Minggu, 08 April 2012

Jumat Agung, Paskah, dan Perjamuan Kudus

Peringatan Jumat Agung - Jalan Salib Wonogiri
Peringatan Jumat Agung - Jalan Salib Wonogiri

I. Jumat Agung 

Jumat Agung adalah Hari Jumat sebelum Minggu Paskah, hari peringatan Penyaliban Yesus Kristus dan wafatnya di Golgota. Hari kematian itu sendiri tidak dicatat jelas di Alkitab. Berdasarkan rincian kitab suci mengenai Pengadilan Sanhedrin atas Yesus, dan analisis ilmiah, peristiwa penyaliban Yesus sangat mungkin terjadi pada hari Jum'at, tetapi tanggal terjadinya tidak diketahui dengan pasti, dan akhir-akhir ini diperkirakan terjadi pada tahun 33 Masehi, oleh dua kelompok ilmuwan.

 

Peristiwa Jumat Agung dalam Alkitab 

A. Yesus di hadapan Mahkamah Agama 

Setelah sebelumnya mengadakan Perjamuan Malam (Matius 26:17-25 (Markus 14:12-25, Lukas 22:7-23, Yohanes 13:21-30) Yesus bersama-sama dengan murid-murid-Nya pergi ke Taman Getsemani. Di sana Yesus berdoa. 

Setelah Yesus berdoa, maka datanglah Yudas, "dan bersama-sama serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi" (Matius 26:47). Yesus lalu dibawa ke hadapan Mahkamah Agama Yahudi, di depan Imam Besar Kayafas. 

Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari." Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!" Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orangorang lain memukul Dia, dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?" (Matius 26:59-68). 

Sementara itu Petrus yang mengikuti hingga di halaman Mahkamah Agama dikenali sebagai pengikut Yesus namun ia menyangkal tiga kali, dan pada saat itu berkokoklah ayam. Petrus yang teringat apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu Petrus pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya (Matius 26:75). 

B. Yesus di hadapan Pilatus 

Karena yang berhak menghukum mati seseorang hanyalah pemerintah Romawi, maka Yesus dibawa ke hadapan Pontius Pilatus. 

Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya." Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apapun. Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran. Wali negeri menjawab dan berkata kepada mereka: Siapa di antara kedua orang itu yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?" Kata mereka: "Barabas." Kata Pilatus kepada mereka: "Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?" Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!" Katanya: "Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!" Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan (Matius 27:11-14, 23-26).

C. Yesus disiksa dan diolok-olok 

Setelah Yesus divonis hukuman salib oleh Pontius Pilatus, Yesus disiksa terlebih dahulu seperti yang umum dilakukan pada zaman Romawi. 

Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!" Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu daripada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan (Matius 27:27-31). 

D. Yesus disalibkan 

Peristiwa penyaliban Yesus dapat dibaca dari Alkitab, antara lain dari Kitab Injil Markus 15 : 20b – 27, demikian kutipannya:  

Kemudian Ia dibawa ke luar untuk disalibkan. Di tengah jalan mereka memaksa seorang memikul salib Yesus. Orang itu kebetulan baru dari desa hendak masuk ke kota. (Namanya Simon, -- berasal dari Kirene -- ayah dari Aleksander dan Rufus.) 

Yesus dibawa ke suatu tempat yang bernama Golgota, artinya ''Tempat Tengkorak''. Di situ mereka mau memberi kepada-Nya anggur yang bercampur mur, tetapi Yesus tidak mau minum anggur itu. Kemudian mereka menyalibkan Dia, dan membagi-bagikan pakaian-Nya dengan undian untuk menentukan bagian masing-masing. 

Penyaliban-Nya itu terjadi pada pukul sembilan pagi. Di atas salib-Nya dipasang tulisan mengenai tuduhan terhadap-Nya, yaitu: ''Raja Orang Yahudi''. Bersama-sama dengan Yesus mereka menyalibkan juga dua orang penyamun; seorang di sebelah kanan dan seorang lagi di sebelah kiri-Nya. 

E. Yesus wafat 

Peristiwa kematian Yesus antara lain tertulis pada Kitab Injil Markus 15: 33–39, demikian kutipannya:  

Pada tengah hari, selama tiga jam seluruh negeri itu menjadi gelap.  Dan pada pukul tiga sore, Yesus berteriak dengan suara yang keras, ''Eloi, Eloi, lama sabakhtani?'' yang berarti, ''Ya Allah-Ku, ya Allah-Ku, mengapakah Engkau meninggalkan Aku?'' Beberapa orang di situ mendengar jeritan itu, dan berkata, ''Dengarkan, Ia memanggil Elia!'' Seorang dari mereka cepat-cepat pergi mengambil bunga karang, lalu mencelupkannya ke dalam anggur asam. Kemudian bunga karang itu dicucukkannya pada ujung sebatang kayu, lalu diulurkannya ke bibir Yesus, sambil berkata, ''Tunggu, mari kita lihat apakah Elia datang menurunkan Dia dari salib itu.'' 

Lalu Yesus berteriak, dan meninggal. Gorden yang tergantung di dalam Rumah Tuhan sobek menjadi dua dari atas sampai ke bawah. Perwira yang berdiri di depan salib itu, melihat bagaimana Yesus meninggal. Perwira itu berkata, ''Memang benar orang ini Anak Allah!''

Kebangkitan Yesus
Kebangkitan Yesus

II. Paskah

A. Peristiwa Paskah dalam Alkitab 

Paskah dalam Kekristenan adalah Peringatan Kebangkitan Yesus, antara lain dapat dibaca dari Markus 16 : 1 – 8, demikian kutipannya:  

Ketika hari Sabat sudah lewat, Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome pergi membeli ramuan-ramuan untuk meminyaki jenazah Yesus. Pagi-pagi sekali waktu matahari terbit, pada hari pertama minggu itu, mereka pergi ke kuburan. Di tengah jalan mereka berkata satu sama lain, ''Siapakah yang dapat menolong kita menggeserkan batu penutup pada lubang kubur?'' Sebab batu itu besar sekali.  

Tetapi setibanya di situ mereka melihat batu itu sudah terguling. Lalu mereka masuk ke dalam kuburan itu. Di dalamnya di sebelah kanan, mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih sedang duduk, dan mereka terkejut.  Orang muda itu berkata, ''Jangan takut! Saya tahu kalian mencari Yesus orang Nazaret yang sudah disalibkan. Ia tidak ada di sini. Ia sudah bangkit! Lihat saja, ini tempat mereka membaringkan Dia. Sekarang pergilah, sampaikan kabar ini kepada pengikut-pengikut-Nya, termasuk Petrus. Katakan, 'Ia pergi mendahului kalian ke Galilea. Di sana kalian akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepadamu.''  

Maka mereka keluar dari kuburan itu lalu lari karena terkejut dan takut. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapa pun, karena takut. 

B. Paskah pada Gereja mula-mula 

Gereja mula-mula memperingati peristiwa kebangkitan Yesus dengan perjamuan sederhana dan berdoa. Kemudian dalam perjalanan misinya, Paulus terus mengingatkan jemaat gereja mula-mula akan pentingnya peristiwa kebangkitan Yesus dan perkataan Yesus pada waktu Perjamuan Malam Terakhir.  

Sumber yang paling awal yang menulis tentang Paskah adalah Melito dari Sardis yang menulis homili berjudul Peri Pascha, artinya Tentang Paskah. Orang-orang Kristen pada zaman tersebut menapak tilas jalan salib, yaitu Via Dolorosa, yang dilalui oleh Tuhan Yesus. Kematiannya diperingati sebagai korban keselamatan dalam tradisi Yahudi. 

Orang Kristen Yahudi terus merayakan Paskah Yahudi, namun mereka tidak lagi mengorbankan domba Paskah karena Kristus dianggap sebagai korban Paskah yang sejati. Perayaan ini diawali dengan berpuasa hingga Jumat jam 3 sore, tapi ada yang melanjutkan hingga pagi Paskah. 

C. Paskah dalam kekristenan 

Peristiwa Kematian Yesus di Kayu Salib diperingati sebagai “Jumat Agung”, sedangkan Peristiwa Kebangkitan Yesus terjadi pada hari ketiga, diperingati sebagai “Minggu Paskah”. 

Paskah adalah perayaan terpenting dalam tahun liturgi gerejawi Kristen. Bagi umat Kristen, Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus disebut sebagai "anak domba Paskah".  

Jemaat Kristen hingga saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan, dan pada hari yang ketiga bangkit dari antara orang mati. Paskah merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus. 

Paskah juga merujuk pada masa di dalam kalender gereja yang disebut masa Paskah, yaitu masa yang dirayakan dulu selama empat puluh hari sejak Minggu Paskah, puncak dari Pekan Suci, hingga hari Kenaikan Yesus, namun sekarang masa tersebut diperpanjang hingga lima puluh hari, yaitu sampai dengan hari Pentakosta, yang artinya "hari kelima puluh", yaitu hari ke-50 setelah Paskah, terjadi peristiwa turunnya Roh Kudus.  

Minggu pertama di dalam masa Paskah dinamakan Oktaf Paskah oleh Gereja Katolik Roma. Hari Paskah juga mengakhiri perayaan Pra-Paskah yang dimulai sejak empat puluh hari sebelum Kamis Putih, yaitu masa-masa berdoa, penyesalan, dan persiapan berkabung. 

Paskah merupakan salah satu hari raya yang berubah-ubah tanggalnya, dalam kekristenan disebut dengan perayaan yang berpindah, karena disesuaikan dengan hari tertentu, dalam hal ini hari Minggu, bukan tanggal tertentu di dalam kalender sipil. 

Hari raya-hari raya Kristen lainnya tanggalnya disesuaikan dengan hari Paskah tersebut dengan menggunakan sebuah formula kompleks. Paskah biasanya dirayakan antara akhir bulan Maret hingga akhir bulan April pada ritus Barat, atau awal bulan April hingga awal bulan Mei pada ritus Timur, setiap tahunnya, tergantung kepada siklus bulan. 

Setelah ratusan tahun gereja-gereja tidak mencapai suatu kesepakatan, saat ini semua gereja telah menerima perhitungan Gereja Aleksandria, sekarang disebut Gereja Koptik, yang menentukan bahwa hari Paskah jatuh pada hari Minggu pertama setelah Bulan Purnama Paskah, yaitu bulan purnama pertama yang hari keempat belasnya, "bulan purnama" gerejawi, jatuh pada atau setelah 21 Maret. 

Minggu Paskah bukan perayaan yang sama, namun masih berhubungan, dengan Paskah Yahudi,  dalam hal simbolisme dan juga penanggalannya. Bahasa Indonesia tidak memiliki istilah yang berbeda untuk Paskah Pesakh (Yahudi) dan Paskah Paskha (Kristen) sebagaimana beberapa bahasa Eropa yang mempunyai dua istilah yang berbeda, oleh sebab itu kata Paskah dapat memiliki dua arti yang berbeda di dalam bahasa Indonesia. 

Banyak elemen budaya, termasuk kelinci Paskah dan telur Paskah, telah menjadi bagian dari perayaan Paskah modern, dan elemen-elemen tersebut biasa dirayakan oleh umat Kristen maupun non-Kristen. 

Paskah merupakan perayaan tertua di dalam gereja Kristen, penghubung antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Paus Leo Agung (440-461) menekankan pentingnya Paskah dan menyebutnya festum festorum - perayaan dari semua perayaan, dan berkata bahwa Natal hanya dirayakan untuk mempersiapkan perayaan Paskah. 

Menurut tradisi Sinoptik, Paskah menunjuk pada Perjamuan Kudus, yang didasari dari Perjamuan Malam, perjamuan perpisahan antara Yesus dan murid-murid Yesus. Pada malam itu sebelum Yesus dihukum mati, Yesus memberikan makna baru bagi Paskah Yahudi.  

Roti dilambangkan sebagai tubuh Yesus dan anggur dilambangkan sebagai darah Yesus, yaitu perlambangan diri Yesus sebagai korban Paskah. Rasul Yohanes dan Pauluslah yang mengaitkan kematian Yesus sebagai penggenapan Paskah Perjanjian Lama.  

Yesus wafat pada saat domba-domba Paskah Yahudi dikorbankan di kenisah atau Bait Allah. Kematian dan kebangkitan Yesus inilah yang kemudian diasosiasikan dengan istilah Paskah dalam kekristenan. 

Karena Paskah dirayakan oleh gereja-gereja Kristen dengan suatu sakramen Ekaristi/Perjamuan Kudus, maka sakramen tersebut dapat pula disebut sebagai Perjamuan Paskah Kristen, atau yang berbeda dari Perjamuan Paskah Yahudi. Banyak gereja Kristen saat ini merayakan perjamuan tersebut lebih dari setahun sekali agar jemaat gereja selalu diingatkan akan peristiwa Paskah.

Lukisan Perjamuan Kudus (Leonardo da Vinci)
Lukisan Perjamuan Kudus (Leonardo da Vinci)
 

III. Perjamuan Kudus 

A. Peristiwa Perjamuan Malam Terakhir 

Paskah menunjuk pada Perjamuan Kudus, yang didasari dari Perjamuan Malam, perjamuan perpisahan antara Yesus dan murid-murid Yesus, antara lain tercantum pada Markus 14 : 22 – 24, demikian kutipannya:   

Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti dan mengucap doa syukur kepada Allah. Kemudian Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya, lalu memberikannya kepada pengikut-pengikut-Nya sambil berkata, ''Ambil dan makanlah, ini tubuh-Ku.''   Sesudah itu Ia mengambil sebuah piala anggur. Ia mengucap doa syukur kepada Allah, lalu memberikan piala itu kepada pengikut-pengikut-Nya. Kemudian mereka semua minum anggur itu.   Sesudah itu Yesus berkata, ''Inilah darah-Ku yang mensahkan perjanjian Allah, darah yang dicurahkan untuk banyak orang.

B. Perjamuan Kudus dalam Kekristenan 

Perjamuan Kudus, Perjamuan Suci, Perjamuan Paskah, atau Ekaristi (Yunani: εὐχαριστία eucharistía "ucapan syukur") adalah suatu ritus yang dipandang oleh kebanyakan Gereja dalam Kekristenan sebagai suatu sakramen. Menurut beberapa kitab Perjanjian Baru, Ekaristi dilembagakan oleh Yesus Kristus saat Perjamuan Malam Terakhir. Yesus memberikan murid-murid-Nya roti dan anggur saat makan Paskah, lalu memerintahkan para pengikutnya: "perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku" sambil merujuk roti tersebut sebagai "tubuh-Ku" dan anggur tersebut sebagai "darah-Ku".

Istilah "Ekaristi" berasal dari bahasa Yunani ευχαριστω, yang artinya berterima kasih atau bersyukur; istilah ini lebih sering digunakan oleh Gereja Katolik, Komuni Anglikan, Gereja Ortodoks Timur, dan Gereja Lutheran. Sedangkan istilah "Perjamuan Kudus", khususnya di Indonesia, umumnya digunakan oleh kebanyakan Gereja Protestan. Namun kata "Ekaristi" tidak hanya merujuk pada ritusnya saja (Perjamuan Kudus atau Misa Kudus), tetapi juga pada roti — baik yang beragi ataupun tidak beragi — dan anggur yang dikuduskan (dikonsekrir) dalam ritus tersebut.

 

Referensi:

http://id.wikipedia.org/JumatAgung+Paskah+PerjamuanKudus

http://alkitab.or.id/cgi-bin/alkitab.cg

Gambar Jalan Salib Wonogiri: https://www.shopback.co.id/

Gambar Kebangkitan Yesus: https://img1.wsimg.com/isteam

Gambar Perjamuan Terakhir: Wikipedia.



Baca juga:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar