Senin, 09 Mei 2022

Bab 1 Allah Memperbarui Hidup Manusia

 


Bahan Alkitab

Kisah Para Rasul 9:1-28

Paulus berjumpa Yesus

9:1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, 9:2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

9:3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. 9:4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" 9:5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. 9:6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."

9:7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun. 9:8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. 9:9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.

9:10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" 9:11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, 9:12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." 9:13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. 9:14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." 9:15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. 9:16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."

9:17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus." 9:18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. 9:19a Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. 9:19b Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik.

9:20 Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. 9:21 Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: "Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?" 9:22 Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias.

9:23 Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus. 9:24 Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus. Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia. 9:25 Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang.

9:26 Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. 9:27 Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. 9:28 Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. 

Yeremia 29:11

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada Ku mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”. 


A. Pendahuluan 

Pelajaran ini membahas tentang Allah memperbarui hidup manusia dan dunia. Bahwa hidup manusia tidak selalu berjalan sebagaimana apa yang direncanakannya. Ketika banyak kejadian dalam hidup kita tidak sesuai dengan harapan, rencana dan impian, apakah itu pertanda Allah meninggalkan kita? Banyak orang yang bersikap pragmatis dan cepat mengambil kesimpulan dalam kekecewaan dan putus asa. Oleh karena itu pembelajaran ini akan memberikan penguatan pada kamu untuk memahami bahwa hidup tidak selalu berjalan menurut apa yang direncanakan ataupun diharapkan. 

Penguatan ini penting sehingga kamu tidak cepat putus asa melainkan melihat setiap kesulitan hidup sebagai peluang untuk maju dan berjuang lebih keras lagi. Melalui berbagai kesulitan, Allah tengah membentuk dan memperbarui hidup seseorang. 

Pada tahun lalu, WHO (World Health Organization) menetapkan Pandemi Covid 19 mulai 11-03-2020 dan berakhir 05-05-2023. Hampir semua negara di seluruh dunia menghadapi wabah Covid-19 yang telah menyebabkan jutaan orang meninggal dunia di berbagai negara. Kondisi ini memengaruhi berbagai bidang kehidupan. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan sumber pendapatan, banyak orang mengalami kesulitan hidup, namun kita tidak boleh hilang harapan. Kita tetap bekerja keras dan belajar, memanfaatkan tiap peluang yang ada seraya yakin bahwa Allah yang memelihara hidup manusia, Ia akan memulihkan dan memperbarui manusia dan dunia ini. Pada waktunya wabah ini berlalu dan Allah memulihkan dunia dan manusia. Namun manusia pun perlu taat pada aturan-aturan kesehatan, hidup sehat, serta menjaga lingkungan supaya tetap bersih. 


B. Ketika Hidup Tidak Berjalan Seperti Apa yang Saya Impikan 

Terkadang orang Kristen berpikir bawa dengan menjadi Kristen hidupnya akan berjalan dengan baik dan lancar. Mereka akan terhindar dari bahaya, masalah dan malapetaka. Seolah-olah menjadi Kristen membuat seseorang aman sentosa. Apakah benar seperti itu? Memang Tuhan adalah perwujudan berkat dan belas kasihan. Dan karena itu, setelah kita percaya kepada Tuhan dan beriman kepadanya, kita tinggal memetik hasil dari iman dan kepercayaan itu. Ketika datang persoalan, musibah, penyakit, dan pencobaan pada saat seperti itu, iman kita kepada-Nya tiba-tiba menjadi dingin. Kita menjadi penuh kesalahpahaman dan menyalahkan Tuhan. Kita menjadi lemah sampai tidak bisa kembali ke jalurnya. 

Banyak orang berpikir bahwa kedekatan dengan Tuhan merupakan jaminan bahwa mereka tidak akan mengalami masalah dan musibah. Pemahaman seperti ini perlu diluruskan, bahwa selama manusia hidup dalam dunia maka masalah akan selalu datang silih berganti. Namun mereka yang sungguh-sungguh percaya bahwa Allah dapat mengubah masa depan manusia dan dunia, mereka akan mampu menghadapi tiap persoalan hidup. Mereka memahami bahwa persoalan-persoalan hidup merupakan ujian iman yang semakin mendewasakan mereka dalam memandang kehidupan ini. 

Tiap orang memiliki cita-cita dan impian dalam hidupnya. Untuk mencapai impian tersebut tentu harus ada langkah-langkah yang dilakukan sebagai persiapan dalam mencapai impian itu. Menimba ilmu atau bersekolah merupakan salah satu langkah mempersiapkan masa depan. Tiap orang berhak merencanakan masa depannya. Tiap orang berhak memiliki impian, namun harus diimbangi oleh upaya nyata dan kerja keras supaya impian itu bisa tercapai. 

Manusia memang memiliki keterbatasan dalam mengontrol hidupnya. Untuk itu, orang beriman perlu mengikutsertakan Allah dalam rencana hidup dan masa depannya. Mengapa? Karena hanya Allah yang memiliki otoritas penuh atas hidup manusia. Allah yang kita imani adalah Allah yang ada dalam sejarah, Allah yang membentuk masa lalu, masa kini, dan masa depan kita. Ia adalah Allah yang memperbarui hidup manusia. Dalam Dia ada masa depan. Ia adalah Allah yang memenuhi janji yang diikat dengan umat-Nya. Janji keselamatan dan masa depan Ia penuhi melalui jalan kelepasan. 

Ia melepaskan umat pilihannya dari perbudakan di Mesir, menuntun mereka berjalan di padang gurun selama 40 tahun, menempatkan mereka di tanah perjanjian. Meskipun mereka tetap memberontak melawan kehendak-Nya, Allah tetap memenuhi janji keselamatan melalui kedatangan Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus. Setelah Yesus naik ke surga, Roh Kudus datang untuk mendampingi manusia. Roh Kudus memperbarui hidup manusia dan memberikan masa depan yang penuh harapan. 


C. Catatan Hidup 

Coba kamu tuliskan apa yang semula menjadi rencana dan impianmu waktu di TK dan SD, lalu bandingkan setelah kamu masuk ke SMP! Apakah semua yang kamu harapkan dan impikan terjadi seperti harapan dan mimpimu? Jika tidak, coba tulis alasannya, mengapa? Lalu bagaimana kalian menghadapinya? Atau, adakah peristiwa hidup tak terduga yang kamu alami? Bagaimana kamu menghadapinya? 


D. Langkah-langkah Perubahan 

Ada lima langkah utama yang dapat dilakukan dalam rangka menuju masa depan yang penuh pengharapan. 

1. Berani Menghadapi Hidup 

Setelah selesai SD, saya ingin masuk ke SMP mana, apa yang akan saya lakukan di sekolah yang baru dengan teman-teman yang baru, kegiatan ekstrakurikuler apa yang akan saya ambil, bagaimana saya menjalani hidup saya sebagai siswa SMP, dan lain-lain. 

Ada orang yang sudah terbiasa memiliki banyak fasilitas hidup seperti mobil atau kendaraan bermotor lainnya, selalu diantar jemput, semua kebutuhannya terpenuhi, dan memiliki orang tua yang lengkap yang siap menolongnya setiap waktu. Namun, tiba-tiba sesuatu terjadi dan keadaan sama sekali berubah, semua fasilitas yang ada tidak dapat dinikmati lagi, bahkan ada yang kehilangan salah satu orang tua dan dua orang tua, lalu bagaimana harus menjalani hidup selanjutnya? 

Jadi, ketika sesuatu yang tidak terduga terjadi yang mengubah rencana hidup kita, itu bisa mengguncang hidup kita. Lalu kita menjadi rentan, tidak yakin pada diri sendiri, dan tidak yakin apa yang harus dilakukan. Bahkan banyak orang kehilangan arah hidup, kehilangan tujuan hidup, kehilangan semangat hidup ketika sesuatu yang tidak terduga terjadi dalam hidupnya. Apa lagi remaja SMP, bagaimana mungkin sanggup menghadapi semua itu? 

Atau seseorang telah menjadi juara kelas sekian lama lalu kedudukannya digeser oleh teman, seseorang selalu menjadi juara kompetisi tapi suatu ketika posisinya dikalahkan oleh orang lain. Bagaimana menghadapinya? 

Memang amat tidak mudah untuk menghadapi semua persoalan yang telah disebutkan di atas. Namun sebagaimana pepatah mengatakan “the show must go on”, hidup harus terus berjalan, maka semua harus diterima dan dijalani. Kita harus berani menghadapi hidup yang “baru” tanpa semua fasilitas ataupun kedudukan, posisi yang ada, yang tersedia bagi kita. 

Lalu, muncul pertanyaan, bagaimana dengan mereka yang justru mengalami keadaan tak terduga namun yang menyenangkan dan meningkatkan hidup mereka? Itupun dibutuhkan keberanian untuk menghadapinya. 

Sebagaimana judul pelajaran ini “Ketika Hidup Tidak Berjalan Seperti Apa yang Saya Impikan”. Terkadang keberhasilan atau peningkatan hidup diikuti dengan sikap sombong, maka berhati-hatilah supaya jangan jatuh. Keberhasilan ataupun peningkatan hidup seharusnya membuat seseorang semakin merendahkan diri, bersikap apa adanya, dan menjadikan keberuntungan itu sebagai motivasi untuk hidup lebih baik lagi. Jadi, ketika perubahan yang terjadi itu membawa keberuntungan maupun kemalangan, kita harus berani menghadapinya. 

Contoh nyata adalah wabah Covid-19 yang melanda hampir seluruh dunia. Banyak orang meninggal, kehilangan pekerjaan, hidup menjadi amat susah. Ini merupakan sesuatu yang tidak diduga sebelumnya. Wabah ini telah mengubah hidup banyak orang sekaligus membawa penderitaan bagi umat manusia di hampir seluruh dunia. 

2. Bersikap jujur 

Jujur terhadap diri sendiri amatlah penting. Meskipun hidup tidak berjalan seperti yang seseorang rencanakan, bukan berarti telah gagal. Tidak perlu membuat alasan, menilai diri sendiri, atau menghindar dari kebenaran ini. Tidak mengapa jika seseorang menjadi marah dan sakit hati ketika gagal; ini adalah perasaan alami dan merupakan bagian dari jujur pada diri sendiri. 

Tapi penerimaan itu perlu. Terima apa adanya. Semakin cepat seseorang menyadari hal ini, maka ia akan mampu berpikir jernih dan mengambil langkah ke arah yang benar dengan pola pikir positif. Orang beriman harus menjalani hidup dengan ikhlas. Ada pepatah Jawa yang mengatakan: “ojo neko-neko” artinya hidup tidak usah mengharapkan sesuatu yang aneh-aneh atau dalam bahasa Ingris dikatakan “be realistic”, menjadi manusia yang realistis dan ikhlas. Jujur terhadap diri sendiri, mengukur kemampuan diri sendiri menyebabkan kita ikhlas dan mau menerima keunggulan orang lain, kelebihan orang lain, dan mensyukuri apa yang kita miliki. Menerima kegagalan maupun keberuntungan dengan lapang dada. 

3. Bersikap terbuka 

Memiliki hati dan pikiran terbuka, maka seseorang akan benar-benar membiarkan pengalaman baru masuk ke dalam hidupnya. Banyak orang menolak perubahan karena mereka lebih merasa nyaman dengan apa yang sudah ada dan mereka merasa terganggu jika ada hal-hal yang berubah. Padahal hidup ini dinamis, selalu bergerak ke depan dan tidak pernah berjalan mundur. 

Tiap orang yang hidup di dunia ini harus siap menerima perubahan baik yang terjadi tiba-tiba tanpa sengaja maupun yang direncanakan. Hidup di abad kini menuntut kita untuk bersikap adaptif dan mampu survive atau bertahan. Hanya orang yang mampu beradaptasi dengan setiap kondisi yang akan bertahan menghadapi hidup tanpa stress dan putus asa. 

4. Bersikaplah lembut dan baik hati terhadap diri sendiri 

Ada banyak orang yang cenderung menghukum diri sendiri atas apa yang terjadi dalam hidupnya, ataupun mereka hidup dengan memikul rasa bersalah selama bertahun-tahun dalam hidup. Sikap seperti ini akan menutup jalan perubahan ke arah masa depan. Dalam tiap episode hidup manusia ada hal-hal baik dan yang tidak. Ketika semua sudah berlalu, manusia harus mampu melupakannya dan melangkah ke depan. 

Hal ini memberi kesempatan pada diri sendiri untuk memperbaiki apa yang harus diperbaiki dan mengubah apa yang dapat diubah demi masa depan. Penyesalan yang berlarut-larut tidak baik bagi kesehatan mental juga menghalangi langkah ke depan. Oleh karena itu, ketika sesuatu sudah berlalu, maka biarkanlah berlalu dan songsong hari esok penuh harapan. Beri kesempatan pada diri sendiri untuk bangkit, berubah dan maju ke depan. 

Untuk menciptakan kehidupan yang bertujuan, pertama-tama kita harus mencintai diri kita sendiri, karena hanya dengan begitu tindakan kita dapat datang dari hati. Dan ketika tindakan datang dari hati, seseorang dapat melihat dengan jelas setiap persoalan, merasa kuat, dan yakin akan pilihan yang sudah dibuat. Orang yang tidak mencintai dan menghargai diri sendiri akan susah untuk mencintai dan menghargai orang lain. Cinta pada diri sendiri tidak dalam pengertian egois atau “egosentris”, melainkan mengenal dirinya, mengenal potensi dan kelemahan diri sendiri dan mampu mengubah kelemahan menjadi kekuatan. 

5. Percaya bahwa perubahan pasti terjadi 

Ada pepatah yang mengatakan bahwa ketika kita berpikir positif maka alam dan kehidupan pun akan merespons positif. Jika kita percaya bahwa perubahan akan terjadi dan kita sanggup menyongsong perubahan itu, maka hal itu akan terjadi. Tentu saja diikuti oleh kerja keras. Unsur percaya ini bukan hanya percaya pada diri sendiri ataupun kekuatan alam, namun lebih dari itu adalah percaya pada kekuasaan Allah yang kita sembah. Bahwa Allah-lah yang berkuasa mengubah masa depan orang beriman, Allah-lah yang sanggup membawa kita kepada masa depan yang penuh pengharapan. 


E. Belajar dari Alkitab 

Pembungan Umat Yehuda di Babilonia 

Umat Yehuda Pulang dari Babel

Firman Tuhan dari Yeremia 29:11, demikian: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada Ku mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”. 

Berdasarkan Yeremia 29:11 tersebut, Allah menjamin masa depan penuh harapan bagi umat pilihan-Nya. Hal itu disampaikan oleh Nabi Yeremia dengan mengumandangkan bahwa Allah memberikan rancangan damai sejahtera, bukan kecelakaan. Dengan mengerti kalimat ini, jelas dipahami bahwa Tuhan merancang hal yang baik bagi umat-Nya. 

Meskipun dalam keadaan tertekan dan sengsara, Tuhan memperhatikan kehidupan umat-Nya yang di pembuangan, di negara Babilonia. Allah mengizinkan hal itu terjadi sebagai bagian dari proses menjadikan mereka bangsa yang setia, dengar-dengaran kepada-Nya, sehingga rancangan dan masa depan penuh harapan itu dinyatakan. 

Masa depan penuh harapan yang dijanjikan Tuhan kepada umat pilihan adalah sebuah keadaan dimana mereka bebas dari tawanan, tidak lagi dikekang atau dijadikan budak oleh bangsa lain, mereka kembali ke tanah airnya, hidup dengan merdeka, dan menikmati berkat Tuhan. Dalam kondisi yang demikian ini, maka dapat diperhatikan bahwa peningkatan hidup dimiliki oleh bangsa itu. Selain itu kualitas kehidupan, baik secara jasmani dan rohani pun meningkat. Lebih lanjut kepenuhan berkat dan janji-janji Tuhan pun menjadi semakin nyata dalam keberadaan bangsa pilihan itu. 

Seperti Allah memberikan janji dan jaminan masa depan yang penuh harapan kepada umat pilihan-Nya, hal ini juga pasti terjadi kepada kita umat Tuhan (orang percaya) yang hidup di zaman ini. Bagi kita tentu Tuhan telah memberikan rancangan, janji dan karya penyelamatan-Nya yang telah melepaskan dari perbudakan dosa. Dengan demikian kehidupan kita telah dan sedang serta terus mengalami masa depan penuh harapan. 


Panggilan Paulus Menjadi Rasul 

Rasul Paulus dapat dijadikan contoh dalam membahas mengenai “manusia baru”. Semula, ia termasuk dalam kelompok orang yang menolak Tuhan Yesus dan para pengikut-Nya. Ia selalu mencari para pengikut Yesus untuk dihukum. Suatu ketika Saulus (nama Paulus sebelum bertobat) menghadap Imam Besar dan meminta surat kuasa untuk dibawa ke Damsyik supaya ia dapat menangkap tiap orang yang menjadi pengikut Yesus untuk dibawa ke Yerusalem supaya dihukum. 

Dalam perjalanan ke Damsyik, ada cahaya memancar dari langit mengelilinginya, kemudian ada suara yang berkata: “Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku?” Saulus pun menyahut: “Siapakah Engkau Tuhan?” Suara itu menjawab Saulus: “Akulah Yesus yang kau aniaya itu. Tetapi sekarang, bangunlah dan pergilah ke kota dan Aku akan memberitahukan apa yang harus kau perbuat.” Ketika suara itu hilang, Saulus pun menjadi buta, ia tidak dapat melihat. Saulus menuruti perintah itu, ia masuk ke kota Damsyik, ia tidak dapat melihat selama tiga hari. 

Tuhan memerintahkan Ananias, salah seorang pengikut-Nya untuk pergi menjumpai Saulus. Mulanya Ananias takut karena reputasi buruk Saulus yang menganiaya para pengikut Yesus. Namun, Tuhan meyakinkannya untuk pergi menjumpai Saulus. Ananias menjumpai Saulus, menumpangkan tangan ke atas kepalanya serta membaptisnya dalam nama Yesus, seketika itu juga Saulus dapat melihat lagi. Saulus dipenuhi oleh Roh Kudus, namanya bukan lagi saulus melainkan Paulus, hatinya berkobar-kobar oleh kuasa Roh dan ia memberitakan tentang Tuhan Yesus tanpa rasa takut. Orang-orang Yahudi yang mengetahui Paulus telah menjadi pengikut Yesus, mereka mencari dan ingin membunuhnya. Baca: Kisah Para Rasul 9:1-28. 

Paulus menjadi salah seorang Rasul terkemuka yang memberitakan Injil ke berbagai tempat, ia memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi, ia dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus yang memperbarui hidupnya. Rasul Paulus mengalami “hidup baru” di dalam Yesus Kritus. 


F. Belajar dari Kehidupan 

Kisah Steve Jobs Pendiri dan Penemu Apple 

Steve Jobs merupakan pendiri, pendamping, ketua serta mantan CEO Apple Inc. Anda tentu sudah kenal dengan nama besar Apple bukan? Siapa sangka jika berdirinya perusahaan besar ini dimotori oleh seorang yang bahkan tidak pernah lulus kuliah.

Steve Jobs

Ada banyak hal yang bisa terjadi secara tak terduga. Ada banyak cara untuk bisa bangkit dan menjadi besar, sekalipun kita pernah jatuh dan berada di titik yang sangat rendah. Semua ini tergantung pada pilihan apa yang kita tetapkan untuk dijalankan. Steve Jobs memiliki begitu banyak kisah menarik dan inspirastif untuk diceritakan. Namun, kita tidak akan mengulas seluruh kisahnya. Kali ini, kita hanya akan mengumpulkan beberapa serpihan kisah menarik mengenai bagaimana ia bisa bangkit setelah terjatuh. 

Semua berawal ketika Steve Jobs belum lahir. Ibu kandungnya masih terlalu muda ketika ia hamil Steve. Ibunya yang hanya lulusan akademi menginginkan agar Steve Jobs diadopsi oleh orang lain yang bisa memberikan kehidupan lebih baik bagi anaknya. Ibunya ingin agar Steve Jobs diadopsi oleh seorang sarjana sehingga hidup Steve Jobs akan terjamin. 

Ibu Steve menemukan pasangan yang ingin mengadopsi Steve Jobs. Namun, di kemudian hari ibunya tahu bahwa ibu angkatnya tidak pernah lulus kuliah dan ayahnya tidak pernah lulus SMA. Ini membuat ibu kandungnya enggan untuk menandatangani surat adopsi. Baru kemudian ketika ayah dan ibu angkatnya berjanji untuk menguliahkan Steve Jobs, Ibu Jobs setuju untuk menyerahkannya. 

Tujuh belas tahun kemudian, Steve Jobs benar-benar kuliah di sebuah Universitas yang biayanya hampir semahal Stanford. Hal tersebut membuat tabungan orang tua angkatnya habis untuk membiayai kuliahnya. Namun sayang, setelah 6 bulan kuliah, Jobs merasa tidak mendapatkan apapun di bangku kuliah. Kemudian dia memutuskan untuk drop out. 

Setelah itu, dia mengambil mata kuliah yang menurutnya menarik yaitu kaligrafi. Steve Jobs percaya bahwa hidupnya akan baik-baik saja. Namun, sebetulnya bisa dibilang dia tidak baik-baik saja. Dia bahkan tidak memiliki kamar asrama, sehingga harus menumpang tidur di lantai kamar temannya. 

Untuk makan, Jobs harus mengumpulkan botol Coca-Cola hanya untuk mendapat uang sebesar lima sen. Setiap minggu malam, dia harus berjalan sejauh tujuh mil hanya untuk mendapatkan makanan yang layak di Kuil Hare Krishna. Sekalipun hidupnya terasa begitu memprihatinkan, Steve Jobs tidak merasa menyesal akan keputusannya. 

Melalui kelas kaligrafi Steve Jobs belajar banyak hal yang menurutnya menarik. Contohnya adalah tulisan serif dan sanserif yang menurutnya begitu cantik. Ia juga belajar bagaimana memvariasikan jumlah spasi antara kombinasi huruf yang berbeda. Baginya tipografi merupakan hal yang indah, bersejarah, dan memiliki arti seni tinggi yang terkadang ilmu pengetahuan pun tidak dapat memahaminya. 

Tipografi bagi Jobs adalah hal yang menakjubkan, tapi ia tidak pernah berharap untuk menjadikan hal tersebut sebagai ladang mencari pekerjaan. Sekalipun awalnya tidak pernah menargetkannya sebagai pekerjaan, tapi sepuluh tahun kemudian, harapan itu muncul saat dia dan temannya merancang computer Macintosh dan Mac.

Dengan bekal pembelajarannya dalam tipografi, ia berhasil membuat Mac yang dihiasi aneka jenis huruf yang sangat indah. Jika dia tidak berhenti kuliah, dia tidak mungkin mengikuti kelas kaligrafi dan Mac mungkin tidak pernah tercipta. Mac mungkin tidak akan pernah memiliki beragam jenis huruf. Jika dia tidak drop out dari kuliah, komputer pribadi saat ini mungkin tidak akan memiliki tipografi yang seindah kita lihat sekarang. Justru setelah jatuh, Steve Jobs bisa bangkit dan mendapatkan momentumnya untuk sukses. 

Kita mungkin tidak dapat melihat masa depan. Akan tetapi, ketika kita sudah melaluinya, kita dapat menoleh ke belakang dan menghubungkan hal-hal apa saja yang pernah kita lalui untuk mencapai keadaan sekarang ini. Oleh karena itu, kita harus punya keyakinan terhadap sesuatu entah itu takdir, karma, perasaan, kehidupan atau apa pun itu. Karena percaya bahwa hal-hal tersebut akan terjadi suatu hari nanti membuat kita percaya diri untuk melangkahkan kaki kita, bahkan ketika kita sedang berada pada jalur yang tidak mulus. 


G. Menilai Diri Sendiri 

Setelah mempelajari keseluruhan materi dalam pelajaran ini, kalian diminta untuk membuat portofolio diri masing-masing berkaitan dengan perubahan hidup. Tabel ini hanya contoh saja, kalian bisa membuat rencana dalam berbagai bentuk. 



H. Penutup 

Manusia membutuhkan pembaharuan hidup supaya dapat menikmati persekutuan yang benar dengan Allah dan sesama. Untuk itu, orang beriman harus tetap memiliki pengharapan dalam hidup, bahwa kasih Allah bagi manusia tak terbatas, menjadikan manusia memiliki pengharapan untuk hidup baru dalam harmoni dengan Tuhan, sesama dan alam ciptaan-Nya. 

Bagaimana seorang manusia yang telah diubah hidup di hadapan Allah? Antara lain, mengubah cara berpikir negatif menjadi berpikir positif, mengubah semua sifat buruk yang ada dalam diri kita menjadi sifat baik dan bertanggung jawab. Mengubah orang yang tidak percaya menjadi percaya kepada kasih dan kekuasaan Allah. 

Tindakan Allah sebagai pembaharu berarti Ia yang mengambil inisiatif untuk mendatangi manusia dan memperbaruinya. Oleh karena itu, orang beriman hendaknya memiliki keyakinan bahwa selalu ada kesempatan untuk berubah dan menjadi baik. Bahwa masa depan selalu ada dan diberikan pada orang yang percaya, yang bekerja keras dan setia dalam iman kepada-Nya. 

Referensi: 

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021.  Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia. Gambar Pertobatan Paulus dari mirifica.net. Gambar Umat Allah Meninggalkan Babel dari wol.jw.org. Gambar Steve Jobs dari wiy.com.br. Tabel Menilai Diri Sendiri dari Buku PAK 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar