Simon Petrus |
1. Simon sebelum menjadi murid Yesus
Nama Simon Petrus berasal
dari Simon nama aslinya, dan Petrus atau Kefas nama yang diberikan Yesus. Petrus adalah salah satu dari dua
belas rasul Yesus. Ia adalah seorang
nelayan dari Galilea yang diberi posisi pemimpin oleh Yesus (Matius 16:18,
Yohanes 21:15-16).
Ia dan saudaranya, Andreas adalah rasul pertama yang dipanggil oleh Yesus. Menurut
Injil Yohanes
Petrus lahir di Betsaida,
Galilea,
dan ayahnya bernama Yohanes/Yunus (Yohanes 1:42
dan Matius 16:17).
Dikisahkan juga bahwa Yesus pernah menyembuhkan ibu mertua Petrus, yang berarti
Petrus pernah menikah. Sebelum ia mengikuti Yesus, ia dan saudaranya, Andreas bekerja sebagai penjala ikan atau nelayan.
2. Simon dipanggil
menjadi murid Yesus
Dalam Injil Matius dan
Markus diceritakan bahwa Petrus sedang mencari ikan di danau Genesaret ketika
Yesus menghampiri mereka dan berkata, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan
Kujadikan penjala manusia." (Matius 4:19).
Dalam Injil Lukas diceritakan bahwa Yesus naik ke perahu Petrus untuk mengajar
orang banyak di tepi danau Genesaret, kemudian ia menunjuk Petrus untuk
menebarkan jalanya karena ia tahu bahwa Petrus semalaman tidak mendapatkan
ikan. Petrus mematuhi petunjuk Yesus dan ia serta nelayan lainnya mendapat ikan
dalam jumlah besar. Dengan mujizat tersebut Petrus menjadi percaya kepada Yesus
bersama-sama dengan Yakobus dan Yohanes.
Dalam Injil Yohanes diceritakan bahwa
Andreas adalah salah satu murid Yohanes Pembaptis yang pergi untuk mengikut
Yesus. Ia lalu memanggil saudaranya, Simon, dan menceritakan bahwa ia telah
menemukan Mesias. Andreas lalu membawa Petrus kepada Yesus dan Yesus menamakan
Simon "Kefas" dalam bahasa Aram
artinya 'batu', dalam bahasa Yunani maskulin: "Petros", feminim:
"Petra ".
Di kemudian hari nama Yunaninya banyak digunakan karena bahasa Yunani adalah
bahasa universal pada waktu itu. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau
Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas, artinya: Petrus" (Yohanes 1:42).
Yesus menamai Simon sebagai Petrus atau "batu karang" mengisyaratkan
bahwa Yesus akan meletakkan landasan gerejanya di atas Petrus (Matius 16:18).
3. Pengalaman Simon
Petrus sebagai murid Yesus
Dalam Injil Yohanes
diceritakan bahwa ketika Petrus menolak kakinya dicuci oleh Yesus yang mencuci
kaki murid-muridnya, karena ia merasa tidak layak, Yesus menjawabnya "Jikalau
Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Petrus
lalu menjawab Yesus, "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan
dan kepalaku!" (Yohanes 13:6-9).
Dalam Injil Matius diceritakan Petrus yang berjalan di atas air ketika ia
melihat Yesus yang berjalan di atas air, namun karena ia takut, maka ia
tengglam lalu ditolong oleh Yesus (Matius 14:22-32).
Petrus yang pertama kali mengakui imannya akan Yesus sebagai Mesias, Anak Allah
yang hidup (Matius 16:16,
Markus 8:29,
Lukas 9:20).
Petrus juga hadir dan berbicara dalam kisah-kisah lebih sering daripada
rasul-rasul yang lain, misalnya dalam peristiwa Transfigurasi Kristus, peristiwa Petrus menegur
Yesus yang berkata bahwa Ia akan disalibkan, kisah Petrus dan pemungut bea Bait Allah,
kisah Yesus berdoa di taman Getsemani, kisah Yesus dan pohon ara, dan lain-lainnya.
4. Penyangkalan Petrus sebagai murid Yesus
Dalam Injil Yohanes
diceritakan bahwa ketika Yesus akan ditangkap, Petrus menghunus pedangnya dan
memotong telinga kanan hamba Imam Besar yang mencoba menangkap Yesus, yang
bernama Malkhus.
Yesus lalu menegur Petrus, dan di dalam Injil Lukas
ditambahkan bahwa Yesus lalu menjamah telinga Malkhus dan menyembuhkannya (Lukas 22:51).
Yesus memperingati Petrus bahwa setelah Ia ditangkap nanti, Petrus akan
menyangkalNya tiga kali, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini,
sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali" (Matius 26:34).
Sebelum dan sesudah Yesus mengatakan itu, Petrus masih bersikeras bahwa ia
adalah murid yang paling setia. Pada akhirnya diceritakan bahwa tepat seperti
perkataan Yesus, Petrus telah menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok
(Markus 14: 66-72).
5. Kehidupan Petrus
pasca kenaikan Yesus ke Surga
Petrus masih belum berkarya banyak pasca kenaikan Yesus ke Surga. Petrus dan murid-murid
yang lain masih tinggal di dalam kota
Yerusalem,
berkumpul untuk bertekun dan berdoa bersama dengan sekitar seratus dua puluh
orang, sampai tiba hari Pentakosta, di mana Roh Kudus
dicurahkan seperti lidah-lidah api.
Setelah peristiwa itulah, Petrus memberikan
kotbah yang akhirnya menyebabkan tiga ribu orang memberi diri dibaptis.
Di kemudian hari Petrus pergi
dan tinggal di Roma. Kota Roma kala itu adalah pusat seluruh Kekaisaran Romawi. Di sana, Petrus mempertobatkan
banyak orang.
Ketika penganiayaan
yang kejam terhadap orang-orang Kristen dimulai, jemaat di sana memohon pada
Petrus untuk meninggalkan Roma dan menyelamatkan diri.
Konon menurut tradisi,
ia memang sedang dalam perjalanan meninggalkan Roma ketika ia berjumpa dengan
Yesus di tengah jalan. Petrus bertanya kepada-Nya, “Tuhan hendak ke manakah Engkau pergi?” Jawab
Yesus, “Aku datang untuk disalibkan kedua kalinya.”
Kemudian Petrus berbalik
dan kembali ke Roma. Ia mengerti bahwa penglihatannya berarti bahwa ia harus
menderita dan wafat bagi Yesus.
Saat itu belum disebut paus, namun Petrus telah menjadi
kepala Konsili Para Rasul di Yerusalem pada tahun 50.
Selain berkhotbah, Petrus
juga menulis 2 surat, yaitu Surat 1 Petrus dan 2 Petrus yang termasuk dalam Perjanjian Baru di Alkitab.
Menurut tradisi, Petrus wafat dengan
cara disalibkan terbalik di Roma saat pemerintahan Nero setelah menolak disalibkan dengan kepala di atas karena ia merasa tidak
layak untuk mati dalam posisi yang sama seperti Yesus.
Petrus dimakamkan di tempat yang kini persis di bawah altar utama Basilika Santo Petrus di Vatikan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Simon_Petrus
gambar dari google images
Baca juga:
Kisah Rasul Yesus | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 | |
13 | |
14 | |
15 | |
16 | |
17 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar