Bersyukur atas Berkat Makanan |
Bacaan Alkitab
Amsal 17: 22,
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah
mengeringkan tulang.
Filipi 4: 4-7,
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah
hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai
sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu
dalam Kristus Yesus.
I Tesalonika 5:18, Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
A. Pengantar
Bersyukur
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berterima kasih kepada Allah.
Bersyukur adalah salah satu hal yang harus terus dilakukan selaku
anak-anak-Nya. Namun demikian, ternyata tidak mudah untuk bersyukur. Sebagian orang merasakan sulit untuk bersyukur,
terutama ketika menghadapi hal-hal yang tidak diharapkan atau hal-hal yang
membawa kepedihan atau amarah. Dalam
pelajaran ini dan pelajaran 12, serta 13,
kita akan mengupas lebih dalam, mengapa kita harus bersyukur. Bila kita
sudah memahami alasan mengapa harus bersyukur, diharapkan kita juga lebih
sering mengucap syukur bahkan menjadikan bersyukur sebagai sikap hidup kita
yang diwujudkan dalam keseharian.
B. Pengertian
Bersyukur
Ada
seorang ibu bernama Liu Ximei. Ia tinggal di Desa Xinhu, Guangdong, China.
Pekerjaan sehari-hari Ibu Ximei adalah melakukan tugas rumah tangga dan
sesekali ia bekerja di sawah atau di lahan pertanian keluarganya. Ibu ini juga
terbiasa mencuci pakaiannya sendiri dan aktif melakukan kegiatan harian, Ibu
Liu Ximei menjadi istimewa karena ia melakukan semua aktivitasnya itu dalam
usianya yang telah mencapai 102 tahun. Resep umur panjangnya sederhana. Seperti
yang diakuinya, ia tidak minum alkohol, selalu menjaga kebersihan diri, dan
yang terpenting, katanya, ia tidak mau terlalu dipusingkan oleh keadaan
sekitarnya. Ia sudah merasa bersyukur dengan apa yang dimilikinya.
Di
Indonesia, angka harapan hidup tertinggi tercatat dimiliki oleh daerah
Yogyakarta, yaitu 73 tahun. Artinya, rata-rata penduduk Yogyakarta hidup hingga
usia 73 tahun. Beberapa ahli mencoba mencari tahu apa penyebab angka harapan
hidup tertinggi ada di Yogyakarta.
Ternyata, karena selain rendahnya tingkat stress dan tingginya konsumsi serat
melalui buah dan sayuran, juga karena budaya hidup orang Yogyakarta yang
memegang falsafah “nrimo ing pandum”.
Artinya, menerima apa yang menjadi haknya, jangan sampai mengambil hak orang
lain, apalagi menjadi serakah. Selalu bersyukur dengan apa pun yang menjadi
bagian mereka. (Sumber: Data Statistik Indonesia, 2014).
Hidup
bersyukur itu banyak manfaatnya; bukan hanya buat diri sendiri, tetapi juga
buat orang lain di sekitar kita. Buat diri sendiri, hidup bersyukur akan membuat
kita lebih merasa nyaman dan bersemangat menjalani hari-hari kita. Kemampuan
kita juga akan lebih berkembang kalau kita membiasakan diri hidup bersyukur.
Seorang pemain sepakbola, misalnya, dapat bermain bagus di sebuah klub, tetapi
sayangnya begitu ia pindah ke klub lain, kemampuannya menurun drastis. Ternyata
ia merasa tidak nyaman di klub barunya itu; iri hati dengan rekan seklubnya,
kecewa dengan pelatihnya, tidak puas dengan keadaannya. Intinya ia tidak bisa
bersyukur. Akibatnya ia berlatih asal-asalan, tidak dengan sepenuh hati, dan
ketika bermain pun jadinya tidak bersemangat. Tidak heran kalau kemudian ia
tidak bisa bermain baik sesuai kemampuannya.
Sama
halnya dengan seorang remaja yang selalu merasa kurang dengan dirinya. Ia
merasa dirinya kurang cantik/ ganteng, kurang pintar, badannya kurang tinggi,
keluarganya kurang kaya, sehingga ia pun tidak bisa menjalani hari-harinya
dengan gembira, selalu murung. Akibatnya, prestasinya di sekolah terus menurun,
kemampuannya di bidang lain juga tidak berkembang.
Begitulah
kalau seseorang tidak bisa mensyukuri hidupnya. Ketika bangun pagi, ungkapkan
syukur dalam doamu: bersyukur atas udara yang dihirup, atas kicau burung yang
kita dengar, atas tubuh yang sehat, atas keluarga, teman, kesempatan
bersekolah, dan banyak lagi hal-hal lainnya. Bersyukur dapat juga dilakukan
ketika membereskan tempat tidur sambil bernyanyi atau bersiul-siul kecil,
begitu juga ketika mandi dan ketika membereskan tas sekolah. Dengan begitu
suasana hatimu akan terbawa gembira dan hidup akan terasa cerah. Akan tetapi
apabila ketika bangun tidur kita terus mengeluh dan mengomel tentang banyak
hal, suasana hati kita juga akan terpengaruh menjadi negatif.
Manfaat
lain hidup bersyukur adalah membuat hidup kita lebih sehat. Sudah sejak lama
para ahli kedokteran menyetujui, bahwa ada kaitan erat antara hidup sehat
dengan hati yang gembira. Ada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap orang
berusia lanjut. Menurut hasil penelitian itu, kakek dan nenek yang membiasakan
dirinya hidup bersyukur, senang tertawa, bisa menerima keadaannya dengan
sukacita, tidak suka ngomel-ngomel dan mengeluh, biasanya tubuhnya lebih sehat,
jarang sakit atau pun stres. Mereka memiliki semangat hidup yang lebih.
Hal
itu sama seperti yang diungkapkan dalam Amsal
17:22: “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah
mengeringkan tulang.” Hati yang gembira adalah salah satu akibat dari hidup
bersyukur. Sedang semangat yang patah biasanya terwujud dalam keluhan, lawan
kata dari hidup bersyukur. Jadi artinya, keluhan keputusasaan akan membuat
hidup kita tambah berat.
Hidup
bersyukur juga akan membuat kita lebih mudah bergaul dengan orang lain. Apabila
kamu mempunyai teman yang suka mengeluh dan mengomel, selalu marah-marah dan
cemberut, tentunya kamu tidak merasa nyaman berteman dengan orang seperti itu,
bukan? Akan berbeda, kalau temanmu itu selalu berwajah ceria dan kata-kata yang
diucapkannya selalu dengan nada gembira. Senyum dan tawa selalu menghiasi
wajahnya. Kamu pasti akan merasa senang dan nyaman berteman dengannya. Begitu
juga orang lain terhadapmu. Hati yang bersyukur akan membawa kegembiraan dalam
hidup kita. Kegembiraan akan menarik orang-orang untuk senang berteman dengan
kita.
Rasul
Paulus sedang mendekam di penjara di kota Roma ketika menulis surat Filipi.
Akan tetapi, Rasul Paulus tidak mengeluh dan mengomel dengan keadaannya, ia
tetap bersukacita. Tidak ada satu pun kata-kata keluhan dalam suratnya,
sebaliknya penuh dengan nasihat untuk bersyukur dan bersukacita. ”Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!” begitu
Paulus menulis (Filipi 4: 4). Lalu,
”Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur.” (Filipi 4: 6). Dengan demikian, kita akan mengalami
damai sejahtera Allah (Filipi 4: 7). Damai sejahtera, dalam bahasa Ibrani,
syalom, bukan berarti hidup bebas dari kesulitan, tetapi kita dapat merasakan ketenangan,
kententraman, dan sukacita, sekalipun dalam kesulitan dan masalah. Jadi, damai
sejahtera itu terletak di dalam hati kita, bukan di luar diri kita. Damai
sejahtera yaitu ketika kita dapat bersyukur untuk segala apa yang terjadi dan
yang kita hadapi dalam hidup ini.
Damai
sejahtera dapat dilihat pada kehidupan Rasul Paulus. Sekalipun ia dipenjara,
artinya secara fisik ia juga mungkin sedang menderita, tetapi ia tetap tegar,
tidak putus asa, dan yang terpenting ia tidak kehilangan sukacita dan rasa
syukur. Bahkan lebih dari itu, ia juga tetap bisa menjadi berkat bagi jemaat di
Filipi, Efesus, dan Tesalonika. Melalui suratnya, ia menghibur dan menguatkan
jemaatnya dalam menghadapi masalah hidup mereka. Rasul Paulus pun menulis,
“Mengucap syukurlah dalam segala
hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
(I Tesalonika 5: 18). Artinya, mengucap
syukur tidaklah tergantung dari apa yang kita miliki, melainkan harus dilakukan dalam setiap keadaan, suka
mau pun duka.
C.S.
Lewis, seorang penulis dari negara Inggris, menyatakan bahwa seharusnya kita
bersyukur untuk apa pun yang kita alami; bila memang itu adalah yang “baik”,
kita bersyukur untuk itu; namun bila itu
adalah yang “tidak baik”, kita pun harus bersyukur karena dengan
demikian, kita dilatih untuk menjadi sabar, rendah hati, dan tidak menaruh
harapan pada dunia melainkan pada kehidupan surgawi.
Jadi,
dapat kita simpulkan betapa besarnya manfaat yang bisa kita peroleh dari hidup
bersyukur. Maka, sangat baik kalau mulai dari sekarang kita membiasakan diri
untuk selalu bersyukur. Bersyukur adalah sikap hidup yang harus ditumbuhkan dan
dipelihara, tidak tergantung pada kondisi atau keadaan di luar diri kita.
Kuncinya adalah kita mau, lalu kita berupaya untuk itu.
C. Penutup
Bersyukur
adalah permintaan Tuhan untuk anak-anak-Nya. Bersyukur harus dilakukan dalam
segala keadaan. Banyak manfaat dari bersyukur, baik untuk diri sendiri, maupun
untuk orang-orang di sekitar kita. Dengan hidup bersyukur, badan kita menjadi
lebih sehat dan kita pun menjadi lebih bersemangat dalam menjalani hidup. Para
ahli kesehatan umumnya menyetujui, bahwa ada kaitan erat antara hati yang
gembira dengan hidup sehat. Dengan hidup bersyukur, kita juga akan lebih mudah
berteman. Sebaliknya, seseorang yang suka mengeluh dan mengomel biasanya akan
mengalami kesulitan dalam pergaulan.
Referensi
Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk
SMP Kelas 8 -- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Alkitab Elektronik 2.0.0 – Alkitab Terjemahan Baru © 1974 – Lembaga Alkitab Indonesia
Gambar oleh Gordon Johnson dari Pixabay
Baca juga:
PAK Kelas 8 Semester 2 | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar