Sadrakh, Mesakh, Abednego tidak mau Menyembah Patung |
Bacaan Alkitab
Daniel 3:16-18;
Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada
gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang
kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian
yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya
tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa
tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Yakobus 1:2-8;
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke
dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu
itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang
matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.
Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia
memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah
hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan
kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang,
sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan
kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan
menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang
dalam hidupnya.
Yakobus 2:14-17;
Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai
iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan
dia? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan
makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan,
kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak
memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian
juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu
pada hakekatnya adalah mati.
1 Petrus 1:21;
Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara
orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu
tertuju kepada Allah.
A. Pengantar
Manusia
beragama diharapkan memiliki iman yang teguh supaya mampu mewujudkan imannya
dalam sikap hidup sehari-hari. Namun dalam kehidupannya terkadang kita
menyaksikan orang yang menunjukkan sikap hidup yang berlawanan dengan ajaran
agamanya. Beragama dan beriman adalah dua unsur yang saling berkaitan tetapi
berbeda. Dalam surat Yakobus 2:14-17
tertulis bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Artinya iman harus
diwujudkan dalam sikap hidup sehari-hari. Manusia beragama belum tentu beriman.
Seseorang dapat memeluk agama tertentu dan tertulis di KTP maupun dokumen
lainnya, namun hidupnya tidak sesuai dengan ajaran imannya. Hal itu menunjukkan
bahwa beragama tidak selalu sejalan dengan beriman. Idealnya manusia beragama
haruslah beriman.
Ada
orang yang berpikir pembahasan mengenai iman dan pengharapan hanya cocok untuk
orang dewasa. Akan tetapi anak-anak dan remaja seperti kamu juga membutuhkan
penjelasan dan penguatan mengenai apakah itu iman dan pengharapan. Selain itu,
kamu juga perlu mengetahui bagaimana cara membangun iman dan pengharapan
sebagai murid-murid Yesus, serta apa dampaknya bagi kehidupan secara pribadi
maupun sosial. Dalam pelajaran ini, kamu akan dibimbing untuk memahami apa
dampak dari hidup beriman dan berpengharapan. Pembahasan ini tidak dilakukan
melalui pemahaman teologi yang berat. Sebaliknya, kamu akan dibimbing untuk
memahami dampak dari hidup beriman dan berpengharapan dengan cara belajar dari
berbagai cerita kehidupan dan cerita Alkitab.
B. Memahami Makna
Iman dan Pengharapan
Gambar Perahu dengan dua buah dayung |
Coba
kalian cermati gambar di atas, ada sebuah perahu dengan dua buah dayung.
Dapatkah kalian sebutkan apa fungsi dari dua buah dayung tersebut?
Ya,
dayung berfungsi sebagai kekuatan yang menggerakkan perahu, jika tidak ada
dayung maka perahu tidak akan jalan. Fungsi iman dan pengharapan diibaratkan
seperti dayung dan perahu. Jadi, jika tidak ada iman dan pengharapan maka
kehidupan tidak akan jalan. Tanpa dayung, perahu akan terombang ambing di
tengah air sungai ataupun danau dan pada akhirnya dapat terdampar ataupun
tenggelam. Begitu juga kehidupan jika tanpa iman dan pengharapan, maka kamu
hidup tanpa tujuan, terombang ambing oleh kebimbangan, keraguan, dan berbagai
bujukan untuk melakukan hal-hal yang menyimpang.
Apakah kamu dapat menjelaskan menurut pikiran dan pengalaman kamu, apa itu iman dan apa itu pengharapan? Siapakah tokoh dalam Alkitab yang dapat kamu teladani ketika membahas mengenai iman dan pengharapan? Kamu dapat menyebutkan 3 orang tokoh dan kemungkinan ada teman yang memilih tokoh yang sama dengan kamu, tentu dengan alasan masing-masing.
Sekarang, kamu dapat menyimpulkan secara bersama-sama pengertian iman dan pengharapan serta apa kaitannya antara iman dan pengharapan.
Kata
“iman” dalam Perjanjian Lama berarti
“berpegang teguh”. Beriman berarti
berpegang teguh pada keyakinan yang dimiliki akan suatu hal, karena hal itu
dapat dipercaya dan diandalkan. Demikianlah iman selalu berkaitan dengan “percaya.” Beriman berarti kita “percaya” kepada Allah yang telah
menyatakan diri di dalam Yesus Kristus.
Menurut
Niftrik dan Boland, beriman berarti “mengenal” dan “mengetahui” tentang Allah yang telah membebaskan (memerdekakan)
manusia melalui Yesus Kristus. Beriman berarti “mengakui” kekuasaan Allah dan firman-Nya dalam kehidupan, karena
itu kamu terpanggil untuk bersaksi tentang firman Allah melalui pikiran,
perkataan, dan perbuatan. Adapun kata “pengharapan”
juga tidak terlepas dari iman kepada Tuhan. Iman membangkitkan pengharapan
sekaligus mendorong seseorang untuk mewujudkan pengharapannya itu dalam
pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Pengharapan merupakan suatu keinginan akan sesuatu yang
baik atau suatu tujuan. Tiap orang mempunyai harapan akan kebahagiaan sejati
yang telah ditanamkan dalam setiap hati manusia. Harapan ini adalah suatu
keinginan hati berdasarkan iman. Tanpa iman, maka manusia tidak akan mempunyai
pengharapan. Harapan inilah yang membuat manusia bertahan menanggung segala
macam penderitaan dan kesulitan hidup, karena berharap akan kehidupan kekal di
surga. Pengharapan orang Kristen bukan hanya di masa kini saja, tapi juga bagi
masa depan yang lebih baik, bagi kehidupan kekal di surga. Bagi orang Kristen,
iman dan pengharapan terarah kepada Yesus Kristus sang Juru Selamat. Kamu
percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus dan menaruh pengharapan akan
janji-Nya, yaitu menyelamatkan, memerdekakan, serta menyertai hidup kamu
selalu.
C. Manusia yang
Memiliki Iman dan Pengharapan
Pelajari
cerita di bawah ini, kemudian diskusikan isi cerita dalam kaitannya dengan
dampak hidup beriman dan berpengharapan. Bandingkan dua buah cerita ini dan
tuliskan nilai-nilai apakah yang dapat kamu teladani dalam kaitannya dengan
iman dan pengharapan?
1. Dokter Moore dan Anak Lelaki Buta
Gambar Dokter Moore dan Kay |
Dua puluh tahun yang lalu
dia adalah seorang narapidana. Kekasihnya mengkhianati dia dengan lari
kepelukan lelaki lain dan karena emosi dia melukai lelaki tersebut. Statusnya
sebagai mahasiswa di universitas terkenal berubah menjadi seorang narapidana.
Dia dipenjara selama 3 tahun.
Setelah keluar dari penjara, kekasihnya telah menikah dengan
orang lain. Statusnya sebagai bekas narapidana menyebabkannya sukar memperoleh
pekerjaan. Ketika melamar pekerjaan ia menjadi bahan ejekan dan hinaan.
Dalam keadaan sakit hati, Moore memutuskan akan menjadi
perampok. Dia telah mengincar sebuah rumah di bagian selatan kota yang akan
menjadi sasarannya. Dalam rumah tersebut hanya ada seorang anak kecil buta yang
tinggal sendirian.
Dia pergi ke rumah tersebut dan mencongkel pintu utama sambil
membawa sebuah pisau belati. Ketika ia masuk ke dalam rumah, sebuah suara
lembut bertanya, “Siapa itu?” Moore sembarangan menjawab, “Saya adalah teman
papamu, dia memberikan kunci rumah kepada saya.”
Anak kecil ini sangat gembira, tanpa curiga berkata, “Selamat
datang, namaku Kay, tetapi papaku malam baru sampai ke rumah, paman apakah
engkau mau bermain sebentar dengan saya?” Dia memandang dengan mata yang besar
dan terang tetapi tidak melihat apapun, dengan wajah penuh harapan. Di bawah
tatapan memohon yang tulus, Moore lupa kepada tujuan awalnya, dan langsung
menyetujui.
Dia sangat terheran-heran dengan anak yang berumur 8 tahun dan
buta ini dapat bermain piano dengan lancar. Lagu-lagu yang dimainkannya sangat
indah dan gembira. Bagi seorang anak normal harus melakukan upaya besar sampai
ke tingkat seperti anak buta ini.
Setelah selesai bermain piano, anak ini melukis sebuah lukisan
yang hanya dapat dirasakan di dalam dunia anak buta ini, seperti melukis
matahari, bunga, ayah-ibu, dan teman-teman. Dunia anak buta ini rupanya tidak
kosong. Walaupun lukisannya kelihatannya sangat canggung, bentuk bulat dan
persegi tidak dapat dibedakan, tetapi dia melukis dengan sangat serius dan
tulus.
“Paman, apakah matahari seperti ini?” Moore tiba-tiba merasa
sangat terharu, lalu dia melukis di telapak tangan anak ini beberapa bulatan,
“Matahari bentuknya bulat dan terang, warnanya keemasan.”
“Paman, apa warna keemasan itu?” Dia mendongakkan wajahnya yang
mungil seraya bertanya, Moore terdiam sejenak, lalu membawanya ke tempat terik
matahari, “Emas adalah sebuah warna yang sangat vitalitas, bisa membuat orang
merasa hangat, sama seperti kita memakan roti yang bisa memberi kita kekuatan.”
Anak buta ini dengan gembira menggunakan tangannya meraba ke empat penjuru seraya
berkata, “Paman, saya sudah merasakan, sangat hangat, dia pasti akan sama
dengan warna senyuman paman.” Moore dengan penuh sabar menjelaskan kepadanya
berbagai warna dan bentuk barang. Dia sengaja menggambarkan dengan hidup
sehingga anak yang penuh imajinatif ini mudah mengerti. Anak buta ini mendengar
ceritanya dengan sangat serius. Walaupun dia buta, tetapi rasa sentuh dan pendengaran anak ini
lebih tajam dan kuat daripada anak normal. Tanpa terasa waktu berlalu dengan
cepat.
Akhirnya, Moore teringat tujuan kedatangannya, tetapi Moore
tidak mungkin lagi merampok. Hanya karena kecaman dan ejekan dari masyarakat
dia akan melakukan kejahatan lagi. Berdiri di hadapan Kay dia merasa sangat
malu, lalu dia menulis sebuah catatan untuk orang tua Kay.
“Tuan dan nyonya yang terhormat, maafkan saya mencongkel pintu
rumah kalian. Anda adalah orang tua yang
hebat, dapat mendidik anak yang demikian baik, walaupun matanya buta tetapi
hatinya sangat terang. Dia mengajarkan kepada saya banyak hal dan membuka pintu hati saya.”
Tiga tahun kemudian, Moore menyelesaikan kuliahnya di Fakultas
kedokteran, dan memulai karirnya sebagai seorang dokter. Enam tahun kemudian,
dia dan rekan-rekannya mengoperasi mata Kay sehingga Kay bisa melihat keindahan
dunia ini. Kemudian Kay menjadi seorang pianis terkenal yang mengadakan konser
ke seluruh dunia. Setiap mengadakan konser, Moore akan berusaha menghadirinya,
duduk di sudut yang tidak mencolok, mendengarkan musik indah menyirami jiwanya
yang dimainkan oleh seorang pianis yang dulunya buta.
Moore Introspeksi:
Ketika
Moore mengalami kekecewaan terhadap dunia dan kehidupannya, semangat dan
kehangatan Kay kecil yang buta ini memberikan kehangatan dan kepercayaan diri
kepadanya. Kay yang tinggal di dalam dunia yang gelap, sama sekali tidak pernah
putus asa dan menyia-nyiakan hidupnya.
Sebaliknya dia membuat orang menyadari betapa besar vitalitas dalam
hidup ini, vitalitas dan semangat ini menyentuh ke dasar hati Moore.
Cinta
dan harapan akan dapat membuat seseorang kehilangan niat melakukan kejahatan.
Sedikit harapan mungkin dapat menyembuhkan seorang yang putus asa, atau bahkan
dapat mengubah nasib kehidupan seseorang atau kehidupan banyak orang. Seperti
Moore yang telah membantu banyak orang. Ketika mengalami putus asa bukalah
pintu hatimu, maka cahaya harapan akan menyinari hatimu.
2.
Gambar Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dibuang ke dalam api. |
Ada tiga tokoh dalam Kitab Daniel yang memiliki iman dan
pengharapan. Mereka adalah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Suatu ketika Raja
Nebukadnezar minta kepada Aspenas kepala istananya, untuk membawa beberapa
orang Israel, yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan, yakni orang-orang muda yang baik dan memahami
berbagai hikmat dan berpengetahuan luas. Ia ingin orang-orang yang cakap untuk
bekerja dalam istananya. Mereka akan diajar tulisan dan bahasa orang Kasdim. Di antara mereka ada juga beberapa orang
Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya. Pemimpin pegawai istana itu
memberi nama lain kepada mereka. Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya
dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh, dan Azarya dinamainya Abednego.
(Daniel 1:3-7)
Suatu ketika raja Nebukadnezar mendirikan sebuah patung emas. Di
hari penahbisan patung tersebut, raja mengundang para pejabat kerajaan untuk
hadir termasuk di antara mereka Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Lalu, raja
mengeluarkan titah: Dan berserulah seorang
bentara dengan suara nyaring: ”Beginilah dititahkan kepadamu, hai orang-orang
dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa:
demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus,
serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud menyembah
patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu; siapa yang tidak sujud
menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala!”
(Daniel 3:4-6)
Apakah titah ini sulit untuk dilakukan? Tidak, bagi orang-orang
yang tidak beriman kepada Allah Israel, karena mereka sudah terbiasa sujud
menyembah kepada patung. Tetapi sangat sulit bagi Sadrakh, Mesakh, dan
Abednego. Bila mereka menyembah, mereka telah melanggar perintah Allah “Jangan
sujud menyembah (patung) kepadanya atau beribadah kepadanya” (Keluaran 20:5).
Bila mereka tidak menyembah patung tersebut, hukuman matilah yang akan mereka
terima.
Jika kamu adalah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego, mana yang akan
menjadi pilihan kamu? Apa sulitnya untuk sujud? Tidak ada yang sulit, bukan? Sebenarnya mereka tinggal berlutut lalu sujud
satu kali dan semuanya sudah beres.
Karier mereka di dalam kerajaan Babel pun tetap terjaga. Lagi pula, bukankah mereka dapat memohon
ampun kepada Allah setelah itu karena pastilah Allah mengerti situasi yang
sedang mereka hadapi. Tapi, bukan jalan ini yang mereka ambil. Sadrakh, Mesakh,
dan Abednego lebih memilih untuk tidak menyembah patung.
Sebenarnya raja menyukai tiga orang muda ini, mereka nampak
berbeda dari pemuda lainnya. Mereka
memiliki iman, percaya, dan pengharapan yang teguh. Raja masih memberi
kesempatan sekali lagi kepada mereka untuk menyembah patung agar mendapatkan
pengampunan, tetapi mereka tetap teguh memegang imannya.
Terhadap kesempatan yang diberikan raja kepada mereka, maka
mereka pun menjawab raja: ”Jika Allah kami yang kami puja dan sembah sanggup
melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala
itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja bahwa kami
tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku
dirikan itu” (Daniel 3:17-18).
Mendengar jawaban mereka, raja melipatgandakan hukuman mereka,
ia minta supaya perapian itu dibuat
tujuh kali lebih panas dari yang biasa (Daniel 3:19).
Menghadapi hukuman mati, iman mereka tetap teguh, pengharapan
mereka semakin kuat kepada Allah penyelamatnya. Allah meluputkan mereka dari
kematian. Kobaran api yang bernyala-nyala tidak mampu memusnahkan mereka karena
Allah telah menyelamatkan mereka.
D. Dampak Hidup
Beriman dan Berpengharapan
Bagaimana
iman dan pengharapan dapat bertumbuh? Iman dan pengharapan tidak secara
otomatis bertumbuh, laksana tumbuhan, ia membutuhkan pupuk untuk bertumbuh,
yaitu ibadah, berdoa, dan membaca Alkitab secara teratur dan terarah. Mintalah
Roh Kudus membantu menerangi akal budi kamu supaya dapat memahami isi Alkitab
dengan baik. Kamu membutuhkan bimbingan dalam memahami isi Alkitab, kamu dapat
membaca Alkitab secara pribadi dan mengikuti kelompok pemahaman Alkitab. Kamu
dapat minta bimbingan dari Pendeta, Majelis Jemaat, ataupun orang tua kamu.
Banyak
tanda-tanda yang kita dapat di sepanjang penjelasan Alkitab mengenai dampak dari
hidup beriman dan berpengharapan:
1. Tidak mengandalkan diri sendiri
tetapi mengandalkan Tuhan (Yeremia 17:5-6).
2. Setia (Matius 25:1-30).
3. Taat (Kejadian 12:1-9).
4. Sanggup bersukacita dalam kesesakan
(Kisah Rasul 16:19-40).
5. Sanggup bertahan dalam penderitaan
(2 Korintus 4:14-18).
6. Berani bersaksi (Kisah Rasul 24-25; Filipi
1:20).
7. Percaya segala sesuatu (Matius
6:25-34).
8. Memiliki pendirian yang teguh
(Yosua 24:14-15).
9. Tidak mudah terpengaruh
(Bilangan 14:25-30).
10. Memiliki keyakinan yang kokoh
(Roma 1:16; Roma 8:35-39).
11. Tidak menyesali kemalangan (2
Korintus 12:1-10).
12. Memiliki sikap hati yang benar
(Daniel 1:1-21).
13. Tegar di tengah persoalan
(Daniel 6; Kisah Rasul 7).
14. Berani menanggung risiko (Daniel 3).
15. Tidak mengenal putus asa (1
Samuel 21-24,26,27).
16. Berpegang teguh pada janji Allah
(Kejadian 15-20),
17.
dan sebagainya.
Nabi
Yeremia menulis, “Diberkatilah orang yang
mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon
yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan
yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang
tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah”
( Yeremia 17:7-8).
Sedangkan
Nabi Yesaya menulis, “tetapi orang-orang
yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali
yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi
lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yesaya 40:31).
Orang
yang berharap kepada Tuhan tidak akan ditelantarkan, sebab Dia-lah Bapa kita,
pencipta, pemelihara, dan penyelamat kita. Apakah yang dijanjikan Tuhan kepada
orang-orang yang berharap kepada-Nya?
1. Tidak akan dikecewakan (Roma 5:5 band
Lukas 1:5-24,57-66).
2. Tidak akan dipermalukan (Roma 9:33
band 1 Raja-raja 18:20-46).
3. Memperoleh pertolongan-Nya (Mazmur
37:24).
4. Memperoleh pembelaan Allah (Zakaria
2:8 band 2 Tawarikh 20).
5. Memperoleh berkat-berkat-Nya
(Ulangan 8:18-20 band Ayub 42)
6. Memiliki jaminan hidup kekal
(Yohanes 3:16 band 14:1-14)
7. Memperoleh kekuatan (1 Korintus
1:27-29 band Habakuk 6-8)
8. Memperoleh penghiburan (Matius 5:4;
Yohanes 14:15-31)
9. Akan mendapat kemerdekaan dari
perbudakan kebinasaan (Roma 8:21),
10.
dan sebagainya.
Setelah
mempelajari dampak dari beriman dan berpengharapan, sekarang kamu dapat menilai
diri kamu sendiri, apakah kamu memiliki iman dan pengharapan?
E. Refleksi
Setelah
memahami makna beriman dan berpengharapan serta dampak hidup beriman dan
berpengharapan, kini kamu dapat menulis refleksi pendek mengenai diri kamu.
Apakah kamu memiliki iman dan pengharapan? Apakah arti beriman dan
berpengharapan dalam hidup kamu sebagai remaja SMP kelas VIII? Kamu tidak perlu
menjadi seperti Daniel ataupun Dokter Moore dan Kay, tetapi paling tidak kamu
memiliki beberapa indikator sebagai orang beriman dan berpengharapan. Tulis
refleksi kamu dengan jujur. Di usia kamu sebagai remaja ada banyak tantangan
yang harus kamu hadapi. Terkadang kamu mampu menghadapinya dan mungkin
terkadang kamu kalah dan menyerah, ataupun ragu bahkan putus asa. Kamu dapat
menceritakannya dalam refleksi satu halaman. Kumpulkan pada guru untuk akan
memilih beberapa karya yang akan dibacakan.
F. Penutup
Salah
satu ciri manusia yang dipanggil untuk menjadi murid Tuhan Yesus adalah beriman
dan berpengharapan. Iman dan pengharapan laksana mesin yang akan menghidupkan
perjalanan hidup kamu. Supaya kamu bertumbuh dalam iman dan pengharapan, maka
kamu membutuhkan bimbingan dan arahan dari Allah melalui ibadah, berdoa, dan
membaca Alkitab secara teratur setiap hari.
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti / Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk SMP Kelas 8 -- Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017.
Alkitab Elektronik 2.0.0 – Alkitab Terjemahan Baru © 1974 –
Lembaga Alkitab Indonesia
Gambar dari https://yandex.com/images/Danie-Sadrakh-Mesakh-Abednego
Baca juga:
PAK Kelas 8 Semester 1 | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar