Sabtu, 09 September 2023

Bab 2 Allah dan Firman-Nya Menjadi Sumber Kekuatan Dalam Menghadapi Godaan

Yusuf mengampuni saudara-saudaranya

Bahan Alkitab

1. Kejadian 50:1-20 

50:1 Lalu Yusuf merebahkan dirinya mendekap muka ayahnya serta menangisi dan mencium dia. 50:2 Dan Yusuf memerintahkan kepada tabib-tabib, yaitu hamba-hambanya, untuk merempah-rempahi mayat ayahnya; maka tabib-tabib itu merempah-rempahi mayat Israel. 50:3 Hal itu memerlukan empat puluh hari lamanya, sebab demikianlah lamanya waktu yang diperlukan untuk merempah-rempahi, dan orang Mesir menangisi dia tujuh puluh hari lamanya. 50:4 Setelah lewat hari-hari penangisan itu, berkatalah Yusuf kepada seisi istana Firaun: "Jika kiranya aku mendapat kasihmu, katakanlah kepada Firaun, 50:5 bahwa ayahku telah menyuruh aku bersumpah, katanya: Tidak lama lagi aku akan mati; dalam kuburku yang telah kugali di tanah Kanaan, di situlah kaukuburkan aku. Oleh sebab itu, izinkanlah aku pergi ke sana, supaya aku menguburkan ayahku; kemudian aku akan kembali." 50:6 Lalu berkatalah Firaun: "Pergilah ke sana dan kuburkanlah ayahmu itu, seperti yang telah disuruhnya engkau bersumpah." 50:7 Lalu berjalanlah Yusuf ke sana untuk menguburkan ayahnya, dan bersama-sama dengan dia berjalanlah semua pegawai Firaun, para tua-tua dari istananya, dan semua tua-tua dari tanah Mesir, 50:8 serta seisi rumah Yusuf juga, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya; hanya anak-anaknya serta kambing domba dan lembu sapinya ditinggalkan mereka di tanah Gosyen. 50:9 Baik kereta maupun orang-orang berkuda turut pergi ke sana bersama-sama dengan dia, sehingga iring-iringan itu sangat besar.

50:10 Setelah mereka sampai ke Goren-Haatad, yang di seberang sungai Yordan, maka mereka mengadakan di situ ratapan yang sangat sedih dan riuh; dan Yusuf mengadakan perkabungan tujuh hari lamanya karena ayahnya itu. 50:11 Ketika penduduk negeri itu, orang-orang Kanaan, melihat perkabungan di Goren-Haatad itu, berkatalah mereka: "Inilah perkabungan orang Mesir yang amat riuh." Itulah sebabnya tempat itu dinamai Abel-Mizraim, yang letaknya di seberang Yordan. 50:12 Anak-anak Yakub melakukan kepadanya, seperti yang dipesankannya kepada mereka. 50:13 Anak-anaknya mengangkut dia ke tanah Kanaan, dan mereka menguburkan dia dalam gua di ladang Makhpela yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik, yaitu ladang yang di sebelah timur Mamre.

50:14 Setelah ayahnya dikuburkan, pulanglah Yusuf ke Mesir, dia dan saudara-saudaranya dan semua orang yang turut pergi ke sana bersama-sama dengan dia untuk menguburkan ayahnya itu. 50:15 Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya." 50:16 Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan: 50:17 Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya. 50:18 Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: "Kami datang untuk menjadi budakmu." 50:19 Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? 50:20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

Penjelasan Kejadian 50:1-20

Dijelaskan bahwa Yusuf  ketika bertemu dengan saudara-saudaranya tidak menaruh dendam dan menghibur saudaranya, dengan berkata bahwa kehadirannya di Mesir adalah untuk kehidupan bangsanya sendiri, sehingga Allah membuatnya mendahului saudara-saudaranya datang ke Mesir. Sikap Yusuf ini luar biasa untuk menjadi teladan bagi orang percaya.  Jika kita mendapat perlakuan yang begitu jahat, dari pihak mana pun, baik itu dari keluarga sendiri, teman dekat, atau dari luar orang percaya, jangan pernah menaruh dendam,

belajarlah dari Yusuf. Tuhan akan menjadi pembela kita dan kita pasti keluar sebagai pemenang, karena Tuhan di pihak kita.  Tetaplah lakukan tindakan yang sesuai firman Tuhan, maka keberhasilan atau berkat Tuhan akan tetap menjadi milik kita. Sebagai remaja Kristen, perlu meneladani Yusuf dalam menghadapi siapa pun yang berlaku jahat, atau bahkan yang merencanakan kejahatan terhadap kita, maka Tuhan yang akan membela kita. 

2. Daniel 3:16-18 

3:16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. 3:17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; 3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

Sadrakh, Mesakh, Abednego dibakar

 
Penjelasan Daniel 3:16-18

Dilelaskan bahwa Sadrakh, Mesakh dan Abednego, tetap menolak untuk menyembah pada berhala, mereka tidak gentar, tetap kokoh imannya, meskipun harus mempetaruhkan nyawanya, tetap tangguh pada pendirian dan iman mereka pada Allah yang hidup. Akibatnya Allah hadir dan menyelamatkan mereka. Berbagai tawaran masa kini ada yang mempengaruhi iman remaja Kristen, yang bisa ke arah meragukan pemeliharaan Allah. Belajarlah dari ke tiga tokoh di atas, bahwa mereka tetap beriman kepada Allah yang Esa, maka orang percaya pun haruslah demikian. Apapun yang kita hadapi atau perlakuan apapun yang kita terima karena kita pengikut Yesus, tetaplah beriman kepada-Nya. Jangan pernah meragukan pemeliharaan Allah dalam kehidupan ini, maka Allah akan tetap hadir dan menunjukkan kemahakuasaan-Nya atas kehidupan orang percaya. 

3. Yeremia 17:7-8

17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! 17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. 

Penjelasan Yeremia 17:7-8

Janji Tuhan di atas akan berlaku dan terjadi bagi orang percaya di sepanjang masa, jika kita tetap hidup sesuai firman Tuhan. Jangan pernah mengandalkan kekuatan sendiri dan tetap berharap akan penyertaan Tuhan, maka keberhasilan dan berkat Tuhan akan mengalir atas kehidupan kita. Bagi remaja Kristen yang senantiasa berdoa, tidak mengandalkan kekuatan sendiri, akan tetapi mengandalkan Tuhan, kelak akan diberkati Tuhan dan berhasil dalam mencapai cita-citanya. 

4. Kitab 1 Timotius 4:1-2

4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan 4:2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. 

Penjelasan Kitab 1 Timotius 4:1-2

Dijelaskan bahwa Timotius yang masih sangat muda itu, dalam pelayanan harus menjadi teladan dalam segala hal, sehingga tidak ada kesempatan bagi orang yang lebih tua dari padanya untuk menunjukkan perilakunya yang tidak memuliakan Tuhan. Belajarlah dari perilaku Timotius, meskipun masih sangat muda, tetap menjadi contoh baik dalam bertutur kata, bertindak, dalam mengasihi, dalam kesetiaan dan dalam menjaga kesucian hidup atau pergaulannya. Remaja Kristen perlu menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi berkat bagi sesama dalam keluarga, di sekolah, di komunitas dan di masyarakat.

 

A. Pendahuluan 

Hidup sebagai pengikut Yesus di dunia ini, pasti menghadapi banyak tantangan dan godaan. Apa tantangan yang kalian hadapi sebagai remaja Kristen dalam pergaulan kalian? Hidup sesuai firman Tuhan dan tetap berpegang teguh pada ajaran Kristiani, merupakan tindakan yang tepat dalam menghadapi godaan. Pelajaran Bab 8 membahas beberapa hal antara lain: bertahan menghadapi godaan; senantiasa berdoa dan mengandalkan Tuhan; meraih kemenangan dengan srategi Allah dan menjadi pemenang.


B. Bertahan Menghadapi Godaan 

Perkembangan dunia sekarang ini di satu sisi mengembirakan, karena manusia dengan mudah memperoleh banyak kemudahan untuk mendapatkan apa yang sedang dicari, atau menemukan berbagai informasi apa saja yang dibutuhkan. Kita sangat mudah untuk menemukannya, cukup hanya dengan sentuhan satu jari telunjuk pada ponsel yang dimilikinya. Dengan adanya internet, maka apa yang ingin dicari akan didapat. 

Dengan kecanggihan yang ada, manusia dengan mudah menjangkau berbagai tempat dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini tentu sangat kita syukuri, namun di sisi lain, kita juga tidak bisa menutup mata, untuk melihat berbagai dampak yang terjadi, khususnya bagi anak-anak kita, termasuk bagi remaja yang senang dengan sesuatu yang sangat mudah untuk diakses. 

Masa remaja yang sedang berada dalam masa topan dan badai, sesungguhnya sangat membutuhkan arahan yang jelas. Mereka berada pada situasi akan banyak pilihan-pilihan di sekitarnya yang dapat mengganggu mereka dalam pembentukan konsep diri yang benar. Konsep diri remaja Kristen perlu dibangun atas landasan yang tepat dan benar, yaitu firman Tuhan. 

Jika remaja diberikan arahan yang benar berdasarkan firman Tuhan, maka dia akan mampu menghadapi godaan atau tantangan yang ada dalam komunitasnya. Hal ini akan membentuk remaja menjadi generasi masa depan yang tangguh, taat pada Tuhan, meskipun berhadapan dengan berbagai goncangan yang tidak sesuai dengan firman Tuhan. 

Remaja Kristen perlu belajar dari beberapa tokoh dalam Alkitab, tentang bagaimana mereka menghadapi godaan hingga mampu bertahan, apa yang mereka lakukan dan bagaimana kehidupan rohani mereka hingga mampu bertahan untuk tetap hidup seturut firman Tuhan.


C. Orang muda dalam Alkitab yang dapat diteladani 

1. Yusuf 

Cerita tentang kehidupan Yusuf tidak asing bagi remaja. Dari perlakuan anggota keluarga yang tidak ramah, dan kebencian saudara-saudaranya terhadapnya, sampai menjadi orang yang berkuasa di Mesir.  Teladan dari Yusuf antara lain: memiliki sikap optimis dan berpikiran positif, bahwa Tuhan telah memberikan visi yang jelas melalui mimpinya. Maka ia yakin suatu saat hal itu akan terjadi dalam hidupnya. Meskipun ia harus melalui banyak tantangan dan godaan, akan tetapai ia tetap rendah hati, sabar dan pemaaf, tidak balas dendam terhadap saudara-saudaranya (Kejadian 50:1-21). 

Yusuf tetap memiliki sikap takut akan Tuhan. Serta menjaga kekudusan hidupnya, hingga ia mampu terhindar perzinahan dengan istri Potifar. Remaja Kristen masa kini perlu memiliki karakter seperti Yusuf ini, jadilah Yusuf masa kini, walau banyak godaan tetap menjadi pemenang dan terhindar dari godaan.

 

2. Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego 

Daniel yang duduk dalam pemerintahan Nebukadnezar, satu dari orang cerdik dan pandai (Daniel 2:13). Teladan dari Daniel antara lain: tetap menjaga kekudusan hidupnya dalam hal makanan, tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan anggur minuman raja (Daniel 1:8). Daniel setia beribadah kepada Tuhan, tiga kali sehari Daniel berlutut dan berdoa serta memuji Allah (Daniel 6:11). Daniel tidak sombong, tidak menyalahgunakan jabatannya yang dipercayakan padanya. 

Remaja Kristen masa kini perlu memiliki karakter seperti Daniel. Meskipun pandai, cerdas, punya jabatan, ia tidak kehilangan identitasnya sebagi orang yang menyembah Allah yang hidup, apa pun resikonya, Daniel siap menerimanya. 

Tokoh yang lain bersamaan dengan Daniel adalah Sadrakh, Mesakh dan Abednego, ketiga tokoh ini juga dapat menjadi motivasi bagi remaja agar mampu bertahan menghadapi godaan dengan tetap setia beribadah kepada Allah. Teladan dari tokoh bertiga ini antara lain: bertahan dalam imannya, tidak kompromi untuk menyembah patung, apa pun resikonya, memiliki keyakinan yang teguh (Daniel 3:16-18). 

Sadrakh, Mesakh dan Abednego percaya, bahwa Allah pasti menyelamatkan. Mereka tetap berani menunjukkan identitasnya sebagai orang yang menyembah Allah yang hidup. Meskipun perapian telah disiapkan untuk membakar tubuh mereka. Akibat dari keyakinan mereka yang kokoh itu, Tuhan menyelamatkanya dari perapian.

Remaja Kristen perlu tetap menunjukkan identitasnya sebagai remaja Kristen. Remaja Kristen perlu memiliki sikap, tutur kata, dan perilaku yang sesuai nilai-nilai Kristiani.

 

c. Timotius 

Timotius artinya memuliakan Tuhan. Dalam Perjanjian Baru dicatat bahwa Timotius bepergian dengan Rasul Paulus yang juga mentornya. Timotius besar di kota Listra sebagai anak dari wanita Yahudi bernama Eunike. Ibu Daniel adalah orang percaya, dan ayahnya berkebangsaan Yunani (bukan Yahudi). 

Paulus meminta Timotius untuk menemani dia melanjutkan perjalanan missionarisnya yang kedua bersama Silas (Kisah Para Rasul 15:36-41). Paulus melatih Timotius untuk pekerjaan pelayanan Injil (1 Timotius 1:18-9; 1 Timotius 4:14; 2 Timotius 4:1-5). 

Yang dapat diteladani dari Timotius sebagai remaja Kristen masa kini ialah Timotius adalah tipe orang yang menggunakan seluruh hidupnya bekerja dalam pelayanan. Meskipun dia berasal dari keluarga dengan perkawinan campur, perkawinan beda suku bangsa, tidak membuat Timotius mundur melayani Tuhan. 

Rasul Paulus memberikan motivasi padanya. pada kitab 1 Timotius 4:12 tertulis: ”Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”. 

Remaja Kristen dalam menghadapi godaan masa kini, perlu memiliki karakter yang disampaikan Rasul Paulus kepada anak rohaninya Timotius. Remaja Kristen dapat melayani lewat keteladanan hidup. Remaja Kristen tidak perlu ikut seperti remaja dunia, dengan perilaku yang berlawanan dengan Firman Tuhan.

 

Sekelompok Remaja Kristen Berdoa

D. Remaja Kristen Perlu Senantiasa Berdoa dan Mengandalkan Tuhan 

Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, diciptakan Nya laki-laki dan perempuan. Artinya,  bahwa sejak semula, manusia sebagai ciptaan harus selalu bergantung pada penciptanya. Untuk itulah manusia sepanjang hayatnya perlu menjalin hubungan dengan Allah sang penciptanya.

Manusia menjalin hubungan dengan Allah melalui doa/ibadah, sebagai wujud nyata bahwa dirinya tidak mengandalkan kemampuannya, kekuatannya, kepintarannya, atau apapun yang dimilikinya, melainkan senantiasa mengandalkan Tuhan. 

Remaja Kristen yang menjadi harapan bagi keluarga, gereja dan bangsa, harus mengenal diri sendiri dan tetaplah menjadi dirimu sendiri, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh kehidupan yang menyimpang dari kebenaran firman Tuhan. 

 

Beberapa tips berikut ini akan menolongmu untuk menjadi diri sendiri adalah:

1. Pergunakanlah waktu atau kesempatan yang diberikan Tuhan secara positif dan bertanggungjawab, jangan isi masa remajamu pada hal-hal yang sia-sia!

2. Selektiflah dalam berteman, pilihlah teman atau sabahat yang bisa membangun atau memotivasimu, keberhasilanmu akan menunjukkan dengan siapa kalian berteman!

3. Milikilah waktu doa secara teratur setiap harinya dan bacalah Firman Tuhan, artinya dengarlah Firman Tuhan dan bawalah masalahmu kepada-Nya, tidak menanggungnya sendiri, karena Yesus adalah sahabat sejati bagi setiap orang percaya!

4.  Bergabung dan aktiflah dalam kegiatan kerohanian di gerejamu dan ajaklah teman-temanmu untuk aktif bersamamu!

5. Libatkan Tuhan dalam segala rencanamu, artinya sebelum melakukan sesuatu, minta pimpinan dan penyertaan Tuhan, sehingga apa pun hasil yang kalian dapat, akan ada sejahtera!

6. Milikilah keyakinan bahwa masa depan yang indah dan keberhasilan kelak akan kalian capai bersama Tuhan Yesus ,sang pemberi kehidupan!

7. Ingatlah Yeremia 17:7-8, tertulis: “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”

 

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa remaja Kristen yang senantiasa berdoa, tidak mengandalkan kekuatannya, akan tetapi mengandalkan Tuhan, kelak akan diberkati Tuhan dan berhasil dalam mencapai cita-citanya.

 

E. Meraih Kemenangan dengan Strategi Allah 

Hidup Kristen adalah peperangan. Kata “pale” yang diterjemahkan “perjuangan” pada Efesus 6:12, dalam mayoritas Alkitab bahasa Inggris diterjemahkan “wrestling/bergulat.” Sementara terjemahan international Standart Version (ISV) menuliskan “fighting/pertempuran” dan Contemporary English Version (CEV) menggunakan “struggle/perjuangan.” Kata pale menekankan peperangan, perjuangan dan pergulatan satu lawan satu, bukan peperangan massal. Artinya, setiap orang Kristen menghadapi pertempuran melawan kuasa iblis. Iblis ini dapat mendatangkan bermacam-macam godaan kepada setiap umat Tuhan, yang bertujuan menjatuhkan iman setiap orang Kristen. Iblis mencobai setiap orang Kristen melalui penderitaan, kekayaan, kenikmatan dunia, keinginan nafsu, dan sebagainya. Inilah peperangan rohani yang harus dihadapi oleh setiap orang Kristen. 

Pengikut Kristus bisa menjadi pemenang atas segala keinginan duniawi, jika hidup tetap berpegang pada firman Allah dan bergantung sepenuh pada kuasa Allah. Kehidupan rohaninya harus tetap diisi dengan firman Allah, hingga mampu bertahan dari berbagai cobaan dan menjadi pemenang. 

Peperangan rohani juga bukan mengusir kuasa-kuasa iblis yang berdiam di tempat-tempat angker seperti dipercayai oleh orang Kristen aliran tertentu. Sebaliknya, yang kita perangi adalah kuasa iblis yang menggoda manusia untuk memberontak kepada Tuhan dan firman-Nya. Ketidaktundukan kepada Tuhan itulah yang perlu kita perangi. Supaya setiap orang Kristen tidak dikalahkan dan dibelenggu oleh kuasa iblis sehingga memberontak kepada Tuhan. 

Sebaliknya, kita harus melawan kuasa iblis yang membelenggu kita dengan kuasa Allah yang membebaskan. Di sinilah peperangan rohani kita. Perjanjian Lama juga mengajarkan peperangan rohani antara kuasa Allah dan kuasa ilah-ilah atau antara kebenaran dan kejahatan. Kisah keluaran bangsa Israel dari perbudakan Mesir yang ajaib menggambarkan jelas peperangan rohani itu. Bukan bangsa Israel melawan bangsa Mesir, bukan Musa melawan Firaun, tetapi Allah Israel melawan ilah-ilah Mesir.

Sebelum mendatangkan tulah yang kesepuluh, yaitu kematian anak sulung orang Mesir, Tuhan Allah sudah berfirman kepada Musa dan Harun, kata-Nya, “Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN” (Keluaran 12:12). 

Allah (Yahweh) yang berdaulat mengalahkan ilah-ilah Mesir dengan mendatangkan tulah-tulah. Melalui tulah kesepuluh Allah menyatakan kuasa-Nya, yang mana ilah-ilah Mesir tidak sanggup menolong Firaun dan rakyat Mesir dari kematian. Dalam peperangan rohani itu Yahweh dan umat Israel menang. Jika Allah sedang berperang melawan kuasa-kuasa kejahatan, demikianlah juga umat Allah harus berperang melawan segala yang jahat. Kita harus berjuang melawan segala kejahatan dan tipu muslihat iblis. Jika kita tidak memerangi iblis, berarti kita sedang berpihak kepadanya, sebaliknya kita memberontak kepada Allah. Itu adalah tanda kekalahan. 

Perjanjian Baru sangat jelas mengajarkan adanya peperangan rohani. Minimal ada tiga kata penting yang menggambarkan peperangan atau perjuangan rohani, yaitu perjuangan prajurit, perjuangan olahragawan dan perjuangan petani. 

Paulus dalam 2 Timotius 2:3-6, menggambarkan orang Kristen sebagai prajurit Kristus yang tidak memusingkan dirinya sendiri,  melainkan berjuang untuk memenangkan pertempuran, dan supaya berkenan kepada Allah. Orang Kristen seumpama seorang olahragawan yang berjuang untuk memperoleh mahkota juara dengan mengikuti peraturan-peraturan olahraga. Sebagai seorang petani, seorang Kristen harus bekerja keras. Ini semuanya menyatakan perjuangan dan kerja keras. Kita dipilih bukan untuk bersantai dan menunggu masuk sorga, melainkan untuk terus berjuang dan berperang dalam perjuangan iman.

 

Refleksi 

Pada saat  manusia pertama ditempatkan Allah di taman Eden, sudah mengalami godaan yang datangnya dari iblis. Untuk itu manusia senantiasa harus dekat dengan Allah, menyerahkan hidup dalam pimpinan Allah, serta hidup dalam persekutuan yang teratur dengan Allah. Sehingga  ketika diperhadapkan dengan berbagai godaan, ada Allah yang senantiasa menjadi pembela dan penyelamatnya, hingga orang percaya akan keluar sebagai pemenang.

Remaja Kristen dalam menghadapi godaan perlu belajar dari para tokoh dalam Alkktab yang menang menghadapi godaan, seperti: Yusuf, Daniel, Sadrakh, Mesakh, Abednego, dan Timotius. Beberapa karakter tokoh ini bisa menjadi teladan dan pedoman bagi remaja Kristen ketika menghadapi godaan dan menjadi pemenang.

Orang percaya dan juga remaja Kristen, untuk menjadi pemenang dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidupnya, harus bergantung sepenuhnya pada Allah dan jangan mengandalkan kekuatannya sendiri. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan yang menaruh harapannya hanya pada Tuhan.

 

Referensi: 

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021. Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia. Gambar dari Bing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar