Senin, 04 April 2022

Yesus Teladanku

 

Gambar Yesus bertemu Perempuan Samaria
Gambar Yesus bertemu Perempuan Samaria

Bacaan Alkitab:  

Yohanes 4:5-30;  

Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.” Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepadaNya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup. Kata perempuan itu kepadaNya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” Jawab Yesus kepadanya: “Barang siapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barang siapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.” Kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” Jawab perempuan itu kepadaNya: “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” Kata Yesus kepadanya: “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” Pada waktu itu datanglah murid-murid- Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata: “Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?” Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?” Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus.

Matius 21:12-13; 

Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dan berkata kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.

Matius 7:3-5;

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?* Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

Lukas 22:39-43;

Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nya juga mengikuti Dia. Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.

Markus 1:40-45;

Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.”  Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

Markus 1:40-45;

Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.”  Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.


A. Pengantar

Jonathan Bethke adalah seniman muda yang kontroversial dari Amerika Serikat. Pada tahun 2012 dia menerbitkan sebuah rekaman video yang disebarkannya di dunia maya. Dalam videonya yang berjudul, “Why I Hate Religion, but Love Jesus” (“Mengapa saya membenci agama, tetapi mencintai Yesus”) ia mengatakan antara lain hal-hal berikut ini:

Mengapa saya membenci agama, tetapi mencintai Yesus

Bagaimana bila aku katakan bahwa Yesus datang untuk menghapuskan agama?

Dan hanya karena kamu menyebut orang lain “buta” tidak dengan sendirinya  membuat kamu memiliki penglihatan?

Maksudku, bila agama begitu hebatnya, mengapa agama menimbulkan begitu banyak peperangan?

Mengapa agama membuat orang mendirikan gereja-gereja yang besar, tetapi gagal memberi makan kepada orang miskin?

Agama mungkin mengajarkan kasih karunia, tetapi praktiknya malah berbeda

Mereka cenderung mengejek umat Allah, mereka melakukan itu kepada Yohanes Pembaptis

Mereka tidak bisa memecahkan masalahnya, jadi hanya menutupinya

Tanpa menyadari bahwa agama jadi seperti menyemprotkan parfum pada peti mayat .….

Dan ketika Ia dibunuh, Ia berseru, “Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Karena, sementara Ia tergantung pada salib, Ia memikirkan kamu

Dan Ia mengangkat semua dosamu, dan menguburkannya di makamnya.

Itulah sebabnya aku berlutut pada salib, dan berkata, “Marilah! Tempat masih ada!”

Karena itu, tentang agama, tidak!

Aku membencinya, malah aku merasa muak kepadanya.

Karena, ketika Yesus berkata, “Sudah selesai,” aku percaya Ia sungguh memaksudkannya demikian. 

Puisi di atas hanya sebagian saja dari apa yang diungkapkan Bethke. Namun demikian, dari kata-kata Bethke dapat kita lihat gambaran tentang Yesus yang kritis terhadap praktik keagamaan di masa-Nya. Nah, coba diskusikan bersama temanmu, hal-hal apa yang kamu anggap mengejutkan dari puisi Bethke di atas!

Tokoh Yesus memang sangat kontroversial. Di masa hidup-Nya di dunia, Yesus seringkali berbenturan dengan para pemimpin agama dan tokoh-tokoh yang merasa dirinya sebagai para penjaga Taurat, seperti orang-orang Farisi, dan para penjaga Bait Suci, seperti orang-orang Saduki. Yesus berbenturan dengan para pemimpin agama itu, misalnya ketika Ia menyembuhkan orang yang sakit pada hari Sabat, menerima orang-orang yang tersingkirkan oleh masyarakatnya, serta orang-orang asing, seperti orang Samaria.

Pada bagian ini kita ingin melihat bagaimana cara hidup Yesus sehari-hari, dan bagaimana Ia bisa menjadi teladan bagi kita semua, khususnya bagi kalian di masa remaja ini.


B. Yesus Peduli dengan yang Menderita

(Markus 1:40-45)

Pada suatu hari ada seseorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Di masa kini orang tahu bahwa penyakit kusta tidak menular dengan mudah. Pada masa Yesus, orang menganggap penyakit kusta sebagai kutukan dari Allah. Penderita kusta harus menjauhkan diri dari orang banyak. Orang takut menyentuh penderita kusta, karena akan ditulari penyakit itu.

Orang kusta itu memohon kepada Tuhan, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Lalu, apa yang terjadi? Apakah Tuhan Yesus mau menyembuhkan orang itu? Markus 1:41 menggambarkan bagaimana perasaan Yesus melihat permohonan orang kusta itu. Di situ dikatakan, “Maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Orang kusta itu pun langsung sembuh.

Apa yang terjadi sesudah itu sungguh mengherankan. Tuhan Yesus melarang orang itu menceritakan kesembuhannya kepada siapa pun. Ia hanya diperintahkan menghadap kepada imam untuk menunjukkan bahwa ia sudah sembuh, dan dengan demikian boleh diizinkan kembali hidup di tengah-tengah keluarganya. Yesus berkata,  “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka” (Markus 1:44).

Mengapa Tuhan Yesus melarang orang itu menceritakan pengalamannya kepada orang banyak? Dari kisah di atas, coba diskusikan dua sifat yang kamu temukan tentang Tuhan Yesus? Bagaimanakah sikapmu bila berada dalam situasi yang sama, ketika seseorang yang ditolak orang lain, datang kepada kamu untuk minta bantuan?


C. Yesus Dekat dengan Mereka yang Dilecehkan

(Yohanes 4:5-30)

Peta Palestina zaman Helenistik
Peta Palestina zaman Helenistik

Pada suatu hari Yesus pergi ke Sikhar, sebuah kota di Samaria, yang terletak di antara Yerusalem di selatan, dengan Galilea di sebelah utara. Ini adalah sebuah tindakan yang tidak lazim bagi orang Yahudi pada masa itu karena mereka tidak akan mau masuk atau menghindari perjalanan melalui daerah tersebut. Mereka akan lebih suka pergi ke Perea, lalu ke Dekapolis, baru masuk ke Galilea (lihat peta). Di Sikhar, Yesus pergi ke sebuah sumur yang dinamai Sumur Yakub. Saat sedang kehausan, Yesus meminta minum dari perempuan Samaria yang menimba air di situ. Tetapi, apa jawab perempuan itu? Coba kamu baca lagi Yohanes 4:5-30 yang tertuli diatas!

Hal-hal apa yang menarik dari kisah bacaan Yohanes 4:5-30?

a. Ada seseorang perempuan yang datang ke sumur Yakub setiap pukul 12 siang, sementara perempuan lain biasanya datang pagi-pagi. Mengapa demikian? Boleh jadi perempuan itu enggan bertemu dengan perempuan-perempuan lain.

b. Perempuan ini ternyata mempunyai sisi kehidupan yang kelam. Tidak seperti biasanya, perempuan ini ternyata mempunyai  lima orang suami. Dan laki-laki yang sekarang hidup bersamanya, ternyata bukan suaminya! Wah, ini gosip hangat! `

c. Apabila perempuan-perempuan berkumpul di tempat umum seperti di sumur Yakub, biasanya mereka akan membawa dan menceritakan gosip-gosip terbaru yang pasti akan membuat orang lain ingin mendengarnya. Apabila perempuan tadi datang pagi-pagi dan berjumpa dengan perempuan-perempuan lain yang berkumpul di sumur untuk mengambil air, bukan mustahil gosip tentang kehidupannya akan diceritakan berulang-ulang dan membuat telinganya menjadi panas! Perempuan-perempuan lain pasti menyingkir bila melihat ia datang.

d. Yesus mengetahui sisi kelam kehidupan perempuan itu, namun Ia tidak menghakiminya. Ia tidak menjauhkan diri dari perempuan itu.

Sikap Yesus yang tidak menghakimi dan tetap membuka diri kepada perempuan yang tak dikenal ini menyebabkan perempuan itu bersuka-cita. Ia bahkan menjadi salah satu “penginjil” yang pertama, yang mengajak sanak keluarga dan teman-temannya untuk menemui Yesus. Siapakah di antara teman-teman kamu, atau orang-orang yang kamu kenal, biasanya dijauhi oleh teman-temannya? Apa alasannya? Apakah ia memiliki perbedaan tertentu? Coba diskusikan, sikap apa yang kamu sendiri perlihatkan kepada orang itu ?

Apa yang sering terjadi atas orang yang dijauhi atau diejek oleh lingkungannya? Dalam bahasa Inggris ada istilah yang digunakan untuk praktik mengejek orang lain yang membuat orang itu resah dan bahkan tertekan, yaitu bullying.

Di banyak sekolah di negara maju, ada aturan yang melarang praktik bullying seperti ini, yang sanksinya sangat berat. Bacalah kasus di bawah ini:

Carlos, seorang murid SMA di Albuquerque, New Mexico, Amerika Serikat, membunuh dirinya sendiri setelah ia mengalami bullying dari teman-temannya. Carlos terlibat dalam program Pemuda dan Pemerintahan, dan ia berusaha mendesak agar pemerintah memberlakukan UU anti bullying yang lebih keras, namun ia sendiri malah mengalami bullying.

Carlos sudah di-bully sejak ia berumur 8 tahun. Sekali ia mempunyai kotak makan siang dengan gambar wajah tersenyum, dan teman-temannya menganggap itu sangat lucu, sehingga mereka malah mengejek dan mempermainkannya. “Mereka mengambil kotak makan itu di bus sekolah, lalu melemparkannya ke lantai bus dan memecahkannya,” kata Jacqueline Vigil, ibunya. 

Carlos sendiri baru pindah ke sekolah itu setahun sebelumnya, dari SMA Las Lunas, karena di sana ia pun mengalami bullying. Ia di-bully karena berat badannya, jerawatnya, bahkan kacamatanya.

“Kata-kata dapat sungguh-sungguh melukai seseorang dan saya pikir Carlos… ia tidak tahan lagi,” kata Patricia Valles, salah seorang temannya. Karena itulah Carlos lalu memutuskan untuk mengambil nyawanya sendiri pada pagi hari 12 Juli 2012.

Sumber: www.huffingtonpost.com

Setiap orang membutuhkan teman, sahabat, dan orang-orang yang mau menerimanya, betapapun juga keadaannya. Namun demikian, seringkali orang tidak menyadari hal itu. Seringkali orang merasa lucu kalau dapat mengejek teman atau menyebutnya dengan nama-nama julukan yang dianggapnya lucu. Namun malah mereka tidak sadar kalau hal tersebut menyakitkan bagi korbannya.

Yesus menolak melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh perempuan- perempuan yang tinggal di Sikhar, dekat sumur Yakub itu. Yesus tahu bagaimana kacaunya kehidupan perempuan itu, namun Ia tetap mendekati perempuan itu, dan menjalin persahabatan. Dengan cara itulah Ia mengubah kehidupan perempuan itu.


D. Yesus Membenci Ketidakadilan

(Matius 21:12-13) 

Pada hari Paskah, Yesus pergi ke Bait Suci di Yerusalem. Ia sangat terkejut karena di sana Ia menyaksikan pemandangan yang sungguh tidak layak bagi sebuah Bait Suci. Ia melihat ada banyak pedagang binatang kurban dan penukar uang di sana. Ia menjadi marah. Apa sebabnya? Diskusikan alasannya dengan temanmu!

Sekarang mari kita lanjutkan pembahasan ini. Apakah Yesus marah kalau orang berjualan? Apakah Yesus marah karena Bait Suci dijadikan tempat berjualan? Bukan itu masalahnya. Orang Yahudi pergi ke Bait Suci pada saat masa Paskah untuk membawa kurban Paskah. Orang Yahudi  wajib ke Bait Suci setiap tahunnya untuk mempersembahkan kurban. Banyak dari mereka datang dari tempat yang jauh. Mereka akan membawa-bawa sapi, lembu, kambing, burung merpati, dan lain-lain dari jauh-jauh untuk dijadikan kurban Paskah.

Ternak yang akan dijadikan kurban harus sempurna, tidak bercacat. Bila ada ternak yang mengalami cacat dalam perjalanan, tentu usaha membawanya menjadi sia-sia. Untunglah, pihak Bait Suci berbaik hati. Mereka menyediakan para pedagang dengan berbagai jenis hewannya masing-masing, sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Namun, sudah tentu harganya jadi mahal. Itulah salah satu hal yang menyebabkan Yesus menjadi marah.

Selain itu, yang membuat Yesus marah adalah adanya praktik memberikan persembahan di Bait Suci. Karena tanah Bait Suci itu kudus, maka uang Romawi yang berlaku di seluruh tanah jajahan pemerintah Roma tidak berlaku di Bait Suci. Mereka harus menggunakan uang yang khusus dibuat untuk Bait Suci. Karena hal tersebut para penukar uang akan mengenakan nilai tukar yang mahal untuk mereka yang datang beribadah di Bait Suci.

Hal-hal inilah yang membuat Yesus marah. Yesus murka menyaksikan bagaimana para peziarah dan orang-orang yang ingin membawa kurban diperas habis-habisan. Karena itulah, Tuhan Yesus menjadi marah dan berkata, “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun” (Matius  21:13).


E. Yesus Membenci Kemunafikan

(Matius 7:3-5)

Salah satu kelompok yang penting di masa Yesus adalah kaum Farisi. Mereka meyakini bahwa ketaatan kepada peraturan-peraturan keagamaan sangatlah penting. Pada waktu itu banyak orang Yahudi yakin bahwa ketidaktaatan dan pelanggaran-pelanggaran Taurat telah menyebabkan nenek moyang mereka dibuang ke Babel oleh Allah. Karena itulah mereka berusaha taat kepada Taurat. Orang-orang Farisi suka mengamati orang-orang yang melanggar hukum Taurat untuk menegur mereka. Kepada orang-orang inilah, Tuhan Yesus berkata,  Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu” (Matius 7:3-5).

Selain itu, orang-orang Farisi suka sekali memamerkan diri mereka sebagai orang-orang yang saleh. Karena itu, mereka suka berdoa di tikungan-tikungan jalan supaya orang memuji kesalehan mereka. Mereka juga suka memamerkan kepada orang lain bahwa mereka sedang berpuasa. Mengapa? Supaya orang memuji kesalehan mereka. Karena hal tersebut Tuhan Yesus berkata, “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang” Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa” (Matius 6:5;16)

Yesus tidak menyukai kemunafikan, karena orang munafik biasanya suka menghakimi orang lain yang dianggapnya tidak cukup saleh seperti mereka. Selain itu, orang munafik biasanya tidak melakukan apa yang mereka tuntut supaya orang lain lakukan. Dengan kata lain, di satu sisi mereka tampil saleh, akan tetapi di sisi lain mereka ternyata tidak saleh. Tuhan Yesus mengibaratkan orang-orang munafik dengan kuburan. Ia berkata, Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orangorang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran (Matius 23:27).


F. Yesus Berdoa kepada Bapa-Nya

(Lukas 22:39-43) 

Kita sudah cukup banyak membahas sifat-sifat positif Yesus yang dapat diteladani dan dijadikan bagian dari kehidupan kita. Barangkali masih ada satu pertanyaan yang penting direnungkan: dari mana Tuhan Yesus memiliki kekuatan dan kemampuan untuk menjalankan hidup seperti itu, hidup berprinsip dan rela berbagi dengan orang lain? Jawabannya akan kita temukan dalam bagian ini. Dalam Markus 1:35 dikatakan: Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tuhan Yesus selalu menyisihkan waktu untuk berdoa kepada Bapa-Nya di surga. Menjelang kematian-Nya, ketika Tuhan Yesus tahu bahwa Ia akan menghadapi sebuah perjuangan yang mahaberat, Ia pun kembali berdoa kepada Bapa-Nya di surga (Lukas 22:39-43). Dalam ayat 43 Lukas memberikan catatan yang menarik, “Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya” (Lukas 22:43). Apakah kita juga mau memiliki sumber kekuatan yang sama dalam menghadapi hidup?


G. Penutup

Kita sungguh beruntung karena memiliki teladan dalam diri Tuhan Yesus, bagaimana seharusnya menjalani hidup ini agar dapat diperkenan Allah Bapa. Ada sejumlah sifat Tuhan Yesus yang patut kita teladani: peduli dengan yang menderita, dekat dengan yang dilecehkan, membenci ketidakadilan dan kemunafikan. Kunci untuk berhasil memiliki sifat ini adalah hubungan yang dekat dan akrab dengan Allah Bapa. Keteladanan Yesus adalah hal-hal yang dapat ditiru dan seharusnya dapat dilakukan oleh kita semua sebagai pengikut Tuhan Yesus. Apakah kita sudah meneladani Tuhan Yesus ?.

Untuk nyanyian penutup, mari nyanyikan lagu Nyanyian Kidung Baru Nomor 122, “Ku Ingin Berperangai

1. ‘Ku ingin berperangai laksana Tuhanku, lemah lembut dan ramah, dan manis budiku. Tetapi sungguh sayang, ternyata ‘ku cemar Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.

2. ‘Ku ingin ikut Yesus, mencontoh kasihNya, menghibur orang susah, menolong yang lemah. Tetapi sungguh sayang ternyata ‘ku cemar Ya Tuhan, b’ri ‘ku hati yang suci dan benar.

3. Ya sungguh, Jurus’lamat, cemarlah hatiku, dan hanya ‘Kau yang dapat menghapus dosaku, supaya k’lak di sorga ‘ku pandang wajahMu dan aku jadi sama laksana diriMu.

Syair dan lagu: “Ik wens te zijn als Jesus”, oleh Joh. de Heer, Terjemahan: Yamuger

 

Referensi

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk SMP Kelas 8 -- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

Alkitab Elektronik 2.0.0 – Alkitab Terjemahan Baru © 1974 – Lembaga Alkitab Indonesia

Gambar Yesus bertemu Perempuan Samaria dari somos de cristo.com

Baca juga:

PAK Kelas 8 Semester 1

01

Hidup Beriman

02

Hidup Berpengharapan

03

Memilih untuk Tidak Berputus Asa

04

Dampak dari Hidup Beriman dan Pengharapan

05

Roh Kudus Penopang Hidup Orang Beriman

06

Yesus Teladanku

07

Belajar dari Para Martir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar