Kamis, 10 November 2022

Bab 1 Allah Berkarya Melalui IPTEK


Bahan Alkitab

Kejadian 1:27-28

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 

Penjelasan Kejadian 1:27-28

Dalam nats ini, Allah menantang manusia untuk berani menaklukan hal-hal yang belum terselidiki akal manusia. Manusia diberi anugerah untuk berkuasa atas segala makhluk hidup, namun juga mengusahakan dan memeliharanya agar makhluk hidup baik manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan dapat hidup lebih layak dan berkualitas. Menaklukkan bukan bertindak dengan sembrono, tetapi bagaimana cara manusia, sebagai gambar dan rupa Allah mengelola alam dengan bijaksana.

 

Nuh membuat Bahtera

Kejadian 6:14-15 

6:14 Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. 6:15 Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya. 

Penjelasan Kejadian 6:14-15

Kata Ibrani untuk “bahtera” berarti sebuah kapal untuk mengapung. Bentuknya mirip tongkang, namun tidak pasti dengan sudut persegi. Kemampuan angkutnya sama dengan 300 gerbong barang kereta api. Telah dihitung bahwa bahtera itu bisa menampung 7.000 jenis hewan. Ibrani 11:7 mengemukakan bahwa bahtera itu melambangkan Kristus, yang merupakan sarana penyelamatan orang percaya dari hukuman dan kematian (bandingkan 1 Petrus 3:20-21). 

Ukuran bahtera dengan asumsi 1 hasta = 45 cm (menurut kamus LAI), diperoleh ukuran sebagai berikut: panjang 300 hasta x 45 cm = 135 m, lebar 50 hasta x 45 cm = 22,5 m, tinggi 30 hasta x 45 cm = 13,5 m. 

Amsal 1:1-7

1:1 Amsal-amsal Salomo bin Daud, raja Israel, 1:2 untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna, 1:3 untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran, 1:4 untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda -- 1:5 baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan -- 1:6 untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak. 1:7 Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. 

Penjelasan Amsal 1:1-7

Perikop ini merupakan pengantar bagi seluruh kitab Amsal. Bagian amsal ini dikaitkan dengan Salomo. Walaupun sastra hikmat seperti Amsal didapati dalam semua budaya, ayat 1 menempatkan kitab Amsal dalam konteks Israel. Serangkaian tujuan disampaikan dalam ayat 2-6. 

Ayat 2a menggunakan tiga kata yang penting yaitu mengetahui, hikmat, dan didikan. “Mengetahui” berarti bahwa tujuannya ialah penambahan dalam kemampuan seseorang untuk berpikir. Yang diketahui ialah “hikmat”. Hikmat tidak sekadar informasi, tetapi kemampuan untuk menggunakan informasi dan pemahaman dengan tepat dalam konteks tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Hal kedua yang diketahui ialah “didikan”. Kata ini merujuk pada proses belajar dari pengalaman, termasuk teguran dan latihan. 

Ayat 2b merupakan tujuan lanjutan, yaitu kemampuan untuk belajar dari pengalaman orang-orang lain melalui kata-kata mereka yang bermakna. Dalam ayat 3a kembali ke soal didikan, belajar dari pengalaman untuk menjadi pandai. Ayat 3b seakan-akan berubah haluan, berbicara tentang kebenaran, keadilan dan kejujuran, serta istilah yang banyak dipakai oleh para nabi. 

Hikmat yang mau diajarkan dalam kitab Amsal adalah hikmat yang mencapai kebenaran (relasi yang baik dengan manusia dan Tuhan), keadilan (masyarakat yang menghargai hak setiap orang) dan kejujuran (orang-orang berjalan lurus). Ayat 4 kembali menyoroti soal hikmat (seperti dalam ayat 3a). Kecerdasan, pengetahuan dan kebijaksanaan merupakan unsur-unsur mendasar dari hikmat. Kata “kecerdasan” adalah kemampuan untuk berpikir dengan kreatif menghadapi sesuatu; kata itu dipakai baik untuk kecerdasan maupun untuk kelicikan. Kata yang diterjemahkan “kebijaksanaan” merujuk pada kemampuan berencana, yang juga bisa untuk tujuan yang baik atau buruk. Jadi, yang dimaksud di sini adalah kemampuan-kemampuan mendasar, yang tentunya akan dipakai untuk tujuan dalam ayat 3b itu. 

Ayat 5-6 kembali menyoroti orang-orang yang sudah bijak. Mereka dapat menambah ilmu dan dapat perbandingan bagi ilmu yang sudah dimiliki. Mirip dengan ayat 2b, dalam ayat 6 mereka dapat mempelajari berbagai bentuk perkataan, termasuk perkataan yang sulit dimengerti (teka-teki). 

Ayat 7 memberi kesimpulan yang sejajar dengan ayat 2a. Pengetahuan yang dimaksud dalam kitab Amsal berasal dari takut akan Tuhan yaitu Allah Israel. Sikap kagum dan hormat kepada Tuhan adalah sikap yang akan membuat pengalaman dan didikan menghasilkan hikmat yang bertujuan kebenaran dan keadilan. Perikop ini mendorong kita untuk mencari dan mengembangkan hikmat berdasarkan takut akan Tuhan, yaitu hikmat yang akan menghasilkan kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Hikmat itu akan didapatkan dalam kitab Amsal, sehingga dorongan itu juga adalah dorongan untuk menyimak kitab ini. Bagi orang Kristen, wujud takut akan Tuhan ialah beriman kepada Kristus, yang memberi teladan akan hikmat kitab Amsal dan juga mempertajam ajarannya. 

Efesus 5:15-19

5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, 5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. 5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. 5:18 Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, 5:19 dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. 

Penjelasan Efesus 5:15-19

Bagian teks ini menasihati agar orang percaya hidup dengan bijaksana. Paulus juga menasihatkan jemaat di Efesus agar jangan mabuk anggur, tetapi penuh dengan Roh kudus. Hidup yang penuh dengan Roh Kudus artinya hidup yang dipimpin dan dikendalikan oleh kehendak Roh Kudus dalam firman-Nya. 

Ayat 15 berisi kalimat: ‘perhatikan dengan seksama’, artinya perhatikan dengan cerdik dan waspada. Ayat 16 berkata: pergunakanlah waktu yang ada. Artinya memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan sebaik-baiknya, karena hari-hari ini adalah jahat. Dan ayat 17 menasihati: Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. Kalimat ini mau mengatakan bahwa menjadi orang berhikmat berarti mengutamakan Allah di dalam seluruh hidup. Perbuatan amoral bukan kehendak Allah.

 

A. Pendahuluan 

Allah berkarya dalam hidup manusia melalui perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan manusia menunjukkan sikap syukur atas perkembangan IPTEK sebagai bagian dari anugerah Allah. Dalam Kitab Ratapan 3:22-23, tertulis Firman Tuhan: “Kasih setia Tuhan tak berkesudahan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru setiap pagi”. 

Berdasarkan nats di atas, tidak ada alasan untuk setiap manusia tidak mensyukuri karya Allah dalam keberadaan hidup kita termasuk perkembangan IPTEK. Apakah kalian menyadari dan merasakan bahwa perkembangan IPTEK sudah menjadi bagian hidup manusia yang tidak bisa dilepaskan? 

Keberadaan IPTEK sudah ada sejak awal kehidupan manusia. Manusia merupakan ciptaan terakhir, ketika Allah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya (Kejadian 1). Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:27), hal ini berarti manusia disebut sebagai ciptaan Allah yang mulia yang dianugerahi akal budi, pikiran, dan perasaan. Sebagai pencipta alam semesta, Allah sendiri adalah pendorong dan pemrakarsa lahirnya IPTEK, oleh karena itu manusia memiliki daya cipta IPTEK karena manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah serta memiliki akal budi (Kejadian 4:21-22).

 

B. Arti IPTEK 

Apa itu IPTEK? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring mengartikan bahwa ilmu pengetahuan adalah gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat, sedangkan menurut Soejarno, ilmu pengetahuan timbul karena adanya dorongan ingin tahu dalam diri manusia (Soekanto, 2006). Dengan kata lain, ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk melihat, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai aspek kehidupan. Sedangkan teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Jadi, IPTEK adalah suatu ilmu yang mempelajari mengenai berbagai informasi dan pengetahuan terkait dengan teknologi dalam berbagai bidang. Melalui IPTEK, diharapkan pengetahuan manusia akan berkembang dan menjadi sarana pendukung untuk menyebarkan segala informasi dan pengetahuan dari berbagai teknologi yang ada saat ini dan teknologi yang akan diciptakan pada masa depan.

 

C. Perkembangan IPTEK

Sejarah peradaban manusia memperlihatkan kepada kita bahwa perkembangan teknologi selalu selaras dengan ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Ilmu pengetahuan muncul sebagai akibat dari aktivitas untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Tujuan utama pengembangan IPTEK adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, dan cepat serta menunjukkan tingkat kemajuan berpikir dan berkreasi. 


Pada abad ke-17 perkembangan teknologi pada revolusi industri mengalami kemajuan dalam bidang teknologi tenaga. Teknologi tenaga yaitu penggunaan tenaga manusia yang digantikan oleh tenaga mesin. Dengan ditemukannya tenaga mesin yang salah satunya ialah mesin uap, maka produksi di sektor industri menjadi cepat meningkat, begitu juga dengan kemajuan dibidang transportasi seperti kereta api, kapal laut dan dibidang komunikasi seperti alat komunikasi telepon. 

Lalu, pada abab ke-20 kemajuan IPTEK dibidang elektronika berkembang sangat pesat dan hal ini dirasakan mulai dari masyarakat sederhana sampai kepada masyarakat kelas atas. Perkembangan yang terjadi pada abad ini ialah sarana komunikasi yang semakin berkembang, tidak hanya sebatas lokal, regional, nasional, maupun global. Dengan dimanfaatkannya satelit komunikasi, penyiaran televisi menjadi semakin luas dan informasi semakin cepat tersebar. Pada akhir, abad ke-20 internet mulai diperkenalkan untuk kepentingan komersial dan arus informasipun berkembang dengan sangat cepat terlebih lagi diperkenalkannya telepon genggam. 

Abad ke-21 disebut sebagai abad digital, keberhasilan teknologi abad ini dapat ditemukan pada bidang medis yaitu pembentukan DNA buatan, penyelesaian proyek genom manusia dan pengembangan vaksin kanker serviks, sedangkan keberhasilan teknologi di bidang teknologi informasi ialah pengembangan teknologi layar sentuh, jaringan 3G dan 4G Long Term Evolution (LTE), dan pengaplikasian internet di segala bidang.  Masih banyak perkembangan IPTEK lainnya yang terus tercipta yang bertujuan meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan manusia.

 

D. Pandangan Alkitab terhadap IPTEK 

Kitab Amsal mengingatkan kita bahwa sumber ilmu pengetahuan dan teknologi berasal dari Allah, oleh karena itu haruslah kita mempergunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik dan benar. Kitab Amsal 1:5 mengatakan: “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan.” Ayat ini hendak mengatakan bahwa Allah menghendaki manusia agar mengembangkan diri, menambah ilmu, serta memiliki pengertian dengan memanfaatkan IPTEK secara baik dan tepat. 

Dalam Amsal 1:1-7 menjelaskan tentang nasihat-nasihat perilaku untuk pendidikan orang muda. Nats ini menasihati bahwa untuk memperoleh iman sejati, pertama-tama ia harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN. Selain kitab Amsal, Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus memberi nasihat agar jemaat Kristen harus hidup sebagai anak-anak terang (Efesus 5:8). Hal ini menjadi sangat penting bagi manusia dalam menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan Paulus mengajak jemaat Kristen di Efesus untuk tidak mengikuti orang yang bodoh tetapi orang yang mengerti kehendak Tuhan (Efesus 5:17). 

Saat manusia jatuh dalam dosa, akal budi manusia pun telah dikuasai oleh dosa, hal ini dapat dilihat misalnya dalam Kejadian 4:22-24 dimana hasil industri besi dan tembaga akhirnya disalahgunakan untuk membunuh. Demikian pula misalnya dalam Kejadian 11:1-9, manusia menggunakan teknologi untuk membangun suatu menara yang tinggi. Namun pembangunan menara Babel tersebut dilandasi oleh kesombongan dan ketidaktaatan terhadap perintah Allah, sehingga Allah kemudian menggagalkannya dengan mengacaukan bahasa mereka. 

Disisi lain kita melihat bagaimana dalam ketataatannya kepada Allah, Nuh dengan kemampuan akal yang dimilikinya berhasil membuat sebuah kapal untuk menyelamatkan dia dan keluarganya dari ancaman air bah (Kejadian 6:9-22). Tidak dapat dipungkiri saat manusia jatuh dalam dosa, Allah memerintahkan Nuh membuat kapal untuk menyelamatkan Nuh berserta keluarganya dari kebinasaan akibat air bah, serta menyelamatkan dari rusaknya moral dunia pada waktu itu. 

Adapun dimensi atau ukuran ruang dalam kapal ataupun bahan yang akan digunakan ditentukan oleh Allah sendiri. Allah menentukan bahan kapal dibuat dari kayu gofir dan ukuran kapal yang akan dibuat panjangnya 300 hasta, lebarnya 50 hasta, dan tingginya 30 hasta. Kedua contoh di atas merupakan bukti bahwa IPTEK telah ada sejak awal kehidupan manusia. 

Sekarang ini banyak orang pintar menggunakan dan memanfaatkan IPTEK, namun jika mereka tidak taat kepada Tuhan dan berusaha mengerti kehendak-Nya, maka mereka sebenarnya bodoh di mata Tuhan. Sebaliknya orang yang taat kepada Tuhan dan berusaha mengerti kehendak-Nya, maka mereka akan memanfaatkan IPTEK dengan arif.

 

E. Sikap Pelajar Kristen terhadap IPTEK 

Tantangan bagi orang percaya, secara khusus kalian sebagai pelajar Kristen saat ini, ditengah berkembangnya ilmu pengetahuan pada zaman modern perlu mewaspadai kemajuan teknologi yang bisa berdampak negatif dan merugikan serta membahayakan kehidupan manusia.  Lalu, bagaimana seharusnya seorang pelajar Kristen menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini? Mari kita lihat beberapa nats Alkitab sebagai dasar dalam menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.

 

Nats Alkitab sebagai dasar dalam menyikapi perkembangan IPTEK 

1. Allah sebagai sumber pengetahuan (Amsal 1:7)

“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” 

Sikap konkret yang harus saya lakukan adalah percaya bahwa Allah adalah sumber pengetahuan. Dalam ayat ini menjelaskan bahwa pengetahuan bersumber dari Tuhan. Dan sikap diri takut akan Tuhan akan menghasilkan pengetahuan yang benar, serta dapat menggunakan dengan bijak untuk mengabdi kepada Tuhan dan sesama. 

2. Tidak dikuasai teknologi, justru sebaliknya menguasai teknologi (1 Korintus 6:12)

“Segala sesuatu halal bagiku tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun.” 

Sikap konkret yang harus saya lakukan setelah saya mengetahui, bahwa manusia harus menguasai teknologi dan bukan dikuasai oleh teknologi adalah Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil dari akal budi manusia yang digunakan untuk mengupayakan kebaikan dan kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi ketika teknologi digunakan untuk menentang hukum Tuhan, maka manusia akan kembali menjadi budak dosa dan Allah akan memberikan hukuman kepada manusia. Seperti halnya bagaimana Allah mengacaukan upaya orang-orang Babel yang ingin membangun kota dan mendirikan menara dengan motif yang tidak baik, yaitu dengan cara mencari nama dan melawan Allah. 

3. Memenuhi Hukum Tuhan (Matius 22:37)

“Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu”. 

Sikap konkret yang harus saya lakukan setelah saya mengetahui, bahwa menguasai IPTEK sama halnya dengan mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati, jiwa, dan akal budi adalah mengasihi Allah melalui bersekutu dan memuliakan nama-Nya. Inilah salah satu tujuan mengapa Allah menciptakan manusia berbeda dengan ciptaan yang lainnya. Yaitu agar manusia dapat bersekutu dengan Allah dan memuliakan nama-Nya. Mengasihi Allah harus dilakukan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Ketika akal budi diberikan kepada manusia untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka setiap hasil dari akal budi manusia seharusnya digunakan untuk mengasihi Tuhan dengan cara memberi dampak kebaikan dan kesejahteraan sesama manusia.

 

F. Penutup 

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah anugerah Tuhan bagi manusia, oleh karena itu harus kita syukuri. Ada banyak cara yang dapat dilakukan sebagai wujud ucapan syukur atas anugerah Tuhan melalui IPTEK.  Misalnya, IPTEK dimanfaatkan dan digunakan sesuai dengan ajaran Alkitab yaitu berdasarkan sikap takut akan Tuhan dan nilai-nilai moral yang berlaku ditengah-tengah masyarakat. Selain itu, hendaknya IPTEK dimanfaatkan untuk tujuan yang baik dan benar serta haruslah digunakan dengan arif untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan.



Referensi:  Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021. Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia. Gambar dari Buku PAK dan Bing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar