Gambar Gereja |
Bahan Alkitab:
1 Petrus 2: 9–10
2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 2:10 kamu, yang dahulu
bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu
tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.
Yeremia 31: 31–34
31:31 Sesungguhnya, akan datang waktunya,
demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum
Israel dan kaum Yehuda, 31:32 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan
dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa
mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari,
meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.
31:33 Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan
dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan
menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka
Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. 31:34 Dan tidak
usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan:
Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah
firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi
mengingat dosa mereka."
Kisah 2: 1 – 47
2:5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi
yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. 2:6 Ketika turun bunyi
itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing
mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 2:7 Mereka
semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua
yang berkata-kata itu orang Galilea? 2:8 Bagaimana mungkin kita masing-masing
mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita
pakai di negeri asal kita: 2:9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk
Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 2:10 Frigia dan Pamfilia,
Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene,
pendatang-pendatang dari Roma, 2:11 baik orang Yahudi maupun penganut agama
Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam
bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan
Allah."
2:12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat
termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya
ini?" 2:13 Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh
anggur manis."
2:14 Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan
kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka:
"Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah
dan camkanlah perkataanku ini. 2:15 Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang
kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, 2:16 tetapi itulah yang
difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoël: 2:17 Akan terjadi pada
hari-hari terakhir -- demikianlah firman Allah -- bahwa Aku akan mencurahkan
Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan
bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan
orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. 2:18 Juga ke atas hamba-hamba-Ku
laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka
akan bernubuat. 2:19 Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit
dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. 2:20
Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum
datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. 2:21 Dan barangsiapa yang
berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
2:22 Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan
ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah
ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan
mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan
Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. 2:23 Dia yang diserahkan
Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh
tangan bangsa-bangsa durhaka. 2:24 Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan
melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam
kuasa maut itu. 2:25 Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang
kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. 2:26 Sebab
itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam
dengan tenteram, 2:27 sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang
mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. 2:28 Engkau
memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan
sukacita di hadapan-Mu. 2:29 Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan
terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan
dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. 2:30 Tetapi ia
adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan
mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud
sendiri di atas takhtanya.
2:31 Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah
berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak
ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami
kebinasaan. 2:32 Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami
semua adalah saksi. 2:33 Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan
menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat
dan dengar di sini. 2:34 Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud
sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: 2:35 Duduklah di sebelah
kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. 2:36 Jadi
seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus,
yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka
sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain:
"Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah
dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus
Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. 2:39
Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih
jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." 2:40 Dan
dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang
sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah
dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu
memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga
ribu jiwa. 2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 2:43
Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak
mujizat dan tanda. 2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu,
dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 2:45 dan selalu ada dari
mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang
sesuai dengan keperluan masing-masing. 2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati
mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di
rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan
dengan tulus hati, 2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang.
Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan.
Gambar Hari Pentakosta |
A. Pendahuluan
Marilah kita berdoa, lalu bersama sama menyanyikan
lagu KJ 257: 1–3 ”Aku Gereja, Kau pun Gereja”.
Hal apakah yang kamu dapatkan dari lirik lagu di atas? Diskusikan dengan teman sebangkumu dan buatlah sebuah catatan singkat dari hasil diskusi kalian!
Sebutkan beberapa gereja yang kamu kenal! Di
manakah letaknya? Di jalan apa? Gambarkan juga kondisi gedung gerejanya. Apakah
bangunannya megah dan mewah? Ataukah sederhana saja? Dengan atap rumbia dan
dinding bambu saja? Menurut kamu, manakah dari gereja-gereja itu yang
benar-benar layak disebut gereja? Mengapa kamu mengatakan demikian? Bagaimana
hubungan pernyataan kamu dengan lagu Kidung Jemaat 257 di atas?
B. Gereja: Gedungnya
atau Orangnya?
Empat puluh hari setelah Yesus naik ke surga,
murid-murid-Nya berkumpul di sebuah rumah di Yerusalem. Tiba-tiba angin kencang
bertiup di ruangan yang terkunci itu. Lalu lidah api yang berkobar-kobar turun
di atas kepala para murid. Sebuah kejadian aneh dialami oleh para murid.
Mendadak mereka berkata-kata dalam berbagai bahasa asing.
Yerusalem saat itu penuh sesak dengan orang-orang
dari berbagai negeri. Orang banyak datang ke kota itu untuk merayakan hari
Pentakosta atau perayaan syukur untuk panen mereka di Bait Suci di kota itu.
Murid-murid keluar dari tempat mereka berkumpul. Tiba-tiba semua orang yang
mendengar mereka dan yang berasal dari berbagai tempat di dunia dapat memahami
kata-kata mereka. Orang-orang itu berasal dari Partia, Media, Elam,
Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfi lia, Mesir,
Libia, Roma, Kreta, dan Arab. Mereka orang-orang Yahudi maupun bangsa-bangsa
lain yang memeluk agama Yahudi. Semua terheran-heran. ”Bukankah mereka semua
yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing
mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita
pakai di negeri asal kita?” (Kisah Para Rasul 2:7–8).
Sebagian orang lagi bersikap sinis dan mengejek
mereka. ”Mereka sedang mabuk anggur manis,” kata orang-orang ini tentang
murid-murid Yesus. Petrus, salah seorang dari murid-murid itu bangkit dan
memberikan kesaksiannya. Ia menceritakan bahwa apa yang disaksikan oleh orang-orang
itu sudah dinubuatkan oleh Nabi Yoel.
Akan terjadi pada hari-hari terakhir
-- demikianlah firman Allah -- bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua
manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu
akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat
mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku lak-ilaki dan perempuan akan Kucurahkan
Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat (Kisah Para Rasul 2:17-18).
Apa yang disaksikan oleh orang banyak itu tidak
lain adalah bukti bahwa Yesus yang disalibkan dan yang telah bangkit dan naik
ke surga itu, sungguh-sungguh berkuasa. ”Jadi apa yang harus kami lakukan?”
tanya orang banyak itu.
Petrus menjawab, ”Bertobatlah
dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus
Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”
(ayat 38). Hari itu juga banyak orang yang meminta agar mereka dibaptiskan.
Jumlah mereka sekitar tiga ribu orang. Itulah gereja perdana.
Apa yang menarik dari bagian kisah ini? Ternyata
gereja tidak pertama-tama dibentuk gedungnya. Gereja, seperti yang dikatakan
dalam lirik lagu pembukaan kita, terutama sekali adalah orangnya. Buktinya, ada
banyak gedung gereja di negara barat yang kini kosong karena orang-orang
Kristen di sana meninggalkan iman mereka atau tidak mau lagi pergi ke gereja.
Dapatkah gedung-gedung gereja itu disebut sebagai ”gereja”? Sudah tentu tidak!
Gereja tanpa orangnya bukanlah gereja.
C. Makna Gereja
Apakah arti ”gereja”
sesungguhnya? Kata ”gereja” dalam bahasa Indonesia berasal dari sebuah kata
dalam bahasa Portugis yaitu igreja (baca:
igreza). Kata igreja dalam bahasa Portugis ini dekat sekali dengan kata iglesia dalam bahasa Spanyol yang mempunyai arti
yang sama, yaitu ”gereja”. Kata iglesia ini dapat ditelusuri kembali ke kata
aslinya dalam bahasa Yunani yaitu ekklesia.
Kata ekklesia berasal dari dua kata, yaitu ek dan
klesia. Kata ek berarti ”keluar”. Sementara itu, kata klesia berasal dari kata kerja kalein yang berarti
”memanggil”. Dengan demikian, kata ekklesia mengandung arti ”dipanggil keluar”.
Artinya, anggota-anggota gereja adalah orang-orang yang dipanggil untuk keluar
dari lingkungannya, sanak keluarga, dan kaum kerabatnya, untuk menjadi bagian
dari sebuah komunitas baru yang bernama gereja. Orang-orang ini, termasuk kita
semua dipanggil keluar untuk menjalankan tugas kita memberitakan kasih Allah
yang dinyatakan melalui Yesus Kristus. Kasih itu harus disampaikan dengan
perkataan dan perbuatan kita.
D. Umat Allah yang
Baru
Bagaimana hubungan gereja dengan umat Israel?
Apakah keduanya berbeda ataukah sama? Dalam Yeremia 31:31–33 dikatakan: "Sesungguhnya,
akan datang waktunya, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mengadakan perjanjian
baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian
yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka. Aku
akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka;
maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku".
Nabi Yeremia menubuatkan bahwa Allah akan
mengadakan suatu perjanjian yang baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, yaitu
umat Allah. Perjanjian ini tidak dibuat dalam loh batu, melainkan yang
dituliskan di hati mereka. Artinya, perjanjian Allah yang lama akan diperbarui
dengan sebuah perjanjian yang baru.
Mengapa Allah ingin mengadakan perjanjian yang baru
dengan umat-Nya? Pada masa Perjanjian Lama kita menemukan banyak sekali kasus
pelanggaran perjanjian oleh umat Israel. Berulang kali bangsa itu menolak dan
berpaling dari Allah. Akibatnya mereka juga berulang kali mengalami penghukuman
(Ulangan 9: 18; 31: 29; Hakim-Hakim 6: 1; 10: 6, dan lain-lain). Apa sebabnya?
Tampaknya umat Israel hanya mengetahui hukum Allah apabila mereka membacanya
atau mendengar hukum itu dibacakan atau disampaikan kepada mereka.
Selain itu, hukum Taurat seringkali, bahkan
dijadikan sebagai senjata untuk menghakimi orang lain. Di masa Perjanjian Baru,
ketika Tuhan Yesus melayani orang banyak, banyak ahli Taurat yang mengecamnya
karena Tuhan Yesus dianggap melanggar aturan-aturan Taurat dengan menyembuhkan
orang pada hari Sabat (misalnya Markus 3:1–6, bandinkan Matius 12:1–8). Taurat yang
seharusnya digunakan untuk penuntun menuju kehidupan lebih baik, justru lebih
sering menghadirkan masalah dalam kehidupan bersama karena digunakan secara
keliru.
Karena itu, melalui Nabi Yeremia, Tuhan Allah
mengatakan bahwa Ia akan menaruhkan Taurat-Nya di batin mereka dan menuliskan
hukum-Nya di hati mereka. Dengan demikian, umat Allah akan selalu mengingat
hukum-hukumNya. Dengan menaruh hukum Taurat di dalam hati, umat Allah pun akan memberlakukan
hukum itu dengan hati, bukan sekadar mengikuti aturan-aturan hukum dengan
membabi buta (bandingkan 2 Korintus 3:6).
Itulah sebabnya gereja dibentuk Allah sebagai umat
Allah yang baru. Inilah umat Allah yang hidup dengan hukum yang baru, yaitu
hukum kasih. Oleh karena itu, gereja seringkali disebut sebagai ”Israel yang
baru”. Dalam 1 Petrus 2: 9–10 dikatakan: "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani,
bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan
umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak
dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan".
Gereja perdana terbentuk sebagai koreksi atas umat
Israel menjadikan Taurat sebagai hukum yang membelenggu diri dan sebagai alat
untuk menghakimi orang lain. Bagaimana orang sekarang menggunakan hukum-hukum
agama untuk membelenggu diri sendiri dan menghakimi orang lain? Pernahkah kamu
menghakimi seseorang yang tidak pergi ke gereja pada suatu hari Minggu?
Coba perhatikan percakapan di bawah ini:
Tina : ”Didi, kok kamu nggak ke gereja sih tadi
pagi? Itu dosa lho!”
Santo : ”Rudi, kamu nggak boleh mendengarkan musik
sejenis itu. Itu dosa, tahu!”
Marni : ”Nana, pakaian kamu tuh nggak sopan ya. Itu
dosa!”
Berapa sering kamu mendengar kata-kata seperti itu
yang diucapkan oleh teman kamu? Atau mungkin kamu sendiri pernah berkata
demikian kepada salah seorang teman kamu? Bahaslah masalah ini dengan teman
sebangku. Apakah kamu setuju dengan apa yang dikatakan oleh Tina, Santo, dan
Marni? Kalau ya, mengapa? Kalau tidak, apa sebabnya? Menurut kamu, manakah
sikap yang mirip dengan apa yang diperlihatkan oleh para ahli Taurat di zaman
Tuhan Yesus? Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan itu dengan teman kamu
sebangku, lalu tuliskan jawabanmu!
E. Pergumulan Gereja
1. Gereja yang Terbuka
Bagaimanakah sifat gereja perdana? Salah satu
sifatnya sudah kita baca dalam bacaan Kisah Para Rasul 2. Menurut Kisah Para
Rasul 2 digambarkan bahwa gereja perdana adalah gereja yang terbuka. Gereja ini
terdiri dari orang-orang dari berbagai daerah di seluruh dunia. Ini berarti,
walaupun pada mulanya murid-murid Yesus hanya terdiri dari orang-orang Yahudi,
bahkan hanya dari satu daerah saja, yaitu Galilea, gereja perdana sudah terdiri
dari orang-orang yang berasal dari latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda-beda.
Selain itu, gereja perdana juga terbuka bagi
kepemimpinan perempuan. Banyak tokoh perempuan yang berkiprah di gereja
perdana, seperti Lidia (Kisah Para Rasul 16: 14, 40), Priskila (Kisah Para Rasul 18:2, 18), Yunias
(Roma 16:7).
Gereja juga menerima orang yang cacat, yang tidak
sempurna, untuk menjadi anggotanya. Dalam Kisah Rasul 8: 27–40 dikisahkan bahwa
Filipus membaptis seorang sida-sida Etiopia. Sida-sida adalah laki-laki yang
dikebiri. Dalam aturan keagamaan Yahudi, orang yang dikebiri dilarang masuk ke
Bait Suci dan mempersembahkan korban.
Bagaimana dengan gereja di masa kini? Banyak gereja
di Indonesia yang terbentuk di dalam kelompok-kelompok suku tertentu. Hal ini
disebabkan oleh strategi penginjilan yang dilakukan para misionaris barat di
Indonesia. Mereka berpendapat bahwa gereja-gereja akan lebih mudah berkembang
apabila mereka menggunakan bahasa yang sama dan mengenal budaya yang sama.
Namun dampak negatifnya, kadang-kadang tercipta eksklusivisme kesukuan di
gereja-gereja tersebut. Dapat saja sebuah kelompok suku tertentu menganggap
gerejanya lebih baik dan lebih hebat daripada gereja kelompok suku yang lain.
Pernahkah kamu melihat gereja seperti itu? Semoga tidak ada. Hal ini tentu
sangat berbeda dengan gereja perdana yang kita lihat terbentuk di Yerusalem.
Kelompok seperti itu jelas berbeda dengan gereja yang dicitacitakan Tuhan Yesus
sebagai sebuah komunitas yang terbuka.
2. Pemahaman tentang Ajaran yang
Benar
Selain eksklusivisme kesukuan, mungkin ada gereja-gereja tertentu yang menganggap dirinya yang paling benar dan paling suci. Di daerah Pegunungan Appalachia di Amerika Serikat, ada sekelompok orang Kristen yang percaya bahwa mereka dapat menguji iman mereka dengan memegang ular-ular yang sangat berbisa. Kalau mereka digigit ular dan tidak mati, maka hal tersebut membuktikan bahwa mereka memiliki iman yang kuat dan benar. Hal ini didasarkan pada Markus 16: 17–18, demikian: "Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh".
Bagaimana pendapat kamu tentang ayat di atas?
Apakah kamu percaya bahwa Tuhan Yesus akan melindungi kita dari hal-hal yang
disebutkan di atas? Coba diskusikan pertanyaan-pertanyaan ini dengan teman
sebangkumu dan tuliskan hasil diskusimu.
Kita percaya bahwa Tuhan akan melindungi kita dari
marabahaya, namun kalau kita dengan sengaja memegang ular dan mengharapkan kita
akan tetap selamat, bukankah itu sama dengan mencobai Tuhan? Kita dapat melihat
hal yang serupa ketika Tuhan Yesus dicobai Iblis di padang gurun dan kepada-Nya
dikatakan, ”Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah
diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan
malaikat-malaikatNya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya
kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” (Matius 4:6). Namun kepada Iblis,
Tuhan Yesus menjawab, ”Janganlah engkau mencobai
Tuhan, Allahmu!” (Matius 4:7).
3. Gereja yang Gagal Menjadi Teladan
Mahatma Gandhi, seorang tokoh kemerdekaan India,
sering membaca Alkitab, khususnya kitab Injil Matius. Ia sangat tertarik oleh
ajaran-ajaran Yesus yang terdapat dalam Khotbah di Bukit. Ia ingin sekali
berkenalan dengan Yesus yang digambarkan di dalam Alkitab. Pada masa mudanya,
di tahun 1920-an, Gandhi tinggal dan bekerja di Afrika Selatan. Saat itu,
pemerintah Afrika Selatan mempraktikkan politik apartheid, yang membeda-bedakan
orang berdasarkan warna kulitnya. Orang kulit berwarna gelap seperti orang-orang
Afrika, keturunan India, Melayu, dan lain-lain dilarang bergaul dengan orang
kulit putih. Mereka dilarang memasuki gedung-gedung atau tempat-tempat yang
khusus disediakan untuk orang-orang kulit putih. Mereka pun dilarang menikah
dengan orang kulit putih. Orang yang berani melanggar aturan-aturan ini akan
dihukum dan dijebloskan ke dalam penjara.
Suatu hari Gandhi berkunjung ke gereja orang kulit
putih di Capetown. Ternyata ia ditolak karena warna kulitnya. Gandhi kecewa. Ia
mengatakan, ”I like your Christ. I do not like your
Christians. Your Christians are so unlike your Christ.” Artinya, ”Aku suka akan Kristusmu. Tapi aku tidak suka orang-orang
Kristenmu. Orang-orang Kristen sangat berbeda dengan Kristusmu.”
Apa yang dikatakan oleh Gandhi sungguh sebuah
kritik yang tajam bagi kita orang Kristen, karena kita seringkali gagal
mencerminkan siapa Yesus Kristus yang sesungguhnya kita kenal dan sembah itu.
Bagaimana dengan rakyat Pantai Gading sendiri?
Pantai Gading adalah salah satu negara miskin di Afrika. Pada tahun 2008, 42%
penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka hidup dengan penghasilan
sekitar Rp13.000,00 per hari. Karena itu, sungguh sangat memalukan ketika
gereja yang sangat mewah dibangun di tengah-tengah kemiskinan masyarakat
sekitarnya yang luar biasa!
Bagaimana pendapat kamu, apakah kamu setuju kalau
orang membangun gereja yang mewah? Berikan pendapatmu? Coba bahas masalah ini
dalam kelompok.
4. Hidup Saling Berbagi
Salah satu cara hidup yang sangat menarik yang diperlihatkan oleh gereja perdana adalah bagaimana setiap orang menjual harta milik mereka dan kemudian hidup saling berbagi. Kisah Para Rasul 2:44–45 mengatakan: "Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing".
Orang-orang Kristen perdana tidak menganggap milik
mereka hanya untuk mereka sendiri. Mereka saling membagikan apa yang mereka
miliki, sehingga tidak ada seorang pun yang kekurangan. Cara hidup ini sungguh
menarik, sebab sangat berbeda dengan hidup sebagian orang yang materialistis,
yaitu sangat mementingkan harta dan kekayaan. Orang yang materialistis selalu
menilai orang lain dari apa yang orang itu miliki, mobil apa yang mereka
kendarai, merek pakaian yang mereka kenakan, di daerah mana mereka tinggal,
berapa luas rumahnya, di mana mereka berlibur, dan lain-lain.
Melihat cara hidup orang-orang ini,
sungguh menarik bila kita mencatat apa yang dikatakan oleh Warren Buffet salah
seorang paling kaya di dunia, dalam nasihatnya tentang bagaimana menjadi kaya.
Kalau orang tertentu selalu melihat merek pakaian yang mereka beli, maka Buffet
yang kaya raya justru tidak peduli dengan merek suatu barang. Buffet
mengatakan, jangan membeli pakaian dengan melihat mereknya. Belilah pakaian
yang nyaman dipakai, walaupun itu pakaian yang murah. Bagi Buffet itu adalah
resep menuju kaya.
Bagi orang Kristen perdana, gaya hidup itu
didasarkan pada kecukupan dari apa yang mereka butuhkan, bukan yang mereka
inginkan. Kebutuhan dan keinginan tidak sama. Kita dapat mengingini banyak hal,
namun mungkin sekali banyak di antaranya tidak kita butuhkan.
Ada sebuah ungkapan dalam bahasa Inggris yang
berbunyi, Live simply, so others can simply live! Artinya, ”Hiduplah sederhana, agar orang lain dapat sekadar
hidup!” Bila kita hidup berlebih-lebihan, makan minum secara berlebihan
melampaui batas kebutuhan kita, maka akan ada banyak orang yang hidup
kekurangan. Tuhan mengajarkan kita hidup dengan secukupnya, seperti yang
dijalani oleh orang-orang Kristen dari gereja perdana tentang bagaimana cara
berbagi dengan sesamanya.
Nah, bagaimana dengan kamu sendiri? Kapan terakhir
kamu berbagi dengan temanmu? Dengan seseorang yang tidak kamu kenal? Apa yang
kamu berikan kepada orang itu? Sebagian dari makan siang kamu? Sebagian dari uang
jajan kamu? Pakaian kamu? Coba ceritakan pengalaman kamu, dan bagaimana sikap
orang tua kamu ketika mengetahui kamu memberikan sesuatu kepada orang lain!
Apakah mereka terkejut, bangga, memuji, atau memarahi kamu?
F. Penutup
Gereja yang terbentuk di Yerusalem pada hari
Pentakosta adalah buah pekerjaan Roh Kudus, bukan pekerjaan manusia. Gereja
perdana terdiri dari orang-orang yang beraneka ragam suku bangsa, ras, dan
bahasa. Dengan demikian, gereja adalah komunitas yang terbuka dan inklusif.
Terpenting dari gereja bukanlah gedungnya melainkan orangnya. Dengan demikian,
sederhana atau mewah gedungnya tidaklah penting. Orang-orang di gereja perdana
hidup dengan berbagi kepada sesamanya. Gaya hidup ini masih dilakukan oleh
banyak orang Kristen dan gereja yang lewat persembahannya, bantuannya kepada
orang miskin, para korban bencana alam, beasiswa pendidikan, kepada orang
jompo, keberpihakan kepada korban-korban ketidakadilan, dan lain-lain.
Nyanyian Penutup
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Untuk SMP Kelas IX / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
Baca juga:
PAK Kelas 9 Semester
1 |
|
01 |
|
02 |
|
03 |
|
04 |
|
05 |
|
06 |
|
07 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar