![]() |
Planet Bumi |
Bahan Alkitab
1. Kejadian 1:1-31
1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. 1:3 Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. 1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. 1:6 Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 1:7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 1:8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. 1:9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. 1:10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 1:11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. 1:12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 1:13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga. 1:14 Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. 1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 1:17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 1:18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat. 1:20 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 1:21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 1:22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 1:23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima. 1:24 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. 1:25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 1:29 Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. 1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Penjelasan
Kejadian 1:1-31
Menjelaskan bahwa pada mulanya Allah menciptakan alam semesta dengan segala isinya, teristimewa manusia, dan menempatkannya di taman Eden. Semua kebutuhan ciptaan disediakan Allah, kondisinya semua ciptaan termasuk manusia pada mulanya sungguh amat baik. Suasana yang damai dan penuh kemuliaan Allah terjadi di taman Eden, belum ada kerusakan alam di sana, manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, dalam kondisi yang masih sangat baik. Allah melihat semua yang dijadikan-Nya, sungguh amat baik. Itulah kondisi awal alam semesta ini dengan segala ciptaan Allah yang lainnya.
2. Kejadian 2:1-15
2:1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. 2:4 Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, -- 2:5 belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; 2:6 tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu -- 2:7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. 2:8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. 2:9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. 2:10 Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang. 2:11 Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada. 2:12 Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras. 2:13 Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. 2:14 Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat. 2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Penjelasan Kejadian 2: -15
Menjelaskan bahwa Allah telah menyelesaikan untuk menciptakan semuanya, maka
pada hari ketujuh Allah berhenti dari segala pekerjaan Penciptaan-Nya. Allah
menempatkan manusia yaitu Adam dan Hawa di taman Eden untuk mengusahakan dan
memelihara taman Eden, hingga terpelihara semua ciptaan itu, manusia diberi
kuasa yang istimewa oleh Allah dengan akal, pikiran serta kemampuan untuk
mengelola ciptaan bahkan diberi kuasa untuk menaklukkan semuanya. Hingga semua
ciptaan itu terpelihara, terjaga, terawat, demi kelangsungan hidupnya. Manusia
harus menyadari bahwa Allah memberikan kuasa untuk ciptaan lainnya juga untuk
memelihara dan melestarikannya, tidak hanya mengambil hasil dari alam ini akan
tetapi juga untuk memelihara kelangsungan hidupnya yang lestari, nyaman,
kondusif.
A. Pendahuluan
Manusia sebagai ciptaan Allah yang mulia, ditempatkan Allah di dunia ini, untuk menjadi manusia yang bertanggung jawab, baik terhadap sesama maupun terhadap alam dan lingkungan hidup, dimana manusia hidup dan berkarya. Menurut kalian, bagaimana saat ini kondisi alam dan lingkungan hidup? Dan siapa sebenarnya yang bertanggungjawab untuk melestarikan alam dan lingkungan hidup? Sebagai remaja Kristen, apa yang dapat kalian lakukan untuk melestarikan alam dan lingkungan hidup?
Kondisi alam dan lingkungan hidup sudah begitu memprihatinkan, akibat dari
tindakan manusia yang kurang bertanggung jawab, orang percaya dan remaja Kristen
perlu menyadari akan tugas dan tanggungjawabnya terhadap alam dan lingkungan
hidup, hingga tercipta lingkungan yang nyaman.
![]() |
Lingkungan Hidup |
B. Pandangan Manusia Terhadap Alam dan Lingkungan Hidup
Manusia sebagai ciptaan Allah yang mulia, ditempatkan Allah ada di alam ini, untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya, manusia harus beradaptasi dengan alam sekitarnya, untuk itu manusia perlu memiliki pemahaman yang benar terhadap alam sekitarnya. Dalam etika lingkungan berkaitan dengan perilaku manusia terhadap alam, muncul beberapa teori.
Sonny Keraf berpendapat ada lima teori, yaitu, antroposentri,
biosentris, ekosentris, hak asasi alam dan ekofeminis. Berikut
penjelasannya:
1. Antroposentri
memandang manusia sebagai pusat alam semesta, dan
hanya manusialah yang mempunyai hak untuk memanfaatkan dan menggunakan alam
demi kepentingan dan kebutuhan hidupnya. Dalam pemanfaatan alam ini manusia harus
tetap memiliki kesadaran akan keberlangsungan hidup yang lainnya.
2. Biosentris adalah menganggap semua makhluk hidup bernilai pada
dirinya sendiri sehingga pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral.
3. Ekosentris, teori ini memusatkan etika lingkungan pada
seluruh komunitas ekologis, merupakan kelanjutan teori biosentris.
4. Hak asasi
alam, menerima bahwa makhluk hidup membutuhkan
ekosistem atau habitat untuk hidup dan berkembang.
5. Ekofeminis, menawarkan telaah kritis atas sumber dari semua krisis lingkungan.
Antroposentrisme adalah teori lingkungan hidup yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Pandangan ini diikuti oleh pemikiran bahwa dunia diciptakan hanya untuk dan bagi kepentingan manusia. Hal inilah yang menyebabkan manusia menguras alam demi memenuhi kepentingan dan kehidupannya tanpa memberi perhatian kepada kelestarian alam. Tuhan memberikan keahlian kepada manusia untuk mengelola alam ini demi pemenuhan hidupnya, akan tetapi juga harus diimbangi dengan adanya tanggungjawab untuk memelihara dan melestarikannya demi kehidupan ciptaan lainnya.
Keuntungan menjadi tujuan utama Antroposentrisme. Franz Magnis Suseno mengaitkan pemikiran antroposentris ini dengan “ekonomi kapitalis”. Berorientasi pada laba, yang terjadi hanyalah pengeksploitasian terhadap sumber kekayaan alam. Menggali dan membongkar. Tanpa memikirkan akibat bagi alam, atau pun meminimalkan risiko pencemaran, sebab hal itu akan meningkatkan biaya produksi.
Jika proses produksi kapitalisme dibiarkan, jelas alam lingkungan hidup pasti akan semakin rusak. Karena itu, paradigma antroposentris dituduh sebagai penyebab utama kerusakan atau krisis lingkungan yang terjadi sekarang. Pandangan ini memberi masukan kepada kita bahwa manusia harus dapat menempatkan dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang memiliki tanggung jawab memelihara alam ini. Tidak menjadi manusia yang egois. Hanya memikirkan apa yang menjadi kebutuhannya, namun tidak peduli akan kehidupan yang lainnya, yang juga berada di alam ini termasuk pada pemeliharaan alam semesta ini. Orang percaya harus memiliki kepedulian terhadap pemeliharan alam, sehingga menjadi tempat yang nyaman.
Pandangan antroposentrisme ini sangat bertentangan dari tujan Allah menempatkan manusia di alam ini, sebab sejak semula Allah telah memberikan mandat kepada manusia, kitab Kejadian 2:15. ”TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakandan memelihara taman itu”. Hal ini menegaskan bahwa manusia tidak hanya mengambil hasil dari alam namun juga harus memeliharanya untuk kelangsungan hidup berikutnya. Mandat yang diberikan Allah harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab. Orang percaya ditempatkan Allah ada di alam ini. Juga harus mewujudkan kehendak Allah, yaitu bahwa Allah Sang Pencipta telah menyediakan kebutuhan manusia dengan ciptaan lainnya. Manusia telah diberi akal sehat dan keahlian untuk mengelola alam. Namun juga untuk melestarikan dan memelihara alam ini.
Bumi sebagai tempat tinggal seluruh makhluk, menghadapi kerusakan semakin serius. Penyebab pokok dari krisis bumi/lingkungan hidup ini adalah pola pendekatan manusia modern terhadap alam yang keliru. Manusia kurang memperlakukan alam sebagai sahabat, dan hanya melihat sebagai obyek semata-mata. Alam dipandang sebagai sarana, tambang kekayaan, sumber energi, sumber kekayaan yang memang harus dieksploitasi bagi kebutuhan manusia. Inilah yang menyebabkan kerusakan lingkungan semakin parah.
Manusia kurang sadar, dengan merusak alam ciptaan, manusia sebenarnya sedang menghancurkan peradaban dirinya sendiri. Manusia yang juga hidup di alam ini harus memiliki kesadaran yang tinggi, bahwa alam diciptakan untuk memenuhi kebutuhannya, akan tetapi harus memperhitungkan dampak dari akibat tindakan yang hanya mengambil hasil alam tanpa adanya kesadaran untuk melestarikannya.
Orang percaya agar menyadari keberadaannya di alam ini. Orang percaya tidak hanya sekedar mengambil hasil alam ini, akan tetapi juga harus memikirkan pemeliharan dan kelestariannya. Karena manusia ada bersama alam, disamping ciptaan Allah yang lain.
Manusia hidup bersama alam dan tidak memperlakukannya sesuka hati. Manusia harus menunjukkan tanggungjawabnya sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal sehat, sehingga segala tindakan yang dilakukan harus penuh dengan pertimbangan. Atas dasar solidaritas sesama ciptaan Allah, manusia memandang semua alam dan makluk lain secara integral. Inilah dasar penatalayanan (stewardship) manusia dalam alam, sebagaimana diciptakan Allah dalam kondisi baik itu (Kejadian 1:10, 12).
Semua makluk hidup berada dalam relasi saling bergantung dan saling
memerlukan. Tidak ada satu makluk dalam alam ini yang tidak saling membutuhkan,
semua saling keterkaitan satu dengan lainnya.
![]() |
Pencemaran Lingkungan |
C. Bentuk – bentuk Kerusakan Alam dan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup yang semakin rusak dan memprihatinkan saat ini, membutuhkan kesadaran dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun gereja. Masing-masing perlu menunjukkan peran dan tanggungjawabnya atas alam dan lingkungan hidup.
Berbagai kasus alam dan lingkungan hidup yang terjadi sekarang ini, baik pada lingkungan global maupun lingkungan nasional, sebagian besar bersumber dari perilaku manusia. Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan, seperti dilaut, hutan, atmosfir, air, tanah, bersumber pada manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan keuntungan diri sendiri. Perilaku seperti ini sangat tidak menunjukkan manusia yang bertanggung jawab, dan hanya mengutamakan kepentingan pribadi, sehingga menjadi manusia yang egois.
Aryiati Wuryandari menjelaskan bahwa pemanasan global merupakan proses naiknya suhu rata-rata atmosfir, laut serta daratan bumi. Kenaikan suhu bumi ini diakibatkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca akibat dari ulah manusia sendiri. Akibat pemanasan global, banyak sekali kerusakan yang ditimbulkan bisa mencapai seluruh struktur yang berada di bumi ini.
Kenaikan suhu secara global akan menimbulkan banyak perubahan seperti menyebabkan cuaca ekstrem dan menaikkan tinggi permukaan air laut, juga punahnya berbagai macam hewan. Kenaikan suhu secara global berpengaruh terhadap hasil pertanian, hilangnya gletser, dan mencairnya es di kutub utara dan selatan.
Manusia harus menyadari betapa besarnya kerugian yang diakibatkan oleh
sikap egoism pribadi yang hanya memikirkan kepentingan pribadi tanpa memikirkan
orang lain dan alam sekitarnya. Manusia adalah pengelola atas alam beserta
isinya, yaitu untuk menjaga, melestarikan, dan mengusahakan alam. Manusia tidak
boleh hanya mengambil hasil bumi, tanpa pemikiran untuk merawat alam demi
kelangsungan hidup berikutnya. Manusia bukan pemilik alam ini, melainkan diberi
kuasa untuk mengusahakan dan bertindak secara bertanggung jawab, artinya segala
yang dilakukannya terhadap alam dan lingkungan hidup harus penuh dengan
tanggung jawab.
![]() |
Pelestarian Lingkungan |
D. Tanggungajawab Terhadap Alam dan Lingkungan
Manusia diciptakan Allah untuk menjaga dan bukan merusak alam, itulah inti dari teologi penciptaan. Konsep ini penting untuk dimengerti sebagai mandat Ilahi. Karena itu manusia mempunyai tanggung jawab terhadap kelestarian alam. Manusia perlu menghargai dan merawat alam. Jika tidak, maka kerusakan alam akan semakin besar dan dampak buruk dari kerusakan alam akan dirasakan juga oleh manusia itu sendiri. Maka perlu kesadaran yang tinggi untuk merubah perilaku menjadi manusia yang penuh tanggungjawab dalam pemeliharaan alam ini.
Penanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup dapat dikelompokkan antara lain: tanggung jawab pribadi, tanggung jawab keluarga, dan tanggung jawab gereja. Berikut penjelasannya:
1. Tanggung jawab pribadi
Dengan merusak alam ciptaan, manusia sedang menghancurkan peradaban dirinya
sendiri. Sebagai perseorangan terkadang merasa bahwa tindakan kita tidak akan
membuat banyak perbedaan. Tetapi, pernahkah kita berpikir, jika banyak orang
yang melakukan seperti yang kita lakukan? Masalah-masalah akan berubah ketika
banyak orang membuat keputusan yang sama tentang keselamatan dan keberadaan
lingkungan. Hal konkrit yang dapat dilakukan secara pribadi anatara lain:
a. Peduli
terhadap kebersihan, yang dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga.
b. Peduli
terhadap pelestarian alam sekitar dengan melakukan penghijauan di lingkungan
masing-masing.
c. Meminimalkan
penggunaan energi yang berdampak pada pemanasan global.
d. Meminimalkan
polusi dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, misalnya dengan bersepeda atau berjalan kaki,
jika jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya.
e. Membuang
sampah pada tempatnya merupakan pola hidup yang harus dibiasakan dalam
keluarga.
f. Mengurangi
penggunaan plastik dengan menggantikan kantong atau tas yang ramah lingkungan.
g. Menanam pohon di lahan kosong sekitar rumah, sehingga menghasilkan udara yang segar dan sejuk.
Dengan demikian, setiap pribadi remaja Kristen harus menyadari bahwa menjaga, merawat, dan melestarikan alam dan lingkungan hidup adalah merupakan tanggung jawabnya juga secara pribadi atau individu. Dengan kesadaran ini, maka lingkungan sekitar kita akan terawat, terpelihara dan indah, serta nyaman untuk ditempati bersama.
2. Tanggung jawab keluarga
Setiap anggota keluarga sangat berperan dalam menentukan gaya hidup keluarga
sehari-hari. Selain peran ayah sebagai kepala rumah tangga, ada peran penting
dan sangat strategis yang diemban seorang ibu bersama ayah, mendidik anak terkait kebiasaan ramah lingkungan
dalam keluarga.
Kebiasaan untuk memelihara lingkungan yang bersih, harus ditanamkan sejak anak masih kecil. Hal ini merupakan tugas yang harus dilakukan secara bersama oleh ibu dan ayah dalam keluarga, sehingga ketika anak sudah besar kelak akan terbiasa dengan pola hidup yang telah ditanamkan sejak masih anak-anak.
Ide “Rumah Berkelanjutan” pada dasarnya bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah disediakan Tuhan bagi kita, khususnya bagi kita yang tinggal di daerah tropis. Rumah berkelanjutan menurut Michael Mobbs, mempunyai ciri tidak ada air hujan yang meninggalkan halaman rumah, artinya terdapat resapan air hujan yang baik di area rumah tersebut. Tidak ada kotoran di halaman rumah, artinya kebersihan terjaga dengan baik. Sampah dikelola dengan baik. Bangunan terbuat dari material yang ramah lingkungan, dan sebagainya. Hal ini bisa terlaksana dengan baik apabila semua anggota keluarga memiliki kepedulian dan memiliki kesadaran untuk menciptakan rumah yang bersih dan bebas dari genangan air di sekitar rumah tempat tinggal.
3. Tanggung jawab gereja
Gereja dalam kedudukannya sebagai organisasi mempunyai peranan vital dalam usaha pelestarian lingkungan. Gereja diharapkan dapat memberikan perhatiannya secara serius mengusahakan dan mengupayakan pemulihan kerusakan lingkungan ataupun pemanfaatan lingkungan yang baik.
Dalam khobah yang disampaikan oleh hamba Tuhan, perlu menghimbau atau memberikan pendidikan betapa pentingnya hidup sehat, dengan dimulai dari rumah masing-masing jemaat. Tidak cukup hanya berpakaian yang rapih dan bersih ketika ibadah di gereja, akan tetapi kebersihan dalam lingkungan keluargapun sangat penting untuk dibiasakan.
Beberapa aksi praktis yang dapat dilakukan gereja antara lain:
a. Mendukung
program pemerintah daerah dalam bidang lingkungan hidup, dengan mendorong
jemaatnya untuk melaksanakan program pemerintah tersebut. Melibatkan jemaat
agar ikut serta dalam usaha melestarikan alam yang dimulai di lingkungan
keluarga masing-masing.
b. Bekerjasama dengan pemeluk agama lain dalam aktifitas penyelamatan lingkungan. Menunjukkan tanggungjawabnya sebagai bagian dari masyarakat majemuk, untuk ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan c. dengan sesama warga meskipun berbeda keyakinan.
d. Bekerjasama
untuk pengelolaan sampah. Dapat dilakukan dengan melakukan daur ulang sampah
atau dengan menjadikan sampah menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk
pada tanaman warga sekitar.
e. Bekerjasama
dalam hal memerangi penebangan liar, serta memiliki kesadaran betapa pentingnya
penghijauan dilakukan demi kesehatan setiap warga.
f. Eksploitasi
sumber daya alam, dengan memberikan edukasi
bahwa setiap tindakan yang dilakukan membutuhkan perhitungan, sehingga terjadi
keseimbangan antara pengambilan sumber daya alam dengan pemeliharaan yang
dilakukan.
g. Bekerjasama
dengan LSM lingkungan dan memberikan masukan demi penyelamatan lingkungan
sekitar.
h. Merumuskan
pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan konteks masyarakat, kearifan local,
dan imflementasi pelestarian lingkungan hidup dan sumber alam.
i. Dalam
kaitannya dengan tugas mengajar umat, gereja dapat berperan dengan membuat
kurikulum pengajaran yang juga mengajarkan lingkungan. Dapat dilakukan dalam
bentuk pengajaran atau seminar tentang lingkungan hidup bagi remaja, pemuda
maupun semua warga jemaat.
j. Gereja perlu
mendidik umat tentang ekatologi yang alkitabiah melalui khotbah-khotbahnya,
sehingga umat dapat menghidupi dengan benar dan nyata, serta mempraktikkannya
secara konsisten.
k. Gereja dapat membentuk tim khusus yang memperhatikan lingkungan. Remaja dan pemuda merupakan modal gereja dengan melibatkan mereka tentang kegiatan yang berwawasan lingkungan hidup.
Allah menempatkan kita di dunia ini, tidak sekedar hidup untuk memenuhi bumi
dan beranak cucu, namun ada tugas dan tanggung jawab yang juga sangat penting
untuk dilakukan gereja sebagai umat Allah, memiliki tanggung jawab terhadap
alam dan lingkungan hidup. Kekristenan perlu berpikir atau berteologi dengan
menempatkan alam sebagai bagian integral dari karya penciptaan Allah. Konsep
keselamatan perlu dilihat dari kacamata yang lain,yakni secara holistik.
Tidak ada keselamatan yang mengesampingkan kerusakan alam atau lingkungan hidup. Kekristenan juga perlu mengajarkan perilaku konservasi atau pengelolaan alam yang baik. Gereja, keluarga, dan setiap individu orang percaya mempunyai peran penting dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
Tidak cukup hanya dengan kesadaran, melainkan perlu disertai dengan aksi atau tindakan nyata, baik dalam lingkungan kecil maupun dalam skala besar. Tidak cukup hanya berupa himbauan, arahan, dan perintah, namun yang sangat dibutuhkan adalah tindakan nyata dan pratik dalam kehidupan sehari-hari. Mari semua lakukan apa yang dapat kalian lakukan, secara pribadi di rumah, di sekolah, di gereja dan di masyarakat, demi terciptanya lingkungan yang sehat, nyaman, asri dan kondusif.
E. Refleksi
Manusia sebagai ciptaan Allah yang mulia, ditempatkan Allah ada di alam ini, untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya, manusia harus beradaptasi dengan alam sekitarnya, untuk itu manusia perlu memiliki pemahaman yang benar terhadap alam sekitarnya. Hal ini sangat penting dipahami oleh manusia bahwa kehadirannya adalah sebagai pengusaha, pemelihara dan melestarikan alam dan lingkungan hidup demi kelangsungan hidup ciptaan lainnya.
Lingkungan hidup yang semakin rusak dan memprihatinkan saat ini, membutuhkan
kesadaran dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat maupun gereja.
Masing-masing perlu menunjukkan peran dan tanggungjawabnya atas alam dan
lingkungan hidup. Berbagai kasus alam dan lingkungan hidup yang terjadi
sekarang ini, baik pada lingkungan global maupun lingkungan naional, sebagian besar bersumber dari perilaku manusia. Kasus-kasus pencemaran dan kerusakan, seperti di laut, hutan, atmosfir, air, tanah dan sebagainya, bersumber pada manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan keuntungan diri sendiri.
Manusia diciptakan Allah untuk menjaga dan bukan merusak alam, itulah inti dari teologi penciptaan. Konsep ini penting untuk dimengerti sebagai mandate Ilahi. Karena itu manusia mempunyai tanggung jawab terhadap kelestarian alam. Manusia perlu menghargai dan merawat alam.
Penanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup dapat dikelompokkan
antara lain: tanggung jawab pribadi, tanggung jawab keluarga, dan tanggung
jawab gereja. Orang percaya dipanggil untuk berperan serta dalam melestarikan
alam dan lingkungan hidup.
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekeri untuk SMP Kelas VII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi. Jakarta Pusat. 2021. Alkitab Elektronik 2.00 – Alkitab
Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia. Gambar dari Bing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar