Jumat, 07 Januari 2022

Bersyukur dalam Situasi Sulit

Bersyukur dalam segala hal

Bacaan Alkitab

Roma 5: 3-4, Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

Efesus 5: 18–21, Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.

I Tesalonika 5:18, Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.


A. Pengantar

Sampai saat ini, kita sudah mengkaji mengapa harus bersyukur dan bagaimana seharusnya memelihara sikap syukur.  Pada pelajaran kali ini, kita masih membahas tentang bersyukur, yaitu bagaimana bersyukur dalam situasi yang sulit. Saat kita sedang bersuka, hati gembira, tentu mudah untuk mengucapkan syukur untuk semua yang kita terima dan alami.  Namun, pada saat berduka, bagaimana kita dapat tetap bersyukur?  Dalam ukuran dunia, dengan mudahnya orang lain akan menuduh kita gila bila kita tetap mempertahankan sikap bersyukur pada saat berduka dan mengalami kemalangan. Akan tetapi, disinilah letaknya rahasia hidup bersama dengan Tuhan.  Mari kita sungguh-sungguh pelajari bagaimana sikap bersyukur dapat dilakukan baik saat suka maupun duka.


B. Bagaimana Bersyukur dalam Situasi Sulit

Dalam  surat ke jemaat di Roma, Rasul Paulus menuliskan begini: Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan (Roma 5: 3-4). Rasul Paulus mengajak kita untuk melihat jauh ke depan, bukan terpaku pada apa yang menjadi kesulitan kita.  Ketika kita menyadari bahwa Tuhan hadir dalam segala situasi, maka kita harus bersyukur bahwa kita ada dalam lindungan-Nya.

Kesalahan yang sering dilakukan oleh orang percaya adalah memiliki keyakinan bahwa bila Tuhan membimbing kita, maka kita tidak akan mendapatkan kesulitan, dan semua yang kita inginkan dapat tercapai dengan mudah.  Apakah kamu mengerti bahwa keyakinan ini dianggap salah? 


Perhatikan hal-hal ini:

1. Kita tidak akan mendapatkan kesulitan

Benarkah bahwa kita tidak akan mendapatkan kesulitan ketika kita hidup di dunia ini?  Bila demikian halnya, tidak ada yang mau meninggalkan dunia, karena sudah menjadi tempat yang nyaman dan aman.  Untuk apa ada surga bila dunia sudah begitu nyamannya ditempati?  Justru karena hidup di dunia penuh dengan kesulitan dan kesengsaraan, kita berharap pada tempat yang lebih baik, yaitu surga, seperti yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus: Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.  Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu (Yohanes 14: 2). Tentu Tuhan Yesus bersungguh-sungguh, tidak main-main, ketika menyatakan bahwa di rumah Bapa-Nya, ada tempat tinggal untuk kita yang menjadi anak-anak Allah. Surga, rumah Bapa, hendaknya menjadi tempat yang kita inginkan bila kita meninggalkan dunia ini.  Sungguh bodoh orang yang mau selamanya tinggal di dunia karena sudah merasa senang di dunia. Bagi orang percaya, hidup di dunia adalah hidup yang sementara karena di surga lah ada kehidupan kekal, artinya kehidupan untuk selama-lamanya.

2. Apa yang kita inginkan dapat kita peroleh. 

Apa jadinya bila SEMUA yang kita inginkan dapat kita peroleh? Padahal manusia memiliki keterbatasan untuk mengetahui semua dampak dari perbuatannya. Kita bisa mendapatkan banyak kesenangan duniawi, bila kita memilih untuk tidak taat kepada Tuhan, dan melanggar apa yang Ia perintahkan. Tetapi kesenangan seperti ini, sifatnya hanya sementara, tidak kekal, dan kita harus membayar dengan harga yang mahal untuk kesenangan sesaat itu. Misalnya, pecandu narkoba.  Bagi para pecandu, ketika menggunakan narkoba rasanya nikmat sekali, tetapi kenikmatan itu hanya sesaat. Setelah itu, tubuh mereka akan mengalami hal yang tidak enak dan merasa ingin untuk mengonsumsi narkoba lagi.  Demikian seterusnya sehingga dosis narkoba yang di konsumsinya semakin lama semakin tinggi. Hal demikian yang disebut dengan kecanduan. Kecanduan narkoba menimbulkan kerusakan fungsi otak, ginjal, dan sebagainya.  Akibat yang paling fatal bagi seorang pecandu adalah mengalami kematian. Inilah harga yang harus dibayar untuk menjadi pecandu narkoba. Jadi, dengan keterbatasan itu,  akan sangat berbahaya sekali bila segala yang kita inginkan selalu dapat terpenuhi.

Jadi, ketika kita bisa bersyukur dalam keadaan yang sulit, kita sudah melakukan apa yang Tuhan minta, dan sekaligus mengakui bahwa Tuhan yang berkuasa atas segalanya, termasuk atas kesengsaraan atau kedukaan yang kita alami.  Setelah kita mengakui kuasa Tuhan, Ia akan menolong kita keluar dari kesulitan itu.  Sebaliknya, bila kita terus mengeluh dan menggerutu untuk semua kesulitan yang kita miliki, kita tidak dapat melihat bahwa Tuhan tetap ada. Ia tetap melihat dengan penuh iba terhadap kita dan menunggu kita untuk memalingkan mata, hati, dan pikiran kita kepada-Nya.  Tuhan lebih besar dari semua masalah yang kita miliki.  Apakah kita lebih memilih masalah dan bertahan dengan kekuatiran terhadap masalah, atau kita memilih mempercayai Tuhan yang berkuasa melepaskan kita dari masalah?


C. Kegiatan Pembelajaran

Menyanyi dari Kidung Jemaat No 392 

Fanny Crosby
Fanny Crosby

“Ku Berbahagia”

‘Ku berbahagia, yakin teguh, Yesus abadi kepunyaanku!

Aku waris-Nya, ‘ku ditebus, ciptaan baru Rohulkudus

Ref: Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya       

       Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya

Pasrah sempurna, nikmat penuh, suka sorgawi melimpahiku.

Lagu malaikat amat merdu; kasih dan rahmat besertaku  (ke Ref)

Aku serahkan diri penuh, dalam Tuhanku hatiku teduh.

Sambil menyongsong kembaliNya, ‘ku diliputi anugerah (ke Ref)

 

Lagu ini dituliskan oleh Fanny Crosby pada tahun 1873 dengan judul asli  Blessed Assurance.  Fanny adalah wanita yang lahir normal, namun karena suatu penyakit ia mengalami kebutaan total.  Sebagai manusia, bila kita mengalami kebutaan, hal ini dapat dianggap sebagai suatu bencana karena kita tidak bisa lagi melihat keindahan dunia ciptaan Tuhan.  Namun, melalui suatu pergumulan panjang, Fanny akhirnya dapat menerima kebutaannya dan bersyukur untuk itu.  Mengapa begitu?  Karena ia tetap melihat bahwa Tuhan mengasihinya dan melalui kebutaannya, Fanny melihat dengan mata hati bahwa Tuhan menyiapkannya untuk tugas khusus. Menjadi penulis lagu dengan syair yang sangat indah adalah salah satu bukti bahwa Fanny dipakai Tuhan dengan istimewa.  Ini kata-katanya: “Oh what a happy soul am I although I cannot see, I am resolved that in this world contented I shall be. How many blessings I enjoy that other people don’t. To weep and sigh, because I’m blind? I cannot and I won’t.  (http://www.azquotes. com/quote/1386362) Terjemahannya begini: Oh, betapa bahagianya jiwaku walau pun saya tidak dapat melihat, saya memutuskan untuk merasa bahagia dalam kehidupan di dunia ini. Betapa banyaknya berkat yang saya nikmati yang justru tidak dimiliki oleh orang lain.  Menangis dan mengeluh? Saya tidak dapat dan tidak akan melakukan hal itu. 

Ucapan lainnya dari Fanny bila diterjemahkan adalah, “Rasanya memang Tuhan membuat saya buta seumur hidup saya, dan saya justru merasa bersyukur untuk keistimewaan ini. Bila penglihatan sempurna ditawarkan ke saya besok, saya tidak akan menerimanya. Saya tidak akan menyanyikan puji-pujian untuk kemuliaan Tuhan bila saya teralihkan oleh keindahan dan hal-hal yang menarik buat saya. (http://www.azquotes.com/quote/763828.) 

Fanny justru merasakan kasih Allah yang begitu besar dalam kebutaannya. Seperti kita ketahui dari hasil penelitian, kebutaan memang menyebabkan orang tidak bisa melihat, namun bukan berarti bahwa ia menjadi orang yang tidak berguna.  Pendengarannya menjadi lebih sensitif karena menjadi indra yang berkembang untuk menutupi kekurangan dari indra penglihatan.  Misalnya, orang buta ternyata mampu untuk mengenali seseorang hanya dari suaranya, atau bunyi langkahnya saat berjalan, atau caranya membuka pintu.   Fanny tumbuh menjadi pribadi yang sangat mengasihi Allah dan menggunakan hidupnya untuk memperkenalkan Allah dan kebaikan-Nya melalui 8000-an lagu yang ia ciptakan. 

 

D. Penutup 

Bersyukur adalah sikap hidup yang ditunjukkan baik pada saat suka maupun duka. Bersyukur dalam situasi sulit justru menunjukkan bahwa hidup kita ada dalam kuasa Allah. Ingatlah, Tuhan lebih besar dari masalah apa pun yang kita miliki. 

 

Referensi

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk SMP Kelas 8 -- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

Alkitab Elektronik 2.0.0 – Alkitab Terjemahan Baru © 1974 – Lembaga Alkitab Indonesia.

1.    Gambar oleh Pete Linforth dari Pixabay

 

Baca juga:

PAK Kelas 8 Semester 2

01

Setia Beribadah, Berdoa, dan Membaca Alkitab

02

Tantangan Iman Masa Kini

03

Hidup Berkelimpahan

04

Mengapa Bersyukur

05

Bersyukur Bukan Sekedar Pasrah

06

Memilih untuk Bersyukur

07

Bersyukur dalam Situasi Sulit

08

Allah Tetap Bekerja

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar