Bahan Alkitab
![]() |
Yesus membasuh kaki murid-murid Nya |
1. Yohanes 13:1-17
13:4 Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, 13:5 kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. 13:6 Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" 13:7 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." 13:8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." 13:9 Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" 13:10 Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua." 13:11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih."
13:12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? 13:13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. 13:14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; 13:15 sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. 13:16 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. 13:17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. 13:18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.
Penjelasan Kitab
Yohanes 13:1-17.
Kitab Yohanes 13:1-17 menjelaskan bahwa Yesus memberikan contoh
tindakan perilaku rendah hati. Dengan mencuci kaki murid-murid-Nya. Dalam hal
ini dijelaskan bahwa melayani tidak sekedar dalam ucapan, akan tetapi harus
dibuktikan dengan tindakan nyata yang dipraktikkan dalam hidup sehari–hari.
Sikap rendah hati merupakan sikap yang sangat penting dalam pelayanan. Rendah hati
memperlakukan orang lain lebih utama daripada diri sendiri, maka kelak Allah
sendirilah yang akan meninggikan orang yang rendah hati, sebagaimana Kristus merendahkan
diri-Nya, dan karena itu Allah sangat meninggikannya. Milikilah sikap rendah
hati dalam melayani sesama!
2. Matius 9:35-38
9:35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. 9:36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. 9:37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. 9:38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Penjelasan Kitab
Matius 9:35-38
Matius 9:35-38 menjelaskan belas kasihan Yesus terhadap orang banyak. Pelayanan yang dilakukan bagi orang percaya, tidak cukup hanya sekedar diisi dengan pengetahuan akademik akan tetapi perlu untuk memahami lebih dalam tentang apa, siapa, bagaimana menjadi seorang pengikut Kristus, tidak hanya menjadi penonton saja tentang kuasa yang dilakukan Yesus pada orang lain, akan tetapi lebih penting lagi adalah mengalami perjumpaan secara pribadi dalam hidupnya, dan untuk itu perlu menjalin persekutuan yang sungguh-sungguh serta secara teratur setiap hari apalagi ketika aktif dalam pelayanan terhadap sesama. Melayani sesama di berbagai tempat dan dalam berbagai kebutuhan, baik kebutuhan rohani maupun kebutuhan jasmani, hal ini tidak boleh dilupakan dalam pelayanan bagi sesama.
3. Lukas 18:35-43
Penjelasan Lukas 18:35-43
Kitab ini menjelaskan, Yesus menyembuhkan seorang yang buta dekat Yerikho. Dalam peristiwa ini, Yesus melakukan beberapa hal yang patut diteladani antara lain: menjadi pendengar terhadap teriakan orang buta itu; bertanya apa yang harus Dia lakukan terhadapnya? menguatkan dan meneguhkan imannya, dan terjadilah kesembuhan secara fisik dan secara rohani. Iman seseorang juga sangat berperan untuk terjadinya mujizat Allah. Pelayanan secara menyeluruh, orang buta ini tidak hanya pulih secara fisik juga pulih dengan hubungan sosial dalam masyarakat.
Yesus menyembuhkan orang gila
4. Markus 5:1-20
Penjelasan
Markus 5:1-20
Kitab ini menjelaskan bahwa yang sangat penting dibahas adalah
bagaimana seseorang dihinggapi ribuan roh jahat yang sangat menyiksanya dan membuatnya
sangat menderita siang dan malam, seolah-olah dia memiliki
kekuatan yang tak seorang pun bisa mengendalikannya, tetapi
ketika Yesus datang, tidak ada satu kuasa yang dapat merintangi kuasa Kristus
hingga orang ini bebas dari roh jahat yang sudah begitu lama menyiksanya. Hanya
di dalam nama Yesus Kristus, segala kuasa dunia ini tunduk dan takluk.
Pelepasan dan pemulihan pun terjadi hingga orang ini diselamatkan bagi Kristus.
A.
Pendahuluan
Pembahasan tentang teladan adalah pembahasan yang membutuhkan
bukti nyata dari tindakan seorang yang dinyatakan sebagai orang yang diteladani
yang dapat dilihat dan dicontoh baik dalam keluarga, sekolah, masyarakat maupun
dalam suatu bangsa atau negara. Siapa orang yang menjadi teladan yang kalian
kagumi? Menjadi teladan tidaklah mudah, membutuhkan kedisiplinan diri yang
tinggi dan memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjadi seorang
teladan dalam hidup sehari-hari.
B. Berbagai Pelayanan yang Dilakukan Yesus Kristus
Alkitab adalah Firman Allah yang merupakan bukti yang menyatakan berbagai pelayanan yang dilakukan Tuhan Yesus selama Ia bersama murid-murid-Nya. Hal ini menjadi landasan utama bagi orang percaya untuk mengetahui bagaimana Tuhan Yesus melakukan pelayanan-Nya. Kedatangan Allah menjadi Manusia, yaitu Yesus Kristus sesuai dalam kitab Matius 20:28 : “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”.
Suatu tindakan yang sangat berbeda dengan para pemegang kedudukan
atau jabatan di dunia ini, mereka pada umumnya ketika menduduki suatu jabatan,
pastilah mendapat pelayanan yang istimewa, semua serba disediakan dan dilayani kebutuhannya,
ketika dalam pertemuan semua orang memberi hormat padanya, tetapi Pelayanan
Yesus tidaklah demikian, Yesus bahkan memberikan seluruh hidup-Nya bagi manusia
meskipun Dia mengalami penolakan, namun Dia tetap melakukan pelayanan-Nya agar
manusia diselamatkan. Hal ini seharusnya menjadi dasar pelayanan setiap
pengikut Kristus di dunia ini.
Adapun Berbagai Pelayanan yang dilakukan
Yesus Kristus sebagai berikut:
1. Tuhan Yesus Melayani dengan Kasih
Di dalam kasih itulah iman jadi kenyataan. Buah Roh ialah kasih (Galatia 5:22). Tujuan yang terpenting bagi Allah dengan kedatangan Yesus dan pekerjaan Roh ialah supaya kita lebih mengasihi lagi. Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa (Roma 5:8), itulah “perikemanusiaan”. Jika kasih yang diberikan Allah kepada kita demikian bentuknya, maka kasih yang dituntut-Nya haruslah mengalir dari sumber ini. Kasih itu mencerminkan “perikemanusiaan” Allah.
Dalam Alkitab, bentuk kasih digambarkan dengan cara yang mengharukan di waktu kunjungan Yesus kepada orang sakit selama 38 tahun di Betesda (Yohanes 5:1-18). Yesus mengadakan kontak dengan orang yang berkata dalam Yohanes 5:7, "Tuan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu ketika airnya mulai terguncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku."
Keluhan tidak ada orang yang menolong aku, yang mau mendengarkan aku, yang mau menemui aku, yang mau memelihara aku, yang mau bercakap-cakap dengan aku, itulah keluh-kesah berjuta-juta manusia. Ada beribu-ribu manusia yang tidak lagi menaruh perikemanusiaan. Yesus Kristus telah menjadi saudara kita, supaya kita menjadi sesama manusia bagi orang-orang yang terbuang atau yang tidak dipedulikan oleh sesama, Dialah “Homo Humanus”. Manusia yang menaruh peri kemanusiaan. Contoh lain dalam Alkitab yang menunjukkan Tuhan Yesus melayani dengan kasih ialah perumpamaan “Orang Samaria yang murah hati”, dan cara Yesus bergaul dengan orang banyak.
Jika mengikuti perjalanan Yesus di Palestina, maka di sekeliling-Nya banyak orang yang kerasukan roh jahat, orang sakit kusta, orang timpang, orang lumpuh, orang buta, orang yang terasing, orang miskin, dan orang sengsara. Maksud Yesus ialah, supaya kasih di dalam bentuk belas kasihan yang sesungguhnya itu dilaksanakan oleh murid-murid-Nya, juga untuk kita orang percaya di sepanjang perjalanan hidup di dunia ini.
Melayani tidak hanya sekedar memberikan pertolongan atau bantuan kepada yang membutuhkan, tetapi yang paling utama adalah sikap hati seorang pelayan sangat dibutuhkan sebagaimana yang diungkapkan Rasul Paulus dalam suratnya ke jemaat di Korintus dalam kitab 1 Korintus 13:1-13. Kasih terhadap sesama menjadi dasar dalam setiap apapun yang kita lakukan terhadap sesama.
Yesus melakukan pelayanan-Nya dalam kitab Matius 9:35-38, yaitu belas kasihan Yesus terhadap orang banyak. Selanjutnya pelayanan yang dilakukan Yesus dalam kitab Markus 1:40-45 menyatakan bahwa tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan terhadap seorang yang sakit kusta dan seketika itu juga lenyaplah sakit kustanya.
Hati yang penuh belas kasihan, niat yang tulus dan ikhlas,
amatlah penting dalam menolong sesama yang membutuhkan, dan menjadi modal utama
dalam pelayanan seperti yang telah dilakukan Yesus Kristus. Jika hal ini yang
dimiliki pelayan Tuhan, maka kapan dan di mana pun, ketika melihat ada yang
membutuhkan pertolongan, akan cepat tanggap, terhadap siapa pun tanpa
membeda-bedakan. Hal inilah yang dilakukan Yesus dalam pelayanan-Nya, yang patut diteladani setiap orang percaya
sepanjang masa (Matius 22:34-40).
2. Tuhan Yesus Melayani dengan Rendah Hati
Tuhan Yesus melayani dengan rendah hati, misalnya saat Yesus mencuci Kaki Murid-murid-Nya. Pelayanan yang dilakukan Yesus untuk menjadi teladan bagi orang percaya tertulis dalam Kitab Yohanes 13:1-17. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti rendah hati adalah hal (sifat) tidak sombong atau tidak angkuh.
Adapun ciri-ciri orang yang rendah hati sebagai berikut:
a.
Menerima
kritik dan saran orang lain serta terbuka untuk perbaikan.
b.
Mengetahui
kapasitas diri dan mengenal kelemahan dirinya.
c. Pendengar yang baik dan memberi kesempatan orang lain berpendapat
d.
Berani
minta maaf dan memaafkan serta tidak pendendam.
e. Tidak terlalu banyak berbicara tentang dirinya
f.
Mau
membantu dan berusaha untuk menjadi berkat bagi
sesama.
g.
Mau
menerima kekurangan dan kelebihan orang lain.
h.
Tidak
berhenti belajar, tidak menganggap dirinya lebih pintar
dari orang lain.
i.
Berdoa
kepada Tuhan dan memiliki persekutuan yang teratur kepada Tuhan.
j.
Mengandalkan
Tuhan dan tidak mengandalkan kemampuannya sendiri.
Hampir sebagian besar ketika Yesus melakukan pelayanan-Nya atau melakukan
mukjizat, Yesus sering berpesan untuk tidak menceritakan kepada siapa pun. Hal
ini bisa diartikan bahwa Yesus rendah hati, tidak mempromosikan diri-Nya atau
menyombongkan diri-Nya ketika Ia telah melakukan mukjizat. Walaupun Yesus
berpesan, namun setiap orang yang telah mengalami pelayanan Yesus, karena
sembuh, dengan penuh sukacita, semuanya tetap menceritakan tentang pengalamannya
dalam perjumpaannya secara pribadi dengan Yesus yang sudah memulihkannya.
Pelayanan Yesus terus tersebar hingga semakin banyak orang yang mengikuti-Nya.
Kiranya melalui pelayanan yang kita lakukan, juga semakin banyak
orang datang kepada Yesus, bertobat, menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru
selamat secara pribadi, hingga memuliakan Bapa di surga.
3. Yesus Memberi Teladan dalam Berdoa
Arti berdoa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah mengucapkan (memanjatkan) doa kepada Tuhan. Doa adalah cara manusia untuk bisa berbicara dengan Tuhan. Dalam doa kita dapat mengucapkan syukur, memohon, dan menyerahkan diri kita kepada Tuhan. Dengan doa kita dapat merasakan kuasa Tuhan dalam kehidupan. Dengan doa kita dapat memperoleh kesembuhan, seperti Kejadian 20:17, Lalu Abraham berdoa kepada Allah, dan Allah menyembuhkan Abimelekh dan isterinya dan budak-budaknya perempuan, sehingga mereka melahirkan anak.
Dalam kitab Matius 6:5-14, Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya bagaimana seharusnya berdoa yaitu: masuk dalam kamar, tutup pintu; jangan bertele-tele; dan berdoalah di tempat yang tersembunyi, maka Bapa yang di surga akan melihat-Nya. Bila kita mengampuni orang yang bersalah, maka Bapa di surga juga akan mengampun kesalahan kita. Dalam Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus dalam kitab Matius 6:5-14, merupakan doa yang mencakup semua apa yang menjadi kebutuhan manusia itu tercakup didalamnya, sehingga tidak perlu berdoa yang begitu panjang karena Bapa di surga jauh lebih mengetahui apa yang sesungguhnya yang kita butuhkan sebelum kita meminta kepada-Nya.
Selanjutnya, Yesus berdoa sebelum diserahkan, yang dikenal dengan Doa di Taman Getsemani dalam kitab Lukas 22:39-46. Beberapa pengajaran berdoa juga menjadi teladan yang dilakukan Yesus dalam kitab Injil antara lain: berdoa agar tidak jatuh dalam pencobaan; berlutut dan berdoa; menyerahkan sepenuhnya pada kehendak Bapa-Nya yang di surga; bersungguh-sungguh berdoa hingga peluh-Nya seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Hendaknya apa yang dilakukan Yesus di Taman Getsemani ini juga bisa manjadi landasan dan teladan bagi orang percaya dalam hal berdoa.
Berikutnya bagaimana Yesus berdoa ketika di kayu salib. Puncak dari semua pelayanan Tuhan Yesus adalah ketika Ia di kayu salib. Dari kayu salib itu Yesus berdoa untuk semua yang menyakiti-Nya dengan berkata dalam kitab Lukas 23:34: ”Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat". Betapa luar biasa sikap yang ditinggalkan Yesus ini bagi orang percaya, yang mengajarkan kepada kita bahwa sejahat apa pun orang lain terhadap kita, maka pengampunan haruslah tetap diberikan.
Sikap pengampunan yang diucapkan Yesus di kayu salib dicatat
dalam sejarah kekristenan untuk menjadi landasan hidup orang percaya terhadap
siapa pun yang berlaku jahat terhadap kita. Di akhir peristiwa di kayu salib,
Yesus mengakhiri-Nya dengan menyerahkan nyawa-Nya yang tedapat dalam kitab Lukas 23:46: Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring:
”Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. ”Dan sesudah berkata demikian
Ia menyerahkan nyawa-Nya."
Sungguh suatu sikap yang luar biasa, orang yang menyiksa-Nya, menyalibkan-Nya, meludahi-Nya dan masih banyak perlakuan lainnya yang begitu menyakitkan-Nya, akan tetapi Yesus berdoa untuk mereka agar Bapa di surga mengampuni-Nya. Masih dalam peristiwa di kayu salib, Yesus berdoa, suatu sikap yang patut diteladani adalah penyerahan sepenuhnya nyawa-Nya kepada Bapa di surga, barulah selesai tugas yang diberikan kepada-Nya oleh Bapa di surga.
Bagi setiap pelayan Tuhan sebelum melakukan pelayanan, perlu penyerahan
diri pada Tuhan, bahkan selamanya dalam menjalani kehidupan ini harus juga
hidup dalam doa. Dalam setiap apa pun yang kita doakan hendaknya tetap
menyerahkan sepenuhnya kepada kehendak Tuhan dan bukan kehendak kita sebagai
manusia.
4. Yesus Tetap Menyatakan Kebenaran
Kebenaran sejati adalah hati nurani, sumber segala kebenaran yang
sudah ada sejak kita dilahirkan, bersemayam di dalam diri kita. Peristiwa yang terjadi
di Bait Allah sering dimaknai, Yesus marah karena orang berjualan, namun hal
yang sesungguhnya adalah masalah praktik yang tidak benar, yang dilakukan para
pedagang pada saat itu, yaitu mengambil keuntungan yang tidak wajar dari para
peziarah dan orang-orang yang ingin membawa korban dengan harga yang cukup
tinggi. Hal inilah yang menyebabkan Yesus marah dan berkata: ”Ada tertulis, Rumah-Ku akan disebut rumah
doa. Tetapi kalian menjadikannya sarang penyamun” (Matius 21:13).
Di mana pun Yesus berada, dan dalam situasi apa pun, ketika Yesus menemukan ketidak benaran terjadi, Dia tetap menunjukkan sikap-Nya dan menyatakan kebenaran, meskipun banyak orang kurang dapat menerimanya. Pihak lain setuju atau tidak, Yesus tidak mengurungkan sikap yang tetap menyuarakan kebenaran, serta menjunjung tinggi kebenaran.
Dalam kitab Matius 5:6, Yesus bersabda: ⁶”Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan”. Ini sangat bertolak belakang dengan realita di dunia ini, yang berbahagia adalah orang yang memiliki banyak materi/harta dunia. Orang yang miskin diartikan tidak bahagia.
Tapi, dalam hal ini Yesus menegaskan, bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang hidupnya dalam kebenaran itu sendiri. Dalam kitab Matius 6:33 Yesus berfirman: ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”. Hal ini menegaskan kepada kita, bahwa hidup di dunia yang sementara ini, haruslah berani menyatakan kebenaran, dan hidup dalam kebenaran itu sendiri, bukan kebenaran dalam pemandangan dunia atau pemandangan orang pada umumnya, akan tetapi keberanan yang berpadanan dengan pengajaran dan yang diteladankan Yesus.
Bagi orang percaya, tujuan hidup orang percaya bukanlah di dunia
yang sementara ini, melainkan kepada kekekalan, seperti yang ada dalam kitab Yohanes 14:6, Kata Yesus kepadanya, ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Orang percaya perlu menyadari bahwa untuk masuk dalam kehidupan yang kekal itu tidak ada jalan lain selain di dalam Yesus Kristus. Selayaknyalah pengikut Kristus memperjuangkan kebenaran, dan hidup dalam kebenaran itu sendiri, meskipun akan mendapat tantangan dari orang sekitarnya.
Dalam kitab Matius 5:37,
tertulis: ”Jika ya, hendaklah kalian katakan: ya, jika
tidak, hendaklah kalian katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal
dari si jahat”. Hal menyatakan
kebenaran ini sangat penting untuk dipelajari di lingkungan remaja Kristen. Sebab
di masa remaja, sering begitu mudah untuk berbicara, namun kurang menyadari
bahwa segala apa yang diucapkannya ada dalam pengetahuan Allah dan kelak akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Sehingga, sejak dari remaja perlu
dibiasakan untuk hidup dalam kebenaran Allah. Tidak ikut arus dunia yang kurang
menyadari akan segala sesuatu yang dilakukannya, akan dipertanggungjawabkan
kelak di hari penghakiman Allah.
5. Pelayanan Yesus Menyembuhkan dan Memulihkan
Bagi orang percaya, pelayanan Yesus dalam menyembuhkan berbagai penyakit sudah tidak asing lagi, bahkan membangkitkan orang mati. Akan tetapi dibalik kesembuhan fisik yang dialami seseorang, terjadi pemulihan, baik pemulihan hubungan dengan Allah, imannya, maupun hubungan sosial dengan sesamanya. Misalnya: Dalam kitab Matius 9:1-8, Orang lumpuh disembuhkan. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: ”Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Peristiwa ini tidak hanya memulihkan hubungannya dengan Allah, dosanya diampuni, akan tetapi juga fisiknya disembuhkan atau dipulihkan kembali, maka terjadi juga pemulihan hubungan dengan sesama manusia.
Pelayanan seperti ini sangatlah penting diteladani setiap orang percaya, bahwa tidak cukup hanya menyampaikan tentang pertobatan, beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, yang tidak boleh dilupakan juga, bagaimana dengan kebutuhannya secara jasmani, harus juga menjadi perhatian setiap pelayan Tuhan.
Pelayanan Yesus dalam kitab Lukas 18:35-43, Yesus menyembuhkan seorang yang buta dekat Yerikho. Dalam peristiwa ini, Yesus melakukan beberapa hal yang patut kita teladani antara lain: menjadi pendengar terhadap teriakan orang buta itu; bertanya apa yang harus dilakukan terhadapnya, menguatkan dan meneguhkan imannya, dan terjadilah kesembuhan secara fisik dan secara rohani.
Pelayanan seperti ini sangatlah penting untuk dilakukan di kalangan para remaja, karena pada umumnya remaja itu butuh teman berbicara untuk mencurahkan isi hatinya dan mereka senang banyak bicara. Pakailah cara Yesus ini, dengarkanlah dahulu temannya berbicara akan masalahnya. Jadi pendengar yang baik, lalu tanyakan, apa yang dia harapkan untuk kalian lakukan untuk menolong dia? Kemudian lakukanlah apa yang mampu kalian lakukan terhadap temanmu atau sesama yang membutuhkan pertolongan.
Pelayanan Yesus yang tidak kalah populer dan yang sangat dasyat adalah ketika Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa yang bernama legion. Legion adalah nama sekelompok roh jahat yang merasuki seorang pria di Gadara, daerah Gerasa, dan kemudian diusir ke luar dari orang itu oleh Yesus Kristus, tertulis dalam kitab Markus 5:1-20. Dalam hal ini yang sangat penting dibahas adalah bagaimana seseorang dihinggapi ribuan roh jahat yang sangat menyiksanya dan membuatnya sangat menderita siang dan malam, seolah-olah dia memiliki kekuatan yang tak seorang pun bisa mengendalikannya, tetapi ketika Yesus datang, pelepasannya dan pemulihannya pun terjadi.
Remaja sering kali mudah percaya pada hal-hal yang spektakuler (menarik perhatian, dasyat, dramatis, hebat dan fantastis). Sehebat apapun yang disaksikan saat ini di berbagai media, tidak ada yang dapat dibandingkan dengan apa yang telah Yesus lakukan sesuai kitab suci. Ribuan roh jahat menyembah pada Yesus dan akhirnya meninggalkan tubuh orang yang sudah dihinggapinya dalam waktu yang cukup lama, mereka tunduk dan taat pada kuasa Yesus Kristus.
Remaja Kristen perlu mengetahui akan hal ini, bahwa Yesus yang
disembah, kuasa-Nya tiada taranya, sebagaimana juga dinyatakan dalam kitab Filipi 2:9-11. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan
Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama
Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi, dan segala
lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Pelayanan yang dilakukan Yesus ini amat penting untuk diketahui oleh remaja Kristen, hingga mereka membuat refleksi diri masing-masing, mungkin ada berbagai perilaku yang sering dilakukan tanpa disadarinya, bahwa hal itu tidak sesuai firman Allah. Misalnya: Anak sering melawan orang tua, sering memberontak, mengeluarkan kata-kata yang kurang sopan, sering membuat keributan di kelas, tidak menghiraukan nasihat atau teguran dari guru dan orang tua, suka menyendiri atau tertutup, tidak mau diajak berdialog, sering kasar dan kurang memiliki penguasaan diri.
Perilaku yang ditunjukkan seperti ini perlu penanganan atau
pelayanan secara pribadi untuk menolong dan membebaskan seseorang dari ikatan roh
yang menguasai dirinya, hingga dibebaskan hanya di dalam nama Yesus Kristus
sesuai dalam kitab Kisah Para Rasul, 4:12: ”Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa
pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama
lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”. Peserta didik perlu dilayani secara
pribadi ketika berperilaku seperti yang diuraikan di atas, hingga peserta didik
mengalami kebebasan dari perilaku yang menyimpang sebagai pengikut Kristus.
6. Yesus Melayani Semua yang Membutuhkan-Nya
Peristiwa angin ribut diredakan dalam kitab Markus 4:35-41, menjelaskan bahwa ketika topan mengamuk sangat dasyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, hingga menyebabkan murid-murid-Nya ketakutan, sedangkan Yesus sedang tidur, murid-Nya membangunkan-Nya, dan Yesus pun menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu pun reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Yesus selalu hadir dan pertolongan-Nya selalu tepat pada waktunya.
Akhirnya Yesus pun melayani murid-murid-Nya dengan berkata: “Mengapa kalian begitu takut? Mengapa
kalian tidak percaya?. Hal
ini menunjukkan bahwa para murid itu belum mengenal Yesus dan Kuasa-Nya secara pribadi,
mereka ternyata baru pada tahap pengetahuan, belum pada tahap pemahaman yang
benar serta pengenalan akan Yesus. Ini terbukti dari ucapan mereka yang
berkata: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin
dan danau pun taat pada-Nya?” Yesus
membawa perubahan pola pikir para murid dan menguatkan iman mereka.
C. Remaja Meneladani Pelayanan Yesus
Pada umumnya di usia remaja, setiap orang pasti memiliki idola, apakah itu seorang aktor, aktris, olahragawan, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, tokoh agama, bahkan tokoh dalam kepemimpinan dalam suatu negara yang kalian kagumi.
Dalam pengajaran iman Kristen, tokoh yang perlu kalian teladani
adalah Yesus Kristus, karena pelayanan dan pengajaran-Nya sungguh luar biasa, kepedulian-Nya
terhadap semua orang begitu besar, bahkan Dia hadir dalam setiap kondisi yang
kita hadapi, dan pertolongann-Nya datang tepat waktu dan terbaik.
Ketika Ia naik ke sorga, Dia menjanjikan akan mengutus seorang Penolong yang lain yaitu Roh Kudus, yang menyertai kita sampai kepada akhir Zaman. Sungguh luar biasa yang dilakukan Yesus bagi manusia, bahkan Dia rela mati di kayu salib untuk menebus manusia dari hukuman dosa, dan masih banyak lagi yang dilakukan-Nya bagi manusia yang kesemuanya hanya untuk kebaikan manusia itu sendiri dan bukan untuk diri-Nya.
Pelayanan yang dilakukan Tuhan Yesus mencakup segala aspek
kehidupan manusia dan melayani semua usia, mulai dari anak-anak, remaja, pemuda
bahkan sampai pada setiap keluarga, tidak ada yang tidak dijangkau oleh Yesus,
apa pun masalahnya atau dalam kondisi yang bagaimana pun Yesus selalu hadir dan
melayani. Oleh karena itu, Dialah idola yang sangat pantas bagi kita dan
menjadi tokoh dalam pelayanan orang percaya sepanjang masa.
D. Remaja Kristen Menjadi Teladan Bagi Sesama
Bagaimana melayani untuk menjadi teladan bagi sesama? Menjadi teladan berarti menjadi contoh, panutan, model, tidaklah mudah, membutuhkan kesungguhan hati dan tujuan yang jelas. Apa tujuan remaja untuk ikut atau terlibat dalam pelayanan ini, apakah hanya sekadar ikut-ikutan, hanya mengisi waktu senggang, atau karena memang atas kesadaran bahwa aku hidup untuk jadi berkat, berbuat atau bermakna bagi sesame?.
Hidup ini hanya sementara, maka sebaiknya di isi dengan hal-hal
yang sesuai dengan perintah Tuhan Yesus.
Dalam kitab Matius 7:21, tertulis: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga.” Hidup di dunia ini dan melakukan perintah Yesus, itulah yang kelak membuat kita berjumpa dengan Kristus di kehidupan yang selama-lamanya.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada anak rohaninya Timotius, memberikan beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang yang masih muda atau remaja dalam hal ketedanan. Dalam kitab 1 Timotius 4:12, tertulis antara lain: menjadi teladan bagi orang percaya dalam hal perkataan; dalam tingkah laku; dalam kasih; dalam kesetiaan; dan dalam kesucian hidup.
Remaja sering kurang dilibatkan dalam pelayanan di gereja, karena dianggap masih terlalu muda, atau belum berpengalaman, namun bagaimana mereka memiliki pengalaman jika mereka tidak pernah dilibatkan. Untuk itu remaja perlu menunjukkan perilaku teladan yang dapat dilihat oleh masyarakat sekitar dan juga di komunitas Kristen.
E. Refleksi
Allah adalah kasih, barang siapa tidak mengasihi, ia tidak berasal dari Allah. Allah begitu mengasihi dunia ini, untuk itulah Ia mengutus Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus, menjadi Manusia, agar manusia yang percaya kepada-Nya tidak binasa dan diselamatkan. Demikianlah halnya dengan pelayanan yang dilakukan Yesus berlandaskan kasih dan diwujudnyatakan dalam perbuatan nyata, hingga pengikut-Nya pun akan meneladani apa yang telah dilakukan Yesus ketika bersama murid-murid-Nya dalam melayani sesama selama di dunia ini.
Berbagai bentuk tindakan nyata dilakukan Yesus bersama murid-murid-Nya, dengan harapan kelak pengikut-Nya pun akan meneladani-Nya dan melakukannya dalam pelayanan bagi sesama yang membutuhkan. Yesus melayani dengan dasar kasih, rendah hati, memberi teladan dalam berdoa, tetap menyatakan kebenaran, menyembuhkan berbagai penyakit, serta memulihkan hubungan dengan Tuhan dan sesama, dan melayani semua yang membutuhkan-Nya.
Pertolongan yang diberikan Nya selalu tepat waktu. Pelayanan Yesus
menjadi teladan bagi orang percaya dan juga bagi remaja Kristen. Remaja Kristen
hendaknya juga menjadi teladan bagi sesamanya. Melayani atas dasar kasih. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu
iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih (1 Korintus
13:13).
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021. Alkitab
Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia.
Gambar dari Bing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar