Selasa, 19 November 2013

Apa arti cerita anak yang hilang pulang ke rumah?

Anak yang hilang pulang ke rumah
Anak yang hilang pulang ke rumah

1. Sumber cerita anak yang hilang

Cerita anak yang hilang adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 15:11-32. Perumpamaan ini menceritakan tentang kasih seorang bapa kepada anaknya. Di dalam cerita ini, sekalipun titik beratnya adalah tentang si anak bungsu, namun sebenarnya si anak sulung juga memiliki peran di dalam cerita ini.

2. Isi cerita anak yang hilang

Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang bapa yang memiliki dua orang anak. Pada suatu hari, anaknya yang bungsu ini meminta harta warisan yang menjadi bagian miliknya, yang seharusnya dibagikan ketika bapanya sudah meninggal. Kemudian dengan harta warisannya itu, dia pergi berfoya-foya ke negeri yang jauh.

Setelah uangnya habis, dan di negeri tempat dia berdiam itu timbul bahaya kelaparan, timbul penyesalannya, mengapa ia harus pergi dari rumah ayahnya? karena ketika ia berada di negeri tersebut, ia sangat kelaparan, bahkan sampai-sampai memakan ampas babi di tempatnya bekerja sebagai penjaga babi.

Kemudian anak itu akhirnya memutuskan untuk pulang, dengan berencana akan menjadi pekerja dari ayahnya saja. Dia berpikir, ayahnya pasti tidak mau menerimanya lagi sebagai anaknya, setelah perlakukannya terhadap ayahnya. Namun ternyata, apa yang terjadi sungguh di luar perkiraannya. Ayahnya bukan saja berlari menerimanya dengan gembira, namun segera memanggil pelayan-pelayannya untuk mengganti pakaian anaknya itu dengan pakaian yang indah beserta perhiasan-perhiasannya, serta mengadakan suatu pesta yang besar, karena katanya, "Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Namun, kakaknya si anak sulung ternyata tidak terima ayahnya memperlakukan si anak bungsu sebaik itu. Ia merasa iri, bahwa setelah sekian lama ia bekerja membantu ayahnya, tidak pernah ayahnya memperlakukannya sebaik itu. Ia marah dan tidak mau mengikuti pesta itu. Namun ayahnya kemudian datang padanya dan menjelaskan, bahwa selain bapanya itu tidak pernah menutup mata terhadap hal-hal yang anak sulungnya pernah lakukan untuk dirinya, bapanya juga menyadarkan bahwa sudah sepatutnya sang anak sulung ini bergembira, karena yang pulang ini adalah adiknya sendiri.

3. Penjelasan cerita anak yang hilang

Perumpamaan tentang anak yang hilang ini adalah suatu perumpamaan yang sering dipakai untuk menggambarkan kesetiaan Allah, yang sering digambarkan sebagai Bapa, yang tidak pernah berubah, sekalipun umatNya, digambarkan sebagai anak, sering menyakiti hatiNya dan meninggalkanNya untuk pergi menikmati kesenangan duniawi, digambarkan sebagai negeri yang jauh. Secara kenyataan, di dalam berbagai kesempatan, Tuhan memang menyatakan di dalam Alkitab bahwa umat-umatNya memang memiliki status dan kuasa sebagai anak-anakNya, bukan hanya perumpamaan saja.

Tuhan Yesus hendak menekankan bahwa seindah-indahnya kenikmatan duniawi yang dapat dipandang mata, suatu saat itu akan berbalik menjadi jerat yang akan membuat seseorang meninggalkan Tuhan, apabila kenikmatan itu dikejar melebihi apapun, bahkan kenikmatan yang kelihatannya tidak berdosa sekalipun. Yesus juga secara tidak langsung menyatakan bahwa "tempat tinggal" manusia yang sesungguhnya adalah berada di "rumah Bapa", dalam artian selalu bersekutu dan berhubungan dengan Tuhan, sebab analoginya, dengan tinggal di dalam satu rumah yang sama, maka orang-orang yang ada di dalamnya akan memiliki relasi yang kuat. Tuhan tidak ingin umatNya mencoba mengais-ais "kesenangan duniawi", padahal di dalam persekutuan dengan Dia, Tuhan hendak menyediakan suatu kesenangan yang sejati yang berlimpah.

Sebaliknya, anaknya yang sulung, sekalipun memang tidak pergi dari rumah bapanya, namun ia bekerja pada bapanya dengan berorientasi pada upah. Ia lama memendam keinginan untuk diperlakukan secara khusus oleh bapanya, oleh karena ia menjadi satu-satunya anak bapanya, namun perlakuan itu tak kunjung datang. Padahal ia lupa, seluruh milik bapanya itu adalah miliknya juga. Bila ia ingin mengadakan pesta atau apapun yang ia suka, tentu bapanya tidak akan melarang. Namun dengan itu, dapat diketahui bahwa anak yang sulung ini pun tidak memiliki kasih, selalu menuntut penghargaan demi penghargaan dari bapanya. Ia bekerja hanya untuk dirinya sendiri.

Di akhir pengajarannya Yesus menekankan tujuanNya datang ke dunia adalah untuk mencari orang-orang yang terhilang, seperti kata-kata bapa itu: “Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali (Lukas 15:32)”.

Demikian pula Ia menekankan bahwa Ia tidak ingin umat-umatNya menjadi seperti anak yang sulung yang hanya memikirkan diri sendiri, tidak memiliki kasih terhadap adiknya yang bungsu, namun Ia ingin agar umat-umatNya peduli terhadap orang-orang yang belum mengenal Yesus. Ada sukacita yang besar di Sorga oleh karena satu orang berdosa bertobat (Lukas 15:7).


Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Perumpamaan_anak_yang_hilang
Gambar: http://baltyra.com/anak-hilang.jpg

Baca juga:

Pengajaran dan Perumpamaan Yesus

01

Bagaimanakah  Yesus mengajarkan Doa kepada para pengikutnya?

02

Bagaimanakah Cara Yesus Menyusun Cerita Kasih Kepada Sesama ?

03

Apa arti cerita Anak yang Hilang Pulang ke rumah ?

04

Apakah Madsud Perumpamaan Gembala Yang Baik ?

05

Bagaimanakah cerita perumpamaan gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh ?

06

Perumpamaan yang Memandang Diri Benar dan Orang Lain Rendah

07

Berapa Kali Kita Mengampuni Dosa Seseorang?

08

Bagaimana Cerita Perumpamaan Tentang Seorang Penabur ?

09

Apakah Arti Perumpamaan Orang Yang Meminjam Roti?

10

Pentingnya Menyusun Perencanaan

11

Orang Buta Menuntun Orang Buta

12

Apa Maksud Yesus Menyampaikan Perumpamaan Domba Yang Hilang ?

13

Perumpamaan Pukat dan Ikan

14

Perumpamaan Domba dan Kambing

15

Apa Arti Perumpamaan Selumbar dan Balok ?

16

Perumpamaan Lalang di antara Gandum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar