehas, serta merampas Tabut Perjanjian itu. Eli, yang saat itu berusia 98 tahun, gemuk dan sudah bular matanya, tidak bisa melihat lagi, duduk menunggu di tepi jalan depan rumahnya. Waktu mendengar kabar kematian kedua anaknya, ia jatuh telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Eli memerintah sebagai hakim atas orang Israel 40 tahun lamanya (1 Samuel 4 : 1 – 18).

Sumber:
http://id.wikipedia.org
Alkitab. Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta 2002.

Baca juga:

Kisah Para Hakim

01

Yosua

02

Otniel 

03

Ehud 

04

Debora 

05

Gideon

06

Simson 

07

Imam Eli 

08

Samuel 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar