Selasa, 21 Juni 2022

Bab 4 Roh Kudus Memperbarui Hidup Orang Beriman


Bahan Alkitab

Kisah Para Rasul 1:8

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." 

Kisah Para Rasul 2:1-13

Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta

2:1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2:2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 2:3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 2:4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. 2:5 Waktu itu di Yerusalem diam  orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. 2:6 Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 2:7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? 2:8 Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita.

2:9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 2:10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, 2:11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." 2:12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?" 2:13 Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis." 

Penjelasan Kisah Rasul 2:1-13

Pentakosta merupakan istilah bahasa Yunani untuk menyebutkan salah satu perayaan dalam Perjanjian Lama, yaitu hari raya Tujuh Minggu. Hari raya ini jatuh pada hari kelimapuluh setelah Paskah (Paskah dalam Perjanjian Lama merayakan kasih Allah pada waktu melepaskan bangsa Israel dari Mesir). Itulah sebabnya disebut Pentakosta (Pentēkostē dalam bahasa Yunani berarti “kelimapuluh”). Hari raya Pentakosta merupakan satu dari tiga hari raya terpenting Israel. Pada hari raya ini, orang-orang Israel memperingati kebaikan Tuhan dalam akhir masa panen dan juga mengucap syukur atas kesuburan lahan pertanian. 

Di awal kitab Kisah Para Rasul, Tuhan Yesus telah menjanjikan Roh Kudus akan dicurahkan kepada orang-orang percaya. Pencurahan Roh Kudus ini menandakan karya Tuhan Yesus dalam melakukan pembaruan kepada Yerusalem dan memungkinkan karya keselamatan-Nya menjangkau “sampai ke ujung dunia”. Janji ini tergenapi ketika mereka berkumpul pada hari Pentakosta. Oleh sebab itu, istilah Pentakosta kemudian digunakan oleh orang-orang Kristen sebagai peringatan atas turunnya Roh Kudus. 

Beberapa tanda ajaib yang menyertai peristiwa Pentakosta adalah:

1. Bunyi seperti tiupan angin keras.

Angin sering dikaitkan sebagai perwujudan Roh Allah (Ini menjadi tanda bahwa Allah sedang menyelesaikan pembaruan).

2. Lidah-lidah seperti nyala api.

Api sering digambarkan sebagai lambang kehadiran Allah dan juga penyucian atau penghakiman. Penampakan lidah-lidah seperti nyala api ini dapat diartikan sebagai kehadiran Allah yang Kudus untuk berkomunikasi dengan umat-Nya dan menuntun mereka.

3. Murid-murid bisa berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain.

Apakah ini merupakan mukjizat pendengaran atau mukjizat berkata-kata? Dalam Kisah Para Rasul 2:6-8 ditulis bahwa orang-orang mendengar bahasa asal mereka dikatakan oleh murid-murid. Sementara itu, klausa “seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” dalam Kisah Para Rasul 2:4 menunjukkan murid-murid memang berkata-kata dalam bahasa yang asing bagi mereka. Jadi, ini merupakan mukjizat pendengaran dan berkata-kata sekaligus. 

Perlu ditekankan bahwa bahasa-bahasa yang dimaksud di dalam bagian Kisah Para Rasul 2:6-8 benar-benar merupakan bahasa manusia. Ini lain dengan bahasa lidah yang kemungkinan bukan bahasa manusia, seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 12-14. Mukjizat ini menyatakan bahwa penghukuman Allah melalui keberagaman bahasa pada peristiwa menara Babel (Kejadian 11:1-9) telah usai. Allah menunjukkan niat-Nya untuk menyatukan orang-orang dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” (Wahyu  5:9-10; 7:9) di bawah pemerintahan Anak-Nya (Efesus 1:9-10), yang memberikan akses kepada Bapa melalui Roh Kudus (Efesus 2:14-18). 

Allah mewujudkan ini bukan melalui adanya bahasa tunggal, melainkan justru tetap menggunakan beragam bahasa. Pentakosta juga sangat terkait erat dengan dimulainya “Hari Tuhan” dalam kitab Yoel, sebagaimana yang dikhotbahkan Petrus dalam Kisah Para Rasul 2:14-21. Pentakosta merupakan peristiwa yang sangat menentukan bagi tersebarnya Injil. Roh Kudus yang dicurahkan kepada orang-orang percaya menjadikan mereka memiliki keberanian dan kekuatan dalam mengabarkan Injil hingga ke ujung dunia. 

Yohanes 14:26

“Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”. 

Penjelasan Yohanes 14:26

Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”. Banyak hal di dunia ini yang membuat hati manusia gelisah dan gentar, baik dalam hal keuangan, kesehatan, konflik, studi, urusan pacaran, dan lain-lain. Hal itu membuat kita menjadi fokus kepada diri kita sendiri dan akan menggeser fokus kita dari Yesus. Terkadang kita menjadi lebih berfokus apa yang harus kita lakukan daripada apa yang telah Yesus lakukan. Kita menjadi lebih berfokus pada apa yang harus kita selesaikan daripada apa yang telah Yesus selesaikan. Namun, Tuhan Yesus mengingatkan kita jangan gelisah dan gentar supaya kita lebih percaya dan fokus kepada Yesus dan apa yang sudah Yesus lakukan untuk umat-Nya. 

Dia ingin kita terus menyadari damai sejahtera dari-Nya. Dan ketahuilah, Roh Kudus akan mengajarkan kita segala sesuatu bagaimana melihat semuanya dari kacamata kasih karunia. Percayalah segala sesuatu akan menjadi terkendali dan menemukan jawabannya ketika kita mengarahkan hati dan pikiran kepada Yesus dan apa yang telah Dia selesaikan untuk kita.

 

A. Pendahuluan 

Pelajaran ini membahas tentang Allah memperbarui hidup manusia  dan dunia. Bahwa hidup manusia tidak selalu berjalan sebagaimana apa yang direncanakannya. Ketika banyak kejadian dalam hidup kita tidak sesuai dengan harapan, rencana dan impian, apakah itu pertanda Allah meninggalkan kita? Banyak orang yang bersikap pragmatis dan cepat mengambil kesimpulan dalam kekecewaan dan putus asa. Oleh karena itu pembelajaran ini akan memberikan penguatan pada kamu untuk memahami bahwa hidup tidak selalu berjalan menurut apa yang direncanakan ataupun diharapkan. 

Pembelajaran ini penting diajarkan pada remaja SMP kelas VII supaya kalian mengenal dan memahami lebih awal mengenai karya Roh Kudus dalam hidup. Pengenalan ini diharapkan melahirkan keyakinan yang lebih dalam akan penyertaan Roh Kudus yang menguatkan, mengubah, dan memperbarui hidup, terutama bahwa orang beriman dituntut untuk mampu bersikap sebagai orang yang telah diperbarui oleh Roh Kudus. Pembelajaran ini mengandung ajaran iman yang penting bagi orang Kristen. 

Bahwa tidak akan terjadi pembaharuan jika manusia tidak mau berubah, pembaharuan oleh Roh Kudus terjadi dalam hidup manusia ketika manusia sebagai pribadi bersedia berubah dan diperbarui. Pembelajaran dapat dilakukan melalui ilustrasi ataupun film pendek, video yang menggambarkan proses seseorang diubah oleh Roh Kudus. Metode ini akan membantu ketika guru harus melakukan pembelajaran online.

 

B. Roh Kudus Menguatkan Orang Beriman 

Setiap orang Kristen hidup bersama dengan Roh Kudus. Orang Kristen mengimani bahwa Roh Kudus hadir pada saat ia dibaptiskan, yaitu ketika pendeta mengucapkan rumusan yang diakui oleh gereja di segala abad dan tempat, “Aku membaptiskan engkau dalam nama Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Amin.” 

Meskipun demikian, setiap orang Kristen juga perlu memelihara hubungannya dengan Roh Kudus, menjaga hidupnya agar tetap dalam ketaatan kepada Allah, sehingga ia tidak akan mendukakan Roh Kudus, seperti yang dinasihatkan dalam Efesus 4:30, “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” 

Sebuah janji Roh Kudus yang sangat penting bagi orang-orang Kristen di Indonesia dan di berbagai belahan dunia lainnya adalah kekuatan. Sejak awal gereja terbentuk, sejak murid-murid Tuhan Yesus mendapatkan pencurahan Roh Kudus, mereka memperoleh kekuatan yang luar biasa yangmemungkinkan mereka berdiri tegak tanpa takut di Yerusalem dan berbicara kepada orang banyak tentang siapa Yesus yang mereka salibkan (Kisah Para Rasul 2). 

Kekuatan yang diberikan oleh Roh Kudus itu terbukti dalam kehidupan berbagai tokoh dalam Alkitab maupun sejarah gereja. Dalam bagian ini diangkat pengalaman Rasul Paulus sendiri yang seringkali menghadapi masalah-masalah yang berat, serangan dari berbagai kalangan. 

Kutipan dari kata-kata Paulus dari 2 Korintus 4:8-14 menunjukkan hal itu: 8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; 9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. 10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. 11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. 12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. 13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. 14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. 

Namun demikian sungguh menarik bila kita mencatat bahwa Paulus tidak pernah berputus asa. Itu terjadi karena Paulus memperoleh kekuatan dari Roh Kudus sendiri, seperti yang diungkapkannya, “Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.” (2 Korintus 4:10) 

Tuhan Yesus sendiri menjanjikan bahwa Allah akan mengutus Roh Kudus kepada para murid, yaitu Penghibur, yang akan mengajarkan dan mengingatkan mereka akan semua yang telah Ia ajarkan. Dalam Yohanes 14:26 dikatakan, “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” 

“Penghibur” dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi “comforter”. Kata ini berasal dari akar kata “comfort” yang berarti “menghibur”. Kata ini terbentuk dari dua kata dalam bahasa Latin, yaitu kata cum dan forte. Kata cum berarti “bersama-sama”, sementara kata forte berarti “kekuatan”. Dengan kata lain, kata “comfort” dalam bahasa Inggris berarti “bersama-sama memberikan kekuatan”. Dari sini jelas bahwa penghiburan yang diberikan oleh Roh Kudus juga adalah kekuatan yang akan mengembalikan orang yang dihiburkan kepada kekuatannya yang sebelumnya, atau bahkan lebih hebat lagi.

 

C. Roh Kudus Menguatkan Orang Percaya 

Peranan lain yang menonjol dari Roh Kudus adalah apa yang kita temukan di kalangan gereja-gereja pentakostal dan karismatik, yaitu gereja-gereja yang menekankan peranan Roh Kudus di dalam kehidupan umat dan jemaatnya bersama-sama. Dalam waktu sekitar 50 tahun terakhir, dunia menyaksikan kebangkitan gerakan pentakostal yang luar biasa, yang menjadi pendorong pertumbuhan dan kebangkitan gereja-gereja di seluruh dunia. Kembali di sini kita harus mengakui betapa hebatnya peranan Roh Kudus. Tanpa kehadiran dan peranan Roh Kudus, banyak gereja yang mungkin akan tetap tinggal dalam kelesuan dan tidur yang panjang. 

Namun pada saat yang sama kita perlu berhati-hati di sini. Sesuai dengan sifatnya, yaitu Roh, yang tidak berbentuk, dan yang dapat berembus ke mana saja tanpa bisa ditebak, gerakan Roh sulit diduga. Dalam Yohanes 3:8, Yesus berkata, “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” 

Dengan sifatnya seperti itu, seringkali kita sulit membedakan mana yang sebetulnya merupakan pekerjaan Roh dan mana yang bukan. Namun demikian Surat 1 Yohanes memberikan kepada kita sebuah pedoman untuk menguji roh-roh yang kita jumpai. Dalam surat itu dikatakan, 1 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. 2 Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa  Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, 3 dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia (Yohanes 4:1-3). 

Dan dalam Kolose 3:5-6 dikatakan pula, “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahanberhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah .” Hidup seperti ini tidak mungkin mencerminkan hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus. Karena itu marilah kita memeriksa diri sendiri dan gereja kita, apakah roh-roh jahat seperti itu yang berkuasa, ataukah memang sungguh-sungguh Roh Kudus yang memimpin hidup kita.

 

D. Roh Kudus Memperbarui Hidup Orang Beriman 

Roh Kudus adalah Roh Kebenaran yang menguatkan, mengubah serta memperbarui hati dan hidup manusia. Contoh nyata dalam Alkitab yang dapat dijadikan acuan pembelajaran adalah peristiwa Saulus yang kemudian berubah namanya menjadi Paulus. Dalam perjalanan ke Damsyik, ia diubah dan diperbarui secara total dari manusia yang kejam yang anti Kristus menjadi pengikut Kristus. Pembaruan yang terjadi dalam diri Paulus berlangsung total, ia menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya. 

Ketika pembaruan itu terjadi, manusia dituntun ke arah jalan yang benar seturut kehendak Allah di dalam Yesus Kristus. Titus 3:5-6 mengatakan, “Dia menyelamatkan kami, bukan karena hal-hal benar yang telah kami lakukan, tetapi karena belas kasihan-Nya. Dia menyelamatkan kita melalui pencucian kelahiran kembali dan pembaruan oleh Roh Kudus, yang Dia curahkan kepada kita dengan murah hati melalui Yesus Kristus, Juruselamat kita.” Terlepas dari pekerjaan pembersihan Roh Kudus, kita tidak dapat diselamatkan.

 

E. Ciri-ciri orang yang diperbarui oleh Roh Kudus 

Pembaruan itu tidak terjadi seketika namun dalam sebuah proses pembelajaran iman sebagaimana tercantum dalam Kitab 2 Korintus 3:18, “Dan kita sedang diubah menjadi serupa dengan kemuliaan yang terus meningkat, yang datang dari Tuhan, yang adalah Roh.” Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa perubahan dan pembaharuan terjadi dalam sebuah proses. Perhatikan bahwa dikatakan “kita sedang diubah.” Ini bukanlah sesuatu yang terjadi dalam sekejap. Roh Kudus membentuk orang beriman menjadi ciptaan baru, manusia baru yang hidup dalam roh dan mampu menolak keinginan-keinginan yang menyimpang dari ajaran iman. 

Apa saja yang menjadi ciri-ciri orang yang diperbarui oleh Roh Kudus?

1. Mampu bertahan menghadapi godaan.

Orang yang dipenuhi oleh kuasa Roh Kudus tidak mudah untuk dipengaruhi dan digoda oleh bermacam-macam tawaran kejahatan. Mereka setia pada ajaran imannya.

2. Setia membaca Alkitab, berdoa, dan beribadah.

Orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus menjadikan kegiatan membaca Alkitab, berdoa, dan beribadah sebagai kebutuhan utama dalam hidupnya. Mereka tidak akan mengabaikan asupan makanan rohani dalam hidupnya.

3. Mengerti apa yang menjadi kehendak Allah.

Melalui kesetiaan membaca Alkitab, berdoa dan beribadah, seseorang mengasah ketajaman imannya untuk mampu memahami kehendak Allah dalam hidupnya. Alkitab menulis bahwa Roh akan memimpin orang beriman untuk memahami kebenaran yang sejati.

4. Selalu mengucap syukur dalam segala keadaan.

Orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus selalu tergerak untuk mengucap syukur dalam segala situasi hidupnya, waktu susah maupun senang, waktu sehat maupun sakit, waktu bahagia maupun sedih.

Ada beberapa alasan kita mengucap syukur:

a. mengucap syukur adalah kehendak Allah supaya umat-Nya senantiasa mengucap syukur,

b. mengucap syukur mendatangkan kelegaan dalam hidup bahwa kita paham bahwa hidup kita berada dalam tangan Allah Sang Pengasih,

c. mengucap syukur baik bagi kesehatan mental kita. Menurut Tribun Solo, ada banyak penelitian yang membuktikan bahwa orang yang selalu mengucap syukur dalam hidupnya memiliki kepasrahan dan keikhlasan dalam menghadapi setiap persoalan hidup. Ucap syukur akan menghancurkan energi negatif dalam diri manusia sehingga muncul rasa optimis, hal ini penting bagi kesehatan mental. Dengan demikian, kesehatan mental yang baik menunjang kesehatan fisik sebagaimana semboyan “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. 

5. Rendah hati dan tidak sombong.

Berbagai bacaan yang kita pelajari umumnya menulis bahwa kesombongan mendatangkan banyak kerugian dalam diri manusia. Orang sombong akan dijauhi oleh banyak orang, umumnya orang sombong hanya peduli pada kepentingan dirinya sendiri, ingin dipuji, dan disanjung, sebaliknya orang yang rendah hati akan memperoleh simpati dari banyak orang juga rasa hormat dan kasih. Orang yang rendah hati memahami bahwa semua yang ia miliki berasal dari Tuhan, karena itu tidak perlu bersikap sombong.

6. Menerima dan menghargai semua orang tanpa kecuali.

Orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus akan menghargai semua manusia tanpa memandang latar belakang.

 

F. Penutup

Janji Yesus untuk mengirimkan Roh Kudus yang mendampingi orang beriman menjalani hidup dipenuhi setelah Ia terangkat ke surga. Manusia harus memberikan dirinya untuk diperbarui oleh Roh Kudus. Pembaharuan yang terjadi tidak selalu dalam bentuk spektakuler atau keajaiban yang luar biasa, namun dapat terjadi melalui hal-hal sederhana dalam hidup.

Roh Kudus adalah penopang hidup orang beriman. Roh Kudus menggerakkan hati manusia untuk berubah dan memperoleh pembaharuan. Dalam proses itu, manusia harus memberi dirinya untuk dituntun oleh Roh Kudus sebagaimana nampak dalam ciri-ciri orang yang diperbarui oleh Roh Kudus, sebagai remaja Kristen yang duduk dibangku SMP kelas VII, kalian membutuhkan topangan Roh Kudus agar tidak terombang-ambing oleh godaan kehidupan yang amat beragam.

Proses perubahan dan pembaharuan tidak akan terjadi jika manusia tidak memberi diri untuk dituntun oleh Roh Kudus. Sentuhan Roh Kudus tidak selalu dalam bentuk keajaiban yang spektakuler. Hal itu bisa terjadi dalam cara yang sederhana. Misalnya, ketika kalian tergerak untuk belajar dengan tekun, ketika kalian tergerak untuk menolong sesama yang membutuhkan pertolongan, ketika sebagai remaja kalian tidak membalas perbuatan bullying dengan tindakan kekerasan yang sama.

Untuk itu, tiap orang beriman hendaknya menyerahkan diri dalam tuntunan Roh Kudus melalui kesetiaan berdoa, membaca Alkitab, dan beribadah. Langkah tersebut harus diikuti oleh kemauan dan keinginan untuk mengubah pikiran, perkataan, dan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran iman Kristen.

 

Referensi:  Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021. 

Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia. 

Gambar Pentakosta dari Google. Gambar Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta dari assetsnffrgf-a.akamaihd.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar