![]() |
Keindahan Alam di Indonesia |
Bahan Alkitab
1. Kejadian 2:15
TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Penjelasan
Kejadian 2:15
Menjelaskan bahwa Tuhan menempatkan manusia di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman Eden. Demikian juga halnya manusia hadir di dunia ini memiliki tanggung jawab untuk melestarikan alam dan lingkungan hidup.
2. Kejadian 6:1-9
6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, 6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. 6:3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja." 6:4 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan. 6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, 6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 6:7 Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." 6:8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. 6:9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
Penjelasan
Kejadian 6:1-9
Menjelaskan bahwa Allah melihat kecenderungan hati manusia itu membuahkan kejahatan, sehingga Allah mau menghapuskan manusia dari muka bumi dengan menghadirkan air Bah, tetapi Nuh mendapat kasih karunia TUHAN dan diselamatkan. Penyelamatan adalah inisiatif Allah dan merupakan hak Allah untuk menyelamatkan manusia.
3. Kitab 1 Raja-raja 19:11-13
19:11 Lalu firman-Nya: "Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!" Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu. 19:12 Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. 19:13 Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"
Penjelasan Kitab 1 Raja-raja 19:11-13
Menjelaskan bahwa kehadiran Allah yang berbicara kepada Elia diawali dengan angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu dan gempa bumi. Hal ini menyatakan bahwa kehadiran Allah dinyatakan juga melalui kondisi alam yang terjadi dan dapat dirasakan manusia.
4. Keluaran 19:19-20
19:19 Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. 19:20 Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.
Penjelasan
Keluaran 19:19-20
Menjelaskan bahwa ketika Allah memanggil Musa di gunung Sinai, Allah hadir dan menyatakan diri dalam api dan seluruh gunung itu gemetar. Ini membuktikan bahwa terjadi juga gempa bumi pada saat itu hingga Musa pun merasakan hal itu.
5. Matius 27:51
27:51 Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, 27:52 dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. 27:53 Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Penjelasan
Matius 27: 51-53
Menjelaskan bahwa ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib, tabir Bait Suci Allah terbelah dua dan terjadi gempa bumi serta bukit-bukit batu terbelah. Kondisi alam yang luar biasa terjadi pada saat itu dan semua orang melihat dan merasakan hal itu hingga kepala pasukan dan prajurit-prajurit mengakui dan berkata: ”Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah”. Allah benar-benar hadir dan nyata ada dalam hal ini.
6. Matius 28:2
28:1 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. 28:2 Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. 28:3 Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. 28:4 Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.
Penjelasan Matius
28:1-4
Menjelaskan bahwa ketika Tuhan Yesus bangkit dari antara orang
mati, kondisi alam yang luar biasapun terjadi yaitu gempa bumi yang hebat dan
semua orang merasakan dan menyaksikannya. Sungguh nyata kehadiran Tuhan dalam
hal ini dan menjadi bukti bahwa Allah juga berkuasa untuk setiap peristiwa alam
dan lingkungan hidup. Orang percaya perlu belajar dari Alkitab tentang
kehadiran Allah dalam peristiwa alam yang terjadi.
A. Pendahuluan
Perusakan alam dan lingkungan hidup disebabkan oleh kerakusan manusia mengeksploitasi alam tanpa mempedulikan kelestarian dan keberlangsungan di masa depan. Sebutkan beberapa orang yang kalian ketahui sebagai orang yang peduli terhadap lingkungan hidup?
Orang percaya termasuk remaja Kristen harus bersama-sama
menunjukkan kepeduliannya terhadap alam dan lingkungan hidup, sehingga alam
yang kita tempati terpelihara dan lestari.
![]() |
Bencana Alam |
B. Bencana Alam dalam Perspektif Alkitab
Dalam kitab Perjanjian Lama (Kitab Kejadian), dikatakan bahwa manusia diciptakan bersama dengan seluruh alam semesta. Itu artinya bahwa manusia mempunyai keterkaitan dan kesatuan dengan lingkungan hidupnya. Akan tetapi, diceritakan juga bahwa hanya manusia yang diciptakan sebagai gambar Allah (“Imago Dei”) dan diberi kewenangan untuk menguasai dan menaklukkan Bumi dengan segala isinya. Jadi di satu segi, manusia adalah bagian integral dari ciptaan (lingkungan), akan tetapi di lain segi, ia diberikan kekuasaan untuk memerintah dan memelihara Bumi. Maka hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya seperti dua sisi dari mata uang yang mesti dijalani secara seimbang”.
Orang percaya perlu menyadari keberadaannya di alam ini, manusia tinggal di alam ini dan membutuhkannya, demikian juga alam membutuhkan manusia untuk mengelola dan melestarikannya. Keduanya saling berhubungan dan saling membutuhkan.
Alkitab menjadi bukti sejarah yang mencatat beberapa peristiwa alam yang mengandung makna khusus yang Allah ingin nyatakan kepada manusia pada masa itu, antara lain:
1. Tanda peringatan atau hukuman Allah pada manusia
Bencana alam yang sangat dahsyat, dan terjadi dalam hidup
manusia, yaitu ketika Tuhan menghukum ciptaan-Nya pada zaman Nuh dengan air bah
(banjir besar), karena ketidaktaatan kepada Allah (Kejadian 6:1-9), hati
manusia sudah semakin jahat, dan kejahatan manusia itu sudah sedemikian parah, dan tidak bisa dibiarkan lagi. Untuk itu Allah menegaskan bahwa Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara. Tidak ada sesuatu yang dapat bertahan hidup melawan ganasnya air bah itu.
Bencana itu bukan suatu kebetulan (suatu kejadian alam biasa), tetapi benar-benar merupakan hukuman Allah atas manusia, yang juga berdampak kepada ciptaan yang lainnya. Dalam peristiwa ini Allah juga menyatakan janji pada diri-Nya, bahwa tidak akan mengutuk bumi lagi dan takkan membinasakan lagi (Kejadian 8:21).
Peristiwa air bah, mengingatkan manusia, bahwa Allah mendatangkan Air Bah akibat manusia yang sudah begitu jahat di pemandangan Allah, dan juga menjadi peringatan bagi orang percaya khususnya, agar hidup seturut perintah Allah. Orang percaya perlu mengingat kembali betapa Allah sangat murka ketika manusia tidak lagi mengindahkan perintah Allah dalam hidupnya. Seharusnya manusia menyadari akan hal ini, sehingga memilih untuk hidup seturut kehendak Allah, yaitu dengan menunjukkan tanggungjawabnya terhadap alam ciptaan Allah
2. Tanda Kehadiran Allah kepada manusia
Dalam kitab Perjanjian Lama, dinyatakan bahwa ketika bangsa
Israel keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian, Allah menampakkan diri kepada
umat-Nya di gunung Sinai, Keluaran 19:18. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
gempa bumi, dimana gunung itu bergoyang hebat dan membuat bangsa Israel
ketakutan. Allah hadir di tengah-tengah mereka pada waktu itu. Terjadi pembicaraan Allah dengan Musa
(Keluaran 19:19-20).
Orang percaya harus menyadari bahwa kehadiran Allah adalah untuk menyelamatkan manusia, maka menuruti perintah Allah adalah juga merupakan penyelamatan Allah bagi manusia.
Selanjutnya kehadiran Allah juga dirasakan oleh Elia secara nyata, ketika Elia merasa seorang diri saja menjadi orang yang setia kepada Allah-Nya. Maka Allah menampakkan diri setelah gempa sesaat di gunung Horeb (1 Raja-raja 19:11-12). Gempa bumi terjadi ketika Allah menampakkan diri kepada Elia, dan Allah sungguh-sungguh hadir. Allah bertanya kepada Elia, dan dia menjawab apa yang ditanyakan Tuhan. Elia sungguh-sungguh merasakan kehadiran Allah.
Dalam Perjanjian Baru gempa bumi juga menunjukkan kehadiran/penampakan Tuhan kepada manusia. Secara jelas terjadi ketika peristiwa kematian Tuhan Yesus di kayu salib dan kebangkitan Tuhan Yesus. Hal ini menjadi bukti yang sangat jelas, bahwa Allah menyatakan kuasa-Nya dalam peristiwa itu (Matius 27:51; Matius 28:2). Ketika Tuhan Yesus mati, terjadi gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah. Peristiwa itu bukan kejadian alam biasa, tetapi menunjukkan penampakan Allah kepada orang-orang yang ada pada saat itu. Hal itu diakui oleh kepala pasukan dan prajurit yang menjaga Tuhan Yesus. Sehingga akhirnya mereka mengakui dan berkata bahwa Yesus adalah Anak Allah. Demikian halnya yang terjadi ketika Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati, pada saat itu terjadi gempa bumi yang hebat, dan semuanya ini menunjukkan kehadiran Allah di dunia.
Peristiwa berikutnya yang menunjukkan kehadiran Allah adalah ketika Rasul Paulus di penjara di Filipi. Dia dilepaskan dari penjara oleh Tuhan sendiri, ditandai dengan adanya gempa bumi yang hebat (Kisah Para Rasul 16:25). Rasul Paulus yakin bahwa peristiwa itu merupakan bukti kehadiran Allah kepadanya dan orang-orang yang ada di penjara, sehingga melalui peristiwa itu kepala penjara menjadi percaya Tuhan Yesus.
Semua peristiwa baik dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang dinyatakan di atas menjadi bukti yang kuat bahwa bencana alam dapat menjadi tanda akan kehadiran/penampakan diri Allah kepada manusia. Allah mau menunjukkan kuasa dan kehendak-Nya kepada manusia ciptaan-Nya.
Inilah beberapa peristiwa yang dinyatakan dalam Alkitab tentang
gempa bumi atau peristiwa yang terjadi yang menyatakan kehadiran Allah dalam peristiwa
alam melalui gempa bumi yang terjadi. Sebagi orang percaya, kita harus tetap
percaya bahwa Allah berkuasa atas alam semesta dan manusia punya kuasa dan
tanggung jawab untuk mengusahakan, mengelola, memelihara, dan melestarikan alam
ini.
![]() |
Upaya Memelihara Lingkungan Hidup |
C. Tindakan Nyata dalam Memelihara Lingkungan Hidup
Perusakan alam dan lingkungan hidup disebabkan oleh kerakusan manusia mengeksploitasi alam tanpa memerdulikan kelestarian dan keberlangsungan di masa depan.
Dalam ekologi, diyakini bahwa sistem alam (ekosistem) dan sistem social saling berhubungan. Manusia berada dalam sistem sosial (yang didalamnya mencakup nilai, cara berpikir, paradigma, pengetahuan, ideologi, dan lain sebagainya), dan juga berada dalam ekosistem (yang terdiri dari air, tanah, udara, flora, fauna, alam, dan lain sebagainya). Ke dua sistem ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia memegang peranan yang sangat menentukan bagi kelestarian atau keberlangsungan kehidupan di sekitarnya. Berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan alam, Doglas John Hall seorang teolog dari Kanada kelahiran tahun 1928 memberikan tiga konsep pemikiran yakni satu, manusia di atas alam; dua, manusia di dalam alam; dan tiga, manusia bersama alam.
1. Manusia di atas alam
Pandangan ini menjelaskan bahwa keberadaan alam hanyalah untuk melayani manusia. Dari pandangan ini munculah sikap antroposentrime, dimana kepentingan manusialah yang menjadi modus utama dan menjadi ukuran dalam pengelolaan alam dan sumber kekayaannya, meskipun dengan dampak yang merusak alam lingkungan. Pemikiran ini merupakan pandangan tradisional dan masih banyak dipegang banyak orang. Singkatnya, hanya memfokuskan diri pada kesejahteraan manusia dengan memanfaatkan alam seenaknya.
Orang percaya tidak boleh terlibat dalam pandangan ini, harus manyadari bahwa kehadirannya haruslah pembawa terobosan baru, yaitu selain memngambil atau memanfaatkan kekayaan alam, tapi juga harus pembawa solusi bagaimana agar kekayaan alam tetap terjaga dan terpelihara untuk masa yang akan datang.
2. Manusia di dalam alam
Paradigma manusia di dalam alam memandang manusia sebagai bagian dari beribu-ribu ciptaan yang lain. Satu spesies di antara spesies lainnya, sama-sama terbatas, saling bergantung dan saling membutuhkan. Dalam pemikiran ini manusia adalah makhluk paling dominan. Manusia harus manyadari bahwa apa yang dibutuhkannya demi kelangsungan hidupnya berasal dan ada di alam ini, maka manusia dengan alam memiliki ketergantungan, dan tidak dapat berdiri sendiri.
3. Manusia bersama alam
Manusia tidak superior atas segala ciptaan, tetapi juga tidak
identik dengan direndahkan. Manusia bersama (disamping) ciptaan yang lain, di
dalam solidaritas dengan ciptaan yang lain, meskipun tetap dalam
perbedaan-perbedaan. Manusia hidup bersama alam dan tidak memperlakukannya
sesuka hati. Paradigma ke tiga ini menjadi pandangan yang paling dekat dengan
pandangan kekristenan terhadap alam. Atas dasar solidaritas, manusia memandang
semua alam dan makhluk lain secara integral.
Inilah dasar dari penatalayanan (stewardship) manusia dalam alam semesta, sebagimana diciptakan Allah sebagai baik itu (Kejadian 1:10,12). Semua makhluk hidup berada dalam relasi saling bergantung dan saling memerlukan. Orang percaya harus menunjukkan tanggungjawabnya sebagai pengelola alam ini. Merupakan mandat yang diberikan Tuhan kepadanya sejak penciptaan manusia dan alam semesta yang harus dilakukan sepanjang kehidupan manusia di alam ini.
Manusia harus menyadari hal ini, bahwa manusia sebagai ciptaan Allah yang diciptakan menurut gambar Allah. Berarti, manusia dipanggil untuk hidup dalam hubungan yang akrab dan pribadi dengan penciptanya. Sambil membangun komunitas harmonis dengan ciptaan yang lain. Manusia perlu menunjukkan perannya yang istimewa itu dalam mengusahakan, memelihara, dan melestarikan alam.
Paradigma Kristen mengenai hubungan manusia dengan alam, yakni manusia
merupakan bagian dari alam, tetapi pada sisi yang lain, manusia memang
mempunyai keistimewaan. Manusia mendapat mandat dalam Kejadian 2:15 ”TUHAN
Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu”. Firman Tuhan in harus menjadi pedoman
bagi orang percaya untuk ikut bertanggung jawab menjaga, menghargai, dan
merawat alam ini. Apabila manusia mematuhi, menaati firman Allah dan
menghormati tatanan alam, maka dunia akan tetap nyaman, dan layak dihuni.
D. Refleksi
Manusia diberi mandat oleh Tuhan untuk mengusahakan, memelihara dan melestarikan alam dan lingkungan hidup. Peserta didik dapat belajar dari para aktivis lingkungan hidup, sehingga dapat termotivasi untuk ikut serta dalam melestarikan alam dan lingkungan hidup.
Dibutuhkan tindakan nyata dari manusia dalam memelihara, melestarikan alam dan lingkungan hidup. Semua manusia bertanggung jawab untuk ikut memelihara lingkungan hidup dengan bijaksana, apa pun agamanya.
Perusakan alam dan lingkungan hidup disebabkan oleh kerakusan manusia mengeksploitasi alam tanpa memperdulikan kelestarian dan keberlangsungan di masa depan. Orang percaya perlu menunjukkan kepeduliannya dan ikut berperan didalamnya, sesuai mandat Tuhan dalam Alkitab. Hingga tercipta lingkungan yang nyaman, asri dan kondusif.
Allah juga hadir dalam berbagai peristiwa alam, untuk itu orang percaya perlu belajar dari Alkitab tentang berbagai peristiwa alam yang menyatakan kehadiran Allah. Hal itu menjadi bukti bahwa Allah juga hadir dan menyatakan kekuasaan-Nya atas alam dan lingkungan hidup termasuk peristiwa yang terjadi di alam.
Pengikut Kristus, hendaknya juga memohon hikmat dari Tuhan agar
mengerti juga tentang peristiwa alam yang terjadi di dunia ini, apakah itu
semata-mata karena perilaku manusia atau memang Tuhan izinkan terjadi agar
manusia lebih mengenal Allah atau lebih dekat kepada Allah dan bertobat dari
perilakunya yang kurang bertanggung jawab terhadap alam dan lingkungan
hidupnya.
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021. Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia. Gambar dari Bing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar