Selasa, 10 Oktober 2023

Bab 4 Pelayanan Gereja Yang Membawa Perubahan Sepanjang Masa

Yesus Kristus Naik ke Surga

Bahan Alkitab 

1. Matius 28:19-20

28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Penjelasan Matius 28:19-20

Firman Tuhan dari Matius 28:19-20 dikenal sebagai Amanat Agung Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya dan juga kepada semua orang percaya untuk memberitakan kabar baik kepada semua orang hingga menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat serta adanya jaminan penyertaan Yesus sampai kepada akhir zaman bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. 

2. Kitab 1 Petrus 2:9-10

2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. 

Penjelasan Kitab 1 Petrus 2:9-10

Kitab 1 Petrus 2:9-10 menjelaskan bahwa orang percaya adalah umat kepunyaan Allah sendiri dan diberi tugas untuk memberitakan perbuatan Allah yang besar, yang telah memangilnya dari kegelapan kepada terang Kristus dan yang telah memperoleh kasih Allah, maka harus menyampaikan kabar baik itu kepada semua orang sehingga memperoleh belas kasih Allah. 

3. Yohanes 17:16-18

17:16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. 17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. 17:18 Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia. 

Penjelasan Yohanes 17: 16-18

Yohanes 17: 16-18 menjelaskan bahwa orang percaya dipilih Tuhan dari dunia dan di utus ke dunia serta dikuduskan oleh Tuhan untuk menjadi pelayan Tuhan di dunia. Kita adalah pilihan Tuhan untuk menjadi pelayan Tuhan di dunia, dan menyatakan firman Allah melalui sikap dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.

 

A. Pendahuluan 

Pelajaran ini membahas: Gereja dan Persoalan Sosial, Makna Gereja Bagi Remaja, Tantangan Pelayanan Gereja terhadap Perubahan Zaman, Tugas dan Tanggung Jawab Gereja Masa Kini. 

Gereja adalah persekutuan orang percaya, Yesus sebagai kepala gereja. Gereja dipanggil untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah; melayani semua orang dalam kasih; serta menjadi bukti keteladanan sebagai orang yang dipimpin Roh Kudus. 

Menjadi tugas dan tanggungjawab gereja masa kini, khususnya pelayanan yang melibatkan dan mengayomi para remaja, sehingga apa yang menjadi kompetensi remaja bisa disalurkan lewat kegiatan yang diprogramkan di gereja masing-masing. Dengan demikian, remaja tidak bosan dan tidak meninggalkan gereja, karena gereja menampung inspirasi para remaja.

 

B. Gereja dan Persoalan Sosial 

Pembahasan mengenai gereja, tidak dapat dipisahkan dari firman Allah dalam kitab 1 Petrus 2:9-10. ”Tetapi kalianlah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kalian memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kalian keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kalian,yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.” 

Hal ini menjelaskan bahwa orang yang percaya kepada Yesus adalah umat pilihan Allah, milik Allah, yang keluar dari kegelapan kepada terang Kristus. Memiliki tugas untuk memberitakan kabar baik, perbuatan Allah yang besar serta kabar keselamatan bagi orang yang percaya kepada Kristus. 

Gereja adalah persekutuan orang percaya dengan Yesus Kristus sebagai kepala. Ia telah memanggil murid-murid-Nya untuk hidup dalam persekutuan. Demikian juga Para Rasul telah membangun jemaat mula-mula ketika turunnya Roh Kudus. Mereka bertekun dalam pengajaran dan dalam persekutuan. Gereja hadir di dunia karena Allah sendiri yang memilih dan memanggil manusia menjadi Umat-Nya dan menjalin persekutuan dengan Allah. 

Gereja terbentuk karena Allah telah memanggil, gereja berada di dunia tetapi ia bukan berasal dari dunia (Yohanes 17:16 -18). Menurut John Stott, Gereja adalah komunitas baru milik Allah dan bahwa Kristus wafat bagi manusia, bukan hanya untuk membebaskan manusia dari segala dosa dan kejahatan, melainkan untuk menguduskan mereka bagi diri-Nya, suatu umat kepunyaan-Nya yang tekun berbuat baik. 

Selanjutnya, dikatakan bahwa gereja memiliki identitas ganda: di satu pihak, orang percaya dipanggil keluar dari dunia, meninggalkan kehidupan lama yang tidak sesuai kehendak Allah, untuk menjadi milik Allah dan di lain pihak, di utus kembali ke dalam dunia untuk melayani dan menjadi saksi-Nya. 

Setiap orang percaya dipanggil dan dikuduskan Allah sebagai umat kepunyaan Allah dan di utus kembali ke dalam dunia untuk tugas pemberitaan kabar baik bagi dunia. Tugas memberitakan kebenaran firman Tuhan merupakan tugas bersama dan tugas semua pengikut Kristus di dunia ini. 

Selanjutnya Nicholas P. Wolterstorff menyatakan ada tiga dimensi dari panggilan gereja untuk menjadi perantara Allah di dunia demi turunnya damai sejahtera dari Allah. 

o Pertama, gereja dipanggil untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah, untuk menyampaikan kepada semua orang di mana saja, menyerukan agar semua orang hendaknya bertobat dari perbuatan jahat. 

o  Kedua, gereja dipanggil untuk bekerja melayani semua orang di mana saja dalam kasih, untuk berupaya agar manusia dapat hidup dalam keselarasan yang penuh sukacita dengan dirinya sendiri, dengan sesama, dengan alam, dan dengan Allah. Demi tercapainya kesejahteraan umat manusia, gereja dipanggil untuk berjuang bagi pembebasan manusia dari segala penindasan dan tekanan. 

o   Ketiga, gereja dipanggil untuk memberi bukti, dalam cara hidupnya sendiri, tentang hidup baru yang dapat dijumpai dalam Yesus Kristus, untuk menjadi komunitas teladan. Gereja menyebar ke penjuru dunia sampai sekarang, untuk mewujudkan kesejahteraan umat manusia. 

Keberadaan gereja dalam masyarakat menghasilkan hal yang positif, yakni memancarkan nilai-nilai Kristiani dalam kondisi apa pun yang terjadi, gereja harus tetap menyuarakan kebenaran firman Allah. Gereja harus berfungsi sebagai garam dunia, sebagai mana fungsi garam mengasinkan, mengawetkan, menyucikan, membersihkan dan mencegah kerusakan, demikian halnya dengan gereja hidup di dunia yang telah rusak, maka gereja yang berperan sebagai garam berfungsi membersihkan atau mencegah kerusakan. 

Gereja harus berfungsi sebagai terang dunia, gereja menjadi terang untuk menerangi kegelapan dunia ini. Untuk hal inilah gereja hadir di dunia dan orang percayalah yang dipilih Tuhan untuk mewujudkannya di dalam dunia yang nyata ini. 

Gereja harus menunjukkan tanggungjawabnya yang besar dalam mewujudkan dirinya sebagai pembawa kabar baik. Sebagai pemberita Injil, gereja harus bersungguh-sungguh menunjukkan sikap hidup yang benar, adil, dan penuh kasih. Gereja perlu menjadi teladan dan menjadi motivator dalam perbaikan moral masyarakat, menegakkan keadilan, menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia, berani menyatakan kebenaran, dan menolak tindakan seperti korupsi, kekerasan, manipulasi dan sebagainya.

Vokal Grup Remaja Kristen

C. Makna Gereja bagi Remaja 

Remaja Kristen adalah remaja yang percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Para remaja pada umumnya telah mengikuti serangkaian kegiatan keagamaan sejak masih dari sekolah minggu, hingga pra remaja, yang diterima dari pembina rohani di gereja masing-masing. 

Di usia remaja, mereka mulai aktif dengan kegiatan dengan teman sebayanya, seperti: mengikuti pelatihan berbagai alat musik yang ada di gereja, atau belajar musik di lembaga pelatihan music, ikut kelompok pemahaman Alkitab, dan juga mulai ikut pelayanan di kelas sekolah minggu. Remaja memiliki potensi untuk dikembangkan dalam pelayanan di gereja. 

Pada usia remaja yang disebut juga masa transisi, dimana peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Pada masa ini, remaja sering mengalami adanya krisis iman dan hal ini sangat berpengaruh. Mereka terkadang nampak begitu bersemangat, tetapi terkadang juga mereka tidak mengikuti atau tidak hadir dalam kegiatan di gereja. 

Beberapa hal berikut ini kemungkinan merupakan hal–hal yang mereka rasakan:

1. Mereka mulai merasa bosan mengikuti ibadah sekolah minggu, akan tetapi masih muda untuk mengikuti kebaktian orang dewasa.

2. Sebenarnya mereka sudah berubah, tetapi dari pihak gereja kurang memahaminya atau tidak mengakuinya.

3. Mereka merasa berdosa, karena kegiatan di luar lebih menarik dan mengikutinya.

4. Mereka merasa berdosa, jauh dari Tuhan dan tidak berani ke gereja.

5. Mereka merasa kurang mendapat perhatian dari gereja, karena gereja tidak membicarakan problem yang mereka hadapi. 

Pada masa kini, hidup sebagai “anak terang” merupakan peperangan rohani yang teru-menerus. Remaja Kristen harus sadar bahwa hidup menurut kemauan sendiri pada mulanya memang menyenangkan, namun jika sudah terikat dengan kebiasaan jelek, mereka baru sadar bahwa mereka tertipu iblis. Jalan untuk melepaskan diri tidak mudah. 

Remaja Kristen sebaiknya tidak mengikuti semua kemauan dan keinginan yang ada dan sedang bergejolak dalam dirinya, untuk itu perlu mengendalikan diri dari keinginan dunia pada keinginan yang dipimpin oleh Roh Allah, hingga mampu untuk tidak terjebak oleh keinginan yang membawa pada kebinasaan. 

Remaja Kristen mempunyai tanggung jawab dalam lingkungan gerejawi sesuai dengan bakat atau talenta yang diberikan Tuhan padanya. Beberapa tanggungjawab yang dimaksud, antara lain:

1.       Melayani dengan memainkan alat musik dalam ibadah .

2.       Melayani dalam ibadah sekolah minggu

3.       Memimpin puji-pujian atau Worship Leader

4.       Menjadi pemain tamborin dalam ibadah

5.       Menjadi penerima tamu di gereja

6.       Menjalankan tugas kolektan

7.       Mengoperasikan LCD bagi gereja yang memakai LCD 

Gereja perlu melihat, betapa banyak pelayanan atau aktivitas di gereja yang dapat melibatkan remaja atau yang dapat dipercayakan kepada remaja, sehingga remaja merasa diikutsertakan dalam pelayanan gerejawi sedini mungkin, hingga kelak remaja akan merasa nyaman dan terbiasa untuk melayani di gereja.


D. Tantangan Pelayanan Gereja terhadap Perubahan Zaman 

Perkembangan ilmu dan teknologi masa kini memicu percepatan pengembangan dalam segala aspek kehidupan. Gereja yang dianggap kuno dan ketinggalan jaman mulai ditinggalkan. Jay Struck menyebut generasi sekarang ini adalah “sebuah suku tersendiri”. Gereja harus menyesuaikan diri dengan perkembangan yang berlangsung terus hingga tetap menjadi wadah yang mampu menyediakan pelayanan yang mengikuti perkembangan yang ada. 

Budaya dan gaya hidup yang berubah begitu cepat di tengah masyarakat secara tidak langsung menuntut gereja melakukan perubahan yang signifikan. Gereja yang tidak sanggup hadir dalam masanya saat ini akan ditinggalkan oleh jemaatnya. Gereja harus mampu melakukan perubahan, seiring dengan perubahan yang terjadi, khususnya dalam pelayanan terhadap remaja masa kini. 

Ryan Bolger mengatakan bahwa “gereja tidak boleh menjadi naif dan tidak nyambung dengan jamannya, melainkan gereja harus memanfaatkan semua medium-medium yang ada sebagai sarana untuk menyelamatkan sebanyak-banyaknya jiwa bagi kerajaan Allah.” Seperti halnya di wilayah Atlantic, gereja di wilayah South Pasific juga telah kehilangan jemaat yang berusia dibawah 35 tahun. 

Berbagai penjelasan diajukan untuk menjelaskan fenomena kehilangan jemaat ini. Penjelasan paling umum sebagai penyebab fenomena ini adalah liturgi dan khotbah yang dianggap kuno, yang tidak menyinggung kenyataan hidup sehari-hari kaum muda. 

Gereja abad 21 membutuhkan pelayan professional dengan pimpinan Roh Kudus, yaitu pelayan yang dapat membaca Kitab Suci dengan jernih, dan sanggup mengaitkan berita Injil dengan kondisi manusia dalam konteks budaya masa kini. Pelayanan Firman Tuhan yang dilakukan gereja perlu menyesuaikan dengan kebutuhan manusia saat ini, sehingga jemaat mendapat pencerahan dari pelayanan firman yang dilakukan gereja masa kini. 

Model kepemimpinan memegang peranan penting dalam menghadirkan layanan gereja yang profesional. Melihat pada masa pemerintahan Alexander Agung, Yunani merupakan sebuah negara kecil di tepi Laut Merah, namun dalam kepemimpinan Alexander Agung, Yunani tumbuh menjadi negara yang memiliki kekuatan raksasa. Dengan demikian jelaslah bahwa kepemimpinan memiliki peran besar dalam keberhasilan suatu lembaga, demikian juga lembaga gereja. Model kepemimpinan menjadi faktor penentu seorang pemimpin berhasil dalam kepemimpinannya. Dengan menyadari bahwa keberhasilan memimpin merupakan hal penting yang harus dicapai, maka setiap pemimpin perlu memiliki pemahaman kepemimpinan yang baik, diharapkan pemimpin gereja mengerti model kepemimpinan yang tepat. Sudomo, seorang wakil Rektor bidang kemahasiswaan Universitas Pelita Harapan mengatakan bahwa peran seorang pemimpin sangatlah besar dalam menentukan maju mundurnya suatu organisasi. 

Konsep dasar yang perlu dimiliki seorang pemimpin pelayan adalah bahwa ia dapat mengerti & menghargai arti penting setiap individu, sebagai ciptaan Tuhan yang amat mulia. Sehingga pemimpin pelayan merasa berkewajiban untuk terlibat dalam proses pembentukan para pengikutnya untuk menjadi manusia yang seutuhnya. 

Proses ini dikerjakan dengan cara menciptakan lingkungan kerja yang mampu memberi dukungan demi terpenuhinya proses pembentukan tersebut. Model kepemimpinan pelayan merupakan sebuah kepemimpinan yang berangkat dari hati yang tulus untuk menjadi pihak pertama yang dapat melayani orang lain. Dorongan dan keinginan yang kuat dari suara hati untuk melayani orang lain inilah yang kemudian menghadirkan hasrat untuk menjadi pemimpin. 

Dalam kepemimpinan, yang penting bukan hanya teknik menjadi pemimpin, tetapi spirit atau jiwa seorang pemimpin, yang bertujuan untuk melayani orang lain ke arah peningkatan atau pengembangan. Dalam bukunya Reflections On Leadership (meninjau diri sendiri sebagai seorang pemimpin), Spears memunculkan perbedaan karakteristik kepemimpinan pelayan dengan model kepemimpinan lainnya. Ia berkata perbedaan kepemimpinan pelayan terletak pada keinginan untuk melayani hadir sebelum adanya keinginan untuk memimpin. Selanjutnya mereka yang memiliki kualitas kepemimpinan akan menjadi pemimpin, sebab itulah cara yang paling efektif untuk melayani. 

Jadi pada intinya fokus utama dari seorang pemimpin pelayan adalah bagaimana mengembangkan orang-orang yang dipimpinnya, bukan bagaimana mengembangkan pemenuhan kepentingan pribadinya. Profit (laba) dan tujuan-tujuan organisasi lainnya adalah prioritas kedua. Sebab profit hanya dapat diperoleh jika perusahaan memiliki suatu pelayanan yang prima terhadap pelanggan. 

Pelayan yang prima dan loyalitas yang besar terhadap perusahaan dengan sendirinya akan muncul dalam diri karyawan, sebagai rasa trimakasih atas apa yang telah diperbuat perusahaan kepada mereka. Demikian juga halnya dengan seorang pemimpin dalam gereja, akan menentukan bagaimana pelayanan yang prima di lakukan juga tergantung bagaimana seorang pemimpin di gereja memberi perhatian terhadap kebutuhan jemaatnya, khususnya pelayanan terhadap remaja.

 

E. Tugas dan Panggilan Gereja Masa Kini 

Pengikut Kristus berada di dunia ini mempunyai tugas untuk melakukan apa yang diperintah Yesus sebelum Ia naik ke surga, dalam kitab Matius 28:19-20 tertulis: ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kalian senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Firman Tuhan ini menjadi dasar bagi gereja untuk tugas mengabarkan Injil atau menjadikan semua bangsa mengenal Yesus, atau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, serta mengajarkan tentang bagaimana menjadi pengikut Kristus. 

Bagaimana seseorang dapat menjadi murid Yesus? Tentu untuk menjawab hal ini tidaklah mudah, tidak cukup hanya sekedar beragama Kristen, memberikan persembahan ketika ibadah, memiliki KTP Kristen, dibaptis sejak kecil atau setelah dewasa, dan mengikuti rutinitas keagamaan yang diadakan di gereja. 

Hal ini tidak cukup untuk dapat dikategorikan telah menjadi murid Yesus, melainkan membutuhkan perjalanan waktu yang cukup panjang selama berada di dunia ini untuk senantiasa hidup melakukan apa yang Yesus perintahkan dan melakukannya seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. 

Jemaat mula-mula yang menerima perintah dari Yesus, setelah menerima kuasa Roh Kudus, tindakan nyata yang dilakukan adalah hidup dalam kasih Allah, serta menyatakan kasih itu terhadap semua orang dalam kehidupan mereka tiap-tiap hari, sehingga semakin banyak orang yang percaya kepada Yesus, dan mereka disukai semua orang, lewat kehidupan mereka yang menjadi pelaku perintah Yesus. 

Bagaimana dengan gereja – gereja masa kini? Apa yang sudah dilakukan gereja terhadap kondisi tersebut di atas? Bagaimana dengan gereja kalian masing-masing? Tindakan nyata sangat dibutuhkan untuk menjadi murid Yesus, misalnya memberi pertolongan terhadap orang miskin, orang sengsara, orang teraniaya, orang sakit, orang yang butuh makan & minum. 

Pemuridan menjadi hal yang sangat penting bagi gereja untuk menjadi bagian dari cara yang efektif untuk mengajar para remaja lebih mengenal Kristus. Mereka dapat menjadi pengajar bagi teman remaja yang lain. Proses pemuridan merupakan sebuah perintah yang diberikan Tuhan Yesus yang wajib dilakukan. 

Dalam proses pemuridan, gereja harus berlandaskan kepada Injil, yaitu tentang Yesus Kristus dan kerajaan surga. Remaja perlu mengenal Injil. Injil berasal dari kata benda bahasa Yunani yaitu ευαγγέλιον (euanggelion) yang berarti suatu kabar baik atau berita baik. Untuk kata kerja Yunani disebut aggelo (memberitakan). Setiap orang yang membawa setiap kabar baik atau berita baik disebut aggelos (utusan). 

Gereja perlu melakukan penginjilan terhadap para remaja sebagai amanat dari Tuhan Yesus, perlu dilakukan oleh setiap gereja. Dalam penginjilan tersebut, remaja dapat mengerti bahwa Yesus Kristus telah mati bagi setiap dosa manusia, Yesus Kristus bangkit dari kematian, dan Yesus Kristus memerintah atas Kerjaan surga dan dunia. 

Melalui penginjilan, remaja dapat mengerti bahwa melalui penebusan Kristus, semua dosa telah ditebus dan menawarkan pengampunan serta pembebasan bagi mereka yang bertobat dan percaya kepada-Nya. Melalui

pengajaran mengenai Injil kepada setiap remaja, maka dapat mempengaruhi pertumbuhan mereka. Pertumbuhan di dalam diri mereka akan berkembang melalui ajaran-ajaran yang baik mengenai kristus yang telah mati dan bangkit. Penginjilan bertujuan membawa setiap remaja untuk melihat kemuliaan Allah yang kudus. 

Selanjutnya adalah pelayanan remaja. Pengertian yang biasa digunakan di dalam gereja ialah pelayanan kaum muda. Dalam pertumbuhan, remaja perlu disertai dengan kebiasaan yang baik, sehingga dapat menjadi contoh yang baik. Pelayanan kepada setiap kaum muda atau remaja menjadi hal yang sangat penting. Banyak  Gereja yang sulit untuk mengorganisir pelayanan anak-anak muda dalam gereja. Kebanyakan gereja tidak memperhatikan apa saja yang menjadi pendekatan pelayanan kaum muda sesuai dengan konteks pada masa sekarang. 

Pelayanan terhadap remaja, tidak hanya sebatas datang untuk mendengar Firman, duduk dan pulang dan menjadi rutinitas. Hanya sebatas kebiasaan semata, kewajiban sebagai orang Kristen. Pelayanan terhadap remaja yang sesungguhnya ialah remaja dapat sesuatu hal yang baru dalam setiap pertemuan. Tugas remaja bukan hanya sekedar pendengar, melainkan pemuridan. Remaja diajar mengenal Firman Tuhan, belajar menyampaikan kabar baik, serta menjadi pelaku Firman. 

Gereja perlu melakukan pendekatan pelayanan pemuda yang berasas kontekstual. Di zaman sekarang remaja pada umumnya lebih suka dengan gaya yang modern atau lebih menarik, mereka suka hal-hal yang baru, terlebih-lebih mengenai media sosial yang sudah dikenal di zaman yang berkembang ini. Gereja perlu menciptakan hal-hal yang membuat remaja tidak merasa bosan dan jenuh. Melalui sistem pendekatan yang kontekstual, maka gereja memiliki peluang yang besar untuk menjangkau setiap remaja. Robi  panggara & Leonard Sumule, menguraikan beberapa saran untuk melakukan kontekstualisasi dalam pelayanan kaum muda, seperti musik, multimedia, olahraga, komunitas kelompok kecil dalam gereja. 

Gereja perlu memperhatikan ketersediaan fasilitas alat musik yang memadai untuk menunjang pertumbuhan remaja dalam gereja. Melalui sarana musik yang memadai dan dapat membawa remaja telibat dalam pelayanan gereja. Remaja lebih suka gaya musik yang modern. Tujuan pendekatan ini ialah bahwa alat musik yang memadai dapat mengiringi pujian dalam ibadah. Selain itu juga, alat musik yang mamadai akan menunjang pertumbuhan gereja secara kualitas. 

Gereja perlu melibatkan setiap remaja dalam pelayanan musik gereja. Namun, dalam pelayanan musik dituntut untuk memiliki kualitas yang baik, bukan hanya pelayanan musik tersebut, melainkan pelayannya juga. Kualitas seorang pelayan musik dilihat melalui sikap seorang yang menjadi penyembah, mempunyai hati yang dekat kepada Allah, dan menunjukkan hidup kekristenan yang baik dan benar serta konsisten. 

Sorge (1991) yang dikutip oleh Sandy Ariawan, menuliskan perlunya reputasi yang baik seorang pelayan music dikalangan jemaat. Seorang pelayan musik haruslah mempunyai kerinduan dan panggilan ilahi untuk memimpin orang lain dalam penyembahan. Dalam keterlibatan remaja pada pelayanan musik di gereja, mereka perlu di latih dan di ajar, sehingga mereka benar-benar siap dalam pelayanan. Mereka harus diajar untuk taat pada kebenaran-kebenaran Firman Tuhan. 

Sebelum mereka memulai pelayanan di ibadah raya minggu, alangkah baiknya gereja mulai mengajar dan melatih mereka dari persekutuan-persekutuan kecil. Setelah mereka terbiasa, maka gereja mulai mengajak mereka untuk melayani dalam ibada raya. Pendekatan ini dapat menunjang pertumbuhan yang baik diantara

kedua sisi. Disatu sisi remaja dapat tertolong mengenai keselamatan mereka, remaja dapat mengerti tujuan hidup mereka yang sesungguhnya. Di satu sisi juga dapat meningkatkan kualitas gereja dan terlihat lebih maju melalui pelayanan remaja yang bertumbuh dengan baik. 

Selanjutnya adalah di bidang olahraga, Ini seharusnya sudah menjadi program bagi gereja untuk melibatkan setiap remaja dalam kegiatan-kegitan yang berhubungan dengan olahraga. Remaja kebanyakan meminati hobi

dalam bidang olahraga, seperti voli, sepak bola, basket, futsal, badminton dan sebagainya. Pilih olahraga yang menarik perhatian para remaja, agar mereka dapat mengembangkan potensi di dalam diri. 

Berikutnya adalah membentuk komunitas yang merupakan kumpulan dari para anggotanya yang memiliki rasa saling memiliki, terikat diantara satu dan lainnya, dan percaya bahwa kebutuhan para anggota akan terpenuhi selama para anggota berkomitmen untuk terus bersama-sama. 

Setiap remaja diharapkan mengikuti komunitas atau persekutuan kecil di dalam maupun diluar gereja. Misalnya, komunitas traveling, camping, nonton bareng, game online, nyanyi dan sebagainya. Setiap remaja

membutuhkan kelompok sebaya. Mereka berharap dapat diterima dengan segala kekurangan atau kelebihan yang ada dalam mereka. Remaja membutuhkan komunitas yang dapat mendatangkan rasa nyaman dan senang pada setiap kegiatan yang diadakan di dalam komunitas tersebut. 

Pelayanan gereja bagi remaja harus memperhatikan kebutuhan komunitas mereka. Mereka perlu dibimbing, diajar dan dilayani, tidak menjauhkan atau mencabut mereka dari komunitasnya. Melalui komunitas, mereka akan meningkatkan suasana kekeluargaan; remaja akan lebih bebas untuk berekspresi, dan bertumbuh lebih baik; dibangun dalam iman dan betumbuh dengan baik. 

Gereja harus memantau kaum remaja yang bergabung komunitas di luar gereja. Melalui perhatian yang diberikan, akan membuat gereja dapat mengerti kebutuhan setiap remaja, dan gereja tidak akan kehilangan remaja atau pemudanya, melainkan menjadi satu tim dalam pelayanan gerejawi.

 

F. Refleksi 

Gereja adalah persekutuan orang percaya dengan Yesus sebagai kepala gereja. Gereja dipanggil untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah; melayani semua orang dalam kasih; serta menjadi bukti keteladanan sebagai orang yang dipimpin Roh Kudus. 

Gereja perlu melibatkan remaja dalam pelayanan di gereja, karena banyak potensi yang dimiliki remaja yang dapat dikembangkan dalam pelayanan di gereja, hingga kelak remaja menjadi generasi penerus di gereja masing-masing. 

Tantangan pelayanan gereja terhadap perubahan zaman sangat besar. Penyebab fenomena warga gereja generasi muda menghilang adalah liturgi dan khotbah di gereja dianggap kuno, kurang menyinggung kenyataan hidup sehari-hari kaum muda atau remaja. 

Model kepemimpinan memegang peranan penting dalam menghadirkan layanan Gereja yang profesional. Tugas dan tanggung jawab gereja masa kini  antara lain pelayanan yang melibatkan dan mengayomi para remaja, sehingga remaja menjadi kompeten. Kegiatan remaja bisa disalurkan lewat kegiatan yang diprogramkan di gereja masing-masing, sehingga remaja tidak bosan dan tidak meninggalkan gereja, karena gereja menampung inspirasi para remaja.

 

Referensi: 

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021. Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia. Gambar dari Bing. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar