Bahan Alkitab
![]() |
Adam & Hawa di Taman Eden |
Kejadian 2:15
TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Mazmur 104: 24-30
104:24 Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya
Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. 104:25 Lihatlah
laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak, tidak terbilang
banyaknya, binatang-binatang yang kecil dan besar. 104:26 Di situ kapal-kapal
berlayar dan Lewiatan yang telah Kaubentuk untuk bermain dengannya. 104:27
Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya. 104:28
Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka
tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan. 104:29 Apabila Engkau menyembunyikan
wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati
binasa dan kembali menjadi debu. 104:30 Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka
tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.
Ayub 38:1-5
38:1 Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub: 38:2
"Siapakah dia yang menggelapkan keputusan dengan perkataan-perkataan yang
tidak berpengetahuan? 38:3 Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan
menanyai engkau, supaya engkau memberitahu Aku. 38:4 Di manakah engkau, ketika
Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! 38:5
Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? --
Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya?
A. Pendahuluan
Pembelajaran ini merupakan lanjutan dari pembelajaran sebelumnya mengenai relasi antara manusia dengan alam. Pada pembelajaran sebelumnya telah dibahas mengenai relasi antara manusia dengan alam, dimana dikemukakan mengenai pendapat para teolog, pemaparan hasil penelitian, kemudian pendapat-pendapat tersebut disorot dari perspektif Alkitab. Kita telah mengambil kesimpulan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk mulia, gambar Allah, dan diberi tanggung jawab untuk menjaga, memelihara dan melestarikan alam dan lingkungan hidup. Pada pembelajaran ini, kalian dimotivasi untuk tergerak menunjukkan kepedulian terhadap alam dan melakukan aksi nyata sebagai wujud kepedulian terhadap alam.
Pembahasan mengenai alam dan lingkungan hidup dalam perspektif iman Kristen selalu menarik, terutama karena ide tentang penciptaan, pemeliharaan serta penyelamatan Allah dulunya hanya dipahami dalam cakupan sempit, yaitu hanya menyangkut manusia. Alam dan lingkungan hidup seolah-olah tidak termasuk dalam rencana Allah. Apalagi jika dikaitkan dengan mandat yang diberikan Allah kepada manusia seolah-olah manusia diperintahkan untuk menguasai alam tanpa batas melalui penafsiran kata “manusia diberi kuasa” terhadap alam. Akibatnya manusia jadi semena-mena menguras isi alam tanpa memikirkan kelestarian dan keselamatan alam. Ketika bumi sudah cukup menderita oleh ulah manusia, barulah orang menyadari bahwa perintah Allah bagi manusia bukan hanya “berkuasa” dalam pengertian power, namun untuk memelihara dan menyelenggarakan alam secara baik dan bertanggung jawab.
Tujuan membelajarkan topik ini adalah memotivasi
kalian untuk peduli terhadap alam dan bertindak proaktif memelihara alam dan
lingkungan hidup. Kerusakan alam yang terjadi di Indonesia cukup besar, padahal
Indonesia dijuluki negeri zamrud
khatulistiwa. Namun jejak-jejak keindahan alam dan lingkungan hidup kita
sudah mulai memudar diganti oleh kerusakan yang menyebabkan banyak bencana.
Oleh karena itu, sebagai remaja Kristen, kalian terpanggil untuk ikut serta
menjaga, memelihara, serta melestarikan alam dan lingkungan hidup. Kehidupan
manusia bergantung pada alam, jika alam rusak maka akan berdampak pada
kehidupan manusia. Kalian telah menyaksikan bagaimana bencana datang silih
berganti akibat dari kelalaian dan kejahatan manusia. Oleh karena itu, melalui
pembelajaran ini, hati nurani kalian diketuk untuk mulai menyadari pentingnya
menjaga, memelihara, serta melestarikan alam.
B. Manusia Diberi Tanggung Jawab Memelihara Ciptaan Lainnya
Manusia sebagai gambar Allah (Kejadian 1:27) memiliki tanggung jawab dan hak istimewa untuk merawat ciptaan Tuhan. Sebagai gambar Allah (Imagodei) manusia diberi tanggung jawab mengusahakan bumi dengan segala isinya bagi kehidupan manusia. Tetapi bukan hanya manusia saja yang perlu hidup, namun ciptaan lainnya juga. Termasuk merawat bumi, karena itu adalah ciptaan Tuhan yang sangat baik, dan karena manusia memiliki tanggung jawab memelihara dan melestarikan demi keberlangsungan hidup manusia dan seluruh ciptaan.
Tapi ternyata manusia belum melakukan tanggungjawabnya dengan baik. Pilihan dan sikap kita sehari-hari sering kali didorong oleh preferensi budaya dan gaya hidup kita, bukan Alkitab. Dari segi ilmu pengetahuan dan gaya hidup, kita melihat akibat aktivitas manusia yang tidak mempedulikan keselamatan alam, lingkungan hidup dan habitat yang ada didalamnya. Efek dari tindakan tersebut adalah kepunahan spesies dan perubahan iklim. Para pakar lingkungan hidup mengatakan bahwa bumi kini dalam keadaan sekarat oleh ulah manusia.
Oleh karena itu, kita dapat memilih untuk bergerak maju berupaya lebih intensif dalam berbagai aspek untuk mengambil tindakan pencegahan perusakan bumi secara makro dan alam serta lingkungan hidup secara mikro dan strategi pemeliharaan serta pelestariannya atau membiarkan bumi hancur dan manusia tidak punya tempat untuk berdiam.
Mengapa kita harus peduli terhadap lingkungan? Bukan hanya karena bahaya yang kita hadapi dari polusi, perubahan iklim, atau masalah lingkungan lainnya — meskipun ini serius. Tapi ada alasan yang lebih utama lagi, yaitu bagi orang Kristen, kita tahu bahwa Allah menciptakan dunia, dan dunia itu milik Nya, bukan kita. Karena itu, kita hanya diberi mandat sebagai wali ciptaan Tuhan, dan kita tidak boleh menyalahgunakan mandat itu. Sebagaimana kesaksian Alkitab bahwa: Alkitab berkata, “Bumi adalah milik Tuhan, dan segala isinya, dunia, dan semua yang hidup di dalamnya” (Mazmur 24:1).
Ketika kita gagal untuk melihat dunia sebagai
ciptaan Tuhan maka pada akhirnya kita akan menyalahgunakannya. Keegoisan dan
keserakahan dalam bentuk tidak peduli terhadap keselamatan lingkungan
menyebabkan generasi mendatang akan mewarisi bumi yang rusak dan tak layak
untuk didiami. Sebagai orang Kristen saat ini, kita perlu memahami dasar alkitabiah
untuk merawat planet kita dan penduduknya. Manusia membutuhkan pertobatan dari
berbagai praktik hidup yang merusak bumi, merusak alam dan lingkungan hidup.
Orang Kristen perlu bertobat dari kebutaan pribadi dan kolektif terhadap
pilihan yang egois, keserakahan, dan sikap apatis terhadap ciptaan Tuhan yang
baik dan terhadap orang lain.
Belajar dari Sesama Remaja
Pelajari artikel dibawah ini, mengenai seorang gadis remaja yang menjadi aktivis lingkungan hidup. Teladan apakah yang dapat kalian jadikan panutan? Kalian bisa akses internet, kalian bisa mencari di internet dan mempelajarinya, kalian dapat menonton secara langsung ketika Greta berpidato didepan para pemimpin dunia pada sidang umum PBB.
![]() |
Greta Thunberg Berpidato |
Greta Thunberg Berpidato di Hadapan Para Pemimpin Dunia di KTT Iklim PBB
Remaja aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg kemarin menyampaikan pidato emosional dalam Konferensi Tingkat Tinggi Aksi Iklim 2019 di markas perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, di hadapan para pemimpin dunia.
"Kalian semua menemui kami para anak kecil untuk
berharap. Teganya kalian?" ujar Thunberg yang
berusia 16 tahun, seperti dilansir laman TIME, Selasa (24/9). "Kalian sudah mencuri impian dan masa
kecil saya dengan omong kosong kalian, tapi saya masih beruntung. Orang-orang
di luar sana menderita. Orang-orang sekarat. Seluruh ekosistem merosot”.
Sambil membacakan pidatonya yang penuh kegeraman, Thunberg tampak berkaca-kaca dan mengecam kurangnya peran para pemimpin dunia untuk mencegah fenomena perubahan iklim. "Kita sedang dalam masa pemusnahan massal dan yang kalian bicarakan cuma uang dan uang serta dongeng soal pertumbuhan ekonomi yang abadi. Teganya kalian?"
KTT Aksi Iklim 2019 dimulai di markas PBB dan dihadiri sejumlah pemimpin negara untuk membahas strategi mengatasi perubahan iklim. Sekjen PBB Antonio Guterres sudah menyerukan kepada para perwakilan negara yang hadir untuk menyampaikan rencana yang konkret dan realistis guna memenuhi janji komitmen mereka mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai emisi nol pada 2050.
Thunberg mengutip, lebih dari 30 tahun bukti sains yang memperlihatkan dampak akibat pemanasan global, dan dia mengkritik keras para politisi yang tahu soal ini, tapi tidak melakukan apa-apa.
"Kalian bilang kalian dengar kami dan paham situasi genting ini. Tapi betapa pun sedih dan marahnya saya, saya tidak mau percaya itu," kata Thunberg. "Karena kalau Anda paham situasinya dan masih saja tidak bertindak, maka kalian pasti iblis dan saya menolak percaya kepada iblis."
Thunberg berbicara di PBB setelah Jumat lalu, dia muncul dalam unjuk rasa
Perubahan Iklim Global di New York. "Rumah
kita sedang terbakar. Kita akan lakukan apa saja dengan kekuatan kita untuk
menghentikan krisis ini supaya tidak bertambah parah," kata dia dalam
demo itu. Reporter: Pandasurya Wijaya. Merdeka.com
C.
Mengasihi Tuhan Berarti Merawat Ciptaan-Nya
Visi Kristen tentang pemeliharaan ciptaan berakar pada Kitab Suci. Yesus mengajarkan bahwa perintah yang paling penting adalah mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan kita, dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri (Markus 12:29-31).
![]() |
Merawat Tanaman |
Cinta kita kepada Allah harus tercermin dalam memenuhi peran yang Dia berikan kepada umat manusia. Tuhan menunjuk kita untuk menyandang gambar-Nya dan mempercayakan dunia ini pada perawatan kita (Kejadian 2:15). Jadi merawat ciptaan Tuhan adalah salah satu hal paling mendasar yang harus kita lakukan. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa: “Bumi adalah milik Tuhan, dan segala isinya, dunia, dan semua yang hidup di dalamnya” (Mazmur 24:1). “Karena setiap binatang liar di hutan adalah milikku, ternak di seribu bukit. Aku tahu semua burung di udara, dan semua yang bergerak di padang adalah milikku ” (Mazmur 50:10-11 ). Tindakan manusia telah menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati di seluruh dunia saat ini.
Keanekaragaman hayati mengacu pada jumlah berbagai
jenis tumbuhan, hewan, bakteri, dan jamur, dalam suatu ekosistem. Karena dampak
tindakan manusia terhadap lingkungan, spesies punah dengan kecepatan yang jauh
lebih tinggi dari biasanya. Semua makhluk memiliki nilai di hadapan Tuhan,
karena Tuhan menciptakan mereka dan menyebut mereka baik (Kejadian 1). Jika
kita mencintai apa yang Tuhan kasihi, maka kita harus meratapi hilangnya
keanekaragaman hayati dan punahnya spesies lain — terutama ketika kitalah
penyebabnya. Belum terhitung kerusakan alam yang luar biasa dan kini kita harus
menanggung pemanasan bumi yang terus berlangsung akibat menipisnya lapisan Ozon.
D. Mencintai dan Merawat Kehidupan Berarti Memperhatikan Ciptaan Lainnya.
Bagi sebagian orang Kristen, "kepedulian
terhadap ciptaan" terdengar seperti kita lebih menghargai planet ini
daripada manusia. Tetapi merawat planet ini benar - benar berarti merawat manusia, merawat
kehidupan. Dampak kerusakan lingkungan pada kesehatan manusia sangat merusak.
Malnutrisi akibat kekurangan pangan, tingkat penyakit tropis yang lebih tinggi,
gangguan kardiorespirasi akibat polusi, dan konlik sumber daya alam,
hanyalah beberapa masalah
lingkungan yang berdampak pada kehidupan masyarakat nyata.
![]() |
Makhluk Hidup Ciptaan Allah |
Pada awalnya, perubahan iklim mungkin tampak tidak berhubungan, tetapi ini lebih dari sekadar masalah pemanasan beberapa derajat. Perubahan iklim adalah "pengganda ancaman". Ini akan memperburuk banyak masalah yang memang sudah buruk — krisis pengungsi, kelaparan, penyakit, kemiskinan, hilangnya keanekaragaman hayati, penggundulan hutan, polusi udara, dan kelangkaan sumber daya.
Umat Kristen yang bekerja di berbagai negara-negara sering melihat efek degradasi lingkungan dan perubahan iklim. Mereka dapat membuktikan realitas kekeringan, polusi, dan konlik yang diperburuk oleh aktivitas manusia.
Merawat planet berarti merawat sesama manusia.
Banyak negara-negara besar dan kaya menyumbangkan perusakan alam melalui gaya
hidup mereka dan kebijakan-kebijakan pemerintahnya dan yang menanggung akibatnya
adalah negara-negara kecil yang sering menjadi korban dengan menampung sampah
limbah yang berbahaya yang dikirim ke negara mereka oleh negara-negara kaya.
Indonesia pernah mengirimkan kembali limbah yang dikirim dalam bentuk kontainer
oleh negara besar.
E. Harapan Masa Depan Bumi Ada dalam Tindakan Manusia
Penyebab utama kerusakan alam lingkungan hidup adalah keserakahan manusia, sedangkan bentuk kerusakan dapat terjadi karena bencana alam maupun karena perbuatan manusia. Bencana alam misalnya tsunami, gunung meletus, gempa bumi, dll. Kerusakan lingkungan hidup karena perbuatan manusia adalah sebagai berikut: pencemaran udara (polusi), penebangan hutan secara serampangan dan meluas yang mengakibatkan erosi dan banjir bandang, limbah beracun yang berasal dari pabrik dan Industri, pengerukan yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan seperti pertambangan batu bara, timah, bijih besi, dan lain-lain telah menimbulkan lubang-lubang dan cekungan yang besar di permukaan tanah sehingga lahan tersebut tidak dapat digunakan lagi sebelum direklamasi.
Penebangan-penebangan hutan untuk keperluan
industri, lahan pertanian, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya telah menimbulkan
kerusakan lingkungan kehidupan yang luar biasa. Kerusakan lingkungan kehidupan
yang terjadi menyebabkan timbulnya lahan kritis, ancaman terhadap kehidupan lora, fauna, dan kekeringan.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah semakin hancurnya alam dan lingkungan hidup:
1. Penghematan energi, karena kebutuhan energi yang semakin besar membuat
penambangan gas alam, minyak bumi dll semakin diperbanyak, isi bumi dikeruk
habis hampir tak tersisa untuk generasi berikutnya.
2. Penebangan pohon harus didahului oleh penanaman kembali supaya ada
pohon pengganti.
3. Dilakukan reboisasi atau penanaman kembali sehingga lahan yang kosong
berisi tanaman sebagai penahan air.
4. Memperluas hutan lindung.
5. Mengurangi pemakaian benda-benda yang tidak bisa hancur atau
didaur ulang.
6. Mengurangi penggunaan pestisida yang merusak kesuburan tanah.
7. Mendaur ulang sampah dan tidak membuang sampah sembarangan.
F. Belajar dari Tokoh dan Lembaga Pemerhati Lingkungan Hidup
Kita juga dapat belajar dari apa yang sudah dilakukan oleh orang perorang maupun lembaga dalam upaya nyata turut mencegah kerusakan alam, memeliahara serta melestarikan alam dan lingkungan hidup supaya alam menjadi tempat yang nyaman dan baik untuk berdiam segala makluk hidup.
Ada sebuah lembaga kristiani yang namanya Young Evangelicals for Climate Action memiliki program Fellows di mana mahasiswa mengembangkan rencana proyek selama musim panas dan melaksanakannya di kampus mereka selama tahun ajaran. Mereka memasang panel surya di kampus, memulai program membuat pupuk kompos dari sisa-sisa makanan dan sampah basah lainnya, mengatur program daur ulang, dan melibatkan legislator mereka.
Banyak perguruan tinggi Kristen berpartisipasi
dengan memasang panel surya atau atap putih, menjalankan program pertanian
berkelanjutan, dan memimpin bantuan misi dan berbagai kegiatan lainnya yang
mencakup aksi untuk keberlanjutan bumi dan alam ciptaan Allah. Kegiatan ini
juga dapat ditiru oleh remaja Kristen di Indonesia. Sekolah dan guru dapat
memprakarsai upaya ini dengan melibatkan gereja dan kelompok pemuda gereja. Di
Indonesia kita mengenal banyak orang yang melakukan upaya-upaya luar biasa
dalam mencegah kerusakan alam, memelihara serta melestarikan alam dan
lingkungan hidup. Ada hadiah KALPATARU yang diberikan pada orang-orang yang
telah berjasa dalam memelihara serta melestarikan alam dan lingkungan hidup.
Emil Salim, Pemerhati Lingkungan Hidup
Sosok Prof. Emil Salim dikenal sebagai Begawan Lingkungan. Berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional telah diraih karena berbagai kiprahnya. Perhatiannya terhadap lingkungan dan pembangunan Indonesia tidak sebatas pada masa jabatannya sebagai Menteri Lingkungan Hidup selama 15 tahun.
Bersama dengan beberapa tokoh lainnya, perhatiannya diwujudkan dengan mendirikan Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) pada tahun 1994, dan masih aktif terlibat sebagai Pembina KEHATI sampai saat ini. Melalui penganugerahan Mahakarya Kebudayaan MURI di bidang kemanusiaan dan linkungan hidup, Prof. Emil Salim ingin menjadikan alam lestari untuk manusia kini dan masa depan anak negeri.
Sebuah dunia dengan keanekaragaman hayati yang tumbuh utuh secara alami,
semua lapisan masyarakat diharapkan dapat bergerak bersama melestarikan dan
meningkatkan nilai tambahnya untuk memenuhi segenap kebutuhan hidup secara
adil, bermartabat dan berkelanjutan. Rekoris:
Prof. Dr. Drs. Emil Salim, M.A.Pelaksanaan : Penganugerahan Mahakarya
Kebudayaan secara Virtual, 28 Agustus 2020.
H. Refleksi
Manusia diberi tugas oleh Allah untuk menjaga, memelihara serta melestarikan alam. Hal itu merupakan keyakinan iman kita sebagai umat kristen. Relasi manusia dengan alam adalah sebuah relasi antara pihak yang diberi mandat oleh Allah dengan alam sebagai pihak yang membutuhkan perlindungan, pemeliharaan, dan pelestarian. Remaja kristen sebagai bahagian dari komunitas umat Kristiani mengemban tugas mulia untuk turut serta menjaga, memelihara, serta melestraikan alam. Pemeliharaan alam bukan hanya dalam bentuk pemikiran ataupun keinginan semata-mata namun harus diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata. Sikap dan tindakan kita terhadap alam menunjukkan pemahaman serta penghayatan kita terhadap perintah Allah bagi manusia untuk mengolah dan memelihara alam.
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021.
Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga
Alkitab Indonesia.
Gambar dari Microsoft Bing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar