Titus, rekan kerja Paulus |
1. Identitas Titus
Titus
adalah seorang Kristen pada abad pertama yang mempunyai andil cukup besar dalam
memelihara persatuan dan keutuhan dari sidang-sidang jemaat yang telah berdiri.
Adakalanya, ada saja masalah yang timbul di
sidang Kristen pada abad pertama. Masalah-masalah ini harus diselesaikan, dan
untuk itu, dituntut keberanian dan ketaatan.
Salah seorang pria yang berhasil
menghadapi lebih dari satu tantangan demikian adalah Titus. Sebagai seorang
rekan yang bekerjasama dengan rasul Paulus, ia berupaya sungguh-sungguh
membantu orang-orang lain melakukan segala sesuatu menurut cara Yehuwa.
Titus
benar-benar seorang rekan sekerja yang dapat diandalkan oleh rasul Paulus dalam
hal membantu menjaga kebersihan sidang Kristen pada abad pertama. Oleh karena
itu, Paulus mengatakan kepada orang-orang Kristen di Korintus bahwa Titus
adalah 'rekan sekerja demi mereka' (2 Korintus 8:23).
2. Penyelesaian Masalah Sunat
Titus adalah seorang
Yunani yang tidak bersunat (Galatia
2:3). Karena Paulus menyebut dia sebagai "anak yang sejati menurut iman yang
dimiliki bersama, Titus mungkin adalah salah seorang anak rohani sang rasul
Paulus (Titus 1:4; bandingkan 1 Timotius 1:2).
Titus menyertai Paulus,
Barnabas, dan beberapa rekan lainnya ke Antiokhia, Siria, sewaktu mereka pergi
ke Yerusalem kira-kira pada tahun 49 M untuk membahas pertanyaan tentang sunat
(Kisah 15:1,2 dan Galatia 2:1).
Beberapa mantan orang Farisi yang
setelah menerima Kekristenan menjadi anggota sidang jemaat di Yerusalem
berpendapat bahwa orang-orang Kafir yang bertobat diwajibkan untuk disunat dan
menjalankan Hukum, namun argumen ini ditentang.
Memaksa Titus dan orang-orang
Kafir lainnya untuk disunat sama saja dengan menyangkal bahwa keselamatan
bergantung pada kebaikan hati Yehuwa yang tidak selayaknya diterima serta pada
iman kepada Yesus Kristus dan bukannya pada perbuatan-perbuatan Hukum.
Hal itu
juga sama saja dengan menolak bukti bahwa orang-orang Kafir, atau orang-orang
dari berbagai bangsa, telah menerima roh kudus Allah (Kisah 15:5-12). Akhirnya
sidang di Yerusalem sepakat bahwa “orang Yahudi dan non-Yahudi dapat memperoleh
perkenan Allah, tidak soal mereka bersunat atau tidak bersunat”.
3. Titus Diutus Paulus ke Korintus
Ketika masalah sunat
selesai, Paulus dan Barnabas diberi wewenang penuh untuk mengabarkan injil
kepada bangsa-bangsa non Yahudi. Pada waktu yang sama, mereka juga berupaya
agar selalu memperhatikan orang-orang miskin (Galatia 2: 9, 10).
Sesungguhnya,
ketika Titus sekali lagi disebutkan dalam catatan terilham kira-kira enam tahun
kemudian, ia berada di Korintus sebagai utusan Paulus untuk mengorganisasi
pengumpulan sumbangan bagi orang-orang kudus. Namun, sewaktu Titus melakukan
pekerjaan ini, ia berada dalam situasi yang menegangkan.
Surat Paulus kepada
orang-orang Korintus menyingkapkan bahwa surat
itu pertama-tama ditujukan kepada orang-orang Korintus agar mereka
"berhenti berbaur dengan orang-orang yang melakukan percabulan". Ia
harus memberi tahu mereka untuk mnenyingkirkan para pelaku percabulan dari
tengah-tengah mereka. Ya, Paulus menulis surat
yang keras kepada mereka, melakukannya "dengan banyak air mata" (1
Korintus 5: 9-13; 2 Korintus 2:4).
Sementara itu, Titus diutus ke Korintus
untuk membantu mengumpulkan sumbangan yang dilakukan di sana bagi orang-orang Kristen Yudea yang
berkekurangan. Kemungkinan, ia juga diutus untuk mengamati tanggapan
orang-orang Korintus terhadap surat
Paulus (2 Korintus 8:1-6).
Bagaimana reaksi orang-orang Korintus terhadap nasihat Paulus? Karena
sangat ingin tahu, Paulus boleh jadi mengutus Titus dari Efesus menyeberangi
Laut Aegea ke Korintus, dengan instruksi untuk sesegera mungkin memberikan
laporan. Jika misi tersebut diselesaikan sebelum pelayaran dinonaktifkan pada
musim dingin, kira-kira pada pertengahan November, Titus dapat pergi ke Troas
dengan kapal atau mengambil rute perjalanan yang lebih panjang lewat
Hellespont.
Paulus kemungkinan tiba di tempat pertemuan yang disepakati di
Troas lebih awal, mengingat huru-hara yang dipicu oleh para perajin perak
menyebabkan dia meninggalkan Efesus lebih awal daripada yang diperkirakan. Oleh karena itu, Paulus
mengambil jalan darat dengan harapan bertemu dengan Titus di perjalanan.
Pada
waktu itu di daratan Eropa, Paulus mungkin melewati Via Egnatia, dan akhirnya
ia bertemu Titus di Makedonia. Paulus dapat merasa lega dan bersukacita karena
menerima kabar baik dari Korintus. Sidang itu telah menangani nasihat sang
rasul dengan baik (2 Korintus 2: 12, 13; 7:5-7).
Meskipun Paulus bertanya-tanya sambutan macam apa yang akan diterima
utusannya ini, Allah membantu Titus untuk memenuhi penugasannya. Titus diterima
dengan "takut dan gemetar" (2 Korintus 7: 8-15).
Sesuai dengan
kata-kata komentator bernama W. D. Thomas, "kita dapat beranggapan bahwa
tanpa melemahkan kecaman Paulus, Titus berargumen dengan terampil dan bijaksana
di hadapan orang-orang Korintus, meyakinkan mereka bahwa Paulus, sewaktu
menyampaikan kata-katanya ini, hanya memikirkan kesejahteraan rohani
mereka".
Seraya waktu berjalan, Titus mulai mengasihi orang-orang Kristen
di Korintus karena sikap mereka yang taat dan perubahan-perubahan positif yang
mereka buat. Sikap mereka yang terpuji telah menjadi sumber anjuran baginya.
Bagaimana dengan aspek lain dari misi Titus ke Korintus, mengorganisasi
pengumpulan sumbangan bagi orang-orang kudus di Yudea? Titus pun telah mengerjakannya, sebagaimana dapat
disimpulkan dari keterangan 2 Korintus. Surat
itu kemungkinan ditulis di Makedonia pada musim gugur tahun 55 M, tidak lama
setelah Titus dan Paulus bertemu.
Paulus menulis bahwa Titus, yang memprakarsai
pengumpulan sumbangan itu, sekarang diutus bersama dua orang penolong yang
tidak disebutkan namanya untuk menyelesaikan tugas tersebut. Karena
sungguh-sungguh berminat terhadap orang-orang Korintus, Titus sangat bersedia
untuk kembali. Ketika Titus mengadakan perjalanan ke Korintus, agaknya ia
membawakan surat
terilham Paulus yang kedua kepada orang-orang Korintus (2 Korintus 8: 6, 17,
18, 22).
Titus bukan saja
organisator yang baik, melainkan ia juga dapat dipercaya untuk mengemban
tugas-tugas yang rumit dalam situasi yang pelik. Ia berani, matang, dan teguh.
Pastilah, Paulus menganggap Titus cakap menghadapi tantangan yang tak
henti-hentinya dari "rasul-rasul yang sangat hebat" dari Korintus (2
Korintus 11:5). Kesan tentang Titus ini dipertegas ketika ia kembali disebutkan dalam
Alkitab, dalam penugasan berat lainnya.
4. Titus di Pulau Kreta
Kemungkinan, sekitar tahun 61 dan 64 M, Paulus menulis surat kepada Titus,
yang pada waktu itu melayani di Pulau Kreta di Laut Tengah. Paulus meninggalkan
dia di sana untuk "mengoreksi perkara-perkara yang kurang baik" dan
untuk "menetapkan para tua-tua di kota demi kota".
Secara umum, orang
Kreta terkenal sebagai "pendusta, binatang-binatang buas yang merugikan,
orang-orang gelojoh yang menganggur". Oleh karena itu, di Kreta, Titus
lagi-lagi dituntut untuk bertindak dengan berani dan teguh (Titus 1:5, 10-12).
Tugas itu menuntut tanggung jawab yang besar, karena dapat menentukan
Kekristenan di pulau tersebut. Di bawah ilham, Paulus membantu Titus dengan
memberikan perincian kriteria calon penatua. Bahkan sekarang
persyaratan-persyaratan itu masih dijadikan bahan pertimbangan sewaktu hendak
melantik para penatua Kristen.
Alkitab tidak menunjukkan kapan Titus meninggalkan Kreta. Ia cukup lama
berada di sana karena Paulus memintanya untuk memenuhi kebutuhan Zenas dan
Apolos, yang singgah di sana dalam perjalanan pada waktu yang tidak disebutkan.
Tetapi, Titus tidak mungkin terlalu lama berada di sana. Paulus hendak mengutus
Artemas atau Tikhikus ke sana, dan kemudian Titus diharapkan bertemu dengan
sang rasul di Nikopolis, yang kemungkinan besar adalah kota terkemuka di barat
laut Yunani (Titus 3:12, 13).
Dari rujukan singkat yang terakhir mengenai Titus yang terdapat dalam
Alkitab, kita dapat mengetahui bahwa kira-kira tahun 65 M, Paulus masih
mengutus dia untuk mengemban tugas lain. Penugasan itu membawanya ke Dalmatia,
suatu kawasan di sebelah timur Laut Adriatik, yang sekarang ini adalah wilayah
Kroasia (2 Timotius 4:10).
Alkitab tidak memberi tahu apa tugas Titus di sana,
tetapi ada pendapat bahwa dia diutus untuk mengatur urusan sidang dan
melaksanakan kegiatan utusan injil. Jika demikian halnya, Titus melayani dalam
kapasitas yang serupa seperti tatkala ia di Kreta.
Sumber:
Gambar dari Google Images
http://id.wikipedia.org/wiki/TitusBaca juga:
Penerus Rasul Yesus | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 | |
08 | |
09 | |
10 | |
11 | |
12 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar