Kamis, 24 Maret 2022

Dampak dari Hidup Beriman dan Pengharapan

 

Sadrakh, Mesakh, Abednego tidak mau Menyembah Patung
Sadrakh, Mesakh, Abednego tidak mau Menyembah Patung

Bacaan Alkitab

Daniel 3:16-18; Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

Yakobus 1:2-8; Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

Yakobus 2:14-17; Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

1 Petrus 1:21; Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.


A. Pengantar

Manusia beragama diharapkan memiliki iman yang teguh supaya mampu mewujudkan imannya dalam sikap hidup sehari-hari. Namun dalam kehidupannya terkadang kita menyaksikan orang yang menunjukkan sikap hidup yang berlawanan dengan ajaran agamanya. Beragama dan beriman adalah dua unsur yang saling berkaitan tetapi berbeda. Dalam surat Yakobus 2:14-17  tertulis bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Artinya iman harus diwujudkan dalam sikap hidup sehari-hari. Manusia beragama belum tentu beriman. Seseorang dapat memeluk agama tertentu dan tertulis di KTP maupun dokumen lainnya, namun hidupnya tidak sesuai dengan ajaran imannya. Hal itu menunjukkan bahwa beragama tidak selalu sejalan dengan beriman. Idealnya manusia beragama haruslah beriman.

Ada orang yang berpikir pembahasan mengenai iman dan pengharapan hanya cocok untuk orang dewasa. Akan tetapi anak-anak dan remaja seperti kamu juga membutuhkan penjelasan dan penguatan mengenai apakah itu iman dan pengharapan. Selain itu, kamu juga perlu mengetahui bagaimana cara membangun iman dan pengharapan sebagai murid-murid Yesus, serta apa dampaknya bagi kehidupan secara pribadi maupun sosial. Dalam pelajaran ini, kamu akan dibimbing untuk memahami apa dampak dari hidup beriman dan berpengharapan. Pembahasan ini tidak dilakukan melalui pemahaman teologi yang berat. Sebaliknya, kamu akan dibimbing untuk memahami dampak dari hidup beriman dan berpengharapan dengan cara belajar dari berbagai cerita kehidupan dan cerita Alkitab.


B. Memahami Makna Iman dan Pengharapan

Gambar Perahu dengan dua buah dayung
Gambar Perahu dengan dua buah dayung

Coba kalian cermati gambar di atas, ada sebuah perahu dengan dua buah dayung. Dapatkah kalian sebutkan apa fungsi dari dua buah dayung tersebut?

Ya, dayung berfungsi sebagai kekuatan yang menggerakkan perahu, jika tidak ada dayung maka perahu tidak akan jalan. Fungsi iman dan pengharapan diibaratkan seperti dayung dan perahu. Jadi, jika tidak ada iman dan pengharapan maka kehidupan tidak akan jalan. Tanpa dayung, perahu akan terombang ambing di tengah air sungai ataupun danau dan pada akhirnya dapat terdampar ataupun tenggelam. Begitu juga kehidupan jika tanpa iman dan pengharapan, maka kamu hidup tanpa tujuan, terombang ambing oleh kebimbangan, keraguan, dan berbagai bujukan untuk melakukan hal-hal yang menyimpang.

Apakah kamu dapat menjelaskan menurut pikiran dan pengalaman kamu, apa itu iman dan apa itu pengharapan? Siapakah tokoh dalam Alkitab yang dapat kamu teladani ketika membahas mengenai iman dan pengharapan? Kamu dapat menyebutkan 3 orang tokoh dan kemungkinan ada teman yang memilih tokoh yang sama dengan kamu, tentu dengan alasan masing-masing. 

Sekarang, kamu dapat menyimpulkan secara bersama-sama pengertian iman dan pengharapan serta apa kaitannya antara iman dan pengharapan.

Kata “iman” dalam Perjanjian Lama berarti “berpegang teguh”. Beriman berarti berpegang teguh pada keyakinan yang dimiliki akan suatu hal, karena hal itu dapat dipercaya dan diandalkan. Demikianlah iman selalu berkaitan dengan “percaya.” Beriman berarti kita “percaya” kepada Allah yang telah menyatakan diri di dalam Yesus Kristus.

Menurut Niftrik dan Boland, beriman berarti “mengenal” dan “mengetahui” tentang Allah yang telah membebaskan (memerdekakan) manusia melalui Yesus Kristus. Beriman berarti “mengakui” kekuasaan Allah dan firman-Nya dalam kehidupan, karena itu kamu terpanggil untuk bersaksi tentang firman Allah melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan. Adapun kata “pengharapan” juga tidak terlepas dari iman kepada Tuhan. Iman membangkitkan pengharapan sekaligus mendorong seseorang untuk mewujudkan pengharapannya itu dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Pengharapan  merupakan suatu keinginan akan sesuatu yang baik atau suatu tujuan. Tiap orang mempunyai harapan akan kebahagiaan sejati yang telah ditanamkan dalam setiap hati manusia. Harapan ini adalah suatu keinginan hati berdasarkan iman. Tanpa iman, maka manusia tidak akan mempunyai pengharapan. Harapan inilah yang membuat manusia bertahan menanggung segala macam penderitaan dan kesulitan hidup, karena berharap akan kehidupan kekal di surga. Pengharapan orang Kristen bukan hanya di masa kini saja, tapi juga bagi masa depan yang lebih baik, bagi kehidupan kekal di surga. Bagi orang Kristen, iman dan pengharapan terarah kepada Yesus Kristus sang Juru Selamat. Kamu percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus dan menaruh pengharapan akan janji-Nya, yaitu menyelamatkan, memerdekakan, serta menyertai hidup kamu selalu.


C. Manusia yang Memiliki Iman dan Pengharapan

Pelajari cerita di bawah ini, kemudian diskusikan isi cerita dalam kaitannya dengan dampak hidup beriman dan berpengharapan. Bandingkan dua buah cerita ini dan tuliskan nilai-nilai apakah yang dapat kamu teladani dalam kaitannya dengan iman dan pengharapan?


1.  Dokter Moore dan Anak Lelaki Buta

Gambar Dokter Moore dan Kay
Gambar Dokter Moore dan Kay


Moore adalah seorang dokter terkenal dan dihormati. Melalui tangannya sudah tak terhitung nyawa yang diselamatkan. Dia tinggal disebuah kota tua di Perancis.

Dua puluh  tahun yang lalu dia adalah seorang narapidana. Kekasihnya mengkhianati dia dengan lari kepelukan lelaki lain dan karena emosi dia melukai lelaki tersebut. Statusnya sebagai mahasiswa di universitas terkenal berubah menjadi seorang narapidana. Dia dipenjara selama 3 tahun.

Setelah keluar dari penjara, kekasihnya telah menikah dengan orang lain. Statusnya sebagai bekas narapidana menyebabkannya sukar memperoleh pekerjaan. Ketika melamar pekerjaan ia menjadi bahan ejekan dan hinaan.

Dalam keadaan sakit hati, Moore memutuskan akan menjadi perampok. Dia telah mengincar sebuah rumah di bagian selatan kota yang akan menjadi sasarannya. Dalam rumah tersebut hanya ada seorang anak kecil buta yang tinggal sendirian.

Dia pergi ke rumah tersebut dan mencongkel pintu utama sambil membawa sebuah pisau belati. Ketika ia masuk ke dalam rumah, sebuah suara lembut bertanya, “Siapa itu?” Moore sembarangan menjawab, “Saya adalah teman papamu, dia memberikan kunci rumah kepada saya.”

Anak kecil ini sangat gembira, tanpa curiga berkata, “Selamat datang, namaku Kay, tetapi papaku malam baru sampai ke rumah, paman apakah engkau mau bermain sebentar dengan saya?” Dia memandang dengan mata yang besar dan terang tetapi tidak melihat apapun, dengan wajah penuh harapan. Di bawah tatapan memohon yang tulus, Moore lupa kepada tujuan awalnya, dan langsung menyetujui.

Dia sangat terheran-heran dengan anak yang berumur 8 tahun dan buta ini dapat bermain piano dengan lancar. Lagu-lagu yang dimainkannya sangat indah dan gembira. Bagi seorang anak normal harus melakukan upaya besar sampai ke tingkat seperti anak buta ini.

Setelah selesai bermain piano, anak ini melukis sebuah lukisan yang hanya dapat dirasakan di dalam dunia anak buta ini, seperti melukis matahari, bunga, ayah-ibu, dan teman-teman. Dunia anak buta ini rupanya tidak kosong. Walaupun lukisannya kelihatannya sangat canggung, bentuk bulat dan persegi tidak dapat dibedakan, tetapi dia melukis dengan sangat serius dan tulus.

“Paman, apakah matahari seperti ini?” Moore tiba-tiba merasa sangat terharu, lalu dia melukis di telapak tangan anak ini beberapa bulatan, “Matahari bentuknya bulat dan terang, warnanya keemasan.”

“Paman, apa warna keemasan itu?” Dia mendongakkan wajahnya yang mungil seraya bertanya, Moore terdiam sejenak, lalu membawanya ke tempat terik matahari, “Emas adalah sebuah warna yang sangat vitalitas, bisa membuat orang merasa hangat, sama seperti kita memakan roti yang bisa memberi kita kekuatan.”

Anak buta ini dengan gembira menggunakan  tangannya meraba ke empat penjuru seraya berkata, “Paman, saya sudah merasakan, sangat hangat, dia pasti akan sama dengan warna senyuman paman.” Moore dengan penuh sabar menjelaskan kepadanya berbagai warna dan bentuk barang. Dia sengaja menggambarkan dengan hidup sehingga anak yang penuh imajinatif ini mudah mengerti. Anak buta ini mendengar ceritanya dengan sangat serius. Walaupun dia buta,  tetapi rasa sentuh dan pendengaran anak ini lebih tajam dan kuat daripada anak normal. Tanpa terasa waktu berlalu dengan cepat.

Akhirnya, Moore teringat tujuan kedatangannya, tetapi Moore tidak mungkin lagi merampok. Hanya karena kecaman dan ejekan dari masyarakat dia akan melakukan kejahatan lagi. Berdiri di hadapan Kay dia merasa sangat malu, lalu dia menulis sebuah catatan untuk orang tua Kay.

“Tuan dan nyonya yang terhormat, maafkan saya mencongkel pintu rumah kalian. Anda  adalah orang tua yang hebat, dapat mendidik anak yang demikian baik, walaupun matanya buta tetapi hatinya sangat terang. Dia mengajarkan kepada saya banyak hal  dan membuka pintu hati saya.”

Tiga tahun kemudian, Moore menyelesaikan kuliahnya di Fakultas kedokteran, dan memulai karirnya sebagai seorang dokter. Enam tahun kemudian, dia dan rekan-rekannya mengoperasi mata Kay sehingga Kay bisa melihat keindahan dunia ini. Kemudian Kay menjadi seorang pianis terkenal yang mengadakan konser ke seluruh dunia. Setiap mengadakan konser, Moore akan berusaha menghadirinya, duduk di sudut yang tidak mencolok, mendengarkan musik indah menyirami jiwanya yang dimainkan oleh seorang pianis yang dulunya buta.

Moore Introspeksi:

Ketika Moore mengalami kekecewaan terhadap dunia dan kehidupannya, semangat dan kehangatan Kay kecil yang buta ini memberikan kehangatan dan kepercayaan diri kepadanya. Kay yang tinggal di dalam dunia yang gelap, sama sekali tidak pernah putus asa dan menyia-nyiakan hidupnya.  Sebaliknya dia membuat orang menyadari betapa besar vitalitas dalam hidup ini, vitalitas dan semangat ini menyentuh ke dasar hati Moore.

Cinta dan harapan akan dapat membuat seseorang kehilangan niat melakukan kejahatan. Sedikit harapan mungkin dapat menyembuhkan seorang yang putus asa, atau bahkan dapat mengubah nasib kehidupan seseorang atau kehidupan banyak orang. Seperti Moore yang telah membantu banyak orang. Ketika mengalami putus asa bukalah pintu hatimu, maka cahaya harapan akan menyinari hatimu.


2.  Sadrakh, Mesakh, dan Abednego

Gambar Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dibuang ke dalam api.
Gambar Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dibuang ke dalam api.

Ada tiga tokoh dalam Kitab Daniel yang memiliki iman dan pengharapan. Mereka adalah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Suatu ketika Raja Nebukadnezar minta kepada Aspenas kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan,  yakni orang-orang muda yang baik dan memahami berbagai hikmat dan berpengetahuan luas. Ia ingin orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istananya. Mereka akan diajar tulisan dan bahasa orang Kasdim.  Di antara mereka ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya. Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka. Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh, dan Azarya dinamainya Abednego. (Daniel 1:3-7)

Suatu ketika raja Nebukadnezar mendirikan sebuah patung emas. Di hari penahbisan patung tersebut, raja mengundang para pejabat kerajaan untuk hadir termasuk di antara mereka Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Lalu, raja mengeluarkan titah: Dan berserulah seorang bentara dengan suara nyaring: ”Beginilah dititahkan kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa:  demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu; siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala!” (Daniel 3:4-6)

Apakah titah ini sulit untuk dilakukan? Tidak, bagi orang-orang yang tidak beriman kepada Allah Israel, karena mereka sudah terbiasa sujud menyembah kepada patung. Tetapi sangat sulit bagi Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Bila mereka menyembah, mereka telah melanggar perintah Allah “Jangan sujud menyembah (patung) kepadanya atau beribadah kepadanya” (Keluaran 20:5). Bila mereka tidak menyembah patung tersebut, hukuman matilah yang akan mereka terima.

Jika kamu adalah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, mana yang akan menjadi pilihan kamu? Apa sulitnya untuk sujud? Tidak ada yang sulit, bukan?  Sebenarnya mereka tinggal berlutut lalu sujud satu kali dan semuanya sudah beres.  Karier mereka di dalam kerajaan Babel pun tetap terjaga.  Lagi pula, bukankah mereka dapat memohon ampun kepada Allah setelah itu karena pastilah Allah mengerti situasi yang sedang mereka hadapi. Tapi, bukan jalan ini yang mereka ambil. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego lebih memilih untuk tidak menyembah patung.

Sebenarnya raja menyukai tiga orang muda ini, mereka nampak berbeda  dari pemuda lainnya. Mereka memiliki iman, percaya, dan pengharapan yang teguh. Raja masih memberi kesempatan sekali lagi kepada mereka untuk menyembah patung agar mendapatkan pengampunan, tetapi mereka tetap teguh memegang imannya.

Terhadap kesempatan yang diberikan raja kepada mereka, maka mereka pun menjawab raja: ”Jika Allah kami yang kami puja dan sembah sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;  tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu” (Daniel 3:17-18).

Mendengar jawaban mereka, raja melipatgandakan hukuman mereka, ia minta supaya  perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa (Daniel 3:19).

Menghadapi hukuman mati, iman mereka tetap teguh, pengharapan mereka semakin kuat kepada Allah penyelamatnya. Allah meluputkan mereka dari kematian. Kobaran api yang bernyala-nyala tidak mampu memusnahkan mereka karena Allah telah menyelamatkan mereka.


D. Dampak Hidup Beriman dan Berpengharapan

Bagaimana iman dan pengharapan dapat bertumbuh? Iman dan pengharapan tidak secara otomatis bertumbuh, laksana tumbuhan, ia membutuhkan pupuk untuk bertumbuh, yaitu ibadah, berdoa, dan membaca Alkitab secara teratur dan terarah. Mintalah Roh Kudus membantu menerangi akal budi kamu supaya dapat memahami isi Alkitab dengan baik. Kamu membutuhkan bimbingan dalam memahami isi Alkitab, kamu dapat membaca Alkitab secara pribadi dan mengikuti kelompok pemahaman Alkitab. Kamu dapat minta bimbingan dari Pendeta, Majelis Jemaat, ataupun orang tua kamu.

Banyak tanda-tanda yang kita dapat di sepanjang penjelasan Alkitab mengenai dampak dari hidup beriman dan berpengharapan:

1. Tidak mengandalkan diri sendiri tetapi mengandalkan Tuhan (Yeremia 17:5-6).

2. Setia (Matius 25:1-30).

3. Taat (Kejadian 12:1-9).

4. Sanggup bersukacita dalam kesesakan (Kisah Rasul  16:19-40).

5. Sanggup bertahan dalam penderitaan (2 Korintus  4:14-18).

6. Berani bersaksi (Kisah Rasul  24-25; Filipi  1:20).

7. Percaya segala sesuatu (Matius 6:25-34).

8. Memiliki pendirian yang teguh (Yosua  24:14-15).

9. Tidak mudah terpengaruh (Bilangan  14:25-30).

10. Memiliki keyakinan yang kokoh (Roma 1:16; Roma 8:35-39).

11. Tidak menyesali kemalangan (2 Korintus  12:1-10).

12. Memiliki sikap hati yang benar (Daniel 1:1-21).

13. Tegar di tengah persoalan (Daniel  6; Kisah Rasul  7).

14. Berani menanggung risiko (Daniel  3).

15. Tidak mengenal putus asa (1 Samuel  21-24,26,27).

16. Berpegang teguh pada janji Allah (Kejadian 15-20),

17. dan sebagainya.

Nabi Yeremia menulis, “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah” ( Yeremia 17:7-8).

Sedangkan Nabi Yesaya menulis, “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yesaya 40:31).

Orang yang berharap kepada Tuhan tidak akan ditelantarkan, sebab Dia-lah Bapa kita, pencipta, pemelihara, dan penyelamat kita. Apakah yang dijanjikan Tuhan kepada orang-orang yang berharap kepada-Nya?

1. Tidak akan dikecewakan (Roma 5:5 band Lukas 1:5-24,57-66).

2. Tidak akan dipermalukan (Roma 9:33 band 1 Raja-raja 18:20-46).

3. Memperoleh pertolongan-Nya (Mazmur 37:24).

4. Memperoleh pembelaan Allah (Zakaria 2:8 band 2 Tawarikh 20).

5. Memperoleh berkat-berkat-Nya (Ulangan 8:18-20 band Ayub 42)

6. Memiliki jaminan hidup kekal (Yohanes 3:16 band 14:1-14)

7. Memperoleh kekuatan (1 Korintus 1:27-29 band Habakuk 6-8)

8. Memperoleh penghiburan (Matius 5:4; Yohanes 14:15-31)

9. Akan mendapat kemerdekaan dari perbudakan kebinasaan (Roma 8:21),

10. dan sebagainya.

Setelah mempelajari dampak dari beriman dan berpengharapan, sekarang kamu dapat menilai diri kamu sendiri, apakah kamu memiliki iman dan pengharapan?


E. Refleksi

Setelah memahami makna beriman dan berpengharapan serta dampak hidup beriman dan berpengharapan, kini kamu dapat menulis refleksi pendek mengenai diri kamu. Apakah kamu memiliki iman dan pengharapan? Apakah arti beriman dan berpengharapan dalam hidup kamu sebagai remaja SMP kelas VIII? Kamu tidak perlu menjadi seperti Daniel ataupun Dokter Moore dan Kay, tetapi paling tidak kamu memiliki beberapa indikator sebagai orang beriman dan berpengharapan. Tulis refleksi kamu dengan jujur. Di usia kamu sebagai remaja ada banyak tantangan yang harus kamu hadapi. Terkadang kamu mampu menghadapinya dan mungkin terkadang kamu kalah dan menyerah, ataupun ragu bahkan putus asa. Kamu dapat menceritakannya dalam refleksi satu halaman. Kumpulkan pada guru untuk akan memilih beberapa karya yang akan dibacakan.


F. Penutup

Salah satu ciri manusia yang dipanggil untuk menjadi murid Tuhan Yesus adalah beriman dan berpengharapan. Iman dan pengharapan laksana mesin yang akan menghidupkan perjalanan hidup kamu. Supaya kamu bertumbuh dalam iman dan pengharapan, maka kamu membutuhkan bimbingan dan arahan dari Allah melalui ibadah, berdoa, dan membaca Alkitab secara teratur setiap hari.


Referensi:

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk SMP Kelas 8 -- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

Alkitab Elektronik 2.0.0 – Alkitab Terjemahan Baru © 1974 – Lembaga Alkitab Indonesia

Gambar dari https://yandex.com/images/Danie-Sadrakh-Mesakh-Abednego

Baca juga:

PAK Kelas 8 Semester 1

01

Hidup Beriman

02

Hidup Berpengharapan

03

Memilih untuk Tidak Berputus Asa

04

Dampak dari Hidup Beriman dan Pengharapan

05

Roh Kudus Penopang Hidup Orang Beriman

06

Yesus Teladanku

07

Belajar dari Para Martir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar