Bahan Alkitab
![]() |
Perumpamaan tentang Talenta |
25:14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. 25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. 25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 25:17 Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. 25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. 25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. 25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? 25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. 25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. 25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Penjelasan
Matius 25:14-30
Bagian ini menjelaskan bahwa setiap orang diberikan Tuhan talenta yang berbeda-beda, dan masing-masing diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan talentanya, dipakai untuk melayani sesama, kelak akan dipertanggungjawabkan, dan jika tidak dikembangkan dan tidak bertanggungjawab, maka Tuhan akan mengambil Talenta itu dan memberikannya kepada yang mampu mengembangkannya hingga ia semakin diberkati Tuhan. Apa pun talenta yang kita miliki, kembangkanlah dan pakai untuk melayani sesama secara bertanggungjawab, karena Tuhan akan minta pertanggungjawaban pada waktunya nanti.
2. Matius 10:5-15
10:5 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, 10:6 melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. 10:7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. 10:8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. 10:9 Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. 10:10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. 10:11 Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. 10:12 Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. 10:13 Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 10:14 Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. 10:15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
Penjelasan
Matius 10:5-15
Sebelum para rasul melayani, Yesus memberikan dasar pelayanan, membekali–Nya antara lain: melayani domba-domba yang hilang dari umat Israel; memberitakan Injil Kerajaan Allah; menyembuhkan berbagai penyakit; jika masuk ke rumah berilah salam terlebih dahulu; dan jika mengalami penolakan di satu tempat pergilah ke tempat yang lain; kalian telah menerima dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Orang percaya dalam memberikan pelayanan terhadap sesama seharusnya mengingat pada apa yang disampaikan Yesus dalam kitab ini, kita telah menerima keselamatan dari Allah di dalam Yesus Kristus bukan karena perbuatan baik kita, tapi karena Kasih dan Anugerah Allah diberikan dengan cuma-cuma, maka kita pun dalam melayani, melayanilah dengan tulus dan ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan, maka Allah sumber berkat akan memberkatimu.
3. Matius 10:16-32
10:16 "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. 10:17 Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. 10:18 Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. 10:19 Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. 10:20 Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
10:21 Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. 10:22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. 10:23 Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.
10:24 Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. 10:25 Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. 10:26 Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. 10:27 Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah.
10:28 Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. 10:29 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. 10:30 Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya. 10:31 Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. 10:32 Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
Penjelasan
Matius 10:16-33
Dalam kitab ini memberikan penjelasan kepada kita, bahwa kondisi dunia di mana Tuhan utus kita ada dalam suasana yang harus kita lewati dengan penuh kewaspadaan, tetap tulus tidak hidup secara duniawi, serta memiliki strategi dalam pelayanan. Masalah dalam pelayanan pasti ada dan Allah maha hadir dimana pun kita melayani, penyertaan Tuhan senantiasa ada pada kita, sehingga apa pun yang kita hadapi dalam pelayanan, jangan takut karena Roh Allah juga yang akan memberikan keberanian untuk orang percaya dalam menyatakan kebenaran. Tetap setia dalam melayani dan tetap beriman kepada Yesus, serta jangan pernah meninggalkan Yesus dan pelayanan yang dipercayakan Tuhan bagi setiap pengikut-Nya karena kelak kita akan mempertanggungjawabkan segalanya di hadapan Tuhan.
4. Matius 7:24-27
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. 7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. 7:27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Penjelasan Matius 7:24-27
Dalam kitab ini menjelaskan bahwa setiap orang percaya tidak
cukup hanya sebagai pendengar firman Allah dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan
Juru selamatnya, tetapi juga harus melakukan firman Allah dan menyalurkan apa
yang diperolehnya dari Allah kepada orang lain, karena jika hanya sebagai
pendengar dan tidak melakukan apa yang didengarkannya itu seumpama orang yang
bodoh dan akan mengalami kerusakan hubungan dengan Tuhan. Jadilah orang yang
bijaksana dengan melakukan perintah Allah serta jadilah saluran berkat bagi
sesama!
A.
Pendahuluan
Pelayanan dan berbagi, kedua hal ini sangat penting untuk remaja,
hingga mereka memiliki pribadi yang suka melayani sesama dengan berbagi apa
yang ada pada mereka di usia yang masih muda. Apakah kalian sudah ikut melayani
di gereja kalian? Belajar dari apa yang dilakukan Yesus dalam Alkitab, sebagai
dasar bagi orang percaya untuk peduli terhadap sesama, juga sebagai bukti bahwa
pengajaran Yesus itu menjangkau seluruh kebutuhan manusia, demikian juga halnya
dengan orang percaya, meneladani pelayanan Tuhan Yesus.
B. Berbagi Keterampilan dan Pengetahuan dengan Sesama
Kalau kita mencari data tentang kondisi sosial negara kita, maka sangat mengherankan bahwa angka kemiskinan makin bertambah, sebagai akibat rendahnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki masyarakat. Hal ini dapat kita lihat dengan makin banyak pengemis, gelandangan, anak-anak kecil yang mengamen atau membersihkan kaca mobil di jalanan. Banyak orang mengalami kekurangan makanan yang bergizi. Bila sakit, tidak mampu memberikan pengobatan anggota keluarganya. Ada yang tidak memiliki tempat tinggal, sehingga terpaksa tinggal di gubuk-gubuk. Dengan kata lain, makin banyak orang yang ada di sekitar kita yang memiliki tingkat keterampilan dan pengetahuan rendah yang membutuhkan pertolongan sesamanya. Siapa yang harus menolong mereka?
Yesus pada saat melakukan pelayanan-Nya, begitu banyak warga di sekitar Yesus yang hidup dalam kemiskinan. Menghadapi situasi tersebut, Yesus tidak menyalahkan pemerintah. Ia selalu “tergerak hatiNya” untuk menolong siapapun yang dijumpai atau yang datang kepada-Nya.
Melalui pelajaran ini, kalian akan belajar dari Yesus yang memiliki belas kasih kepada orang miskin, menderita dan tertindas. Dengan demikian, dalam kehidupan sehari-hari kalian pun menjadi pribadi yang mudah tergerak oleh belas kasihan untuk senantiasa menolong mereka yang miskin, menderita dan tertindas, sesuai kemampuan yang kalian miliki sebagai remaja Kristen.
Dalam Kitab 1 Timotius 6:18, tertulis: “Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi”. Hal ini menjelaskan kepada kita agar orang percaya suka berbagi dengan sesama, seperti berbagi pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya yang kalian miliki dengan lingkungan di sekitar kalian.
Firman Tuhan berikutnya dalam Kisah Para Rasul 20:35, tertulis: “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." Firman Tuhan tersebut mengajar kita tentang prinsip “lebih berbahagia orang yang memberi dari pada menerima”. Jangan berpikir untuk pelit berbagi apa pun, termasuk ilmu atau keterampilan.
Kadang, kita khawatir orang yang menerima ilmu dan keterampilan itu nantinya tidak dapat membantu atau menolong kita. Cara berpikir seperti ini akan melahirkan sikap yang pelit, tidak peduli orang lain, egois, dan mau menang sendiri. Tuhan telah berjanji bahwa jika kalian member, kalian pun akan menerima dan diberkati. Jadilah murah hati dan alamilah bahwa apa yang kalian tabur akan kalian tuai sendiri.
Yesus mengutus ke dua belas murid-Nya dan membekali mereka berbagai hal dalam pelayanan, seperti tertulis pada Matius 10:5-15, antara lain: (a) Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu bagikanlah pula dengan cuma-Cuma. (b) Jikalau masuk kota atau desa, carilah seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kalian berangkat. (c) Jika masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. (d) Apabila mereka tidak menerima kalian dan tidak mendengarkanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah dan kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.
Yesus memberi teladan bagi orang percaya agar memberi dengan suka
cita, ikhlas, tulus, tidak ada unsur paksaan, serta memiliki hikmat dalam pelayanan.
Keselamatan telah kita terima dengan cuma-cuma di dalam Kristus, maka
selayaknyalah kita pun mengisi kehidupan ini dengan berpedoman pada apa yang
telah diteladankan Yesus bagi kita, membiasakan diri memberi bagi sesama dengan
apa yang Tuhan telah berikan untuk kita.
C. Mengembangkan Talenta untuk Berkat bagi Sesama
Setiap manusia memiliki talenta atau karunia. Karunia untuk memberkati sesama. Talenta bersumber dari Allah yang diberikan kepada umat-Nya. Secara teologis talenta untuk membangun jemaat, dan memelihara jemaat. Allah memberikan talenta untuk membangun tubuh Kristus. Karunia diberikan untuk menyembah Allah, dan mengasihi sesama. Sekecil apa pun bakat yang kita miliki adalah anugerah Tuhan. Kita tidak berhak mengeluh atau protes atas pemberian Tuhan. Setiap talenta yang dianugerahkan Tuhan, sekecil apa pun haruslah disyukuri, dikembangkan, dan dipertanggungjawabkan. Tuhan akan menambahkan berkat yang lebih besar lagi, apabila bisa bertanggung jawab atas talenta yang kita miliki, namun jika tidak, bukannya tidak mungkin semua talenta tersebut justru akan diambil dari kita. Mulai sekarang, bersyukurlah atas apa yang kita miliki! Kembangkan dan manfaatkan talentamu sebaik-baiknya!.
Sukses adalah perjalanan untuk menemukan sekaligus mengembangkan talenta yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dan menjadikannya berkat bagi hidup sesama. Seseorang dapat dikatakan sukses apabila dia mampu menemukan dan mengembangkan talentanya. Dengan talenta itu, dia bisa menolong, bahkan menjadi berkat bagi sesama yang membutuhkan.
Dr. John C. Maxwell pernah mengatakan bahwa sukses terdiri atas tiga hal penting, yakni mengetahui tujuan hidup anda, bertumbuh menggapai potensi maksimal anda, dan menaburkan benih yang membawa manfaat bagi orang lain. Orang yang memiliki tujuan hidup dan mampu mencapainya dengan segala upaya dan daya hingga akhirnya membawa dampak yang baik bagi sesama adalah termasuk orang yang sukses dalam menjalani kehidupan ini. Seorang remaja Kristen harus mampu memastikan apa yang menjadi tujuan hidupnya dan termotivasi untuk mencapainya hingga kelak menjadi berkat bagi sesama.
Remaja Kristen memiliki potensi yang besar yang bisa menjadi agen dalam melakukan pelayanan, namun apakah setiap orang sudah mengetahui dengan pasti apa talenta yang dimilikinya yang sudah diberikan Tuhan pada masing-masing manusia? Materi berikutnya akan membantu setiap orang untuk mengetahui apa saja yang sudah Tuhan tanamkan dalam diri masing-masing.
Dalam kitab Matius 25:14-30, dikisahkan tentang talenta, ada yang mengembangkan dan ada juga yang tidak. Ada beberapa pengajaran yang disampaikan dalam Perumpamaan Talenta ini untuk menjadi pengajaran bagi orang percaya antara lain: jadilah orang yang bertanggungjawab; jangan sia-siakan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk berkarya; kembangkan talenta untuk melayani sesama; apa pun yang kita lakukan di dunia ini, kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Bapa di Surga.
Orang yang tidak mengembangkan Talentanya tidak bebas dari penghukuman Allah, hal ini dinyatakan dalam Matius 25:30, ”Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna ini ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Dalam Matius 25:14-30 ditegaskan bahwa setiap orang yang tidak melakukan ajaran Tuhan, akan diminta pertanggungjawabannya, tidak ada yang bebas dari penghakiman Allah. Orang yang tidak melakukan pengembangan talenta, tempatnya dinyatakan di kegelapan yang paling gelap, di dalam tempat penyiksaan selamanya.
Untuk itu, selagi masih ada waktu yang diberikan Tuhan bagi kalian
sebagai remaja Kristen, kembangkan Talentamu untuk memuliakan Tuhan melalui
pelayanan bagi sesama.
D. Pelayanan yang Berdampak Bagi Sesama
Setiap orang Kristen harus melayani Tuhan dengan segala yang dimilikinya, seperti doa, dana, daya dan karunia. Tidak ada seorang Kristen yang menganggur, semuanya harus belajar dan berusaha untuk melayani Allah dengan apa yang ada padanya.
Ada beberapa alasan mengapa manusia wajib melayani Tuhan:
1. Allah
menciptakan manusia untuk melayani-Nya. Tujuan Allah menciptakan manusia ialah
agar memuliakan Dia sepanjang hidupnya. Wujud memuliakan Allah ialah melayani
Dia. Artinya apa pun yang kita lakukan haruslah melakukan firman-Nya.
2. Alkitab
berisi Firman Tuhan yang mengajar kita untuk melayani Allah. Dalam Alkitab
disebutkan ada jabatan rasul, nabi, pengajar, gembala, dan penginjil. Allah
memilih suku Lewi untuk melayani-Nya dalam kemah suci dan bait Allah. Allah
memilih para hakim, imam, raja, diaken, penatua, dan penilik jemaat untuk
melayani-Nya.
![]() |
Rasul Paulus |
E. Teladan Paulus melayani Tuhan
Paulus menegaskan komitmennya dalam melayani Tuhan sampai titik darah penghabisan (Kisah Para Rasul 20:24). Ia juga memotivasi kita untuk tidak lemah dalam pelayanan (Roma 12:11). Ia juga mengirimkan salam kepada orang yang sungguh-sungguh melayani Allah, melayani dengan motivasi yang murni (Kitab 2 Timotius 1:3). Dalam melayani Tuhan, kita harus memiliki motivasi yang murni. Artinya pelayanan kita kepada Dia bukan karena pamrih atau pahala, melainkan karena ucapan syukur kepada-Nya yang telah memilih, menyelamatkan dan melayakkan kita untuk melayani-Nya.
Paulus melayani Tuhan dengan hati nurani yang murni. Ia melayani Yesus dengan tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri, melainkan kepentingan Allah. Semua yang dilakukannya hanya demi kemajuan kerajaan Allah di dunia. Ia menginjil di manapun berada, kapanpun waktunya, dan bagaimanapun kondisinya. Ia melakukan perjalanan penginjilan sebanyak empat kali. Walaupun perjalanan Penginjilan keempat sebagai tawanan kerajaan Romawi, dimulai dari Anthiokhia di Siria, hingga Korintus di Akhaya.
Paulus mengajar di ruang kuliah Tiranus di Efesus selama 2 tahun
penuh. Ia menginjili banyak orang, baik orang Yahudi maupun non-Yahudi. Ia
menguatkan dan menasihati orang-orang Kristen agar teguh dalam Tuhan. Bahkan
ketika di penjara pun ia tetap memberitakan Firman Tuhan. Ia membiayai sendiri
perjalanan penginjilannya bersama teman-temannya dengan menjual tenda. Itu
semua dikerjakan dengan hati nurani dan motivasi yang murni. Tidak ada
kepentingan pribadi yang diutamakan, semuanya hanya untuk kemuliaan nama Tuhan,
yaitu meluaskan kerajaan-Nya dengan memberitakan firman-Nya.
F. Mandat Pelayanan
Allah memilih kita untuk mengerjakan proyek raksasa-Nya di dunia ini yang terangkum dalam tiga mandat, yaitu mandat Injil, mandat teologi dan mandat budaya.
1. Mandat Injil (Evangelism
Mandate)
Ketika naik ke surga, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya mengajarkan mandat penginjilan. Mandat penginjilan terlihat dalam Amanat Agung di dalam Matius 28:18-20 demikian: Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
2. Mandat Teologi (Theological
Mandate)
Pada Matius 28:18-20 juga menekankan pengajaran yang di wakili dengan kata, “...ajarlah mereka...” mandat untuk mengajar inilah disebut sebagai mandat teologi. Dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, kita mendapatkan gambaran total mengenai pentingnya pengajaran iman Kristen yang benar, baik kepada anak-anak sejak kecil maupun kepada orang dewasa. Ulangan 6:4-6 sering disebut sebagai shema (dengarlah). Ayat ini menjadi dasar iman orang Yahudi tentang Allah dan bagaimana orang tua Yahudi mengajarkan iman ini kepada anak-anak mereka sejak kecil sebagai wujud mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati dan jiwa dan kekuatan. Tuhan menuntut para orang Yahudi untuk mengajarkan iman ini secara berulang-ulang kali dalam berbagai kesempatan sampai mereka mengerti maksudnya.
3. Mandat Budaya (Cultural
Mandate)
Mandat budaya adalah suatu mandat yang
diperintahkan Tuhan sendiri kepada manusia untuk menaklukkan dan memelihara
serta mengembalikan alam ciptaan Tuhan bagi kemuliaan-Nya. Saat penciptaan,
Tuhan Allah sendiri berfirman supaya manusia berkuasa atas ciptaan lainnya.
Bukan hanya menguasai, Tuhan juga memerintahkan manusia untuk memeliharanya
(Kejadian 2:15). Artinya, Tuhan memerintahkan manusia untuk menguasai dan
memelihara alam ciptaan-Nya untuk dipergunakan memuliakan Dia selama-lamanya.
Sehingga kita mengerti bahwa Tuhan memerintahkan kita bukan hanya mengurusi
masalah rohani saja, tetapi juga kehidupan lain, misalnya politik, ekonomi, dan
sebagainya. Karena itu kita harus berjuang, agar semua bidang kehidupan harus
berjalan seturut prinsip-prinsip Firman Tuhan, bukan prinsip-prinsip dunia.
Jika setiap segi kehidupan orang Kristen berjalan seturut Firman Allah, maka ia
dapat mempengaruhi dunia untuk hidup seturut firman Allah.
G. Dampak Melayani Allah
Ketika seseorang melayani Allah, maka akan berdampak pada pelayanan kepada sesama, sehingga semua akan dibangun imannya, dibangun oleh pelayanan yang setia melayani Allah. Maka kita akan bertumbuh dan berkembang seperti yang Tuhan harapkan. Jadi Allah memilih para pelayan-Nya untuk memperlengkapi orang-orang kudus-Nya, sehingga mereka dapat melayani Allah. Pelayanan itu dapat dilakukan dengan empat modal, yaitu doa, daya, dana, dan karunia.
Dalam Kitab Markus 11:12-14 dan Matius 21:18-22, Yesus mengutuk pohon ara yang tidak berbuah. Peristiwa ini mengingatkan dan mengajarkan kepada setiap orang percaya, bahwa hidup di dunia yang sementara ini harus berdampak positif bagi sesama dan menghasilkan buah yang baik atau berperilaku seturut ajaran Kristus. Jika tidak berdampak positif bagi sesama, bisa jadi seperti pohon ara yang tidak berbuah itu, mati dan hilang lenyap.
Hidup sebagai pengikut Yesus harus menghasilkan buah yang menuju
pada hasil yang dapat dilihat dan disaksikan banyak orang, sehingga memuliakan
Bapa di surga. Jika tidak menghasilkan buah,
maka Tuhan sendiri yang akan bertindak untuk melakukan yang terbaik bagi setiap
pengikut-Nya.
H. Diberkati untuk Menjadi Berkat
Dalam bahasa Yunani ada dua kata yang dipakai untuk pengertian berkat, yaitu eulogeo dan makarizo. Kata makarizo lebih menekankan sifat si penerima berkat itu, yaitu yang diberkati berbahagia. Dalam Alkitab berbahasa Inggris, baik eulogeo maupun makarizo diterjemahkan dengan kata blessed (diberkati).
Tokoh Alkitab yang secara jelas diberkati Tuhan adalah Bapa Abraham (Kejadian 12:12). Menarik sekali bahwa Abraham diberkati Tuhan agar menjadi berkat bagi orang dan bangsa lain. Memang Abraham sendiri menjadi orang yang kaya, tetapi kekayaannya bukan dinikmati sendiri, kekayaannya menjadi berkat pula bagi orang dan bangsa lain.
Yesus menjalankan misi Abraham sebagai penyalur berkat dan lebih dari itu Ia dijadikan sama dengan hukuman terkutuk agar Ia dapat menebus dosa banyak orang. Dalam adat Yahudi, orang yang digantung pada kayu salib adalah orang yang dikutuk, dan yang paling tidak sukses menurut ukuran dunia. Tetapi justru peran itulah yang dijalankan oleh Yesus agar dapat menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain (Markus 11:9-10).
Paulus juga mengatakan bahwa kehidupan yang diberkati merupakan kasih karunia Allah sebagai buah-buah iman yang dihasilkan oleh pengorbanan Yesus. Kasih karunia Allah melalui Yesus menjadikan kita umat yang rajin berbuat baik dan menjauhkan diri dari keinginan-keinginan duniawi (Titus2:11-14).
Kehidupan yang diberkati dan berbahagia bukan tergantung dari kekayaan
dan kemiskinan seseorang, tetapi dari kehidupannya yang berbuah, yang menjadi
berkat bagi orang lain. Orang yang kaya, kalau tidak berbuah
tidak akan diberkati, bahkan banyak orang kaya akan ditolak Tuhan, karena kekayaan mereka merupakan penghambat imannya sehingga tidak berbuah (Matius 13:22).
Orang percaya harus melayani sesama dan Allah akan memberkati! Ketika Abraham melayani Tuhan, maka Tuhan memberkatinya. Tuhan memberkati Abraham sedemikian rupa hingga dia menjadi berkat. Abraham, hamba Tuhan, menjadi berkat! Keuntungan terbesar menjadi orang yang diberkati adalah menjadi berkat.
Kalian menjadi seorang pemberi karena berkat-berkat Tuhan. Begitu banyak berkat ditentukan untuk hamba Tuhan yang teguh mematuhi suara-Nya dan melayani Dia. Bekerja untuk Tuhan tidak akan sia-sia. Hal ini tidak sia-sia karena hasil dan penghargaan itu bersifat rohani dan kekal. Tuhan memilih kita dari dunia dan di utus ke dunia untuk menerima berkat dan untuk menjadi saluran berkat bagi sesama.
Tugas selanjutnya yang sangat istimewa yaitu untuk menjadikan semua bangsa menjadi murid Yesus Kristus, atau untuk memberitakan kabar suka cita bagi dunia, yang tadinya penghuni neraka menjadi penghuni warga Kerajaan Sorga. Jika kita menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat, melakukan perintah-Nya, serta setia sampai Tuhan memanggil kita dari dunia, maka kita akan menghuni rumah Bapa di surga.
Firman Tuhan dari Kitab Matius 7:24-27, demikian: "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Orang percaya tidak cukup hanya sebagai pendengar firman Allah
dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat, tetapi juga harus melakukan
firman Allah, dan menyalurkan apa yang diperolehnya dari Allah kepada orang
lain. Jadilah saluran berkat bagi sesama!
F. Refleksi
Manusia tidak cukup hanya memiliki pengetahuan secara akademik, namun juga harus memiliki keterampilan di bidang tertentu, jika tidak, kesempatan untuk memperoleh pekerjaan akan sulit. Hal inilah yang terjadi di negara kita, hingga menambah jumlah pegangguran dan berakhir pada kemiskinan. Tuhan memberikan talenta pada setiap orang berbeda-beda dan harus dikembangkan, bahkan harus dipakai untuk menolong sesama yang membutuhkan tanpa membuat perbedaan terhadap orang yang akan ditolong.
Orang percaya telah menerima anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus
dengan cuma-cuma, maka pelayanan yang diberikan terhadap sesama juga selayaknya
berpedoman pada apa yang telah diteladankan Yesus bagi kita. Tuhan memilih kita
dari dunia dan di utus ke dunia, hidup berdampak bagi sesama, kita diberkati
untuk menjadi saluran berkat. Remaja Kristen dipilih Allah dari dunia dan di
utus ke dunia untuk menjadi berkat bagi dunia. Seorang remaja mempunyai hidup yang berarti,
jika seorang remaja berbuat dan berdampak bagi sesama.
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021. Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia. Gambar dari Bing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar