Senin, 11 April 2022

Belajar dari Para Martir

 

Gambar Stefanus mati Syahid mempertahankan imannya
Gambar Stefanus mati Syahid mempertahankan imannya

Bacaan Alkitab

Matius 24:8-13; Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci. Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.


A. Pengantar

Setelah kita belajar tentang Roh Kudus, kini kita akan mengkaji bagaimana kuasa Roh Kudus dapat memberdayakan hamba-hamba Tuhan untuk mampu melakukan hal-hal yang menurut perhitungan manusia tidak mungkin.  Mungkin kamu pernah mendengar istilah mati syahid, artinya, orang yang mati karena mempertahankan iman percayanya, walau pun untuk mempertahankan hal itu ia  akan diancam dan atau terbunuh.

Kita mulai dengan memikirkan tentang hal yang paling berharga dalam hidup ini? Apakah itu? Untuk menjawab pertanyaan ini, coba pikirkan pertanyaan berikut ini, lalu tulis jawabanmu. “Kalau ada sebatang baja, yang lebarnya 16 cm, diletakkan di antara dua gedung pencakar langit, apakah kamu bersedia menyeberang dari satu gedung ke gedung lainnya dengan menggunakan baja tersebut? Apa yang mendorongmu untuk melakukannya? Apakah demi uang? apakah demi menyelamatkan orang atau hewan yang kamu sayangi? atau apakah hanya demi mendapatkan ketenaran semata?”.

Mungkin banyak hal yang berharga buatmu.  Hal tersebut bisa berupa barang, orang ataupun prestasi tertentu.  Kamu rela berkorban untuk semuanya itu.  Tapi pernahkah kamu berpikir  seberapa berharganya Tuhan Yesus untukmu?


B. Kisah Para Martir yang Mengispirasi

Kisah-kisah di bawah ini adalah kisah mengenai orang-orang yang menganggap bahwa Tuhan Yesus begitu berharga buat dirinya sehingga mati demi Tuhan Yesus pun mereka rela.


1. POLIKARPUS

POLIKARPUS
POLIKARPUS

Polikarpus adalah murid Yohanes (termasuk 12 Rasul Yesus) yang melayani di kota Smirna (sekarang  Izmir, Turki) sebagai seorang uskup. Dia hidup di zaman kaisar  Romawi Marcus Aurelius Antonius (162-180 M). Walaupun Marcus Aurelius dikenal sebagai kaisar yang baik, tetapi sejarah mencatat bahwa di masa pemerintahannya terjadi penganiayaan  terhadap orang-orang Kristen.

Pada zaman itu, banyak orang Kristen yang dibunuh oleh pemerintah Romawi karena menolak untuk menyembah kaisar dan dewa-dewa Romawi. Orang-orang Kristen yang memilih untuk menyembah Tuhan Yesus dikejar-kejar dan dianiaya secara kejam karena mereka dianggap sebagai orang-orang kafir.  Salah satu korban dari penganiyaan tersebut adalah Polikarpus.

Polikarpus adalah uskup yang disegani dan dihormati pada saat itu.  Oleh sebab itu, banyak dari temannya yang meminta dia bersembunyi. Tetapi, pada akhirnya Polikarpus pun ditangkap.  Ada kejadian menarik ketika Polikarpus ditangkap. Dia tidak memberontak atau melawan melainkan menyambut para prajurit bak tamu yang agung. Dia menjamu para prajurit yang akan menangkapnya dengan makanan dan meminta diri agar diizinkan berdoa terlebih dahulu.  Perlakuan Polikarpus kepada prajurit Romawi tersebut membuat mereka meminta maaf kepadanya karena mereka harus menangkapnya. Bahkan sang kepala prajurit sempat mengatakan  “Apa salahnya menyebut Tuhan Kaisar dan mempersembahkan bakaran kemenyan?” Maksudnya, agar Polikarpus diselamatkan dari penganiayaan.

Setelah Polikarpus ditangkap dan diserahkan kepada Gubernur Romawi, beberapa kali dia ditantang agar meninggalkan imannya. “Celalah Kristus dan aku akan melepaskanmu?” “Hormatilah usiamu, Pak Tua,” seru gubernur Romawi itu. “Bersumpahlah demi berkat Kaisar. Ubahlah pendirianmu serta berserulah, “Enyahkan orang-orang kafir!” “Angkatlah sumpah dan saya akan membebaskanmu. Hujatlah Kristus!”

Pada saat itu Polikarpus bisa saja menyangkal Kristus tetapi dia tidak mau melakukannya, dan dia berkata “Delapan puluh enam tahun saya telah mengabdi dan melayani Kristus; Dia tidak pernah berbuat salah dan menyakitiku. Bagaimana mungkin saya mengkhianati Raja yang telah menyelamatkan saya?” Akhirnya, Polikarpus pun dibakar hidup-hidup di tengah pasar.  Dia tewas sebagai seorang martir bagi Kristus pada usia 87 tahun.


2. JOHN WYCLIFFE

JOHN WYCLIFFE

John Wycliffe lahir di sebuah desa kecil di Yorkshire Inggris tahun 1325 dan menempuh studi teologinya di Universitas Oxford. Dia melayani dan berjuang demi Kristus, tetapi ironisnya dia ditolak dan dianiaya oleh gereja dan bukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Kristus.

John Wycliffe berjuang melawan pengajaran-pengajaran yang salah dalam gereja. Dia melihat begitu banyak orang yang sedang mengalami kebutaan rohani. Mereka melakukan berbagai upacara keagamaan tetapi tidak memiliki hubungan dengan Kristus. Dan bagi Wycliffe hal ini disebabkan karena banyak orang Kristen tidak dapat memahami Alkitab secara langsung. 

Pada saat itu, semua Alkitab memakai bahasa Latin yang hanya dapat digunakan oleh para imam. Sedangkan banyak orang Kristen di Inggris tidak memahami bahasa Latin, sehingga mereka hanya mendapatkan pengajaran dari para imam yang justru mengajarkan hal-hal yang tidak sesuai dengan Alkitab.

Perjuangan Wycliffe dilakukan dengan cara menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris. Bagi wycliffe setiap orang harus diberi keleluasaan membaca Alkitab dalam bahasanya sendiri. Kemudian dia pun mengajarkan doktrin-doktrin yang sesuai dengan pengajaran Alkitab.

Apa yang John Wycliffe lakukan ternyata tidak disukai oleh gereja.  Pihak gereja meminta Wycliffe untuk tidak mengajarkan doktrin-doktrinnya. Kedudukannya sebagai pengajar di Oxford dicopot. Bahkan Wycliffe sempat diasingkan oleh gereja. Tetapi semuanya tidak meruntuhkan semangat Wycliffe. Dia tetap teguh untuk menyatakan kebenaran Firman Tuhan sampai pada akhirnya dia meninggal dunia pada tanggal 31 Desember 1384 dalam usia 56 tahun. 

Tiga puluh satu tahun setelah  Wycliffe meninggal dunia, gereja mengadakan rapat yang disebut sebagai konsili Constance dan memutuskan bahwa John Wycliffe adalah seorang yang sesat sehingga jenazahnya harus dilemparkan jauh dari gereja.  Melalui keputusan konsili tersebut maka jenasah Wycliffe diangkat dari kubur, dibakar, dan abunya dibuang ke sungai Rhine.


3. WILLIAM TYNDALE 

WILLIAM TYNDALE
WILLIAM TYNDALE 

William Tyndale lahir pada tahun 1494 di dekat perbatasan Wales. Tyndale adalah orang yang berpendidikan tinggi dan memiliki kemampuan berbahasa asing selain bahasa Inggris seperti Ibrani, Yunani, Jerman, Latin, dan Spanyol.   Dia pernah bersekolah di Oxford dan Cambridge. Dengan kepintarannya tersebut, Tyndale akhirnya menyerahkan hidupnya untuk mempelajari Alkitab dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris. Dia dicatat sebagai orang pertama yang menerjemahkan Alkitab dari bahasa aslinya (Ibrani dan Yunani) ke dalam bahasa Inggris.

Alasan William Tyndale menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris adalah  keyakinannya bahwa kebobrokan gereja terjadi karena Firman Allah tidak diajarkan secara benar kepada rakyat.  Alkitab di “sembunyikan” sehingga rakyat tidak dapat membacanya. Akibatnya banyak ajaran-ajaran yang salah diterima oleh rakyat.

Gereja pada saat itu tidak menyukai apa yang dilakukan oleh William Tyndale, sehingga terjemahannya dianggap sebagai terjemahan yang salah dan menyesatkan. Tetapi di sisi lain, terjemahan Tyndale membawa kebangkitan rohani bagi rakyat. Bagi beberapa imam, Alkitab tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa umum karena akan membuat rakyat tersesat. Padahal tujuan mereka adalah supaya rakyat tidak mengenal kebenaran sehingga hati mereka dapat dimanipulasi dengan doktrin yang salah yang berujung pada kepuasan, ambisi dan ketamakan para imam. Bila rakyat tidak mengenal kebenaran, maka para imam dan kaisar dapat dihormati melebihi Kristus.

Gereja mulai bergerak untuk membatasi pengaruh William Tyndale dan terjemahannya. Tyndale ditangkap dan dipenjarakan di puri Vilvorde, Brussel, atas perintah Raja Henry VIII pada tahun 1535. Penjara tidak membuat semangat dan imam Tyndale runtuh. Dia berkhotbah di dalam penjara kepada sipir penjara dan membuat orang-orang di sana bertobat. Pada tanggal 6 Oktober 1536, keputusan hukuman mati dijatuhkan kepada William Tyndale.  Dia dihukum gantung dan dibakar di kota Vilvorde.  Di tengah penghukumannya tersebut Tyndale berseru “Tuhan, buka mata raja Inggris!”.  Ironis memang, William Tyndale dihukum mati oleh gereja karena melakukan pekerjaan Tuhan.


4. JOHN BUNYAN

JOHN BUNYAN
JOHN BUNYAN

John Bunyan lahir pada tanggal 30 November 1628 di Harrowden-Elstow, Inggris. Dia adalah seorang sastrawan jenius. Salah satu karyanya yang terkenal adalah The Pilgrim’s Progress (Perjalanan Seorang Musafir) yang diterbitkan pada tahun 1678.

Di masa mudanya, Bunyan adalah seorang pemabuk dan sering melakukan pelanggaran seksual. Dia pun mengaku sering mengutuk, menyumpah, berbohong, dan menghujat Tuhan. hingga akhirnya, dia sendiri bertobat dan dipakai Tuhan untuk berkhotbah di desa-desa sekitar Bedford.

Pada tahun 1660, di saat Raja Charless II memerintah Inggris terjadilah penganiayaan terhadap orang-orang Kristen non-konformis (orang-orang Kristen yang tidak sepaham dengan gereja Inggris). Salah seorang yang ditangkap adalah John Bunyan.   John Bunyan dipenjarakan di Bedford selama 12 tahun.  Kondisi penjara yang buruk tidak membuat semangat dan iman John Bunyan runtuh.  Dia tetap berkarya lewat tulisan-tulisannya. 

Sampai pada tahun 1672, Raja Charles II membatalkan semua hukuman dan Bunyan dibebaskan. Dan dia terus berkarya sampai pada akhirnya dia meninggal dunia pada tanggal 31 Agustus 1688 di London.


5. DIETRICH BONHOEFFER

DIETRICH BONHOEFFER
DIETRICH BONHOEFFER

Pada abad modern, tepatnya pada masa Nazi berkuasa di Jerman dan wilayah Eropa, seorang pendeta di sebuah gereja Jerman bernama Dietrich Bonhoeffer menolak kebijakan Hitler (pemimpin Nazi) untuk melenyapkan orang-orang Yahudi atau memperbudak mereka.

Pada waktu itu gereja di Jerman terpecah dua, ada gereja yang mendukung Hitler yang disebut Gereja Negara karena mereka percaya pada propaganda Hitler, bahwa orang-orang Yahudi pantas dipersalahkan atas kematian Yesus, dan ada juga gereja yang menolak kebijakan Hitler yang disebut Gereja yang Mengaku.

Bonhoeffer adalah pendeta Gereja yang Mengaku, dan baginya menolak kebijakan Hitler sekalipun diancam akan dihukum adalah caranya mempertahankan anugerah keselamatan yang mahal harganya tersebut. Anugerah itu tidak bisa dipakai untuk tunduk kepada penguasa yang berbuat jahat, tidak adil, dan menindas. Pada akhirnya Bonhoeffer ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh pemerintah Hitler. Namun, ia berhasil memberi teladan kepada umat Kristen di Jerman untuk tidak tunduk kepada ketidakbenaran. Ia mengajarkan umat untuk menyuarakan kebenaran meskipun harus menghadapi kesulitan dan bahkan kematian.

 

Apa yang membuat para martir mau berkorban demi imannya kepada Tuhan Yesus? Bagi mereka sosok dan pengajaran Yesus begitu berharga untuk dipertahankan dalam hidup ini. Mengapa Tuhan Yesus sangat berharga? Bukan hanya Yesus adalah Tuhan tetapi juga sumber kehidupan.  Bagi mereka hidup tanpa Yesus jauh lebih menyedihkan dibandingkan dengan hidup tanpa harta sekalipun.  Ada berbagai tantangan yang harus dihadapi para martir, tetapi mereka tetap bertahan dengan keyakinan akan kebenaran. Tentu saja itu bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, sebaliknya sangat sulit. Namun dengan begitu kita dapat memahami bahwa anugerah keselamatan yang kita peroleh dari Kristus sangat berharga untuk dipertahankan. Anugerah itu sangat mahal harganya, sehingga penderitaan pun tidak dapat mengambilnya dari tangan kita.


D. Penutup

Bagi para martir,  Kristus dan teladan pengajaran-Nya adalah hal yang paling berharga. Oleh karenanya banyak para martir yang berjuang demi imannya dan kebenaran Firman Tuhan, dan mereka rela berkorban untuk-Nya. Ada banyak hal yang berharga bagi kita seperti uang dan teman. Dan kita berusaha keras dan rela berkorban untuk mengejar semua itu karena kita menganggapnya sebagai sesuatu yang  berharga. Sebagai orang Kristen seharusnya Kristus menjadi pribadi yang sangat berharga bagi kita. Kita bisa saja menghadapi tantangan yang berat dan keselamatan di dunia bisa terancam, tetapi Tuhan Yesus menginginkan kita untuk tetap bertahan sampai pada akhirnya.

 

Referensi

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk SMP Kelas 8 -- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

Alkitab Elektronik 2.0.0 – Alkitab Terjemahan Baru © 1974 – Lembaga Alkitab Indonesia

Gambar Stefanus oleh holyspiritspeaks.org - Pinterest 

Baca juga:

PAK Kelas 8 Semester 1

01

Hidup Beriman

02

Hidup Berpengharapan

03

Memilih untuk Tidak Berputus Asa

04

Dampak dari Hidup Beriman dan Pengharapan

05

Roh Kudus Penopang Hidup Orang Beriman

06

Yesus Teladanku

07

Belajar dari Para Martir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar