Senin, 21 Februari 2022

Gereja dan Orang Muda

Gambar Daud diurapi Samuel menjadi raja

Bahan Alkitab

1 Samuel 16:1–13

Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku." Tetapi Samuel berkata: "Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku." Firman TUHAN: "Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu." Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: "Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?" Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu. Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya." Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN." Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN." Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN." Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari." Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

Yohanes 1:35–42

Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)" Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."

1 Timotius 4:12

Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.


A. Pendahuluan

Marilah kita berdoa, lalu bersama-sama menyanyikan lagu NKB No. 7, ”Nyanyikanlah Nyanyian Baru

NKB No. 7, ”Nyanyikanlah Nyanyian Baru”

Dapatkah kamu memahami makna lagu NKB No. 7 di atas? Perhatikan bait kelima. Di situ dikatakan: Wahai raja-raja dan pembesar di bumi yang mem’rintah dunia. Teruna, anak dara, yang tua dan yang muda, ucap syukur pada-Nya. Kata ”teruna” menunjuk kepada orang-orang muda seperti kamu. Berapa banyak lagu gereja yang secara khusus menyebutkan ”orang muda”? Kemungkinan sangat sedikit. Ini barangkali tanda-tanda yang menunjukkan kurangnya perhatian gereja terhadap orang muda.

Pernahkah kamu mengamati berapa banyak orang muda seusiamu di gerejamu? Berapa persenkah jumlah mereka dibandingkan dengan seluruh anggota jemaat? Catatlah jumlah mereka. Kemudian coba daftarkan kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di gerejamu yang dibuat untuk remaja dan pemuda.


B. Pandangan Orang Muda tentang Gereja

Gambar Paus Fransiskus akrab dan anak muda

Bacalah pandangan-pandangan orang muda tentang gereja dari berbagai tempat:

Gereja membosankan. Kamu mau nggak bayar karcis untuk nonton film yang membosankan? Yang lebih parah lagi, kamu mau nggak nonton film yang membosankan terus-menerus, seminggu sekali? Begitulah yang aku rasakan dengan gereja. -- dskdw25q9n

Aku setia ke gereja selama 27 tahun, dan akhirnya aku mau jujur dengan diriku sendiri. Aku sama sekali tidak tertarik dengan kekristenan, dan hanya pergi ke gereja karena takut masuk neraka. – KayKai

Ada nggak kemungkinan aku memuji Tuhan tanpa pergi ke gereja? – Destiny 917

Semua gereja sama saja kegiatannya pada hari Minggu, entah kebaktian pukul 10.00 ataupun pukul 18.00. Kemungkinan terbesar ada kebaktian dan pembicaraan tentang hal tertentu. Kebaktiannya sendiri sih bagus. Tapi di masa sekarang ini remaja seperti aku lebih suka melakukan hal-hal yang menarik. Terlalu banyak khotbah yang hanya membahas masalah-masalah Alkitab dan tidak berkaitan dengan masalah orang muda. -- Eleanor Ward, 15, Bless Community Church.

Sebagai pengunjung gereja yang berusia 20-an tahun, saya menghadapi banyak masalah. Saya bukan lagi bagian dari remaja atau pelayanan mahasiswa. Kami dibiarkan mencari tempat kami sendiri dengan orang-orang dewasa. (Padahal kami masih suka bermain-main, mencoba mencari identitas kami dan menjajaki arah hidup kami). Tapi orang-orang muda yang berusia 20-an seperti saya penuh dengan pertanyaan: misalnya tentang Allah, keadilan sosial, keramah-tamahan, dan misi. Gereja punya banyak kesempatan untuk melibatkan kami dengan pertanyaan-pertanyaan ini, sementara kami mencari tempat kami, dengan mendengar suara kami dan menghargainya. -- Ruth Garner, 29, koordinator dan penulis.

Aku pikir jawabannya sederhana: gereja umumnya bukanlah tempat yang menyenangkan untuk rata-rata remaja. Bangku-bangku di gereja penuh dengan orang-orang tua dan lansia, pengkhotbahnya tidak mudah didekati atau sok tahu, dan penyanyinya menyanyikan lagu itu-itu saja. Sudah tentu, ini berbeda dari gereja ke gereja, dan tergantung pada denominasinya, tapi andaikata setiap gereja paling tidak berusaha menyediakan suasana yang dapat membuat anak muda betah, aku yakin akan lebih banyak remaja yang tertarik untuk pergi ke gereja. -- Seb Turner, 15, St Paul’s Onslow Square, Westminster Community Church.

Tak ada yang lebih menyebalkan bagiku daripada gereja yang berusaha terlalu keras untuk membuat dirinya menarik. Ibadahnya seperti konser musik rock, pengkhotbahnya ngomong seperti di media sosial, dan tim pimpinannya seperti bintang film. Semuanya selesai tepat dalam 90 menit, karena masih ada enam kebaktian lain yang harus diadakan sesudah itu. Ini sudah seperti restoran cepat saji. Aku pikir dalam upaya untuk menjadi ‘relevan’ bagi generasi kami, beberapa gereja telah lupa bahwa Yesuslah pesan yang paling relevan dari semuanya. Gereja harus terasa akrab dan nggak apa-apa kalau kadang-kadang berantakan. -- Alexandra Khan, 27, bidang pemasaran digital untuk Stewardship.

Berbeda dengan pengalaman yang diuraikan oleh sebagian orang muda di atas, berikut ini ada tulisan yang menarik tentang bagaimana agama seharusnya diajarkan dan dijalani dalam kehidupan kita.

Beberapa ajaran agama yang aku rasakan tidak berguna lagi memang pintar menciptakan rasa takut.

• Takut untuk memiliki harga diri pribadiku dan kebijaksanaanku sendiri.

• Takut akan gerak dan arus yang mengarah kepada Roh Kudus.

• Takut dalam mengambil keputusanku sendiri tentang Kitab Suci.

• Takut membuat kesalahan yang dapat mengutuk aku.

• Takut akan pengaruh-pengaruh setan yang mengelilingi aku seperti singa di sekitarku.

• Takut untuk berbeda dengan orang lain yang berasal dari Tuhan.

• Takut kalau aku tidak cukup baik atau tidak hidup dengan benar.

• Takut akan ”orang-orang itu” yang bukan berasal dari Allah.

• Takut akan sifat-sifat duniawiku yang suka membawa jalan yang rendah.

• Takut akan… ya, apa saja yang telah dijelaskan oleh pendeta atau pemimpin gereja sebagai hal-hal yang buruk atau tidak suci.

Singkatnya, agama seringkali menciptakan rasa takut akan murka Allah, takut akan kompas pribadi kita sendiri, dan takut akan hal-hal yang tidak suci.

Malangnya, sikap yang mengajarkan rasa takut dalam agama manapun juga, mengajarkan tiga hal berikut:

• memperlihatkan Allah yang suka menghukum, mengontrol, dan marah;

• menciptakan cara hidup yang menghakimi, sombong, penuh kecemasan, rasa bersalah, penuh aturan, dan intoleransi; serta

• berusaha menciptakan Allah yang lemah, yang tidak dapat menjaga umatNya sendiri. 

Hmmmm … itu bukanlah Kristus ataupun hidup seperti Kristus yang telah aku pelajari dan terima.

Namun aku harus mengakui bahwa aku pernah terpengaruh oleh sebagian atau semua rasa takut itu dalam kehidupanku sebagai seorang Kristen. Dan sungguh aku telah menjadi orang yang menyedihkan karena menganut nilai-nilai seperti itu.

Kemerdekaan di dalam Kristus kini berarti melepaskan rasa takut:

• Ini berarti memihak kepada apa yang benar dengan menjalaninya, bukan dengan memaksakan perspektifku kepada orang lain.

• Ini berarti menaruh percaya, merangkul, dan mengikuti Sang Sumber, Sang Pencipta, Allah (yang bagiku berarti Allah Tritunggal yang dikenal orang Kristen, yaitu Allah Bapa, Kristus, dan Roh Kudus.)

• Ini berarti Allah dapat menjaga diri-Nya sendiri, umat-Nya, dan rencana-rencana-Nya, sehingga aku tidak perlu ragu atau khawatir.

• Ini berarti tidak perlu khawatir tentang seberapa ”baiknya” orang lain, melainkan membiarkan kebaikan Allah memancarkan tindakan-tindakan yang penuh dengan kasih karunia dan indah.

• Ini berarti terus-menerus mencari titik di mana aku benar-benar dapat menjadi perubahan yang aku harapkan terjadi di dunia.

• Ini berarti selalu percaya ”biarlah damai terjadi di muka bumi, dan biarlah aku yang memulainya.”

Bagiku, menjadi seperti Kristus atau mengikut Kristus berarti menciptakan dampak yang positif, membangun, dan penuh dengan pemahaman tentang dunia.


C. Allah Memanggil Daud

Dalam Alkitab, kita banyak sekali menemukan orang muda yang berperanan penting dalam rencana-rencana Allah. Dalam 1 Samuel 16:1–13 dikisahkan bagaimana Samuel diperintahkan Allah untuk memilih seseorang untuk menggantikan Saul, raja Israel. Samuel berangkat ke Betlehem, dan mencari rumah Isai, sesuai dengan perintah Allah. Di sana Samuel meminta agar Isai mengumpulkan anak-anaknya. Namun tidak satu pun dari mereka yang dipilih Allah. Lalu Samuel bertanya: “Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya: ”Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai: ”Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: ”Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.”

Pilihan Allah atas Daud sebetulnya aneh. Daud yang tampil di hadapan Samuel digambarkan berwajah kemerah-merahan, matanya indah, dan wajahnya elok atau tampan. Penampilannya lebih mirip seperti seorang bintang film atau sinetron. Ini bukan penampilan seorang prajurit untuk berperang. Mungkinkah Daud menjadi pemimpin bangsa Israel, termasuk menjadi panglima perang bangsa itu dalam menghadapi musuh-musuhnya? Pada kenyataannya kelak kita melihat bahwa Daud ternyata sanggup mengalahkan musuh-musuh Israel. Dalam 1 Samuel 17 kita dapat menemukan kisah tentang pertempuran Daud melawan Goliat, pahlawan bangsa Filistin yang sangat ditakuti oleh tentara-tentara Israel lainnya. Mengapa demikian? Jawabannya dapat kita temukan dalam 1 Samuel 16:7 berikut: Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”

Allah memilih Daud sebab Allah tahu potensi yang ada pada dirinya. Allah membutuhkan orang muda – termasuk kamu -- karena orang muda mempunyai kekuatan, semangat, dan tekad yang sangat berharga untuk mendukung rencana-rencana Allah. Allah membutuhkan orang muda sebab mereka biasanya mempunyai visi yang besar untuk pekerjaan Allah.

Daud tampak kurang layak diangkat sebagai pemimpin. Hal-hal apa lagi yang dapat membuat seseorang dianggap tidak layak diangkat menjadi pemimpin? Ciri-ciri apa yang dapat menjadi kelemahan seorang pemimpin yang masih muda?.


Kelemahan Seorang Pemimpin Yang Masih Muda

1. Merasa Kurang pengalaman? 

Baca Yoel 2:28, teruna-teruna (yang masih muda) akan mendapat penglihatan-penglihatan dari Allah.

Yoel 2:28; "Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.

2. Merasa Mudah dipengaruhi orang lain? 

Minta nasehat dari Orangtua, jangan tiru Rehabeam yang mengabaikan nasehat orangtua.

1 Raja-Raja 12:6–11; Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang selama hidup Salomo mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: "Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?". Mereka berkata: "Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu." Tetapi ia mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu ia meminta nasihat kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya, katanya kepada mereka: "Apakah nasihatmu, supaya kita dapat menjawab rakyat yang mengatakan kepadaku: Ringankanlah tanggungan yang dipikulkan kepada kami oleh ayahmu?". Lalu orang-orang muda yang sebaya dengan dia itu berkata: "Beginilah harus kaukatakan kepada rakyat yang telah berkata kepadamu: Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, tetapi engkau ini, berilah keringanan kepada kami -- beginilah harus kaukatakan kepada mereka: Kelingkingku lebih besar dari pada pinggang ayahku! Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi."

3. Merasa Usia yang terlalu muda? 

Tiru Timotius, yang menerima nasehat Paulus.

1 Timotius 4:12; Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

4. Merasa tidak pandai berkata-kata? 

Percaya Allah, yang akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan. 

Keluaran 4:10–12; Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan."


D. Yesus Memanggil Andreas

Adakah di antara kamu yang bernama ”Andreas”? Tahukah kamu siapa Andreas itu? Andreas adalah salah seorang murid Yesus yang pertama dijumpai-Nya. Awalnya ia bersama temannya menjadi pengikut Yohanes Pembaptis, namun ketika mendengar pemberitaan Yohanes bahwa Yesuslah Anak Domba Allah, mereka berdua pergi untuk menemui Yesus (Yohanes 1:35–42). Perjumpaan dengan Yesus tampaknya sangat mengesankan bagi mereka. Karena itu mereka bertanya, kepada-Nya, ”Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Mereka ingin belajar dari Yesus sehingga menanyakan tempat tinggal-Nya. Yesus juga tampaknya terkesan oleh mereka sehingga Ia pun mengajak mereka ikut bersama-Nya (Yohanes 1:39).

Yang menarik ialah bahwa Andreas tidak berhenti sampai di situ saja. Ia pergi mencari Simon, saudaranya, dan memberitahukan kepada Simon bahwa ia sudah berjumpa dengan Mesias. Mendengar berita itu, Simon pun bergegas mencari Yesus (Yohanes 1:41–42). Yesus kemudian memberikan nama ”Kefas” kepada Simon. Kefas artinya ”batu karang” atau ”Petrus” dalam bahasa Yunani. Ia menjadi salah satu murid yang paling penting di antara kedua belas murid Yesus.

Peranan penting lain yang dimainkan oleh Andreas adalah ketika Yesus mengajar dan begitu banyak orang yang mengikuti dan mendengarkan pengajaran-Nya. Ketika waktu makan tiba, Yesus menguji iman muridNya, karena di tempat Ia mengajar itu tidak ada penjual makanan, sementara orang banyak tidak membawa bekal makanan. Dalam keadaan itu, Andreas datang kepada Tuhan Yesus dan mengantarkan seorang anak kecil dengan bekalnya, lima roti jelai dan dua ekor ikan (Yohanes 6:1–15). Anak itu menyerahkan bekalnya dan Tuhan Yesus memberkatinya sehingga bekal itu berubah menjadi berlimpah-limpah dan cukup untuk memberi makan kepada 5.000 orang. Itu pun masih tersisa sekira 12 bakul.

Tidak mengherankan apabila Andreas bersama Petrus, Yohanes dan Yakobus seringkali disebut sebagai murid-murid yang dekat dengan Yesus. Mereka termasuk lingkaran dalam di antara semua murid Tuhan.

Ada tradisi yang mengatakan bahwa Andreas memberitakan Injil di sejumlah tempat di Asia Kecil, termasuk antara lain Kapadokia, Galatia, Bitinia, di Kekaisaran Bizantium (Romawi Timur), Makedonia, Akhaya, dan lain-lain. Tradisi juga mengatakan bahwa Andreas disalibkan atas perintah Gubernur Romawi, di Akhaya. Ia tidak dipakukan pada salib, melainkan diikat, agar penderitaannya semakin lama. Salibnya berbentuk huruf X, yang dikenal sebagai ”salib Andreas”. Diyakini bahwa Andreas mati syahid pada masa pemerintahan Kaisar Nero, pada 30 November tahun 60 Masehi.


E. Paulus dan Timotius

Timotius

Paulus adalah salah seorang tokoh penting dalam sejarah gereja. Ia bekerja keras dalam menyebarkan berita Injil di Asia Kecil. Namun ia tidak bekerja sendirian. Ia ditemani oleh sejumlah asistennya, seperti Lukas, Barnabas, Lidia, dan Timotius. Mengapa demikian? Tampaknya jelas bahwa tugas pemberitaan Injil itu tidak mungkin ia kerjakan seorang diri karena ia harus melakukan banyak sekali perjalanan. Selain itu, Paulus juga banyak melakukan bimbingan bagi jemaat-jemaat baru yang tersebar di berbagai wilayah di Timur Tengah, seperti di Galatia, Korintus, Efesus, Filipi, Kolose, dan lain-lain. Paulus harus terus-menerus berpikir dan merumuskan pemikiran-pemikirannya lewat surat-suratnya untuk membimbing jemaat-jemaat tersebut. Dokumen-dokumen inilah yang kini kita miliki sebagai bagian dari kitab-kitab Perjanjian Baru.

Di antara para asistennya itu, tampaknya Timotius adalah yang paling muda. Mungkin usianya sekira 20-an tahun. Paulus menganggap Timotius seperti anaknya sendiri. Dalam 1 Timotius 1, Paulus menyapanya sebagai ”anakku yang sah di dalam iman” (ayat 2), dan ”Timotius anakku” (ayat 18). Namun malangnya, hubungan yang istimewa ini tidak selalu dipahami dan diterima oleh orang-orang Kristen pada waktu itu. Bahkan tampaknya banyak di antara mereka yang sering mencemoohkan Timotius karena ia hanyalah seorang muda, walaupun ia telah belajar dan mendalami iman Kristen sejak ia masih kecil, berkat bimbingan neneknya, Lois, dan ibunya, Eunike (2 Timotius 1:5). Itulah sebabnya Paulus memberikan nasihatnya kepada Timotius demikian: ”Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu” (1 Timotius 4:12).

Maksudnya, Timotius harus bersikap dewasa dan tidak merasa rendah diri apabila orang-orang yang ia hadapi menganggapnya terlalu muda untuk menjadi pemimpin jemaat dan kadang-kadang juga mewakili Paulus. Ia harus belajar untuk menjaga tutur katanya, memberikan teladan lewat tingkah lakunya yang dewasa, hidup setia dan menjaga kesucian dirinya. Cara hidup ini adalah cara hidup yang bertanggung jawab dan terhormat. Dengan caracara itulah, Timotius akan mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang-orang yang ia temui.


F. Benarkah Gereja Membutuhkan Orang Muda?

Orang muda adalah masa depan gereja. Gereja yang tidak memberikan perhatian kepada orang mudanya pasti akan mati, karena tidak akan ada generasi penerus yang melanjutkan kehidupan gereja itu. Masalahnya, apakah gereja telah bersungguh-sungguh mempersiapkan orang-orang muda untuk menjadi generasi penerus di masa depan? Apakah program-program yang telah diadakan gereja untuk orang-orang muda seperti kamu? Bila gereja tidak memperhatikan kebutuhan orang muda, gereja akan kehilangan mereka. Orang-orang muda akan meninggalkan gereja itu dan pergi ke gereja lain, atau bahkan berhenti pergi ke gereja. Itulah yang dikatakan oleh beberapa orang seperti yang dicantumkan pada bagian pendahuluan. Ada yang mengatakan bahwa kegiatan gereja membosankan. Ada pula yang ke gereja hanya karena takut masuk neraka. Apakah kamu juga pernah merasakan hal yang sama?

Presiden John F. Kennedy dari Amerika Serikat pernah mengucapkan kata-kata yang terkenal, ”Jangan tanyakan apa yang dapat diberikan oleh negaramu kepadamu. Tanyakanlah, apa yang dapat kamu berikan kepada negaramu.” Setujukah kamu dengan kata-kata ini? Bila kata-kata ini diaplikasikan kepada gerejamu, menurut kamu, apa yang dapat kamu berikan kepada gerejamu untuk menjadikan gereja itu lebih baik dan menarik bagi orang-orang muda seperti kamu?


H. Penutup

Gereja membutuhkan orang muda karena orang muda adalah masa depan gereja. Tanpa orang muda, masa depan gereja akan terancam. Masalahnya, apakah gereja menyadari bahwa orang muda harus menjadi bagian gereja masa kini supaya mereka dapat menjadi pemimpin gereja di masa depan? Apakah gereja sudah berusaha keras untuk menjadikan orang muda sebagai bagian dari gereja masa kini? Apakah gereja telah berusaha dengan sungguh-sungguh mengembangkan pelayanan untuk orang muda?

Sebaliknya, apakah orang muda seperti kamu menyadari pentingnya perananmu di dalam gereja saat ini juga? Orang muda harus terlibat sekarang juga, bukan menunggu sampai lima atau sepuluh tahun yang akan datang. Orang muda sudah harus belajar bahkan sejak sekarang untuk terlibat dalam berbagai urusan gereja sebagai sarana mereka melatih diri untuk menjalankan tugas kepemimpinan gereja di masa depan.

PKJ 182 Kuutus ‘Kau
PKJ 182 Kuutus ‘Kau


Referensi:

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti  Untuk SMP Kelas IX / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.

Baca juga:

PAK Kelas 9 Semester 1

01

Gereja Sebagai Umat Allah yang Baru

02

Mengenal Gerejaku

03

Gereja yang Hidup di Dunia

04

Gereja yang Bersaksi dan Melayani di Dunia

05

Gereja yang Bergumul di Dunia

06

Gereja dan Orang Muda

07

Gereja yang Memperbarui Diri


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar