Bahan Alkitab
1 Samuel 16:1–13;
Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita
karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung
tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang
Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja
bagi-Ku." Tetapi Samuel berkata: "Bagaimana mungkin aku pergi? Jika
Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku." Firman TUHAN: "Bawalah
seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada
TUHAN. Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan
memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang
akan Kusebut kepadamu." Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan
tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya
dengan gemetar dan berkata: "Adakah kedatanganmu ini membawa
selamat?" Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan
korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara
pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang
laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu. Ketika mereka itu
masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN
sekarang berdiri yang diurapi-Nya." Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada
Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku
telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia
melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." Lalu Isai
memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel
berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN." Kemudian Isai menyuruh
Syama lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih TUHAN."
Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel
berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN." Lalu Samuel
berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih
tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata
Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk
makan, sebelum ia datang ke mari." Kemudian disuruhnyalah menjemput dia.
Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman:
"Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." Samuel mengambil tabung
tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah
saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas
Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.
Yohanes 1:35–42;
Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan
ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba
Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka
pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa
mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu
cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah
Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan
melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari
itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah
seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus
adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon,
saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias
(artinya: Kristus)" Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan
berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya:
Petrus)."
1 Timotius 4:12;
Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan
bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam
kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
A. Pendahuluan
Marilah
kita berdoa, lalu bersama-sama menyanyikan lagu NKB No. 7, ”Nyanyikanlah Nyanyian Baru”
Dapatkah kamu memahami makna lagu NKB No. 7 di atas? Perhatikan bait kelima. Di situ dikatakan: Wahai raja-raja dan pembesar di bumi yang mem’rintah dunia. Teruna, anak dara, yang tua dan yang muda, ucap syukur pada-Nya. Kata ”teruna” menunjuk kepada orang-orang muda seperti kamu. Berapa banyak lagu gereja yang secara khusus menyebutkan ”orang muda”? Kemungkinan sangat sedikit. Ini barangkali tanda-tanda yang menunjukkan kurangnya perhatian gereja terhadap orang muda.
Pernahkah
kamu mengamati berapa banyak orang muda seusiamu di gerejamu? Berapa persenkah
jumlah mereka dibandingkan dengan seluruh anggota jemaat? Catatlah jumlah
mereka. Kemudian coba daftarkan kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di gerejamu
yang dibuat untuk remaja dan pemuda.
B. Pandangan Orang
Muda tentang Gereja
Bacalah
pandangan-pandangan orang muda tentang gereja dari berbagai tempat:
Gereja membosankan.
Kamu mau nggak bayar karcis untuk nonton film yang membosankan? Yang lebih parah
lagi, kamu mau nggak nonton film yang membosankan terus-menerus, seminggu
sekali? Begitulah yang aku rasakan dengan gereja. -- dskdw25q9n
Aku setia ke gereja
selama 27 tahun, dan akhirnya aku mau jujur dengan diriku sendiri. Aku sama
sekali tidak tertarik dengan kekristenan, dan hanya pergi ke gereja karena
takut masuk neraka. – KayKai
Ada nggak kemungkinan aku memuji Tuhan tanpa pergi ke gereja? –
Destiny 917
Semua gereja sama
saja kegiatannya pada hari Minggu, entah kebaktian pukul 10.00 ataupun pukul
18.00. Kemungkinan terbesar ada kebaktian dan pembicaraan tentang hal tertentu.
Kebaktiannya sendiri sih bagus. Tapi di masa sekarang ini remaja seperti aku
lebih suka melakukan hal-hal yang menarik. Terlalu banyak khotbah yang hanya
membahas masalah-masalah Alkitab dan tidak berkaitan dengan masalah orang muda.
-- Eleanor Ward, 15, Bless Community Church.
Sebagai pengunjung
gereja yang berusia 20-an tahun, saya menghadapi banyak masalah. Saya bukan lagi
bagian dari remaja atau pelayanan mahasiswa. Kami dibiarkan mencari tempat kami
sendiri dengan orang-orang dewasa. (Padahal kami masih suka bermain-main,
mencoba mencari identitas kami dan menjajaki arah hidup kami). Tapi orang-orang
muda yang berusia 20-an seperti saya penuh dengan pertanyaan: misalnya tentang
Allah, keadilan sosial, keramah-tamahan, dan misi. Gereja punya banyak
kesempatan untuk melibatkan kami dengan pertanyaan-pertanyaan ini, sementara
kami mencari tempat kami, dengan mendengar suara kami dan menghargainya. --
Ruth Garner, 29, koordinator dan penulis.
Aku pikir
jawabannya sederhana: gereja umumnya bukanlah tempat yang menyenangkan untuk
rata-rata remaja. Bangku-bangku di gereja penuh dengan orang-orang tua dan
lansia, pengkhotbahnya tidak mudah didekati atau sok tahu, dan penyanyinya
menyanyikan lagu itu-itu saja. Sudah tentu, ini berbeda dari gereja ke gereja,
dan tergantung pada denominasinya, tapi andaikata setiap gereja paling tidak
berusaha menyediakan suasana yang dapat membuat anak muda betah, aku yakin akan
lebih banyak remaja yang tertarik untuk pergi ke gereja. -- Seb Turner, 15, St
Paul’s Onslow Square, Westminster Community Church.
Tak ada yang lebih
menyebalkan bagiku daripada gereja yang berusaha terlalu keras untuk membuat
dirinya menarik. Ibadahnya seperti konser musik rock, pengkhotbahnya ngomong
seperti di media sosial, dan tim pimpinannya seperti bintang film. Semuanya
selesai tepat dalam 90 menit, karena masih ada enam kebaktian lain yang harus
diadakan sesudah itu. Ini sudah seperti restoran cepat saji. Aku pikir dalam
upaya untuk menjadi ‘relevan’ bagi generasi kami, beberapa gereja telah lupa
bahwa Yesuslah pesan yang paling relevan dari semuanya. Gereja harus terasa
akrab dan nggak apa-apa kalau kadang-kadang berantakan. -- Alexandra Khan, 27,
bidang pemasaran digital untuk Stewardship.
Berbeda
dengan pengalaman yang diuraikan oleh sebagian orang muda di atas, berikut ini
ada tulisan yang menarik tentang bagaimana agama seharusnya diajarkan dan
dijalani dalam kehidupan kita.
Beberapa ajaran agama yang aku rasakan tidak berguna lagi memang
pintar menciptakan rasa takut.
• Takut untuk memiliki
harga diri pribadiku dan kebijaksanaanku sendiri.
• Takut akan gerak dan
arus yang mengarah kepada Roh Kudus.
• Takut dalam mengambil
keputusanku sendiri tentang Kitab Suci.
• Takut membuat
kesalahan yang dapat mengutuk aku.
• Takut akan
pengaruh-pengaruh setan yang mengelilingi aku seperti singa di sekitarku.
• Takut untuk berbeda
dengan orang lain yang berasal dari Tuhan.
• Takut kalau aku tidak
cukup baik atau tidak hidup dengan benar.
• Takut akan
”orang-orang itu” yang bukan berasal dari Allah.
• Takut akan sifat-sifat
duniawiku yang suka membawa jalan yang rendah.
• Takut akan… ya, apa saja yang telah dijelaskan oleh pendeta
atau pemimpin gereja sebagai hal-hal yang buruk atau tidak suci.
Singkatnya, agama seringkali menciptakan rasa takut akan murka
Allah, takut akan kompas pribadi kita sendiri, dan takut akan hal-hal yang
tidak suci.
Malangnya, sikap yang mengajarkan rasa takut dalam agama manapun
juga, mengajarkan tiga hal berikut:
• memperlihatkan Allah
yang suka menghukum, mengontrol, dan marah;
• menciptakan cara hidup
yang menghakimi, sombong, penuh kecemasan, rasa bersalah, penuh aturan, dan
intoleransi; serta
• berusaha menciptakan Allah yang lemah, yang tidak dapat menjaga umatNya sendiri.
Hmmmm … itu bukanlah Kristus ataupun hidup seperti Kristus yang
telah aku pelajari dan terima.
Namun aku harus mengakui bahwa aku pernah terpengaruh oleh
sebagian atau semua rasa takut itu dalam kehidupanku sebagai seorang Kristen.
Dan sungguh aku telah menjadi orang yang menyedihkan karena menganut nilai-nilai
seperti itu.
Kemerdekaan di dalam Kristus kini berarti melepaskan rasa takut:
• Ini berarti memihak
kepada apa yang benar dengan menjalaninya, bukan dengan memaksakan perspektifku
kepada orang lain.
• Ini berarti menaruh
percaya, merangkul, dan mengikuti Sang Sumber, Sang Pencipta, Allah (yang
bagiku berarti Allah Tritunggal yang dikenal orang Kristen, yaitu Allah Bapa,
Kristus, dan Roh Kudus.)
• Ini berarti Allah
dapat menjaga diri-Nya sendiri, umat-Nya, dan rencana-rencana-Nya, sehingga aku
tidak perlu ragu atau khawatir.
• Ini berarti tidak
perlu khawatir tentang seberapa ”baiknya” orang lain, melainkan membiarkan
kebaikan Allah memancarkan tindakan-tindakan yang penuh dengan kasih karunia
dan indah.
• Ini berarti
terus-menerus mencari titik di mana aku benar-benar dapat menjadi perubahan
yang aku harapkan terjadi di dunia.
• Ini berarti selalu percaya ”biarlah damai terjadi di muka
bumi, dan biarlah aku yang memulainya.”
Bagiku, menjadi seperti Kristus atau mengikut Kristus berarti
menciptakan dampak yang positif, membangun, dan penuh dengan pemahaman tentang
dunia.
C. Allah Memanggil
Daud
Dalam
Alkitab, kita banyak sekali menemukan orang muda yang berperanan penting dalam
rencana-rencana Allah. Dalam 1 Samuel 16:1–13 dikisahkan bagaimana Samuel
diperintahkan Allah untuk memilih seseorang untuk menggantikan Saul, raja
Israel. Samuel berangkat ke Betlehem, dan mencari rumah Isai, sesuai dengan
perintah Allah. Di sana Samuel meminta agar Isai mengumpulkan anak-anaknya.
Namun tidak satu pun dari mereka yang dipilih Allah. Lalu Samuel bertanya: “Inikah anakmu
semuanya?” Jawabnya: ”Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan
kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai: ”Suruhlah memanggil dia, sebab kita
tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” Kemudian disuruhnyalah
menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN
berfirman: ”Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.”
Pilihan
Allah atas Daud sebetulnya aneh. Daud yang tampil di hadapan Samuel digambarkan
berwajah kemerah-merahan, matanya indah, dan wajahnya elok atau tampan.
Penampilannya lebih mirip seperti seorang bintang film atau sinetron. Ini bukan
penampilan seorang prajurit untuk berperang. Mungkinkah Daud menjadi pemimpin
bangsa Israel, termasuk menjadi panglima perang bangsa itu dalam menghadapi
musuh-musuhnya? Pada kenyataannya kelak kita melihat bahwa Daud ternyata
sanggup mengalahkan musuh-musuh Israel. Dalam 1 Samuel 17 kita dapat menemukan
kisah tentang pertempuran Daud melawan Goliat, pahlawan bangsa Filistin yang
sangat ditakuti oleh tentara-tentara Israel lainnya. Mengapa demikian?
Jawabannya dapat kita temukan dalam 1 Samuel 16:7 berikut: ”Tetapi berfirmanlah
TUHAN kepada Samuel: Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi,
sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”
Allah
memilih Daud sebab Allah tahu potensi yang ada pada dirinya. Allah membutuhkan
orang muda – termasuk kamu -- karena orang muda mempunyai kekuatan, semangat,
dan tekad yang sangat berharga untuk mendukung rencana-rencana Allah. Allah
membutuhkan orang muda sebab mereka biasanya mempunyai visi yang besar untuk
pekerjaan Allah.
Daud tampak kurang layak diangkat sebagai pemimpin. Hal-hal apa
lagi yang dapat membuat seseorang dianggap tidak layak diangkat menjadi
pemimpin? Ciri-ciri apa yang dapat menjadi kelemahan seorang pemimpin yang
masih muda?.
Kelemahan Seorang Pemimpin Yang
Masih Muda
1. Merasa Kurang pengalaman?
Baca
Yoel 2:28, teruna-teruna (yang masih muda) akan mendapat
penglihatan-penglihatan dari Allah.
Yoel 2:28;
"Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke
atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat;
orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.
2. Merasa Mudah dipengaruhi orang lain?
Minta nasehat dari Orangtua, jangan tiru Rehabeam
yang mengabaikan nasehat orangtua.
1 Raja-Raja 12:6–11;
Sesudah itu Rehabeam meminta nasihat dari para tua-tua yang selama hidup Salomo
mendampingi Salomo, ayahnya, katanya: "Apakah nasihatmu untuk menjawab
rakyat itu?". Mereka berkata: "Jika hari ini engkau mau menjadi hamba
rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang
baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu." Tetapi ia
mengabaikan nasihat yang diberikan para tua-tua itu, lalu ia meminta nasihat
kepada orang-orang muda yang sebaya dengan dia dan yang mendampinginya, katanya
kepada mereka: "Apakah nasihatmu, supaya kita dapat menjawab rakyat yang mengatakan
kepadaku: Ringankanlah tanggungan yang dipikulkan kepada kami oleh
ayahmu?". Lalu orang-orang muda yang sebaya dengan dia itu berkata:
"Beginilah harus kaukatakan kepada rakyat yang telah berkata kepadamu:
Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, tetapi engkau ini, berilah keringanan
kepada kami -- beginilah harus kaukatakan kepada mereka: Kelingkingku lebih
besar dari pada pinggang ayahku! Maka sekarang, ayahku telah membebankan kepada
kamu tanggungan yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku
telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan
cambuk yang berduri besi."
3. Merasa Usia yang terlalu muda?
Tiru
Timotius, yang menerima nasehat Paulus.
1 Timotius 4:12;
Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan
bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam
kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
4. Merasa tidak pandai berkata-kata?
Percaya Allah, yang akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.
Keluaran 4:10–12;
Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara,
dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab
aku berat mulut dan berat lidah." Tetapi TUHAN berfirman kepadanya:
"Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu
atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh
sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang
harus kaukatakan."
D. Yesus Memanggil
Andreas
Adakah
di antara kamu yang bernama ”Andreas”?
Tahukah kamu siapa Andreas itu? Andreas adalah salah seorang murid Yesus yang
pertama dijumpai-Nya. Awalnya ia bersama temannya menjadi pengikut Yohanes
Pembaptis, namun ketika mendengar pemberitaan Yohanes bahwa Yesuslah Anak Domba
Allah, mereka berdua pergi untuk menemui Yesus (Yohanes 1:35–42). Perjumpaan
dengan Yesus tampaknya sangat mengesankan bagi mereka. Karena itu mereka
bertanya, kepada-Nya, ”Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Mereka
ingin belajar dari Yesus sehingga menanyakan tempat tinggal-Nya. Yesus juga
tampaknya terkesan oleh mereka sehingga Ia pun mengajak mereka ikut bersama-Nya
(Yohanes 1:39).
Yang
menarik ialah bahwa Andreas tidak berhenti sampai di situ saja. Ia pergi
mencari Simon, saudaranya, dan memberitahukan kepada Simon bahwa ia sudah
berjumpa dengan Mesias. Mendengar berita itu, Simon pun bergegas mencari Yesus
(Yohanes 1:41–42). Yesus kemudian memberikan nama ”Kefas” kepada Simon. Kefas
artinya ”batu karang” atau ”Petrus” dalam bahasa Yunani. Ia menjadi salah satu
murid yang paling penting di antara kedua belas murid Yesus.
Peranan
penting lain yang dimainkan oleh Andreas adalah ketika Yesus mengajar dan
begitu banyak orang yang mengikuti dan mendengarkan pengajaran-Nya. Ketika
waktu makan tiba, Yesus menguji iman muridNya, karena di tempat Ia mengajar itu
tidak ada penjual makanan, sementara orang banyak tidak membawa bekal makanan.
Dalam keadaan itu, Andreas datang kepada Tuhan Yesus dan mengantarkan seorang
anak kecil dengan bekalnya, lima roti jelai dan dua ekor ikan (Yohanes 6:1–15).
Anak itu menyerahkan bekalnya dan Tuhan Yesus memberkatinya sehingga bekal itu
berubah menjadi berlimpah-limpah dan cukup untuk memberi makan kepada 5.000
orang. Itu pun masih tersisa sekira 12 bakul.
Tidak
mengherankan apabila Andreas bersama Petrus, Yohanes dan Yakobus seringkali
disebut sebagai murid-murid yang dekat dengan Yesus. Mereka termasuk lingkaran
dalam di antara semua murid Tuhan.
Ada
tradisi yang mengatakan bahwa Andreas memberitakan Injil di sejumlah tempat di
Asia Kecil, termasuk antara lain Kapadokia, Galatia, Bitinia, di Kekaisaran
Bizantium (Romawi Timur), Makedonia, Akhaya, dan lain-lain. Tradisi juga
mengatakan bahwa Andreas disalibkan atas perintah Gubernur Romawi, di Akhaya.
Ia tidak dipakukan pada salib, melainkan diikat, agar penderitaannya semakin
lama. Salibnya berbentuk huruf X, yang dikenal sebagai ”salib Andreas”. Diyakini
bahwa Andreas mati syahid pada masa pemerintahan Kaisar Nero, pada 30 November
tahun 60 Masehi.
E. Paulus dan Timotius
Paulus
adalah salah seorang tokoh penting dalam sejarah gereja. Ia bekerja keras dalam
menyebarkan berita Injil di Asia Kecil. Namun ia tidak bekerja sendirian. Ia
ditemani oleh sejumlah asistennya, seperti Lukas, Barnabas, Lidia, dan
Timotius. Mengapa demikian? Tampaknya jelas bahwa tugas pemberitaan Injil itu
tidak mungkin ia kerjakan seorang diri karena ia harus melakukan banyak sekali
perjalanan. Selain itu, Paulus juga banyak melakukan bimbingan bagi
jemaat-jemaat baru yang tersebar di berbagai wilayah di Timur Tengah, seperti
di Galatia, Korintus, Efesus, Filipi, Kolose, dan lain-lain. Paulus harus
terus-menerus berpikir dan merumuskan pemikiran-pemikirannya lewat
surat-suratnya untuk membimbing jemaat-jemaat tersebut. Dokumen-dokumen inilah
yang kini kita miliki sebagai bagian dari kitab-kitab Perjanjian Baru.
Di
antara para asistennya itu, tampaknya Timotius adalah yang paling muda. Mungkin
usianya sekira 20-an tahun. Paulus menganggap Timotius seperti anaknya sendiri.
Dalam 1 Timotius 1, Paulus menyapanya sebagai ”anakku yang sah di dalam iman” (ayat 2), dan ”Timotius anakku” (ayat 18). Namun malangnya, hubungan yang istimewa
ini tidak selalu dipahami dan diterima oleh orang-orang Kristen pada waktu itu.
Bahkan tampaknya banyak di antara mereka yang sering mencemoohkan Timotius
karena ia hanyalah seorang muda, walaupun ia telah belajar dan mendalami iman Kristen
sejak ia masih kecil, berkat bimbingan neneknya, Lois, dan ibunya, Eunike (2
Timotius 1:5). Itulah sebabnya Paulus memberikan nasihatnya kepada Timotius
demikian: ”Jangan
seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi
orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu,
dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu” (1 Timotius 4:12).
Maksudnya,
Timotius harus bersikap dewasa dan tidak merasa rendah diri apabila orang-orang
yang ia hadapi menganggapnya terlalu muda untuk menjadi pemimpin jemaat dan
kadang-kadang juga mewakili Paulus. Ia harus belajar untuk menjaga tutur
katanya, memberikan teladan lewat tingkah lakunya yang dewasa, hidup setia dan
menjaga kesucian dirinya. Cara hidup ini adalah cara hidup yang bertanggung
jawab dan terhormat. Dengan caracara itulah, Timotius akan mendapatkan
pengakuan dan penghargaan dari orang-orang yang ia temui.
F. Benarkah Gereja
Membutuhkan Orang Muda?
Orang
muda adalah masa depan gereja. Gereja yang tidak memberikan perhatian kepada
orang mudanya pasti akan mati, karena tidak akan ada generasi penerus yang
melanjutkan kehidupan gereja itu. Masalahnya, apakah gereja telah
bersungguh-sungguh mempersiapkan orang-orang muda untuk menjadi generasi
penerus di masa depan? Apakah program-program yang telah diadakan gereja untuk
orang-orang muda seperti kamu? Bila gereja tidak memperhatikan kebutuhan orang
muda, gereja akan kehilangan mereka. Orang-orang muda akan meninggalkan gereja
itu dan pergi ke gereja lain, atau bahkan berhenti pergi ke gereja. Itulah yang
dikatakan oleh beberapa orang seperti yang dicantumkan pada bagian pendahuluan.
Ada yang mengatakan bahwa kegiatan gereja membosankan. Ada pula yang ke gereja
hanya karena takut masuk neraka. Apakah kamu juga pernah merasakan hal yang
sama?
Presiden
John F. Kennedy dari Amerika Serikat
pernah mengucapkan kata-kata yang terkenal, ”Jangan
tanyakan apa yang dapat diberikan oleh negaramu kepadamu. Tanyakanlah, apa yang
dapat kamu berikan kepada negaramu.” Setujukah kamu dengan kata-kata ini?
Bila kata-kata ini diaplikasikan kepada gerejamu, menurut kamu, apa yang dapat
kamu berikan kepada gerejamu untuk menjadikan gereja itu lebih baik dan menarik
bagi orang-orang muda seperti kamu?
H. Penutup
Gereja
membutuhkan orang muda karena orang muda adalah masa depan gereja. Tanpa orang
muda, masa depan gereja akan terancam. Masalahnya, apakah gereja menyadari
bahwa orang muda harus menjadi bagian gereja masa kini supaya mereka dapat
menjadi pemimpin gereja di masa depan? Apakah gereja sudah berusaha keras untuk
menjadikan orang muda sebagai bagian dari gereja masa kini? Apakah gereja telah
berusaha dengan sungguh-sungguh mengembangkan pelayanan untuk orang muda?
Sebaliknya,
apakah orang muda seperti kamu menyadari pentingnya perananmu di dalam gereja
saat ini juga? Orang muda harus terlibat sekarang juga, bukan menunggu sampai
lima atau sepuluh tahun yang akan datang. Orang muda sudah harus belajar bahkan
sejak sekarang untuk terlibat dalam berbagai urusan gereja sebagai sarana
mereka melatih diri untuk menjalankan tugas kepemimpinan gereja di masa depan.
Referensi:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Untuk SMP Kelas IX / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Edisi Revisi. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018.
Baca juga:
PAK Kelas 9 Semester 1 | |
01 | |
02 | |
03 | |
04 | |
05 | |
06 | |
07 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar